STUDI KASUS
Oleh :
CARIN MEISA
NPM : 0200130055
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Namun, untuk mencapai sasaran dalam
kematian ibu adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
32/1000 kelahiran hidup hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI
tahun 2007 dimana kematian ibu sebesar 288/100.000 kelahiran hidup dan
Menurut Saifuddin (2010) penyebab utama dari kematian ibu yang terjadi
macet, kehamilan tidak diinginkan, dan lain-lain. Penyebab langsung ini, 90%
terjadi pada saat persalinan. Sedangkan penyebab tidak langsung dari kematian
(empat) faktor terlalu seperti terlalu tua, terlalu muda, terlalu dekat dan terlalu
banyak.
kontribusi pada tingginya kematian ibu dan anak adalah oligohidramnion yaitu
1
2
sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Sekitar 12%
wanita yang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir (usia
wanita hamil yang mengalami tidak tahu pasti apa penyebabnya. Penyebab
oligohidramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya
bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang
ginjal dan saluran kemih dan janin yang meninggal. Selain itu, ada beberapa
faktor penyebab oligohidramnion yang berasal dari ibu, antara lain dehidrasi pada
janin, cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi
tenal dan kering dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kelahiran
Berdasarkan data dari rekam medis RSUD Kabupaten Ciamis pada tahun
tahun 2014 sebanyak 88 kasus (6.2%) dari 1412 persalinan, dan pada tahun 2015
B. Rumusan Masalah
cairan ketuban kudang dari 500 ml. Hasil studi pendahuluan diketahui bahwa
Ciamis, walaupun dalam jumlah sedikit dari seluruh persalinan namun kondisi ini
4
dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan janin. Oleh karena
itu, penulis menetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi RSUD
Kabupaten Ciamis.
b. Bagi Bidan
informasi bagi bidan mengenai faktor penyebab, tanda dan gejala sehingga
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi ibu hamil agar
E. Keaslian Penelitian
BLU RSU prof. Dr. R.D . Kandou Manado, dalam penelitiannya menemukan
Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu dengan judul
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Pengertian persalinan
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi (Saifuddin,
2001:100).
7
8
pubis, dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kemih
tertekan kepala.
rahim.
4. Tanda-Tanda Persalinan
a. Rasa sakit oleh adanya his yang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluarnya blood show yang lebih banyak karena robekan kecil pada
cervix.
uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopii
daerah lobus minoris yaitu daerah canalis cervikalis (jalan lahir) yang
massa konsepsi.
terbuka.
intraabdominal) :
b) Jalan lahir tulang : Pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
persalinan.
a) Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah bila bayi
lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat alat atau
11
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya
b) Partus prematurus
Adalah persalinan dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum
aterm atau cukup bulan, berat janin kurang dari 2.449 gram atau tua
Adalah partus pada kehamilan 37-42 minggu, janin matur, berat badan
d) Partus serotin
e) Partus presipitarus
(Manuaba, 2002:157)
12
c. Tali pusat atau tangan atau kaki bayi keluar lebih dulu dari jalan lahir.
a. Kala I
Kala I adalah kala pembukaan yang dimulai dimulai dari saaat persalinan
dimulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). proses ini terbagi dari dua fase,
fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)
serviks emmbuka dari 3-10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering selama fase
aktif..
b. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
13
c. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
d. Kala IV
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
B. Oligohidramnion
1. Definisi
normal, yaitu kurang dari 500 cc. Air ketuban berfungsi sebagai media bagi
janin untuk tumbuh dan berkembang dengan normal, penting bagi janin untuk
dapat bergerak bebas, melindungi janin dari trauma atau cedera, menjaga
stabilitas suhu tubuh janin, dan berperan dalam proses pembesaran rongga
disimpulkan bahwa ada hubungan antara volume cairan yang kecil dengan
jumlah cairan amnion abnormal yang jumlahnya kurang dari 500 ml dan dapat
12% dari 511 kehamilan dengan usia kehamilan 41 minggu atau lebih. (Dexa
oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
2. Klasifikasi oligohidramnion
obstruksi saluran kemih janin atau agnesis ginjal. Oleh karenanya, anuria
frekuensi denyut jantung, seksio sesarea atas indikasi gawat janin, atau
asidemia neonatus.
3. Etiologi
tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer
Padahal urin termasuk sumber utama air ketuban. Kelainan bawaan pada
ginjal dan saluran kemih lebih sering ditemukan dibanding kelainan bawaan
pembentukan batu ginjal. Kelainan bawaan pada saluran kemih dan kelamin
pada janin bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
memproduksi ketuban
4. Faktor Resiko
oligohidramnion meliputi :
17
a. Faktor Ibu
1) Dehidrasi
cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari
regulator volume cairan ketuban adalah aliran air dari cairan ketuban
dan menyusui dibuat untuk kondisi faali (fisiologi) ibu. Pada beberapa
2) Pre-eklampsia
dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan
3) Diabetes.
kehamilan.
sampel darah.
b. Faktor Janin
mencapai berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia
tidak adanya dari kantong / selaput cairan amnion yang tebalnya 1 cm,
IUGR.
adanya kadar kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu,
beresiko tinggi, di mana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin.
dengan pengukuran tingggi fundus uteri atau dengan pemeriksaan USG dan
23
penentuan dengan palpasi. Keadaan TFU yang melebih batas normal dapat
a. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
d. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar
lebih jelas.
g. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.
6. Pemeriksaan Penunjang
kedalaman gambaran air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Dilakukan
lewat USG (ultrasonografi). Nilai nominalnya berkisar antara 10-20 cm. Bila
kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah berkurang. Jika kurang dari 5 cm,
7. Patofisiologis
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru
lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion
dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter).
Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh
abnormal.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan,
karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
25
kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas
8. Komplikasi
oligohidramnion diantaranya :
a. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat
terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas
c. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan
seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan
9. Prognosis
Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh
janin yang hidup. Sering terjadi persalinan prematur dan kematian neonatus.
26
Selain itu, dengan tidak adanya cairan amnion,janin mengalami tekanan dari
10. Penatalaksanaan
konsumsi cairan
c. Banyak istirahat
a. Tirah baring.
b. Hidrasi.
c. Perbaikan nutrisi.
f. Amnion infusion.
OLIGOHIDRAMNION
No. Dokumen No. Revisi Halaman
./Yanmed/RSUD.KPS/VIII/2010 0 1 dari 1
RSUD Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Direktur RSU
Pengertian Suatu kondisi kehamilan dimana volum cairan amnion di bawah normal
Prinsip Dasar Kejadian oligohidramnion lebih dini berakibat lebih berat terhadap
janin. Adhesi antara amnion dan janin menyebabkan pertumbuhan
janin terjadi dan abnormalitas cukup serius.
Bila diketahui pada kehamilan muda, efek terhadap janin lebih
disebabkan akibat efek penekanan seperti deformitas janin dan
amputasi ekstremitas.
Berhubungan dengan adanya abnormalitas traktus genitourinaria,
seperti agenesis ginjal, obstruksi traktus urinarius. Insufisiensi
plasenta dapat merupakan faktor predisposisi.
Dapat menyebabkan hipoplasi pulmoner, karena kompresi akibat
tidak ada cairan, terjadi inhalasi cairan yang menghambat
pertumbuhan paruparu dan terjadi defek paru intrinsik.
Sering ditemukan janin dengan presentasi bokong, dengan posisi
fleksi ekstrim dan rapat.
Sering menyebabkan persalinan prematur
Diagnosa Ultrasonografi : Oligohidramnion berat bila indeks cairan amnion < 5 cm
Manajemen Jika tanpa kelainan kongenital mayor dapat dicoba amnio infusi Pada
umumnya persalinan tidak berbeda bila janin dalam keadaan normal
Seksio sesarea atas indikasi obstetri atau deselerasi berulang setelah
amnioinfusi
Resusitasi jantung pulmoner untuk kemungkinan hipoplasia paru
Bila terdapat kelainan kongenital upayakan lahir pervaginam
Prognosis Untuk ibu baik
Untuk bayi buruk
28
Persalinan
Fisiologis Patologis
Polihidramnion Oligohidramnion
(Manuaba, 2007)
BAB III
DEFINISI ISTILAH
1. Oligohidramnion
Suatu keadaan pada ibu bersalin dimana cairan ketuban atau amnion kurang dari
500 cc
29
30
3. Komplikasi oligohidramnion
Suatu keadaan yang bersifat negatif yang terjadi pada ibu (atonia uteri, persalinan
lama dan macet) atupun pada bayi (cacat bawaan, keguguran, pertumbuhan janin
4. Penatalaksanaan
Suatu tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada ibu bersalin dengan
oligohidramnion.
31
BAB IV
Subjek pada penelitian ini adalah Ny. E usia 22 tahun G1P0A0 hamil 36
C. Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Wawancara
31
32
b. Observasi
c. Pemeriksaan Fisik
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari hasil catatan pasien atau laboratorium yaitu
1. Waktu
2. Tempat Penelitian
E. Instrumen Penelitian
adalah
1. Pedoman wawancara
dengan faktor resiko oligohidramnion pada ibu dan kepada bidan atau dokter.
33
2. Lembar observasi
3. Rekam Medik
Untuk memperoleh data-data yang sudah tersedia dalam rekam medik yang
1. Self determination
ada paksaan pada responden untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara
2. Privacy
data yang telah diperoleh dirahasiakan dan hanya data yang diperlukan untuk
yang didapat dari responden dijamin oleh peneliti. Hal ini untuk
Adapun pada keadaan khusus seperti forum ilmiah atau pengembangan ilmu,
baru akan diungkap data yang didapat tanpa memakai nama asli subjek
penelitian.
4. Fair treatment
membeda-bedakan status sosial, suku bangsa, agama, dan ras, serta tidak ada
menjaga dampak buruk dan akibat lain yang ditimbulkan dari penelitian ini.
G. Analisa Data
BAB V
HASIL PENELITIAN
RSUD Ciamis adalah rumah sakit negeri kelas C didirikan pada tahun
1942 dengan luas lahan 19.305 M2. Rumah sakit ini mampu memberikan
pelayanan rujukan dari puskesmas. Tempat ini tersedia 244 tempat tidur inap,
lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Jawa Barat yang tersedia rata-
rata 68 tempat tidur inap. Dengan 29 dokter, rumah sakit ini tersedia lebih
2. Ruang VK
35
36
B. Hasil Penelitian
Tabel 5.1
Identitas subjek 1
Ibu Suami
Nama Ny. E Tn. N
Usia 22 tahun 25 tahun
Jumlah anak 0 0
Pekerjaan IRT Buruh
RW 01 Kecamatan Panumbangan.
2. Diagnosis olighohidramnion
Pada tanggal 20 April 2016 pukul 14.00 WIB ibu datang tempat
praktik dr. Nanang Sp.OG dari hasil pemeriksaan dr. Nanang diperoleh hasil
TD 110/80 mmHg, Nadi 82 x/mnt, P 20 x/menit dan suhu 36,5OC, turgor kulit
baik, TFU 29 cm, TBBJ 2430-2790 gram DJJ 146 x/menit. Hasil
kiri teraba ekstremitas, dan disebelah kanan teraba punggung, leopold III
bagian terbawah janin teraba kelapa dan sudah masuk pintu atas panggul
ada kelainan, portio tebal lembek, pembukaan 1 jari sempit, dan dilakukan
37
pemeriksaan air ketuban dengan kertas lakmus dengan hasuil tes lakmus
berubah biru. Kemudian oleh dr. Nanang dilakukan USG dengan hasil cairan
amnion kurang. berdasarkan data tersebut dapat didiagnosis bahwa Ny. E usia
KPD.
Tanggal 21 April 2016 pada pukul 13.15 WIB ibu di rujuk ke RSUD
dengan rumus neagle diketahui usia kehamilan Ny. E 36 minggu dan taksiran
tanda vital normal yaitu TD 110/80 mmHg, Nadi 80 x/mnt, P 20 x/menit dan
suhu 36OC, turgor kulit baik, TFU 29 cm, TBBJ 2430-2790 gram DJJ 146
x/menit.
dilakukan anamnesa Ny. E mengatakan keluar air-air sebulan yang lalu namun
rembes cairan tersebut tidak setiap hari, ibu juga mengatakan tidak merasakan
x/mnt, P 20 x/menit dan suhu 36OC, turgor kulit baik, TFU 29 cm, TBBJ
disebelah kanan teraba punggung, Leopold III Bagian terbawah janin teraba
kepala. Kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP), Leopold IV Penurunan
vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal lembek, pembukaan 1 jari
analisis penulis dari pemeriksaan USG pada hari 20 April 2016 cairan
ketuban kurang (400 cc). Hasil diagnosis dari RSUD Ciamis diketahui bahwa
Ny. E usia 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu 6 hari janin tunggal hidup
3. Faktor resiko
Tabel 5.2
Faktor resiko oligohidramnion
Faktor resiko Hasil
Solusio Plasenta Tidak pernah mengalami
perdarahan selmaa kehamilan
Dehidrasi Tidak, minum kurang lebih 8 gelas
Preeklampsia Tidak, TD 110/80 mmHg
Diabetes Tidak, glukosa urine (-)
Keamilan lewat waktu Tidak, 36 minggu 4 hari
KPD Ya, sisa cairan jernih
Kematian janin Hasil USG, janin tunggal hidup
intra uterin
IUGR Tidak, DJJ 160 x/menit
39
mengatakan bahwa ibu minum setiap hari kurang lebih 8 gelas, minum air
ekstremitas atas diketahui kulit ibu dapat kembali kurang dari 2 detik.
Ny. E diketahui bahwa hari pertama haid terakhir ibu adalah tanggal 03
Agustus 2015. Dari hasil hasil USG yaitu pada tanggal 20 April 2016
DJJ 160x/menit, his negatif, vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal
4. Penatalaksanaan
tanggal 21 April 2016 pukul 20.15 menganjurkan pada ibu untuk puasa
karena rencana dilakukan SC. Pada tanggal 22 April 2016 pukul 08.10
cukur pubis. Kemudian pada pukul 12.20 dilakukan SC dengan hasil lancar.
Bayi lahir pukul 12.23 langsung menangis, kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan. A/S 7/9, gerakan aktif, otot kuat, BB 2750 gram, panjang badan
36,4, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus kurat, perdarahan 500 cc plus
air ketuban, kandung kemih diuresis 100 cc, kosong. Kemudian dilakukan
terapi Infus RL + oxy 2 ampul. Pada pukul 13.00 WIB, Ny. E dipindahkan ke
hasil :
COPI DISINI
tromadol 3 x50 mg, sulfus ferusus 2x1, B compleks 2x1. Pada tanggal 24
April 2016 up infus, up DC dan pada pukul 09.00 WIB ibu diperbolehkan
pulang.
Tabel 5.4
Komplikasi pada bayi
dilahirkan tidak mengalami komplikasi. Hal ini dapat dilihat dari Hasil
kelamin perempuan. A/S 7/9, gerakan aktif, otot kuat, BB 2750 gram, panjang
C. Pembahasan
diketahui Ny. E mengatakan keluar air-air, dan merasakan nyeri saat adanya
intrauterin. Hasil analisis penulis dari pemeriksaan USG pada hari 20 April
2016 cairan ketuban kurang (400 cc). Hasil diagnosis dari RSUD Ciamis
diketahui bahwa Ny. E usia 22 tahun G1P0A0 hamil 36 6 hari minggu janin
kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. Air ketuban berfungsi sebagai
media bagi janin untuk tumbuh dan berkembang dengan normal, penting bagi
janin untuk dapat bergerak bebas, melindungi janin dari trauma atau cedera,
menjaga stabilitas suhu tubuh janin, dan berperan dalam proses pembesaran
Berdasarkan dari tanda dan gejala yang dirasakan oleh ibu, dapat
adanya uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotemen dan ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
43
cairan amnion sangat sedikit. Kondisi ini biasanya terjadi akibat insufisiensi
2. Faktor Oligohidramnion
a. Solusio plasenta
riwayat solusi plasenta pada kehamilan ini dan pada saat persalinan yang
lalu. Menurut analisis penulis, ibu yang mengalami solusio plasenta akan
Namun jika ditemukan air ketuban yang terlalu sedikit dapat disebabkan
asupan darah dan nutrisi yang cukup untuk bayi. Hal ini dapat
menyebabkan masalah pada air ketuban karena air ketuban dihasilkan dari
b. Dehidrasi
bahwa ibu minum setiap hari kurang lebih 8 gelas, minum air putih.
ekstremitas atas diketahui kulit ibu dapat kembali kurang dari 2 detik.
selama kehamilan, hal ini tidak sesuai dengan teori seperti yang
cairan ketuban adalah aliran air dari cairan ketuban menuju sirkulasi fetus
melalui ketuban.
45
c. Pre-eklampsia
pernah mengeluh sakit kepala, atau saat bangun pagi merasa sakit kepala.
Dari hasil wawancara juga ditemukan ibu tidak pernah mengeluh nyeri
perut bagian bahwa, atau mengalami edema pada muka, tangan dan kaki.
d. Diabetes
selama hamil sekarang ini ibu pernah diperiksa glukosa urin melalui USG,
sedikit gejala dan hal ini paling sering didiagnosis dengan pemeriksaan
minggu 5 hari. Hal ini juga didukung dari hasil USG yaitu pada tanggal 20
April 2016 dimana usia kehamilan ibu adalah 36 minggu 5 hari. Sehingga
lewat waktu.
tinggi, di mana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Fungsi
48
laktogen plasenta.
hal ini disebabkan karena pada kehamilan lewat waktu terjadi perfusi
dini, hal ini didukung dari hasil test lakmus berubah menjadi biru.
berkurang.
49
Padahal normal cairan amnion adalah 500 cc, hal ini sesuai dengan
dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.
pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi akhir kehamilan
secara spontan.
amnion dalam uterus terus berkurang. Pada awalnya Ketuban pecah dalam
berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi pe-
oligohidramnion.
g. Kematian janin
gerakan janin yang dirasakan dalam sehari kurang lebih 20 kali. Hal ini
atau kematian janin dalam rahim adalah kematian janin dalam kehamilan
atau berat janin 1000 gram. Janin yang mati dalam kandungan dapat
memproduksi urin.
amnion.
h. IUGR
TFU dikurangi 11 x 135 atau 155 dengan taksiran 3100 gram kemudian
didukung dari hasil USG dimana janin masih bergerak. Satu jam segera
gangguan atau penurunan fungsi ginjal dan penurunan produksi urin. Hal
penurunan fungsi ginjal dan penurunan produksi urin yang dihasilkan oleh
janin.
pasokan otak dan jantung dan penurunan fungsi ginjal sehingga terjadi
3. Penatalaksanaan
pukul 20.15 menganjurkan pada ibu untuk puasa karena rencana dilakukan
SC. Pada tanggal 22 April 2016 pukul 08.10 berikan cefotaxime 1 gr dioplos
53
12.20 dilakukan SC dengan hasil lancar. Bayi lahir pukul 12.23 langsung
menangis, kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan. A/S 7/9, gerakan aktif,
31 cm. Pada tanggal 22 April 2016 diberikan terapi berupa cefazoline 1 gram
tromadol 3 x50 mg, sulfus ferusus 2x1, B compleks 2x1. Pada tanggal 24
April 2016 up infus, up DC dan pada pukul 09.00 WIB ibu diperbolehkan
pulang.
4. Komplikasi
pada ibu maupun janin, hal ini didukung dengan hasil pemeriksaan fisik
A/S 7/9, gerakan aktif, otot kuat, BB 2750 gram, panjang badan 48 cm, LILA
11 cm LK 32 cm LD 31 cm.
BBLR adalah berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang
badan kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm. Kepala relatif
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Hasil diagnosis oligohidramnion pada Ny. E merasa keluar air-air dan sakit
pecah dini.
4. Dari hasil penelitian ini tidak terjadi komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin.
B. Saran
55
56
2. Bagi Bidan
dan persalinan melalui pelaksanaan kelas ibu hamil secara rutin, secara
proaktif bidan dapat memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang ANC,
3. Rumah Sakit
resiko dan penatalaksanaan yang optimal melalui prosedur tetap atau Standar
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IGD. 2007. Ilmun Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Jakarata: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistyoningsih, 2010. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Jogjakarta