1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1) Nama
2) Umur
menyebabkan suatu komplikasi seperti usia <20 tahun dan usia yang
3) Agama
4) Pendidikan
13
14
5) Pekerjaan
6) Suku Bangsa
7) Alamat
2. Data Subyektif
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan
1) Sistem Kardiovaskuler
a) Penyakit jantung
b) Hipertensi
uterine growth restriction atau IUGR, dampak lain pada janin ialah
Pada kehamilan kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan zat besi
besi.(Saifuddin,2009; h. 777)
3) Sistem Pernafasan
a) TBC
(Saifuddin,2009; h. 807)
16
b) Asma
Pada asma berat hipoksia janin dapat terjadi sebelum hipoksia pada
4) Sistem gastrointestinal
a) Hemoroid
826)
5) Sistem Endokrin
a) DM
b) Hipertiroid
6) Sistem Urogenital
kerusakan fungsi ginjal yang tidak bias sembuh lagi, selain itu secara
7) Penyakit menular
a) HIV
Kelainan yang dapat terjadi pada janin yaitu berat badan lahir
(Saifuddin,2009; h. 933)
b) Sifilis
minggu, oleh karena itu bila sifilis primer atau sekunder ditemukan
(Saifuddin,2009; h. 929)
18
c) Gonore
berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut,
hasil akhir kehamilan atau berisiko memiliki bayi yang menderita genetik
(Marmi,2011;h.160).
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi
a) HPHT
c) Umur kehamilan
terakhir (Astuti,2012;h.72)
d) Gerak janin
e) Imunisasi TT
f) ANC
a. Kehamilan
b. Persalinan
c. Nifas
d. Anak
e. Riwayat KB
1) Pola Nutrisi
itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin
(seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco, dan kecap asin) karena
2014; h. 118)
2) Eliminasi
3) Aktivitas
(Marmi,2014;h.124-125)
22
duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus
kurang lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 1 jam. (Marmi, 2014;
h. 124-125)
5) Sexual
6) Hygine
a) Merokok
b) Alkohol
c) Obat-obatan terlarang
d) Jamu-jamuan
8) Data Pengetahuan
3. Data obyektif
a. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan Darah
Tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan
sistolik sama dengan atau lebih 140 mmHg. Hipotensi jika tekanan
229)
b) Nadi
c) Suhu
d) Pernafasan
e) Tinggi badan
Ibu hamil yang tingginya kurang dari 145 terlebih pada kehamilan
f) Berat badan
g) LILA
h) IMT
20-24,9 kg Desirable/normal
(Astuti,2012; h. 130)
2) Status present
a) Muka
(Astuti,2012; h. 231)
b) Mata
(Astuti,2012; h. 231)
c) Hidung
d) Mulut
lidah (Astuti,2012;h.231)
e) Leher
tumor (Astuti,2012;h.231)
27
kelenjar limfe ketiak, massa dan nyeri tekan. (Astuti, 2012; h. 231).
g) Abdomen
Meliputi pemeriksaan :
strie gravidarum
Janin
(Astuti,2012; h. 231)
h) Vulva
232)
i) Ekstremitas
(Astuti,2012; h. 232)
j) Anus
3) Status Obsterik
a) Inspeksi
(1)Muka
gigi (Marmi,2011;h.166)
(2)Mamae
(3)Abdomen
Meliputi pemeriksaan :
(Astuti,2012; h. 231)
29
(4)Vulva
h. 232)
b) Palpasi
(1) Leopold I
(2) Leopold II
h 183)
(4) Leopold IV
(5)TFU
(6)TBJ
(7)Auskultasi
x/menit atau >160 x/menit atau tidak teratur, maka janin dalam
4) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Urine
(Rukiyah,2013; h.162)
b) Pemeriksaan Darah
,2017; h 184)
32
4. Analisa
5. Pelaksanaan
Tanggal : Jam :
Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (=zat besi 60 mg) dan asam
wajah dan jari-jari tangan, keluar cairan pervaginam, dan gerakan janin
tidak terasa.
tanda persalinan
1) Persiapan persalinan
rujukan, baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya, dan surat-
a) Rasa sakit atau mulas di perut dan menjalar ke perut bagian bawah
a. Data Subjektif
1) Keluhan Utama
persalinan yang harus didapat dari ibu adalah kapan mulai terasa
apakah ada pengeluaran cairan dari vagina yang berbeda dari air
36
kemih, apakah sudah ada pengeluaran lendir yang disertai darah, serta
2) Tanda-tanda Persalinan
a) Lokasi ketidaknyamanan
Rasa sakit atau mulas pada perut dan menjalar ke perut bagian
h. 122).
b) Kontraksi/his
kala II persalinan.
4) Data Pengetahuan
dalam memberikan asuhan antara pasien yang sudah tahu atau punya
keramas, dan gosok gigi, ganti baju dan celana dalam (Sulistyawati
bersalin.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Kesadaran
b) Tekanan Darah
c) Nadi
Frekuensi nadi yang normal untuk orang dewasa adalah antara 60-
d) Suhu
e) Pernafasan
(Rukiah dkk,2009,h.34)
2) Status Present
a) Status Obstetrik
(1)Inspeksi
40
a. Vulva
mekonium.
(2) Palpasi
metode perlimaan.
(2)Auskultasi
120 atau lebih dari 160 kali per menit. Kegawatn janin
ditunjukkan dari DJJ yang kurang dari 100 atau lebih dari 180
(3)Pemeriksaan Dalam
janin. (Baety,2012;h.28)
menjadi fase laten dari pembukaan 1-3 cm dan fase aktif dari
cairan dan saat kedua jari tangan kanan masuk (jari telunjuk
v. Presentasi janin
meliputi perabaan pertama kali pada saat jari tengah dan jeri
(Baety,2012;h.37)
pemeriksaan.
b. Analisa Data
c. Penatalaksanaan
Tempat yang lapang untuk ibu berjalan – jalan dan menunggu saat
dan/atau bayinya.
melahirkan bayinya.
merangkak.
mencegah dehidrasi.
lebih sering jika Ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung
e) Pencegahan infeksi.
a. Data Subyektif
2013;h.101).
b. Data Obyektif
1) Perineum menonjol
2014; h.73)
6) Kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan lebih cepat yaitu setiap 2
menit sekali dengan durasi > 40 detik, dan intensitasnya semakin lama
8) Perubahan TTV
Frekuensi nadi yang normal untuk orang dewasa adalah antara 60-
c. Analisa Data
d. Penatalaksanaan
50
dilakukan adalah :
5) Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu
secara efektif dan benar dan mengikuti dorongan ilmiah yang terjadi.
Catat hasil pemantauan pada partograf. Beri cukup minum dan pantau
kontraksi. Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit upaya tersebut di atas
atau jika kelahiran bayi tidak akan segera terjadi, rujuk ibu segera
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat
mengubah-ubah posisi secara teratur selama kala dua karena hal ini
ibu saat meneran meliputi posisi duduk atau setengah duduk, jongkok
7) Pencegahan laserasi
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala
dan bahu dilahirkan. Saat kepala bayi pada diameter 5-6 cm tengah
waktunya.
bayi bila didapatkan jika gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan
8) Melahirkan kepala
a) Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang
bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu dan
b) Lindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan
kering), ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan
pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi.
c) Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada
a) Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan
bernafas cepat. Periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat.
b) Jika ada dan lilitan di leher bayi cukup longgar maka lepaskan
c) Jika lilitan sangat erat maka jepit tali pusat dengan klem pada 2
klem tersebut.
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat,
spontan.Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta
ibu untuk meneran sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral
lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu
perineum dan sangga bahu dan lengan atas bayi pada tangan
tersebut.
saat lahir.
53
kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari
tangan lainnya
g) Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada
perut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari
tubuhnya.
bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa
a. Data Subyektif
b. Data Obyektif
Bayi lahir secara spontan per vagina pada tanggal ..., jam ..., jenis
kuat, kulit warna kemerahan, plasenta belum lahir, tidak teraba janin
h.237). Perubahan bentuk dan tinggi fundus uterus, tali pusat memanjang,
c. Analisa Data
d. Penatalaksanaan
4) Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat
dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua
6) Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
bayi)
7) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
10) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang topi
11) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
12) Letakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat ditepi atas
simfisis dan tegakkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
13) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil
terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir
15) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
16) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
21) Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
24) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase
25) Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
26) Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perinium dan lakukan
a. Subyektif
b. Obyektif
Plasenta telah lahir spontan lengkap pada tanggal ..., jam ...., tfu berapa
tetap kosong guna mencegah uterus berubah posisi dan atoni. Tekanan
bawah 38˚ Celcius yang biasanya diikuti dengan gemetar (Varney, 2008;
h.836-837).
c. Analisa Data
2013; h.239).
d. Penatalaksanaan
pervaginam
c) Tunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya dan biarkan
bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
d) Bila bayi harus dipindah dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau
e) Jika bayi belum menemukan puting ibu- IMD dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat puting ibu dan biarkan kontak kulit
kehangatannya
h) Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama.
Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh, buka
59
i) Tempatkan ibu dan bayi diruangan yang sama. Bayi harus selalu
pervaginam:
60
menilai kontraksi.
8) Periksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih ibu setiap 15
10) Tunda proses memandikan bayi yang baru saja lahir hingga minimal
11) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
setelah dekontaminasi
sesuai
61
13) Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
diinginkan
16) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % balikan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
17) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
18) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
a. Data Subyektif
1) Keluahan Utama
masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir
2010; h.132).
62
adanya komplikasi pada masa nifas, plasenta lahir spontan atau tidak,
adanya robekan perineum atau tidak, serta dikaji tanggal lahir, BB,
a) Pola Nutrisi
b) Pola Eliminasi
h.77).
c) Aktivitas
d) Istirahat
(Rukiyah,2010;h.78).
e) Personal Hygiene
f) Seksual
merah telah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari
ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang
g) Pola menyusui
Bayi baru lahir minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24
h.16).
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
i) Adat Istiadat
Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
h.88-89).
65
5) Data Pengetahuan
136).
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umun
2010; h. 97).
b) Suhu
lebih 0,5˚C dari keadaan normal. Bila suhu badan lebih dari 38˚C
c) Nadi
d) Pernapasan
per menit. Pada ibu post partum pernafasan lambat atau normal
e) Tekanan darah
2) Status present
a) Mata
b) Abdomen
c) Ekstremitas
3) Pemeriksaan Obstetri
a) Mammae
b) Abdomen
posisi uterus. Pada ibu nifas normal TFU 2 jari di bawah pusat
c) Genetalia
3. Assessment
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan para, abortus anak hidup,
umur ibu, keadaan masa nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h.141)
Ny... umur ... tahun P ...A ...dalam masa nifas 6 jam fisiologis.
4. Penatalaksanaan
perdarahan berlanjut
dan tidur siang atau segera istirahat saat bayi tidur. Kurang istirahat dapat
sabun dan air dengan membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari
(4)Sarankan ibu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan
110,125 ; Marmi,2015;h.158).
a. Data Subyektif
1) Keluhan
h.111).
a) Pola eliminasi
BAB : Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum.
berikan obat rangsangan per oral atau per rektal. (Marmi, 2015;
h.148).
b) Pola Aktivitas
3) Data Psikologis
fase ini baik untuk menerima penyuluhan mengenai merawat bayi dan
c. Data Obyektif
1) Pemerikaan umum
2010; h.85).
h.139).
2) Status present
a) Ekstremitas
3) Status obstetrik
a) Mamae
b) Abdomen
c) Genitalia
d. Analisa
Ny... umur ... tahun P ...A ...dalam masa nifas 6 hari fisiologis.
e. Penatalaksanaan
berbau
tanda penyulit.
a. Data subyektif
b. Data obyektif
2 minggu tinggi fundus uteri sudah tidak teraba dengan berat uterus
350 gram
5) Genetalia
c. Analisa Data
Ny... umur ... tahun P ...A ...dalam masa nifas 2 minggu fisiologis.
d. Pelaksanaan
bau
tanda-tanda penyulit
sesuai dengan umur ibu yang masuk dalam kriteria fase dua minggu
a) MAL
Selama enam minggu pertama pascapartum, seorang wanita terlindung dari
kehamilan melalui metode amenorea laktasi (MAL) selama ia menyusui penuh
dan tidak mengalami perdarahan setelah 56 hari pertama pasca melahirkan.
Efektivitas tinggi sampai 6 bulan pasca melahirkan dan belum mendapatkan
haid. Bila ibu menyusui sebagian atau berencana menyapih bayinya, maka ibu
perlu mulai menggunakan kontrasepsi hormonal oral karena MAL mulai
kehilangan keefektifannya dan ibu mulai mengalami ovulasi lagi
(Varney,2007:h.472).
b) Koitus interuptus
Metode ini dapat digunakan setiap waktu dan diperlukan konseling sebelumnya.
Koitus interuptus tidak memiliki pengaruh terhadap ASI atau tumbuh kembang
bayi. Abstinens`ia 100% efektif. (Affandi,2012;h.U-55)
c) Kondom/spermisida
Alat kontrasepsi kondom tidak mempengaruhi laktasi dan dapat digunakan setiap
saat pascapersalinan. Metode ini merupakan cara sementara sambil memilih
metode lain. Penggunaan kondom ini disarankan memakai kondom yang diberi
pelicin (Affandi, 2012;h.U-54).
d) Kontrasepsi progestin
Menurut Affandi (2012;h.U-53) kontrasepsi progestin tidak memiliki pengaruh
terhadap ASI. Efek samping yang ditimbulkan dari kontrasepsi progestin adalah
perdarahan ireguler. Waktu pemasangan dari kontrasepsi progestin yaitu jika ibu
menggunakan MAL dapat ditunda sampai 6 bulan, jika ibu tidak menyusui dapat
segera dimulai dan apabila ibu tidak menyusui dan sudah mendapatkan haid
kontrasepsi progestin dapat digunakan setelah yakin tidak ada kehamilan.
Macam-macam kontasepsi progestin yaitu :
(1) Kontrasepsi Suntik Progestin terdiri dari dua jenis yaitu Depo
Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) yang mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramaskuler (di
daerah bokong) dan Depo Noretisteron (Depo Noristerat) yang mengandung
200 mg Noretindron Enantat yang diberikan 2 bulan dengan cra disuntik
intramaskuler (Affandi,2012;h.MK-43).
75
(2) Kontrasepsi Pil progestin (Minipil) terdiri dari 2 jenis yaitu kemasan dengan
isi 35 pil: 300 µg noretindron dan kemasan dengan 28 pil: 75 µg desogestrel
(Affandi,2012;h.MK-50).
e) AKDR
AKDR tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI. Waktu pemasangan
AKDR dapat langsung dipasang setelah kelahiran plasenta, sewaktu SC,
pascapersalinan sebelum klien pulang ke rumah, 4-6 minggu pascapersalinan dan
apabila klien menyusui tetapi telah mendapatkan haid insersi dilakukan sesudah
dipastikan tidak ada kehamilan (Affandi,2012: U-54).Efek samping dari AKDR
antara lain terjadi perdarahan berat, tidak mencegah IMS atau PMS, dapat
menyebabkan terjadinya penyakit radang panggul dan ekspulsi (Affandi,2012:
MK-87).
f) Kontrasepsi Mantap
Tobektomi : tidak berpengaruh terhadap laktasi atau tumbuh kembang bayi.
Dapat dilakukan dalam 48 jam pasca bersalin, jika tidak sampai 6 minggu pasca
persalinan (Affandi,2012: U-55).
Vasektomi : tidak segera efektif karena perlu paling sedikit 20 ejakulasi (kurang
lebih 3 bulan) sampai benar-benar steril. Dapat dilakukan setiap saat
(Affandi,2012: U-55).
a. Pengkajian
1) Identitas Bayi
Merupakan alat pengenal bayi agar tidak tertukar (Marmi, 2015; h.87).
b. Data Subyektif
1) Riwayat Kehamilan
baru lahir. Maka dari itu bidan harus mencatat usia ibu, periode
916).
2) Riwayat Persalinan
3) Riwayat natal
antara 45 cm – 50 cm.
payudara penuh) dan tentu saja ini lebih berarti pada menyusui
sesuai kehendak bayi atau kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling
b) Pola Eliminasi
c) Pola Istirahat
bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
77
sehari. Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis
d) Pola Hygiene
c. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum
Kriteria bayi baru lahir normal, antara lain : lahir cukup bulan ( 37-
(Muslihatun,2010;h.35)
pernafasan cepat dan lebih lambat jika bayi dalam keadaan tenang
waktu pendek, bebrapa kali dalam satu hari selama beberapa hari
h.25).
2) Pengukuran antropometri
b) Panjang badan : Ciri-ciri bayi baru lahir normal panjang badan 48-
3) Keadaan Bayi
a) Menangis
sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar nada tinggi
b) Warna Kulit
4) Status Present
c) Mata
(Muslihatun,2010,h.33)
e) Bibir, Mulut, dan Pipi : daerah bundar dan tebal sering kali terdapat
pendek (Redeer,2014;h.87).
80
f) Telinga
g) Leher
cukup bulan, putting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak
2015; h.58).
pembekakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat, dan
kemerahan
81
meliputi :
(1)Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.
telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu
antara tungkai dan kaki, kedua tungkai dan kaki harus bisa
kaki (Marmi,2015;h.59)
p) Refleks
2014; h.123).
dorsifleksi (Marmi,2015;h.71).
Respon ini dapat tidak ada atau tidak lengkap segera setelah
d. Analisa Data
e. Pelaksanaan
Menurut Marmi (2015, h. 87), penatalaksanaan untuk bayi baru lahir usia
6 jam yaitu:
2015; h.105)
pada kedua matadalm upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru
tetap terbuka, mengering, dan hanya dibersihkan setiap hari dengan air
f. Imunisasi
Rawat gabung adalah satu cara perawatan di mana ibu dan bayi yang
yaitu setiap 2-3 jam dan pada payudara kanan dan kiri secara
4) Warna abnormal, kulit atau bibir biru ( sianosis) atau bayi sangat
kuning.
7) Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada
a. Data Subyektif
1) Riwayat Imunisasi
a) Pola Nutrisi
Bayi menyusu setiap 2-3 jam atau sesuka bayi bergantian antara
b) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir cenderung sering BAK, yaitu 7-10x / hari. Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK
Warna fases bayi akan berubah kuning pada hari ke 4-5. Bayi
terang dan tidak berbau. Frekwensi minimal 1 kali per hari. Bila
bayi diberi ASI cukup, maka bayi akan BAB 5x atau lebih
c) Pola Tidur
bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum
ekstremitas atas dan bawah ), reflek moro (+) dan simetris, reflek
b) Tanda Vital
2015; h.25).
c) Pengukuran Antropometri
(Redeer,2014;h.87).
2) Pemeriksaan Fisik
a) Abdomen
Tali pusat harus tetap kering dan akan putus dalam 2 minggu
ada pus atau nanah dan berbau busuk (Marmi, 2012; h.34).
c. Analisa Data
d. Pelaksanaan
kain yang kering, hangat dan serta kepala bayi harus tertutup.
(Marmi,2015;h.87).
setiap 2-3 jam bergantian dari payudara kiri dan kanan. Seorang bayi
12-15 kali dalam 24 jam. Pada usia 0-6 bulan kebutuhan gizi bayi baik
89
lahir.
menetekkan.
c) Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah puting
dan sekitarnya.
dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus, mulut bayi terbuka
f) Menyentuhkan puting susu pada bibir atau pipi bayi agar bayi
membuka mulutnya.
dan tempatkan bayi di dalam ruangan yang hangat tidak berangin. Jika
90
dada dan perut bayi sambil dipijat lembut. Pakaikan baju ukuran bayi
(Marmi,2015;h.82-83).
a. Data subyektif
1) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir cenderung sering BAK, yaitu 7-10x / hari. Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK
sehari bisa lebih dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama
sebaliknya bisa saja tidak BAB selama 2 sampai 4 hari bahkan bisa
2) Pola Tidur
bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam.
b. Data obyektif
berat badan, keadaan kulit, dan abdomen sama seperti pemeriksaan pada
bayi baru lahir usia 6 hari. Yang berbeda hanya pada kondisi tali pusat,
menurut Muslihatun (2010; h. 32) tali pusat lepas setelah 7-10 hari.
1) Mata
putih. Pada usia 2 minggu bayi dapat membedakan wajah ibunya dari
2) Hidung
3) Pengukuran Antopometri
2008; h. 143).
92
c. Analisa Data
d. Penatalaksanaan
(Marmi,2015;h.73)
dan tempatkan bayi di dalam ruangan yang hangat tidak berangin. Jika
kayu putih di dada dan perut bayi sambil dipijat lembut. Pakaikan
baju ukuran bayi baru lahir yang berbahan katun agar mudah
3) Memberitahu ibu tentang imunisasi bayi dasar wajib untuk bayi, pada
saat usia 1 bulan yaitu BCG dan Polio1 (Marmi, 2015; h. 35)
kuku bayi agar tetap pendek, kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali
agar tidak menyebabkan lecet pada mulut atau kulit bayi. Bayi
dibiasakan keluar selama 1 atau 2 jam sehari bila udara baik, hal ini