Anda di halaman 1dari 8

Kondisi Pembeda Volume Perdarahan Kala IV

DISUSUN OLEH:

NAMA MAHASISWA: PUTRI ULANDARI

NPM 202362038

PROGRAN STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

TAHUN 2024
TELAAH JURNAL

Judul jurnal : Kondisi Pembeda Volume Perdarahan Kala I

Nama penulis : Fariza Dwicahyaning Putri


Tahun jurnal : 2014
Volume jurnal : 3
Telaah jurnal menggunakan analisis pico
P : Jumlah peserta yang mengikuti webinar pengabdian kepada masyarakat melalui
registrasi link sebanyak 1520 peserta.

I : Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional dengan menggunakan kartu


status pasien sebagai sumber data. Populasi penelitian mencakup kartu ibu bersalin secara
normal di BPS Sufi ati Tanah Merah Surabaya

C : tidak ada pembanding didalam jurnal tersebut


O : Kegiatan webinar tentang Kondisi Pembeda Volume Perdarahan Kala I
PERSIAPAN IBU NIFAS SELAMA MENYUSUI DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU
DALAM PEMBERIAN ASI
1Fariza Dwicahyaning Putri

Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115 Alamat Korespondensi Fariza Dwicahyaning P.

Email: putry.fariza@yahoo.com

ABSTRAK
Bleeding still be the top three causes of maternal deaths in Indonesia, a lot of things that cause
bleeding in the mother during pregnancy, childbirth and postpartum, both direct causes and indirect
causes. This study aims at fi nding out the difference volume bleeding in stage IV with early
breastfeeding ( IMD) and anemia in Surabaya. This research was conducted with cross-sectional
design using a quantitative approach. The data used are secondary data obtained from partograf sheet
and card status patients with a sample of 30 cards status. The independent variable in this study are
IMD and anemia and the dependent variable in this study is in IV stage bleeding volume. The
prevalence of bleeding in IV stage were found in this study was 10%, which does not apply IMD of
26.6%, 63.3% a nemia. Tests using independent samples t-test showed that there were differences of
bleeding volume in stage IV with IMD, anemia (p < 0.05)
ABSTRACT
Perdarahan masih menjadi penyebab tiga teratas terjadinya kematian ibu di Indonesia, banyak hal
yang menyebabkan terjadinya perdarahan pada ibu saat hamil, bersalin dan nifas, baik penyebab
secara langsung dan penyebab secara tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adakah perbedaan volume perdarahan pada kala IV pada IMD dan tidak IMD dan ibu yang anemi
dan ibu yang tidak anemia di Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectional
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang
didapatkan dari lembar partograf dan kartu status pasien dengan sampel penelitiansebanyak 30
responden. Variabel bebas yang pada penelitian ini adalah IMD dan anemia sedangkan variabel
terikat pada penelitian ini adalah volume perdarahan pada kala IV. Prevalensi perdarahan pada kala
IV yang ditemukan pada penelitian ini sebesar 10%, Ibu yang tidak menerapkan IMD sebesar
26,6%, Ibu yang anemia sebesar 63,3%. Pengujian menggunakan uji-t sampel bebas yang
menunjukkan bahwa ada perbedaan volume perdarahan kala IV terhadap IMD dan anemia (p <
0,05).

PENDAHULUAN

Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah pembangunan
kesehatan di Indonesia mempunyai delapan tujuan, di mana salah satunya adalah untuk menurunkan
angka kematian ibu (AKI). Di mana AKI yang merupakan tujuan kelima adalah merupakan suatu
indikator derajat kesehatan di tiap wilayah, AKI di Indonesia saat ini masih merupakan salah satu
masalah karena angka kematian ibu masih tinggi. Provinsi Jawa Timur, capaian angka kematian ibu
(AKI) cenderung meningkat dalam 5 tahun terakhir, pada tahun

2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup sedang di tahun 2012 mencapai 97,43 per
100.000 kelahiran hidup. Meskipun capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 keadaannya berada 5 poin
di bawah target MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, tapi pada tahun
sebelumnya yakni tahun 2011 sempat pada angka 104,3 per 100.000 kelahiran hidup, setelah
dilakukan upaya oleh dinas kesehatan Provinsi Jatim maka pada tahun 2012 AKI bisa diturunkan
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). Kota Surabaya sendiri, capaian AKI-nya masih
diatas capaian AKI provinsi Jatim yaitu 97,43 per 100.000 kelahiran hidup, capaian AKI kota
Surabaya pada tahun 2012 adalah 144,64 per 100.000 kelahiran hidup, selain diatas AKI provinsi
Jatim angka ini juga diatas angka target MDGs tahun 2012 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). Di Indonesia diperkirakan ada 14 juta kasus
perdarahan dalam kehamilan. Paling sedikit 128.000 perempuan mengalami perdarahan sampai
meninggal per tahun. Perdarahan pasca persalinan terutama perdarahan post partum primer
merupakan perdarahan yang paling banyak menyebabkan kematian ibu. Perdarahan post partum
primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Banyak
faktor yang menyebabkan kematian pada Ibu bersalin atau nifas, yakni penyebab secara langsung
dan tidak langsung, namun kebanyakan di antaranya yakni penyebab secara langsung. Penyebab
secara langsung sendiri terdiri dari berbagai macam sebab, yang paling mendominasi ialah
perdarahan, eklampsia dan infeksi (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Penyebab kematian Ibu karena
perdarahan di Provinsi Jawa Timur dari tahun 2010–2012, terjadi penurunan tetapi penurunan tidak
begitu besar, angkanya masih diatas 25 persen. Pada tahun 2010 angka perdarahan 29,43 persen,
2011 sebesar 29,35 persen dan pada tahun 2012 sebesar 25,09 persen. (Profi l Kesehatan Provinsi
Jatim tahun 2012). Demi menanggulangi AKI yang masih cukup tinggi, pemerintah Indonesia
mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan Inisiasi Menyusui Dini (I MD)
sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali
dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Inisiasi menyusu dini,
merupakan program yang sedang gencar dianjurkan oleh pemerintah. Inisiasi menyusu dini bukan
program ibu menyusui bayi, tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Inisiasi
menyusu dini (early initiation breast feeding) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir atau kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera setelah
lahir (Roesli, 2008).

Penerapan Inisiasi Menyusu Dini (I MD) belum tersosialisasikan dengan sempurna, padahal
IMD begitu penting untuk dilakukan karena memiliki manfaat yang sangat besar untuk bayi dan ibu
yang baru melahirkan. Sejak tahun 2008 dalam APN (Asuhan Persalinan Normal), IMD
merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan yang membantu
persalinan (Departemen Kesehatan RI, 2008). Angka menyusu dini di Indonesia masih rendah,
survey terakhir (SDKI) menemukan bayi yang menyusu dini setelah kelahiran hanya terjadi pada
32% saja dari total keseluruhan bayi yang dilahirkan sedangkan cakupan secara nasional adalah
70%. Perdarahan pada ibu bersalin juga bisa diakibatkan karena retensio placenta yakni plasenta
yang belum lahir sampai 30 menit setelah kelahiran bayi dan atonia uteri yaitu ketidakmampuan
uterus untuk berkontraksi secara normal setelah kelahiran placenta, di mana kejadian retensio
placenta dan atonia uteri ini akan lebih berisiko pada ibu yang menderita anemia atau yang
memiliki kadar HB di bawah 11 gr%. Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara
20–89% dengan menetapkan Hb 11 g% (g/dl) sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di
Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan angka anemia
kehamilan 3,8% pada trimester I, 13,6% trimester II, dan 24,8% pada trimester III (Manuaba, 2010).
A nemia saat hamil disebut “potential danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu
dan anak), karena Ibu yang mengalami anemia saat kehamilan berisiko dalam tiap fase
kehamilannya, persalinannya dan masa nifasnya. Salah satu risiko saat persalinan adalah terjadinya
retensio plasenta, atonia uteri yang bisa diikuti dengan perdarahan postpartum (Manuaba, 2010).
Untuk itu perlu adanya pencegahan dan upaya untuk menekan tingginya angka kematian ibu. Salah
satu cara yang sekarang sedang digencarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah
dengan melakukan IMD. Dengan dilakukan IMD, hormon alamiah oksitosin bisa mempercepat
kontraksi uterus selepas bayi lahir. Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusui sendiri segara setelah lahir atau kemampuan bayi mulai menyusu sendiri
segerasetelah lahir (Roesli, 2008). Selain itu, keadaan gizi ibu saat kehamilan juga berperan dalam
kelancaran proses kehamilan, persalinan hingga nifas. Salah satu penyulit saat persalinan kala IV
adalah adanya atonia uteri di mana uterus tidak segera berkontraksi setelah plasenta lahir yang bisa
menyebabkan perdarahan pada ibu bersalin. Salah satu faktor pemicu tidak segeranya uterus
berkontraksi adalah keadaan status gizi ibu yang tidak optimal. Yakni ibu menderita a nemia. Data
persalinan yang didapat dari BPS Ny. Sufi ati Tanah Merah Ujung Surabaya, pada bulan Oktober
2013 dalam sebulan ada 32 Ibu melahirkan secara fisiologis. 18 Di antaranya bersedia dan
menginginkan untuk dilakukan IMD saat kala IV, dan 6 di antaranya mengalami a nemia,
walaupun ke 32 Ibu tersebut tidak mengalami perdarahan namun belum pernah dilakukan penelitian
yang menganalisis perbedaan volume perdarahan kala IV terhadap IMD dan anemia di klinik
bersalin tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan analisis mengenai
perbedaan volume perdarahan kala IV dengan I MD dan anemia di BPS Sufi ati Tanah Merah
Surabaya Tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis perbedaan volume
perdarahan kala IV dengan IMD dan anemia di BPS Ny. Sufi ati Tanah Merah Surabaya Tahun
2013.

METODE
Rancang bangun penelitian adalah menggunakan kartu status pasien. Populasi dalam penelitian ini
adalah kartu ibu bersalin secara

normal di BPS Sufi ati Tanah Merah Surabaya pada bulan Oktober sampai Desember tahun 2013
yang melakukan IMD dan yang tidak melakukan I MD sebanyak 68 kartu status. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 30 kartu status. Cara pengambilan sampel dengan Systematic random
sampling. Variabel dependen pada penelitian ini adalah volume perdarahan pada kala IV, sedang
variabel independennya adalah Inisiasi Menyusu Dini dan Anemia. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari data partograf dan kartu status pasien.
Setelah pengumpulan data dilakukan editing, coding, tabulating dan kemudian di analisis. Analisis
yang digunakan untuk menguji perbedaan antara volume perdarahan kala IV pada ibu yang
melakukan IMD dan tidak melakukan IMD dan volume perdarahan kala IV pada Ibu yang a
nemia menggunakan uji T sampel bebas. Unit analisis yang digunakan adalah Ibu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan volume perdarahan pada kala IV antara kelompok
yang melakukan IMD dan tidak melakukan IMD (p = 0,01). Begitu juga, terdapat perbedaan
volume perdarahan pada kala IV antara kelompok yang menderita anemia dan tidak anemia
(p = 0,037)

1. KESIMPULAN
Pada kelompok usia 20–35 tahun mayoritas ibu melakukan IMD. Pada tingkat pendidikan,
kelompok pendidikan SMA dan Akademi/ PT seluruhnya melakukan IMD sedang untuk tingkat
pendidikan SD/SMP hanya lebih dari setengahnya melakukan I MD. Semua responden yang
bekerja baik sebagai karyawan pabrik atau swasta melakukan IMD sedang kelompok responden
yang tidak bekerja atau IRT hanya sebagian kecil responden yang melakukan IMD. Volume darah
rata-rata perdarahan kala IV pada kelompok responden yang melakukan I MD lebih. Volume
perdarahan rata-rata kala IV pada kelompok responden yang tidak anemi lebih sedikit. Ada
perbedaan volume perdarahan kala IV dengan IMD dan anemia di BPS Ny. Sufi ati Tanah Merah
Surabaya tahun 2013.
2. SARAN
Bagi Instansi dan pengambil kebijakan, diharapkan menambah sosialisasi I MD agar masyarakat luas
lebih menyadari pentingnya melakukan IMD setelah bayi lahir. Misalkan dibuatkan iklan layanan
masyarakat atau ditambahkan dalam KMS ibu hamil. Selain itu, perlu dilakukan screening untuk
pencegahan anemia yang dimulai pada wanita usia remaja dan usia dewasa sebelum menikah agar
saat mengalami kehamilan, keadaan status gizi baik sehingga tidak akan ada penyulit dalam proses
kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu juga agar bayi yang dilahirkan sehat dan tanpa cacat
bawaan.
.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, S. 1994. Patofi siologi: Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Aprilia. 2009. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif kepada Bidan
di Kabupaten Klaten. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro

Erawati, Ambar D. 2010. Buku Ajar asuhan kebidanan persalinan normal. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Irawati, Anies. 2010. Inisiasi Menyusu Dini dan Faktor Detrminannya pada Anak Balita di
Indonesia, Volume 33, Nomor 1, Hal 5–8.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan
Persalinan Normal Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2013. Profi l Kesehatan Jawa Timur 2012. Surabaya:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Kuntoro. 2008. Metode Sampling dan Penentuan Besar Sampel. Surabaya: Pustaka Melati
Maharani, Indri. 2012. Hubungan hemoglobin Pada Perdarahan Antepartum dengan Skor Apgar.
Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro

Manuaba, Bagus Ida. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Masruroh, Suci. 2011. Hubungan
Antara Menyusu Dini dengan Involusi Uteri pada Ibu Postpartum. Skripsi. Surabaya: Universitas
Airlangga

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nuryanti,
2010. Praktek Inisiasi Menyusu Dini di RSIA Sitti Khadijah Muhammadiyah Cabang Makassar,
Volume 2, Nomor 2, Halaman 4–7

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif. (http://www.depkes.go.id/ downloads/PP%20ASI.pdf tanggal sitasi 9 Oktober 2013).

Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik, dan Kemanfaatan-
kemanfaatannya. Yogyakarta: DIVA Press

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP

Prawirohardjo, S. 2006 Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP

Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

S, Afriyanti. 2012. Hubungan konsumsi tablet FE dan Pemeriksaan Hemoglobin Terhadap


Perdarahan Persalinan. Vol. 3, No. 1, Halaman 4–5

Saifuddin, dkk. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-
POGI

Winkjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan: YBPSP

Anda mungkin juga menyukai