PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau inplantasi. Bila dihitung dari saat inplantasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlansung dalam waktu 40 minggu atau 10
Kehamilan normal berakhir dengan lahirnya bayi yang cukup bulan dan tidak
cacat. Tetapi hal tersebut tidak selalu terjadi, selain kehamilan normal, didalam
rahim juga dapat berkembang suatu kehamilan abnormal. Salah satu bentuk
parsial), mola invasif, koriokarsinoma dan tumor trofoblas placenta (PSTT) (Lurai
JR,2010).
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan
histopatologik yang khas dari mola hidatidosa ialah edema stroma vili, tidak ada
(Sarwono,2016,h.488)
kehamilan biasa,yaitu mual, muntah, pusing dan lain-lain. Uterus lebih besar dari
(Sarwono,2016,h.488)
kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan
Africa,2020, Mola bukan merupakan suatu keganasan yang berasal dari jaringan
tahunnya dan berbeda di setiap negara. Usia yang paling banyak di temukan antara
26-46 tahun 10% (diatas 39 tahun), pencapaian Asia lebih beresiko terkena mola
hidatidosa pada usia reproduktif yang ekstrim (usia muda) <19 tahun (5%)
Meskipun begitu jumlah prevalensi dan faktor resiko yang berhubungan di teliti
2
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 menunjukkan
hidup. Sedangkan pada tahun 2014 bahwa kejadian molahidatidosa yaitu berkisar
Thailand dan Philipina pada tahun 2013 angka kejadian molahidatidosa sebanyak
27 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2014 angka kejadian
dan Eropa telah menunjukkan kejadian mola hidatidosa berkisar 0,57-1,1 per 1000
kehamilan, sedangkan penelitian di Asia Tenggara dan Jepang setinggi 2,0 per
terjadi karena prevalensi mola hidatidosa yang cukup tinggi yaitu sekitar 10-20%
yang terjadi di beberapa rumah sakit besar di Indonesia pada tahun 2009 tercatat
3
Sedangkan kejadian mola hidatidosa di RS HAMBA Muara bulian pada tahun
Apabila penanganan pada penyakit ini kurang baik tidak jarang menimbukan
kematian.
kebidanan tentang Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Mola
hidatidosa.
B. Rumusan Kebidanan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam laporan ini
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
4
b. Mampu melakukan Interpretasi data dengan pendekatan manajemen
2022.
Tahun 2022
5
D. Manfaat
1. Bagi Institusi
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Lamanya hamil normal 40
minggu atau 9 bulan 7 hari di hitung dari hari pertama haid terakhir.
(prawirahardjo.2010 ).
alamiah (normal) dari pertumbuhan dan perkembangan janin sejak dari konsepsi
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau inplantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (Minggu ke-28 hingga ke-40)
7
1. Tanda–tanda Kehamilan
dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir,
berlebihan. Mual muntah terjadi dari rasa tidak enak sampai muntah
sickness kerena munculnya sering kali pada pagi hari. Dalam batasan
yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat terjadinya mual dan
3) Ngidam
8
4) Sinkope atau pingsan
(Manuaba,2010;h.107)
5) Payudara tegang
(Manuaba,2010;h.107)
penuh dan sering miksi atau buang air kecil. Pada triwulan kedua,
(Manuaba,2010;h.107).
8) Pigmentasi kulit
9
sebagai klaosma gravidarum. Areola mammae juga menjadi lebih
kulit.(WiknjosastroH,2007;h.126).
9) Epulsi
(Manuaba,2010;h.108)
2010;h.108).
(WiknjosastroH, 2007;h.126).
10
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian
(WiknjosastroH, 2007;h.129).
(Manuaba,2010;h.108).
di dengar dari uterus yang sinkron dengan nadi ibu karena pembuluh-
janin pada kehamilan muda dimana kehamilan tersebut merupakan hal yang
kehamilan yang patologis. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang
bidan untuk menapis resiko yaitu dengan melakukan pendeteksi dini adanya
Komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan muda
11
(Manuaba,2010;h.227-237)
pada kehamilan muda atau umur kehamilan <20 minggu seperti abortus,
yang terjadi pada kehamilan lanjut atau umur kehamilan >20 minggu seperti
460-488).
B. ANEMIA
1. Devinisi
2. Diagnosa
Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester 1 dan III) atau < 10,5 g/dl pada
trimester II)
3. Faktor predisposisi
b. Kelainan gastrointestinal
c. Penyakit kronis
d. Riwayatbkeluarga
4. Tatalaksana
a. Tatalaksana umum
12
1) Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan
b. Tatalaksana khusus
b) Infeksi kronik.
13
a) Defisiensi asam folat dan vitamin B12: berikan asam folat 1x2
berikut
menit)
C. MOLA HIDATIDOSA
1. Defenisi
berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh
14
Gambaran histopatologik yang khas dari mola hidatidosa ialah edema
stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada villi/ degenerasi hidropik dan
2. Etiologi
d. Paritas tinggi
e. Kekurangan protein
Faktor resiko lainnya yang diketahui adalah status sosio ekonomi rendah,
usia yang sangat ekstrim pada masa subur. Efek usia yang sangat jelas terlihat
adalah pada wanita yang berusia lebih dari 45 tahun, ketika frekuensi lesi yang
terjadi adalah 10 kali lipat dari pada lesi yang dapat terjadi pada wanita yang
15
3. Patofisiologi
Pada mola yang “tidak lengkap” atau sebagian, kariotipe biasanya suatu
triploid, sering 69 XXY (80%). Kebanyakan lesi yang tersisa adalah 69 XXX
atau 69 XYY. Kadang-kadang terjadi pola mozaik. Lesi ini, berbeda dengan
mola lengkap, sering disertai dengan janin yang ada secara bersamaan. Janin itu
biasanya triploid dan cacat.
16
Gambar Susunan sitogenetik dari mola hidatidosa. A. Sumber kromosom dari
mola lengkap. B. Sumber kromosom dari mola sebagian yang triploid
17
gizi berupa asam folik dan histidine pada kehamilan hari ke 13 dan 21.
Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan angiogenesis.
b. Teori neoplasma
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Park. Pada penyakit
trofoblas, yang abnormal adalah sel-sel trofoblas dimana fungsinya juga
menjadi abnormal. Hal ini menyebabkan terjadinya reabsorpsi cairan
yang berlebihan kedalam villi sehingga menimbulkan gelembung.
Sehingga menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian
mudigah.
4. Klasifikasi
Mola hidatidosa terdiri dari dua jenis menurut Myles, 2009 yaitu :
Pada mola jenis ini, tidak terdapat adanya tanda-tanda embrio, tali
plasenta. Villi korionik berubah menjadi vesikel hidropik yang jernih yang
18
menggantung bergerombol pada pedikulus kecil, dan memberi tampilan
seperti seikat anggur. Ukuran vesikel bervariasi, dari yang sulit dilihat
kromosom yang hanya berasal dari pihak ayah (paternal). Sperma haploid
19
b. Mola hidatidosa partial
dapat ditemukan karena kematian terjadi sekitar minggu ke-8 atau ke-9.
kromosom, yaitu tiga set kromosom: satu maternal dan dua paternal. Secara
hal yang sulit dilakukan. Hal ini memiliki signifikansi klinis karena
hanya sedikit, tetapi pemeriksaan tindak lanjut tetap menjadi hal yang
sangat penting.
Menurut Mochtar, 2005 terdapat beberapa tanda dan gejala pada mola dilihat
dari keluhan dan beberapa pemeriksaan khusus obstetri yang dilakukan pada
penderita:
20
a. Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata
seharusnya.
d. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu
fundus uteri turun; lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.
6. Manifestasi Klinik
Mola hidatidosa adalah tumor plasenta yang terbentuk saat telah terjadi
kehamilan. Untuk beberapa alasan yang belum jelas, embrio mati dalam
21
manifestasi yang terjadi sulit dibedakan dengan manifestasi yang terjadi pada
pada sekitar sepertiga sampai setengah wanita yang mengalami mola komplit,
uterus akan membesar lebih dari massa gestasi yang diperkirakan. Perdarahan
merupakan gejala yang umum terjadi dan dapat bervariasi dari perdarahan ,
segar. Muntah yang berlebihan dan parah akan muncul pada tahap awal.
kehamilan yang lain. Preeklampsia dapat terjadi sebelum gestasi minggu yang
diagnosis klinis aborsi spontan missed abortion. Vesikel akan terlihat pada
Kadar β – hCG darah atau urine akan sangat positif (sangat meningkat
kehamilan mola, kadar β – hCG serum masih sangat tinggi dalam seratus hari
penurunan. Walaupun demikian, nilai ini juga harus dievaluasi dengan cermat,
karena kadar yang sangat tinggi juga dapat dikaitkan dengan gestasi multipel
dengan lebih dari satu plasenta. Kadar hCG awal mungkin relatif pada pasien
22
yang mengalami mola sebagian daripada pasien yang mengalami mola
komplit.
7. Diagnosis
kehamilan dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti bolotemen dan
Peninggian HCG terutama dari hari ke 100 sangat sugestik. Bila belum jelas
yang khas, yaitu berupa badai salju (snow flake pattern) atau gambaran seperti
sarang lebah
Diagnosis yang paling tepat bila kita telah melihat keluarnya gelembung
mola. Namun, bila kita menunggu sampai gelembung mola keluar biasanya
yang banyak dan keadaan umum pasien menurun. Terbaik ialah bila dapat
abortion, abortus inkomplit, pletus, atau mioma uteri pada kehamilan trimester
23
ke II gamabran molahidatidosa umumnya lebih spesifik. Kavum uteri berisi
sarang lebah (honey comb) atau badai salju (snow storm). Pada 20-50% kasus
berisi janin yang ukurannya relatif kecil dari umum kehamilannya di sebut
mola parsialis. Umunya janin mati pada bulan pertama, tapi ada juga yang
8. Penanganan
1) Koreksi dehidrasi
24
3) Bila ada gejala pre eklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati
ginekologi
penyakit dalam
2) Histerektomi.
25
e. Pemeriksaan tindak lanjut
4) Bila telah terjadi remisi spontan (kadar beta HCG, pemeriksaan fisik,
dan foto toraks semuanya normal) setelah 1 tahun maka pasien tersebut
5) Bila selama masa observasi, kadar beta HCG tetap atau meningkat dan
kemoterapi.
26
pemberian pelayanan kebidanan kepada klien dengan tujuan
laboratorium.
27
data objektif pemeriksaan fisik didapatkan usia kehamilan
tergambar fakta.
28
atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang
29
Pada kehamilan molahidatidosa tindakan segera yang
darah.
30
asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
jaringan.
g. Langkah7: Evaluasi
31
seorang bidan melalui proses berpikir yang sistimatis,
melalui wawancara.
Molahidatidosa.
lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari.
32
Selain itu juga, seorang bidan harus melihat catatan-
(Rita,2014).
E Discharge Planning
b. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek
33
aktivitas, latihan, diet makanan yang dianjurkan dan
pembatasannya.
g. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon
pemulangan.
kanul, oksigen, dan lain-lain) beerta nama dan nomor telepon setiap
itu.
c. Minumlah pereda nyeri yang dijual bebas untuk nyeri, jika perlu.
34
f. Kapan harus menghubungi dokter
g. Hubungi dokter segera jika memilih salah satu dari yang berikut:
jam sakit perut yang parah, kram parah, demam di atas 380C
1. Pengertian
35
adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang
penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru
dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi
(Jayanti, 2021).
kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu
masyarakat.
Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya
penggunanya.
36
b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD, situs
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula
a. Penelitian yang dilakukan oleh Ria, dkk, 2020. Pada penelitian yang
37
b. Penelitian yang dilakukan oleh vanessa, dkk(2017) mengenai Hubungan
proliferasi berlebih, besar uterus, kista lutein, dan kadar β-hCG dengan
Bandung.
Kembar Disertai Mola Hidatidosa. Pada laporan kasus ini terdapat seorang
38
dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium dan radiologi yang
preterm yang melahiran dua bayi disertai jaringan plasenta yang berisi
39