Anda di halaman 1dari 37

HASIL LAPORAN INDIVIDU PELAKSANAAN

OPERAN JAGA, OPERAN JAGA, PRE-POST CONFERENCE


DI RUANG AL A’RAAF RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Praktek Profesi Stase Manajemen Keperawatan
Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh :

Endah Nugrahandini
201520206016

PROGRAM PROFESI NERS-PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2015
2

Laporan Individu

HASIL LAPORAN INDIVIDU PELAKSANAAN


OPERAN JAGA, PRE-POST CONFERENCE PRAKTIK
MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG AL A’RAAF
RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Manajemen Keperawatan

Penanggung Jawab:

Endah Nugrahandini 201520206016

Disahkan pada:

Maret 2016

Perceptor Kepala Ruang

Latif Widodo, S.Kep., Ns Dian Eka Kurniawati, AMK

Mengetahui Koordinator
Stase Manajemen
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan,

pelayanan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan mulai

dari proses preventif sampai rehabilitatif, dengan penekanan pada upaya pelayanan

kesehatan utama untuk memungkinkan setiap masyarakat mencapai kehidupan yang

sehat dan produktif yang dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika

profesi keperawatan (Sitorus, 2006).

Globalisasi memberikan dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu

berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam berkontribusi pada pemenuhan

kebutuhan kesehatan masyarakat. Tenaga profesional kesehatan termasuk didalamnya

tenaga keperawatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Pelayanan kesehatan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan dengan pemberian

layanan kesehatan yang profesional, demikian juga dengan pemberian asuhan

keperawatan harus dilaksanakan dengan praktik keperawatan yang profesional.

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam kontribusi

pencapaian tujuan rumah sakit yang pada akhirnya ingin memberikan kepuasan pada

konsumennya. Hal ini terkait dengan keberadaan perawat yang 24 jam melayani pasien,

serta jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit.

Keperawatan sebagai pelayanan yang profesional bersifat humanistik, menggunakan

pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu keperawatan yang berorientasi terhadap

kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar professional keperawatan dan

menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama (Nursalam, 2002).


4

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis serta proaktif dalam

menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen adalah sebuah proses yang

memandu dan mengarahkan semua atau bagian dari organisasi yang secara terus-

menerus mengembangkan dan memanipulasi sumber-sumber. Tindakan memanage,

menangani, supervisi, atau mengontrol merupakan deskripsi dari manajemen.

Berdasarkan Nursalam (2002), manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan

keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat

fungsi manajemen, antara lain: perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan

pengendalian yang saling berhubungan mendukung asuhan keperawatan yang bermutu,

berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat.


Model Praktik Keperawatan Profesional ( MPKP ) merupakan salah satu sistem

pemberian asuhan keperawatan yang sedang dikembangkan untuk dapat meningkatkan

kualitas pelayanan keperawatan dan meningkatkan profesionalitas rumah sakit, dalam hal

ini perawat mempunyai peran penting. Sistem model keperawatan profesional adalah

suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses keperawatan,

pendidikan keperawatan dan sistem model penerapan keperawatan profesional (MPKP).

Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan meningkatkan

produksi / jasa pelayanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai tersebut sebagai

pengambilan suatu keputusan yang independen, maka tujuan kesehatan/keperawatan

dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam,2007).


Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan ) merupakan salah satu

nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan

profesional. Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan

salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek

keperawatan profesional. Menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan sebagai suatu

proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen


5

keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan secara professional.

Metode Tim Merupakan metode pemberian asuhan keperawatan di mana seorang

perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan

asuhan kepada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Doglas,

1999). Selama ini pemberikan asuhan keperawatan pada klien diberikan menggunakan

metode fungsional, namun kurang mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan yang

komprehensif. Metode tim dinilai lebih memungkinkan untuk mewujudkan keperawatan

komprehensif.

Dalam kegiatan asuhan keperawatan dibutuhkan yaitu kemahiran

dalam berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di

mengerti, singkat, jelas. Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan

segala hal dalam kegiatan sehari-hari perawat dalam tindakan

keperawatan maupun dalam bentuk Operan jaga, pre conference dan

post conference.

Operan jaga, pre dan post conference di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah

Bantul ada yang sudah berjalan, tetapi belum maksimal karena beberapa kendala. Hal ini

dapat mengakibatkan kegagalan dalam program manajemen yang ada diruangan

khususnya dalam komunikasi serta pendelegasian perawat yang ada. Dengan adanya

mahasiswa praktik manajemen keperawatan diharapkan pelaksanaan operan jaga, pre

dan post conference dapat dilakukan lebih baik lagi, sehingga tujuan yang diharapkan

dapat tercapai secara maksimal.

Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik keperawatan

selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di

lapangan. Mahasiswa Program Profesi Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK),
6

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta melakukan praktek Stase Manajemen Keperawatan di

Ruang Al A’Raaf di RSU PKU Muhammadiyah Bantul untuk mengaplikasikan

manajemen keperawatan dengan arahan pembimbing lapangan dan pembimbing

akademik.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat praktek mahasiswa Profesi Ners Manajemen Keperawatan dilaksanakan

di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul berlangsung mulai tanggal 29

Februari – 26 Maret 2015.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa dan

perawat di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul mampu menerapkan

operan jaga, pre dan post conference dengan baik dan benar.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di Ruang Al A’Raaf RSU PKU

Muhammadiyah Bantul mahasiswa dan perawat mampu :

a. Mengetahui Operan jaga, pre dan post conference

b. Melaksanakan operan jaga, pre dan post conference

c. Mengevaluasi selama pelaksanaan operan jaga, pre dan post conference

d. Pendokumentasian operan jaga, pre dan post conference


7

D. Metode

Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan dalam mengidentifikasi

masalah di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul metode yang

digunakan adalah :

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung pelaksanaan operan jaga,

pre dan post conference yang telah berjalan.

2. Wawancara dan Diskusi

Wawancara dan diskusi dilakukan dengan Karu, Ko shift dan PA untuk

menyamakan, menggali informasi dan permasalahan terkait dengan kendala dalam

pelaksanaan operan jaga, pre dan post conference

E. Sasaran

1. Kepala ruang

2. Katim

3. Perawat pelaksana

4. Mahasiswa praktikan
8

BAB II

OPERAN JAGA, PRE CONFERENCE DAN POST CONFERENCE

A. OPERAN JAGA
1. Pengertian Operan Jaga

Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada


perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat
dalam berkomunikasi. Operan shif berperan penting dalam menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002).
Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun
komunikasi yang akurat, reliabel (Lardner, 1996), tentang tugas-
tugas yang akan dilanjutkan oleh staf pada shif berikutnya agar
layanan keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan efektif,
menjaga keamanan, kepercayaan, dan kehormatan pasien,
mengurangi kesenjangan dan ketidak akuratan perawatan, serga
memberi kesempatan perawat meninggalkan pelayanan langsung.
(Achmad, dkk, 2012).

Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan


menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Operan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan
9

oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer


(penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis
dan lisan. (Nursalam, 2011).

Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima


pekerjaan antara shift pagi , sore dan malam. Operan dari shif
malam ke shif pagi dan dari shif pagi ke shif sore dipimpin oleh
kepala ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke shif malam
dipimpin oleh penanggung jawab shif sore.

2. Proses Operan

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :

a. Persiapan

1). Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap


2). Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan

Dalam penerapan system MPKP: operan dilaksanaan oleh perawat jaga


sebelumnya kepada perawat yang mengganti jaga pada shift berikutnya :
1). Operan dilaksanakan setiap pergantian shift/jaga
2). Dari nurse station, perawat berdiskusi untuk melaksanakan operan dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan dengan masalah keperawatan
pasien, rencana kegiatan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal
penting lain yang perlu dilimpahkan.
3). Hal-hal yang sifatnya khusus dan yang memerlukan rincian yang lengkap,
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada
perawat jaga berikutnya.
4). Hal-hal yang perlu disampaikan saat operan jaga adalah:
• Identitas pasien dan diagnose medis
• Masalah keperawatan yang mungkin masih muncul
• Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
• Intervensi kolaboratif dan dependensi
• Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan kegiatan selanjutnya,
10

misalnya operasi, pemeriksaan penunjang, dll.


5). Perawat yang melakukan operan saat melakukan klarifikasi,tanya jawab, dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang dioperkan dan berhak menanyakan hal-
hal yang belum jelas.
6). Penyampaian pada saat operan secara singkat dan jelas.
7). Lama operan pada setiap pasien tidak boleh lebih dari lima menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci
8). Laporan untuk operan dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat primer.

3. Hal yang perlu diperhatikan


1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat Operan di kamar pasien, mengunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat
pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan
di nurse station.

B. PRE CONFERENCE

1. Definisi

Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim
atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka
pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim.

Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan


asuhan pada pasien.

2. Tujuan pre conference:


11

a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan


dan merencanakan evaluasi hasil

b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

3. Syarat pelaksanaan:

a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post


conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan

b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,


perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan

d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim

(Jean, et.Al, 1973)

4. Pelaksanaan

a. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim

Isi conference:

Rencana tiap perawat (rencana harian)

Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim

b. Waktu

Dilakukan setelah operan

c. Tempat

Dilakukan di meja masing – masing tim

d. Penanggung jawab

Ketua tim atau penanggung jawab tim kegiatan

a). Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara


12

b). Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencana harian masing –
masing perawat pelaksana

c). Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu

STANDAR OPERASIONAL (SOP)


PRE CONFERENCE

No Tindakan Ya Tidak

1. Persiapan

1. Ruangan

2. Staff

2. Tatalaksana

1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan pergantian


dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal pelaksana.

2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim

Isi conference:

Rencana tiap asuhan (rencana harian)

Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim

3. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya


masing – masing.

4. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan hasil


evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh dinas
malam

5. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi

a. Keluhan pasien
13

b. TTV dan kesadaran pasien

c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru

d. Masalah keperawatan

e. Rencana keperawatan hari ini

f. Perubahan keadaan terapi medis

g. Rencana medis

6. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet


tentang masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang meliputi :

a. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,


kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran
dokter yang dikonsulkan.

b. Ketepatan pemberian infuse

c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan

d. Ketepatan pemberian obat / injeksi

e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain

f. Ketepatan dokumentasi

7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan


kemajuan masing–masing perawatan asosiet.

9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat


diselesaikan.

C.POST CONFERENCE
14

1. Definisi

Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan


asuhan keperawatan pada pasien. Conferensi merupakan pertemuan tim yang
dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan
dinas, pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan.
konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.

2. Tujuan Post Conference

Tujuan post conference adalah untuk memberikan kesempatan mendiskusikan


penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.

3. Syarat Post Conference

a. Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan

b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,


perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan

d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim

4. pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi

Adapun panduan bagi Perawat pelaksana dalam melakukan konferensi adalah


sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).

a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi
atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.

b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing –


masing.

c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi


kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
15

Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :

1) Utamanya tentang klien (biodata, status sosial, ekonomi, budaya)

2) Keluhan klien

3) TTV dan kesadaran

4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.

5) Masalah keperawatan

6) Rencana keperawatan hari ini.

7) Perubahan keadaan terapi medis.

8) Rencana medis selanjutnya (tindak lanjut)

d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat tentang masalah


yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :

1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan


pemberian makan, kebisingan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.

2) Ketepatan pemberian infuse.

3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.

4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.

5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,

6) Ketepatan dokumentasi.

e. Menggiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

f. Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan


masing–masing perawatan asosiet.

g. Membantu perawat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan.


Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat – perawat ruangan
ketika melakukan post conference
16

SOP ( STANDART OPERASIONAL PROSEDUR )

POST CONFERENCE

A. NAMA JABATAN :
B. UNIT ORGANISASI :
C. RINGKASAN TUGAS :

1. Ketua tim atau Pj membuka acara.

2. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala yang dialami dalam memberikan asuhan
pasien.

3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya.

4. Ketua tim atau Pj menutup acara.

D. HASIL KERJA :
1. Terlaksananya pembukaan acara.
2. Terdeteksinya kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
3. Terlaksananya tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat shift
berikutnya.
4. Terlaksananya penutupan acara.
17

E. RINCIAN TUGAS :
1. Ketua tim atau Pj tim membuka acara
a. Memberikan salam dengan sopan dan hormat
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Menjelaskan langkah prosedur
2. Ketua tim atau Pj menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
a. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang telah dilakukan kepada pasien
b. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang menjadi kendala dalam memberikan setiap
asuhan kepada pasien
c. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang dapat dihasilkan dari setiap tindakan

3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya.

a. Menanyakan kepada Pj apa yang belum dilaksanakan


b. Menanyakan kepada Pj apa yang akan dilaksanakan selanjutnya
c. Menanyakan kepada Pj apa yang harus dioperkan pada perawat shift selanjutnya
d. Mengevaluasi keefektifan dan keefisienan tindakan yang akan diberikan selanjutnya.
4. Ketua tim atau Pj menutup acara.
a. Memberikan kesimpulan Post Conference
b. Menanyakan apakah ada pertanyaan atau saran kepada setiap Pj
c. Mengucapkan terimakasih dan salam
18

BAB III

PERENCANAAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Hasil Pengkajian

Hasil pengkajian yang dilakukan tanggal didapatkan hasil analisa masalah tentang

pelaksanaan operan jaga, pre dan post conference belum berjalan maksimal di ruang Al

A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

Tabel 2.1
Hasil Kajian Organizing
di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul

NO Aspek yang dinilai Skor Keterangan

1 Pelaksanaan operan jaga 1 Pelaksanaan operan jaga


belum terlaksaana dengan
baik dikarenakan dalam
operan jaga ada operan
asuhan keperawatan tentang
masalah keperawatan yang
kemungkinan masih muncul
dan Tindakan keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan

pelaksanaan pre conference 0 Pelaksanaan pre conference


belum terlaksana dg baik

pelaksanaan post 0 Pelaksanaan post conference


conference belum terlaksana dengan
baik
19

Interpretasi :

Dari hasil pengkajian tanggal 29 Februari – 2 Maret 2016 didapat data bahwa operan

jaga pre dan post conference belum terlaksana dengan baik.

Tabel 2.2
Pelaksanaan operan jaga
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul

No Aspek yang Dinilai Skor


1 Ko shift membuka acara dengan salam 1

2 Ko shift / anggota tim mengoperkan diagnosa keperawatan 0

3 Ko shift/ anggota tim mengoperkan tujuan yang sudah tercapai 1

4 Ko shift/ anggota tim mengoperkan tindakan yang sudah dilaksanakan 1

5 Ko shift/ anggota tim mengoperkan hasil asuhan keperawatan 0

6 Ko shift/ anggota tim mengoperkan tindak lanjut 1

7 Ko shift tim berikutnya mengklarifikasi 1

8 Karu/ ko shift memimpin ronde 1

9 Karu/ ko shift merangkum informasi operan 1

10 Karu/ ko shift memimpin doa dan menutup acara 0


Total skor 7
Persentase 70 %

Sumber: Data primer observasi tanggal 29 Februari-02 Maret 2016

Analisa Data:
Pelaksanaan operan jaga di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
belum terlaksana dengan maksimal dengan persentase 70%. hal tersebut harus
dilakukan sosialisasi bagaimana operan jaga yang seharusnya sesuai dengan kaidah
asuhan keperawatan.
20

Tabel 2.3
Pelaksanaan Pre Confrence
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul

No. Aspek yang Dinilai Skor

1 Menyiapkan ruang/tempat 0

2 Menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi


0
tanggungjawabnya

3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 0

4 Menjelaskan pada PA tentang rencana


tindakan/hasil asuhan keperawatan yang akan 0
dilakukan PA

5 Memberikan masukan dan tindak lanjut 0

6 Memberikan reinforcement pada PA 0

7 Menyimpulkan hasil pre conference 0

8 Menutup acara 0

Total Skor 0

Persentase 0%

Sumber: Data primer observasi dan wawancara tanggal 29 Februari -02


Maret 2016

Analisa Data:
Pelaksanaan pre conference di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah
Bantul belum terlaksana dengan persentase 0 %. Hal tersebut harus
ditingkatkan agar mutu pelayanan di ruang Al A’Raaf RSU PKU
Muhammadiyah Bantul semakin baik.
21

Tabel 2.4
Pelaksanaan Post Confrence
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul

No. Aspek yang Dinilai Skor

1 Menyiapkan ruang/tempat 0

2 Menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi


0
tanggungjawabnya

3 Menjelaskan tujuan dilakukannya post


0
conference

4 Menanyakan hasil asuhan keperawatan yang


0
telah dilakukan PA

5 Menanyakan kendala pemberian asuhan


0
keperawatan

6 Menanyakan tindak lanjut pada lanjut pada dinas


0
selanjutnya

7 Memberikan reinforcement positif 0

8 Menutup acara 0

Total Skor 0

Persentase 0%

Sumber: Data primer observasi dan wawancara tanggal 29 Februari -02


Maret 2016

Analisa Data:
Pelaksanaan post conference di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah
Bantul belum terlaksana dengan persentase 0 %. Hal tersebut harus
ditingkatkan agar mutu pelayanan di ruang Al A’Raaf RSU PKU
Muhammadiyah Bantul semakin baik.
22

B. Analisa data

Dari hasil pengkajian data-data tentang organizing keperawatan di ruang Al

A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul diidentifikasi dan dianalisa untuk memperoleh

masalah. Analisa data hasil pengkajian data dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.5
Identifikasi masalah dan analisa data di ruang Al A’Raaf RSU PKU
Muhammadiyah BAntul

No Data focus Masalah

1 1. Nilai instrument C 1. Belum


operan jaga 70 %, pre optimalnya
dan post conference instrument C
0 %. dalam
pelaksanaan
operan jaga pre
dan post
conference.
23

No Masalah Pokok kegiatan Uraian kegiatan Sasaran Target

1. Peningkatan - Sosialisasi - Review literature Kepala Ruang, 80 % operan


pelaksanaan - Role Play dan menyiapkan ko shift, PA jaga
program operan jaga, diri. dan mahasiswa 50 % pre
MPKP dengan Pre&Post - Koordinasi dengan praktikan conference
model tim : Conference Kepala Ruang, ko 50% post
operan jaga, Pendampingan operan shift dan PA conference
pre &post jaga, pre & post - Sosialisasi dilaksanakan
conference , conference - Role play operan sesuai program
komunikasi, Motivasi operan jaga, jaga, Pre-Post
perencanaan . pre &post conference Conference, operan
Diskusi Intern jaga
- Pendampingan
penerapan operan
jaga, Pre-Post
Conference
- Observasi
- Evaluasi
24

C. Implementasi Optimalisasi Pelaksanaan Operan jaga, pre dan post conference


1. Langkah-Langkah Pelaksanaan operan jaga, pre dan post conference

Tabel 2.6

Langkah-Langkah Pelaksanaan operan jaga, pre dan post conference


No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
1 Persiapan
Mencari literature Endah Buku-buku referensi Menambah refensi tentang operan jaga, 8 Maret Rumah dan
tentang operan jaga, dan searching pre dan post conference 2016 perpustakaan
pre dan post conference internet tentang dan dijadikan sebagai dasar melakukan
operan jaga, pre dan perubahan.
post conference
Menyiapkan Endah - Menyiapkan materi yang akan 9 Maret i Buku dan
materi/referensi disosialisasikan 2016 internet
Koordinasi dengan Endah Kepala ruang, Memberikan informasi, perencanaan 10 Maret Ruang Al
Karu, Ko shift, dan Ko shift dan PA kegiatan role model, dan menyamakan 2014 A’Raaf
anggota tim untuk persepsi demi kelancaran perubahan
sosialisasi /Role Model yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
operan jaga, pre dan operan jaga, pre dan post conference
post conference yang
sesuai
2 Pelaksanaan
Menyampaikan adanya Kepala ruang Mahasiswa, Karu, Sebagai tahap awal pembelajaran bagi 9 Maret Ruang Al
masalah terkait tidak dan Katim dan PA mahasiswa dan perawat dalam 2016 A’Raaf
25

berjalannya operan kelompok penerapan/pelaksanaan Operan jaga,


jaga, pre dan post stase pre dan post conference
conference manajemen

Melakukan role model Kepala ruang Mahasiswa, Karu, Sebagai tahap awal pembelajaran bagi 10 Maret Ruang Al
pelaksanaan Operan dan Katim dan PA mahasiswa dan perawat dalam operan 2016 A’Raaf
jaga, pre dan post kelompok jaga, pre dan post conference
conference stase
manajemen
Melakukan role model Kepala ruang Mahasiswa, Karu, Sebagai tahap awal pembelajaran bagi 10 Maret Ruang A
pelaksanaan operan dan Katim dan PA mahasiswa dan perawat dalam Operan 2016
jaga, pre dan post kelompok jaga, pre dan post conference
conference stase
manajemen
Melakukan kelompok Karu, Katim dan PA Sebagai upaya untuk memotivasi dan 10-23 Ruang Al
pendampingan dalam stase mendampingi dalam pelaksanaan Maret A’Raaf
pelaksanaan Operan manajemen Operan jaga, pre dan post conference 2016
jaga, pre dan post
conference
Diskusi Intern Kepala Kepala ruang, katim Agar motivasi, masukan dan saran bisa 10-23 Ruang Al
ruang, katim, dan PA dicapai lebih luas seluruh tim Maret A’Raaf
PA dan keperawatan di ruang Al A’Raaf. 2016
kelompok
26

stase
manajemen
3 Evaluasi :
Mengevaluasi Kelompok Mahasiswa, Karu, Untuk mengetahui hasil pelaksanaan 24 Maret Ruang Al
pelaksanaan Operan stase Katim dan PA Operan jaga, pre dan post conference 2016 A’Raaf
jaga, pre dan post manajemen
conference

2. Schedule Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 2.7
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
27

Maret 2016
No Kegiatan
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Persiapan
Mencari literature tentang Operan jaga, pre

dan post conference
Koordinasi dengan Karu, Katim, dan anggota
tim untuk pelaksanaan Operan jaga, pre dan √
post conference
2 Pelaksanaan
Menyampaikan Pengertian
,Tujuan,Komponen,Petunjuk dan Evaluasi
Operan jaga, pre dan post conference Dan √
Diskusi terkait pemahaman tentang Operan
jaga, pre dan post conference
Menyampaikan adanya masalah terkait tidak
berjalannya Operan jaga, pre dan post √
conference
Melakukan sosialisasi Operan jaga, pre dan

post conference
Melakukan role model pelaksanaan Operan √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
jaga, pre dan post conference
Melakukan pendampingan dengan
mengingatkan untuk mendokumentasikan √ √
pelaksanaan Operan jaga, pre dan post
conference
Diskusi Intern √

3 Evaluasi :
 Mengevaluasi pelaksanaan Operan jaga,

pre dan post conference
 Penghitungan hasil Evaluasi
28

Keterangan
√ : waktu pelaksanaan
29
30

D. Evaluasi

Tabel 2.8
Indikator, Metoda, Sample, Waktu, Tempat, Dan Evaluator Evaluasi

No Indikator Yang Metoda evaluasi Waktu Tempat Evaluator


Dievaluasi
1. Pelaksanaan 1. Observasi 3 hari Ruang Al Endah
program MPKP Observasi dilakukan A’Raaf
dengan model dengan melihat secara
tim : operan langsung pelaksanaan
jaga, pre-post Operan jaga, pre dan
conference post conference yang
telah berjalan.
2. Wawancara dan
Diskusi
Wawancara dan diskusi
dilakukan dengan
Karu, Katim dan PA
untuk menyamakan
menggali informasi dan
permasalahan terkait
dengan kendala dalam
pelaksanaan Operan
jaga, pre dan post
conference

Tabel 2.9
Evaluasi Pelaksanaan operan jaga
31

Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul

No Aspek yang Dinilai Skor sblm Skor stlh


1 Ko shift membuka acara dengan salam 1 1

2 Ko shift / anggota tim mengoperkan diagnosa keperawatan 0 1

3 Ko shift/ anggota tim mengoperkan tujuan yang sudah 1 1


tercapai

4 Ko shift/ anggota tim mengoperkan tindakan yang sudah 1 1


dilaksanakan

5 Ko shift/ anggota tim mengoperkan hasil asuhan 0 1


keperawatan

6 Ko shift/ anggota tim mengoperkan tindak lanjut 1 1

7 Ko shift tim berikutnya mengklarifikasi 1 1

8 Karu/ ko shift memimpin ronde 1 1

9 Karu/ ko shift merangkum informasi operan 1 1

10 Karu/ ko shift memimpin doa dan menutup acara 0 0


Total skor 7 9
Persentase 70 % 90 %

Sumber: Observasi 7-23 MARET 2016

Analisa Data:
Pelaksanaan operan jaga di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah
Bantul meningkat dari 70% menjadi 90%

Tabel 2.10
Evaluasi Pelaksanaan Pre Confrence
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul

No. Aspek yang Dinilai Skor


32

Skor
sblm
stlh

1 Menyiapkan ruang/tempat 0 0

2 Menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi


0 1
tanggungjawabnya

3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 0 0

4 Menjelaskan pada PA tentang rencana


tindakan/hasil asuhan keperawatan yang akan 0 1
dilakukan PA

5 Memberikan masukan dan tindak lanjut 0 1

6 Memberikan reinforcement pada PA 0 0

7 Menyimpulkan hasil pre conference 0 0

8 Menutup acara 0 1

Total Skor 0 4

Persentase 0% 50 %

Tabel 2.11
Evaluasi Pelaksanaan Post Confrence
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Skor Skor
No. Aspek yang Dinilai
sblm stlh

1 Menyiapkan ruang/tempat 0 0

2 Menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi


0 1
tanggungjawabnya

3 Menjelaskan tujuan dilakukannya post


0 0
conference

4 Menanyakan hasil asuhan keperawatan yang


0 1
telah dilakukan PA

5 Menanyakan kendala pemberian asuhan


0 0
keperawatan

6 Menanyakan tindak lanjut pada lanjut pada dinas


0 1
selanjutnya

7 Memberikan reinforcement positif 0


33

8 Menutup acara
0
0

Total Skor 0
3

Persentase 0% 37,5 %

Interprestasi data :
Pelaksanaan dan dokumentasi operan jaga, pre dan post confernce sebelum
diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi mengalami peningkatan dari
operan jaga 70% menjadi 90% serta pre conference dari 0% menjadi 50 % dan post
conference 0% meningkat menjadi 37,5%.

a. Faktor Pendukung
1) Adanya dukungan dari kepala ruang, ketua tim, perawat pelaksana, dan
preceptor rumah sakit untuk membantu dalam mengoptimalkan pelaksanaan
operan jaga, pre dan post conference.
2) Adanya saran dan masukan dari kepala ruang.
3) Adanya kerja sama dengan sesama anggota kelompok stase manajemen
keperawatan.
4) Adanya kerjasama dari perawat sehingga mau melakukan tindakan operan
jaga, pre dan post conference.
b. Faktor Kendala
1) Kesibukan diruangan sehingga pelaksanaan post conference tidak dapat
diterapkan secara optimal, khususnya di siang dan malam hari.
2) Tidak adanya katim pada sore dan malam hari sehingga post conference
tidak bisa terlaksana optimal.

c. Rencana Tindak lanjut


1) Mengusulkan kepada perawat ruang Al A’Raaf untuk mempertahankan
kegiatan operan jaga, pre dan post conference agar proses MPKP dapat
berjalan dengan baik dan kualitas pelayanan serta kepuasan perawat
meningkat.
34

BAB IV
PEMBAHASAN

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis serta proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen adalah sebuah proses yang
memandu dan mengarahkan semua atau bagian dari organisasi yang secara terus-
menerus mengembangkan dan memanipulasi sumber-sumber. Tindakan memanage,
menangani, supervisi, atau mengontrol merupakan deskripsi dari manajemen.
Berdasarkan Nursalam (2002), manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan
keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen, antara lain: perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan
pengendalian yang saling berhubungan mendukung asuhan keperawatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat.
Pelaksanaan operan jaga, pre-post conference yang dilakukan diruang Al A’Raaf
belum berjalan dengan optimal sejak 2010. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi
serta pendelegasian diri kepala ruang ke koordinator shift pada operan jaga. Pada
kegiatan pre-post conference belum bisa berjalan optimal di karenakan di pagi hari
35

mobilitas kerja sangat tinggi. Hasil pengkajian sebelum dilakukan intervensi tentang
pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di ruang Al A’Raaf didapatkan hasil
persentase operan jaga 70%, pre-post conference 0%. Dari permasalahan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di ruang Al
A’Raaf belum optimal.
Adapun untuk mengoptimalkan pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di ruang
Al A’Raaf mahasiswa melakukan langkah-langkah yaitu (1) Koordinasi dengan
karu,katim dan anggota tim untuk pelaksanaan operan jaga, pre-post conference ,(2)
Menyamakan persepsi tentang operan jaga, pre-post conference, (3) Melakukan role
model pelaksanaan operan jaga, pre-post conference,(4) Melakukan pendampingan
dalam pelaksanaan operan jaga, pre-post conference,(5) Diskusi terkait permasalah yang
dihadapi saat pelaksanaan operan jaga, pre-post conference.
Setelah dilakukan intervensi pada pelaksanaan operan jaga 90% ,pre conference 50
% dan post conference 37,5%. Dari pencapaian hasil tersebut pelaksanaan operan jaga,
pre-post conference ada perbaikan ke arah yang lebih baik walau belum optimal.
Faktor Pendukung dalam pelaksanaan kegiatang operan jaga, pre dan post
conference.yaitu adanya dukungan dari kepala ruang, ketua tim, perawat pelaksana, dan
preceptor rumah sakit untuk membantu dalam mengoptimalkan pelaksanaan operan
jaga,pre dan post conference; adanya saran dan masukan dari kepala ruang; adanya kerja
sama dengan sesama anggota kelompok stase manajemen keperawatan ; adanya
kerjasama dari perawat sehingga mau melakukan tindakan operan jaga, pre dan post
conference. Sedangkan faktor kendala yang di hadapi adalah kesibukan diruangan
sehingga pelaksanaan post conference tidak dapat diterapkan secara optimal, khususnya
di siang dan malam hari-post conference tidak bisa terlaksana optimal.
36

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil pengkajian sebelum dilakukan intervensi tentang
pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di ruang Al A’Raaf didapatkan hasil
persentase operan jaga sebanyak 70% , pre dan post conference 0%.
Setelah dilakukan intervensi pada pelaksanaan operan jaga sebanyak 90 %
pre conference 50 % dan post conference 37,5%. Dari pencapaian hasil tersebut
pelaksanaan operan jaga, pre dan post conference sudah mulai berjalan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi kepala ruang
Kepala ruang diharapkan agar selalu mendelegasikan informasi ke koordinator
shift.
2. Bagi Katim dan Associate
Bagi Katim dan perawat Associate agar selalu melaksanakan pre-post
conference.

DAFTAR PUSTAKA
37

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi kedua. Salemba Medika. Jakarta.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Keperawatan Profesional.
Salemba Medika: Jakarta
Program Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘aisyiyah Yogyakarta 2012. Buku
Panduan Pendidikan Profesi Ners: Yogyakarta
Suryani,2006 . Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktik. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai