Disusun oleh :
IIS NOPITASARI
NIM : 13DP277028
INTISARI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa AKI sebesar 359 per 100.000
1
2
yang diberikan pada ibu selama periode 6 jam sampai 42 hari setelah
melahirkan.
kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat AKI pada tahun 2014
2015).
lancar dan dapat melahirkan dengan sempurna, ada dua cara dalam
dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan untuh serta berat janin
menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir apabila pada
secara normal maupun spontan dan disamping itu juga ada faktor
lintang.
Tabel 1.1
Data 5 Besar Penyulit Persalinan Rawat Inap Bagian Obstetri dan
Ginekologi di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
Tahun 2015
NO DIAGNOSA JUMLAH %
1 KPD 274 45,36
2 Kala II Lama 229 37,91
3 PPT 49 8,11
4 DKP 38 6,29
5 Lintang 14 2,32
TOTAL 604 100
Sumber : Medical Record RSUD Ciamis Tahun 2015
Record RSUD Ciamis tahun 2015, jumlah pasien yang dirawat akibat
5
didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu, sedangkan bokong
disertai dinding uterus dan perut yang lembek, Fiksasi kepala tidak ada
lintang kasep dan ruptura uteri, juga adanya tali pusat menumbung
sama dengan ayat tentang kehamilan, antara lain ada dalam QS. Al-
…….
Allah memberi wasiat pada manusia agar berbakti pada kedua orang
suatu proses yang sangat berat. Pengaruh kontraksi rahim ketika bayi
perjuangan ibu ketika melahirkan dan resiko yang sangat berat yang
Nabi sebagai rasa impati karena musibah yang dialami dan juga
beratnya resiko kehamilan dan melahirkan bagi seorang ibu. Hal ini
bukan berarti membiarkan ibu yang akan melahirkan agar mati syahid,
7
terjadi resiko yang bisa membahayakan ibu dan anak. Periode masa
nifas ini lama sekitar 42 hari atau 6 minggu. Dalam hal ini apabila
nyaman nyeri berhubungan dengan luka post op sc, ASI susah keluar
diri berhubungan dengan cemas pada luka post op sc. Dalam hal ini
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
hari ke-3.
9
1. Metode Penulisan
cara :
a. Wawancara
b. Observasi Langsung
c. Studi Dokumentasi
d. Studi Kepustakaan
e. Partisipasi Aktif
D. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
penulisan.
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Seksio Sesarea
a Definisi
(Manuaba, 2010).
b Etiologi
12
13
ekstraksi.
c Patofisiologi
SEKSIO SESAREA (SC)
Indikasi SC (1960) Well Born
Baby
Iindikasi klinis
SC letak sungsang
SC perdarahan anterpartum
Indikasi Klasik Kehamilan prematuritas
Prolong/neglected labour
Kehamilan resiko tinggi
Gawat janin
Berat badan bayi 4000 g
Kehamilan ganda
Pre-eklamsia/eklamsia
Kegagalan induksi
Seksio berulang
Lain-lain permintaan SC
Faktor Pendukung Seksio sesarea
Kemampuan teknik operasi
Anestesia
Antibiotik bervariasi
Keseimbangan elektrolit
Transfusi darah
Perawatan pasca operasi lebih tinggi
Ternyata SC dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
(Manuaba, 2010)
e Indikasi
1) Plasenta previa
7) Diabetes (kadang-kadang)
(Manuaba, 2010)
5) Persalinan macet
(Manuaba, 2010)
f Komplikasi
1) Infeksi peurperal
peritonitis, sepsis.
2) Perdarahan
2. Letak Lintang
a Definisi
2010).
2010).
anak tegak lurus atau hampir tegak lurus pada sumbu panjang
ibu.
b Klasifikasi
1) Letak kepala
2) Letak Punggung
dorso-anterior.
dorso-posterior.
17
dorso- superior.
dorso-inferior.
c Etiologi
lintang adalah :
3) Hidrosefalus
5) Kehamilan premature
6) Kehamilan kembar
7) Panggul sempit
subseptus)
d Manifestasi Klinis
3) Pada palpasi :
uteri.
e Patofisiologi
2010).
19
1) Sewaktu Hamil
2) Sewaktu Partus
holistik diantaranya :
(Sujiyantini, 2010)
asing oleh klien) seperti pada klien post operasi seksio sesarea
(Sujiyantini, 2010).
f. Gangguan Eliminasi
(Rohmah, 2009).
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
Terdiri dari identitas klien yang terdiri dari nama, umur, jenis
klien, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a) Riwayat Obstetri
Tabel 2.1
Riwayat Obstetri
Berat Keadaan
Waktu Umur Jenis Tempat / Jenis
No Bayi Anak
Partus Kehamilan Partus Penolong Kelamin
Lahir Sekarang
b) Riwayat Ginekologi
6) Riwayat Menstruasi
kehamilan.
27
7) Riwayat Perkawinan
8) Riwayat Kontrasepsi
pemeriksaan, immunisasi.
selanjutnya.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Sistem Integumen
3) Sistem Sensori
a) Mata
b) Telinga
c) Hidung
d) Mulut
e) Leher
4) Sistem Pernapasan
dan keluhan.
5) Sistem Kardiovaskuler
bunyi jantung.
6) Sistem Gastrointestinal
7) Sistem Perkemihan
8) Sistem Muskuloskeletal
keluhan.
9) Sistem Persyarafan
a) Mamae
b) Genetalia
c) Uterus
a) Nutrisi
dirasakan.
b) Cairan
2) Eliminasi
keluhan.
3) Istirahat Tidur
4) Personal Hygiene
5) Aktivitas
e. Aspek Psikososial
f. Aspek Sosial
kesehatan.
g. Aspek Spiritual
1) Immunisasi
2) Perawatan payudara
4) KB
32
i. Data Penunjang
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
2008).
yang muncul pada klien post operasi seksio sesarea karena letak
pembedahan.
anestesi.
jaringan kulit.
anestesi.
kekuatan.
spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus
pembedahan.
a) Tampak rileks.
Tabel 2.2
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Intervensi Rasionalisasi
1. Tentukan karakteristik dan 1. Membedakan karakteristik
lokasi ketidaknyamanan khusus dari nyeri membantu
nyeri. membedakan nyeri pasca operasi
dan terjadinya komplikasi.
2. Obsertasi TD dan nadi 2. Nyeri dapat menyebabkan
gelisah serta tekanan dari nadi
meningkat.
3. Ubah posisi klien 3. Merilekskan otot dan
mengalihkan perhatian dari
sensasi nyeri.
35
Tabel 2.3
Kecemasan
Intervensi Rasionalisasi
1. Beri support mental. 1. Memberikan dukungan
emosional, dapat mendorong
pengungkapan masalah.
2. Berikan informasi yang akurat 2. Khayalan yang disebabkan oleh
tentang keadaanya. kurangnya informasi atau
kesalahanpahaman dapat
meningkatkan tingkat ansietas.
3. Tentukan tingkat ansietas klien 3. Kelahiran sesaria mungkin
dipandang sebagai suatu
kegagalan dalam hidup oleh
klien / pasangan dan hal
tersebut dapat memiliki dampak
negatif dalam proses ikatan /
menjadi orang tua.
(Doengoes, 2005 dalam Hartini, 2014).
36
anestesi.
Tabel 2.4
Resiko Tinggi Terhadap Cidera
Intervensi Rasionalisasi
1. Anjurkan ambulasi dini dan 1. Meningkatkan sirkulasi dan aliran
latihan. balik vena dari eksemitas bawah,
menurunkan resiko pembentukan
trombus.
2. Bantu klien pada ambulansi 2. Hipotensi ortostatik dapat terjadi
awal. pada perubahan dari posisi
terlentang ke berdiri.
3. Peregangan berlebihan pada
3. Inspeksi insisi secara teratur. insisi atau pelambatan
penyembuhan dapat
menyebabkan klien cenderung
terhadap pemisahan jaringan dan
kemungkinan nemoragi.
(Doengoes, 2005 dalam Hartini, 2014).
jaringan kulit.
Tabel 2.5
Resiko Tinggi Terhadap Infeksi
Intervensi Rasionalisasi
1. Anjurkan dan gunakan teknik 1. Membantu mencegah atau
mencuci tangan. membatasi penyebaran infeksi.
2. Tinjau ulang HB / HT pranatal, 2. Anemia, diabetes dan persalinan
perhatikan adanya kondisi yang yang lama sebelum kelahiran
37
c) Keluarnya flatus
Tabel 2.6
Konstipasi
Intervensi Rasionalisasi
1. Auskultasi terhadap adanya 1. Menentukan kesiapan terhadap
bising usus pada keempat pemberian makan peroral dan
kuadran setiap 4 jam setelah kemungkinan terjadinya
kelahiran sesaria. komplikasi.
2. Palpasi abdomen, perhatikan 2. Menandakan pembentukan gas
distensi atau ketidaknyamanan. dan akumulasi atau
kemungkinan ileus paralitik.
3. Anjurkan latihan kaki dan 3. Latihan kaki mengencangkan
pengencanganabdominal, otot-otot abdomen dan
tingkatkan ambulasi dini. memperbaiki mobilitas
4. Identifikasi aktifitas-aktifitas abdomen.
dimana klien dapat 4. Membantu dalam menciptakan
menggunakannya dirumah untuk kembali pola evakuasi normal
merangsang kerja usus. dan meningkatkan kemandirian.
(Doengoes, 2005 dalam Hartini, 2014).
38
anestesi.
Tabel 2.7
Perubahan Eliminasi Urine
Intervensi Rasionalisasi
1. Perhatikan dan catat jumlah, 1. Oliguri (keluaran urine kurang
warna, dan konsentrasi drainase dari 30 ml/jam) mungkin
urine. disebabkan oleh efek-efek anti
diuretik dan infus oksitosin.
2. Tinggi fundus mengakibatkan
2. Palpasi kandung kemih, pantau peningkatan pengisian kandung
tinggi fundus, dan lokasi dan kemih. Menyebabkan
jumlah aliran lochea. peningkatan relaksasi uterus
dan aliran lochea.
3. Berikan cairan peroral 6 – 8 3. Cairan meningkatkan hidrasi dan
gelas per hari. fungsi ginjal, dan membantu
mecegah statis kandung kemih.
(Doengoes, 2005 dalam Hartini, 2014).
kekuatan.
Tabel 2.8
Kurang Perawatan Diri
Intervensi Rasionalisasi
1. pastikan berat / durasi 1. nyeri berat mempangaruhi
ketidaknyamanan respon emosi dan prilaku,
sehingga klien mungkin tidak
mampu terfokus pada aktivitas
2. ubah posisi klien setiap 1 – 2 jam perawatan diri.
2. Membantu mencegah komplikasi
39
Tabel 2.9
Gangguan Pola Istirahat dan Tidur
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji pesepsi klien tentang 1. Mengidentifikasi persepsi klien
kelelahan, kebutujhan tidur, dan tentang masalah tidur.
kekurangan tidur. 2. Bantu klien dengan
2. Kaji lingkungan rumah, ukuran merencanakan periode tidur /
dan situasi keluarga, rutinitas istirahat selama siang hari,
dan ketersediaan bantuan. secara realitas, dalam jadwal
anggota keluarga.
3. Berikan informasi yang 3. Tidur dan ketidak aktifan
berhubungan dengan aspek- menurunkan laju metabolik basal
aspek positif tentang tidur dan dan memungkinkan oksigen dan
istirahat. nutrien digunakan untuk
pemulihan.
4. Anjurkan pembatasan jumlah 4. Kelelahan berlebihan dapat
dan lamanya waktu kunjungan. diakibatkan dari penggunaan
waktu kunjungan yang sering.
(Doengoes, 2005 dalam Hartini, 2014).
5. Implementasi
6. Evaluasi
2009).
yaitu :
a. Evaluasi Formatif
b. Evaluasi Sumatif
(Rohmah, 2009)
komponen P (Perencanaan).
42
keperawatan.
atau dihentikan.
(Rohmah, 2009).
DAFTAR PUSTAKA