Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bidan Komunitas, Vol. I1 No. 1 Hal.

57-64, e-ISSN 2614-7874

Vol. I1 No. 1 Hal. 57-64 I


e-ISSN 2614-7874
Diterbitkan oleh:
Jurnal Bidan Komunitas Prodi D4 Kebidanan
http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia

ARTIKEL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ABORTUS DI RSU MUTIA SARI


DURI PERIODE 2017

Jumiati*
Dosen D3 Kebidanan, Akademi Kebidanan Petro Mandau Husada Duri , Riau , Indonesia
*djsasa_maniezz@yahoo.com

Abstrak
Abortus menjadi masalah yang penting dalam kesehatan masyarakat karena berpengaruh
terhadap morbiditas dan mortalitas maternal. Berdasarkan data World Health Organization (WHO)
tahun 2016, sekitar 830 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan di seluruh dunia setiap
hari. Selama 2010–2014, diperkirakan 56 juta abortus terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Tujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri periode
2017. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami abortus di RSU Mutia Sari Duri periode 2017
yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh populasi.
Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik Chi-square. Data yang diperoleh dari hasil uji statistik
menunjukkan ada hubungan jarak kehamilan dengan abortus didapat hasil p value 0,04 (p<0,05), tidak
ada hubungan usia dengan abortus didapat hasil p value 0,48 (p>0,05), ada hubungan paritas dengan
abortus didapat hasil p value 0,03 (p<0,05), dan ada hubungan pekerjaan dengan abortus didapat hasil
p value 0,04 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan jarak kehamilan, paritas dan
pekerjaan ibu hamil dengan abortus dan tidak ada hubungan usia ibu hamil dengan abortus di RSU
Mutia Sari Duri periode 2017.
Kata Kunci: Jarak Kehamilan, Usia, Paritas, Pekerjaan, Abortus

The Factors Related To Abort In RSU Mutia Sari Duri Period 2017

Abstract
Abort became an important issue in public health because of the effect on maternal morbidity
and mortality. According to the World Health Organization (WHO) years 2016, about 830 women
died of pregnancy-related complications around the world every day. During the 2010 – 2014, an
estimated 56 million abort happens each year around the world. The purpose to find out the factors
that relate to abort in RSU Mutia Sari Duri2017 period Field . This research use analytic survey with
cross sectional approach . This is the entire research Population of pregnant women who experience
abort in RSU Mutia Sari Duri 2017 period of 86 people. The sample in this research is the total
sampling that is the entire population. The statistical test used is the test statistic Chi-square. Data
obtained from the results of statistical tests showed no relationship with abort pregnancies obtained
distance results p value 0.04 (p < 0.05), there is no relationship of age with abort obtained results p
value 0.48 (p > 0.05), there is a relationship of parity with the abort obtained results p value 0.03 (p
< 0.05), and there is a connection work with abort obtained results p value 0.04 (p < 0.05). The
conclusion this study is there is pregnancy, parity distance relationship and work with pregnant
mothers abort and there is no relationship of age pregnant women with abort in the RSU Mutia Sari
Duri 2017 period.
Keywords: Pregnancy, Age, Parity, Job, Abort

57
Jurnal Bidan Komunitas, Vol. I1 No. 1 Hal. 57-64, e-ISSN 2614-7874

PENDAHULUAN tinggi dibanding dengan negara maju yang


Kehamilan dan persalinan merupakan berjumlah 27/1000 wanita (3).
proses alamiah yang mengiringi perjalanan Berdasarkan data Survei Demografi dan
hidup seorang wanita khususnya para wanita Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
yang sudah siap untuk bereproduksi. Pada saat kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu
hamil, sangat banyak perubahan yang dialami sebesar 359/100.000 kelahiran hidup dimana
oleh seorang wanita baik dari bentuk fisik perdarahan menjadi penyebab terbesar
maupun psikologisnya. Perubahan yang terjadi kematian maternal. Angka ini meningkat jika
seiring dengan pertumbuhan janin akan dibandingkan dengan SDKI tahun sebelumnya
mengakibatkan berbagai hal yang harus yaitu 228/100.000 kelahiran hidup (4).
diperhatikan baik oleh seorang ibu maupun Berdasarkan data Profil Kesehatan
tenaga kesehatan. Itu sebabnya ibu hamil Indonesia tahun 2016, angka kematian ibu
memerlukan pemantauan selama kehamilannya. kembali menunjukkan penurunan menjadi 305
Abortus sering diartikan dengan ancaman kemarian ibu per 100.000 kelahiran hidup
atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar
telur dan sel sperma) pada usia kehamilan Sensus (SUPAS) 2015. Indikator ini tidak
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang hanya mampu menilai program kesehatan ibu,
dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup diluar terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan
kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi
untuk tumbuh (1). aksesibilitas maupun kualitas (5).
Berdasarkan data World Health Berdasarkan data Profil Kesehatan
Organization (WHO) tahun 2016, dijelaskan Provinsi Riau tahun 2016, dari laporan profil
bahwa angka kematian ibu sangat tinggi. kesehatan kab/kota pada tahun 2016 dilaporkan
Sekitar 830 wanita meninggal akibat jumlah kematian ibu tercatat sebanyak 239
komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di kematian. Namun angka tersebut belum
seluruh dunia setiap hari. Diperkirakan pada menggambarkan AKI yang sebenarnya pada
tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal populasi, terutama bila dibandingkan dengan
selama dan setelah kehamilan dan persalinan. hasil Sensus Penduduk 2010. AKI di Riau
Lebih dari setengah kematian ini terjadi di sebesar 328/100.000 kelahiran hidup, namun
kawasan Afrika sub-Sahara dan hampir masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan
sepertiga terjadi di Asia Selatan. Angka angka nasional hasil Sensus Penduduk 2010
kematian ibu di negara berkembang pada tahun yaitu sebesar 259/100.000 kelahiran hidup (6).
2015 adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup
dibandingkan 12 per 100.000 kelahiran hidup METODE PENELITIAN
di negara maju. Komplikasi utama yang Desain penelitian merupakan bagian
menyebabkan hampir 75% dari semua penelitian yang berisi uraian-uraian tentang
kematian ibu adalah perdarahan hebat, infeksi, gambaran alur penelitian yang menggambarkan
tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre- pola pikir penelitian dalam melakukan
eklamsia dan eklampsia), komplikasi dari penelitian. Desain penelitian yang digunakan
persalinan dan aborsi yang tidak aman. Sisanya dalam penelitian ini adalah survei analitik
disebabkan oleh penyakit yang terkait dengan dengan pendekatan cross sectional (7).
penyakit seperti malaria dan lainnya (2). Penelitian ini dilakukan karena peneliti ingin
Selama 2010–2014, diperkirakan 56 juta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
abortus terjadi setiap tahun di seluruh dunia. dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri periode
Tingkat abortus setiap tahunnya dinegara 2017.
berkembang adalah 37/1000 wanita, lebih

58
Jurnal Bidan Komunitas, Vol. I1 No. 1 Hal. 57-64, e-ISSN 2614-7874

Penelitian ini dilakukan di RSU Mutia Sari Analisis Univariat


Duri Jl. Bathin Betuah No.1A/Jl. Kebun Karet Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
No. 5 Kecamatan Mandau Duri Riau. jarak kehamilan yang paling tinggi mengalami
Dalam penelitian ini yang menjadi abortus adalah<2 tahun berjumlah 44 orang
populasi adalah seluruh ibu hamil yang (51,2%), usia yang paling tinggi mengalami
mengalami abortus di RSU Mutia Sari Duri abortus adalah usia 20-35 tahun berjumlah 65
Periode 2017 yaitu sebanyak 86 orang. Sampel orang (75,6%), paritas yang paling tinggi
dalam penelitian ini adalah total seluruh mengalami abortus adalah multipara berjumlah
populasi yang dijadikan sampel yaitu 86 ibu 36 orang (41,9%), pekerjaan yang paling tinggi
hamil yang mengalami abortus (total mengalami abortus adalah tidak bekerja
population). berjumlah 62 orang (72,1%), dan jenis abortus
yang paling tinggi terjadi adalah imminens
HASIL berjumlah 35 orang (40,7%).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jatak Kehamilan, Usia, Paritas, Pekerjaan dan Abortus di RSU
Mutia Sari Duri Periode 2017
Jumlah
Variabel
F %
Jarak Kehamilan
≥2 Tahun 42 48,8
44 51,2
<2 Tahun
Usia
<20 Tahun 1 1,2
20-35 Tahun 65 75,6
>35 Tahun 20 23,2
Paritas
Nullipara 20 23,2
Primipara 28 32,6
Multipara 36 41,9
Grandemultipara 2 2,3
Pekerjaan
Tidak Bekerja 62 72,1
Bekerja 24 27,9
Abortus
Imminens 35 40,7
Inkomplit 20 23,3
Komplit 31 36,0

Analisis Bivariat hubungan yang signifikan antara paritas


Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa ibu hamil dengan abortus di RSU Mutia Sari
paritas memiliki hubungan yang paling Periode 2017.
signifikan (p=0,032<0,005) dibandingkan
dengan variable jarak kehamilan
(p=0,046<0,005), usia (p=0,487>0,005), dan
pekerjaan (p=0,041<0,005), artinya terdapat

59
Jurnal Bidan Komunitas, Vol. II No. 1 Hal. 57-64, e-ISSN 2614-7874

Tabel 2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Abortus Di RSU Mutia Sari Duri
Periode 2017
Abortus Jumlah
Variabel Imminens Inkomplit Komplit Asymp.sig
f % f % f % f %
Jarak Kehamilan
22 25,6 10 11,6 10 11,6
≥2 Tahun 42 48,8 0,046
13 15,1 10 11,6 21 24,4
<2 Tahun 44 51,2
Usia
<20 Tahun 0 0 1 1,1 0 0 1 1,1
20-35 Tahun 27 31,4 14 16,3 24 27,9 65 75,6 0,487
>35 Tahun 8 9,3 5 5,8 7 8,1 20 23,3
Paritas
Nullipara 5 5,8 4 4,6 11 12,8 20 23,2
Primipara 18 20,9 3 3,5 7 8,1 28 32,6 0,032
12,8
Multipara 11 12 14,0 13 15,1 36 41,9
1,2
Grandemultipara 1 1 1,2 0 0 2 2,3
Pekerjaan
Tidak Bekerja 28 32,6 10 11,6 24 27,9 62 71,2 0,041
Bekerja 7 8,1 10 11,6 7 8,1 24 27,9

PEMBAHASAN (p=0,01) berhubungan dengan kejadian


Hubungan Jarak Kehamilan Dengan abortus spontan (8).
Abortus di RSU Mutia Sari Duri periode Penelitian ini juga sejalan dengan
2017. penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Dina
Jarak kehamilan dengan abortus Pariani yang bertujuan untuk mengetahui
menunjukkan bahwa yang tertinggi mengalami faktor resiko yang berhubungan dengan
abortus adalah ibu hamil dengan jarak kejadian abortus spontan di RSUD Ungaran
kehamilan <2 tahun berjumlah 44 (51,2%) ibu Kabupaten Semarang yang mengatakan bahwa
hamil, yang mengalami abortus imminens ada hubungan jarak kehamilan dengan abortus
sebanyak 13 (15,1%), abortus inkomplit spontan dengan peluang 2,709 kali terhadap
sebanyak 10 (11,6%) dan abortus komplit kejadian abortus (9).
sebanyak 21 (24,4%). Hal ini di dukung oleh penelitian yang
Hasil Chi Square pada tingkat dilakukan oleh Nuri Luthfiatil Fitri tentang
kepercayaan 95% dengan α = 0,05 di peroleh ρ Hubungan Usia Dan Jarak Kehamilan dengan
(sig) = 0,046< 0,05, maka dapat disimpulkan Kejadian Abortus di RSUD Jend. Ahmad Yani
bahwa ada hubungan jarak kehamilan ibu Metro Tahun 2015, bahwa terjadinya abortus
hamil dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri pada ibu yang memiliki jarak kehamilan resiko
periode 2017. tinggi (<2 tahun) dapat terjadi karena pada
Menurut penelitian terdahulu yang jarak kehamilan yang terlalu dekat (<2 tahun)
dilakukan oleh Elisa Diyah Purwaningrum kondisi rahim masih belum pulih akibat
yang bertujuan untuk mengetahui faktor resiko persalinan yang lalu (10).
yang berhubungan dengan kejadian abortus Menurut asumsi peneliti, jarak kehamilan
spontan dengan jenis penelitian survei analitik merupakan salah satu faktor penyebab
didapatkan hasil bahwa jarak kehamilan terjadinya abortus. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu kurangnya pengetahuan

60
Jurnal Bidan Komunitas, Vol. II No. 1 Hal. 57-64, e-ISSN 2614-7874

dan informasi tentang pentingnya menjaga dapat menyebabkan persalinan lebih awal. Ibu
jarak kehamilan serta kurangnya pengetahuan hamil dengan usia dengan usia >35 tahun juga
tentang alat kontrasepsi. Dalam hal ini, jarak memiliki risiko tinggi karena pada usia tersebut
kehamilan yang kurang dari 2 tahun organ reproduksi telah mengalami penurunan
mempengaruhi terjadinya abortus karena fungsi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
keadaan ibu belum pulih secara fisiologis dari komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan
suatu kehamilan atau persalinan sebelumnya (12).
sehingga memungkinkan terjadinya Hal ini juga tidak di dukung oleh
komplikasi pada ibu maupun bayi. penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eka
Yuli Handayani yang bertujuan untuk
Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Abortus mengetahui hubungan umur dan paritas
di RSU Mutia Sari Duri periode 2017. dengan kejadian abortus di RSUD Kabupaten
Usia ibu hamil dengan abortus Rokan Hulu dengan jenis penelitian survei
menunjukkan bahwa yang tertinggi mengalami analitik didapatkan hasil bahwa umur
abortus adalah ibu hamil dengan usia 20-35 (p=0,000) berhubungan dengan kejadian
tahun berjumlah 65 (75,6%) ibu hamil, yang abortus (13).
mengalami abortus imminens sebanyak 27 Menurut asumsi peneliti, abortus tidak
(31,4%), abortus inkomplit sebanyak 14 hanya disebabkan oleh satu faktor saja karena
(16,3%) dan abortus komplit sebanyak 24 pada dasarnya antara satu faktor dengan faktor
(27,9%). lainnya saling berkaitan. Umur merupakan
Hasil Chi Square pada tingkat salah satu faktor penyebab terjadinya abortus
kepercayaan 95% dengan α = 0,05 di peroleh ρ karena pada usia dibawah 20 tahun fungsi
(sig) = 0,487 > 0,05, maka dapat disimpulkan reproduksi wanita belum berkembang dengan
bahwa tidak ada hubungan usia ibu hamil sempurna sedangkan pada usia diatas 35 tahun
dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri fungsi reproduksi wanita sudah mengalami
periode 2017. penurunan namun hal ini bukan sebagai
Menurut penelitian terdahulu yang penentu mutlak penyebab terjadinya abortus.
dilakukan olehAndesia Maliana tentang Ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor
Gambaran Faktor ibu yang Mengalami lainnya yang dapat mengakibatkan abortus
Abortus di RSUD Abdoel Moeloek Provinsi yang tidak diteliti oleh peneliti diantaranya
Lampung Tahun 2016, bahwa terdapat usia ibu adalah faktor infeksi, kurangnya nutrisi,
yang paling banyak mengalami abortus adalah anemia, penyakit, maupun faktor yang lainnya.
usia tidak beresiko yaitu sebanyak 72 orang Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
(55,8%) dan paling sedikit usia beresiko umur beresiko maupun tidak beresiko
sebanyak 57 orang (44,2%) (11). mempunyai peluang untuk mengalami abortus.
Penelitian ini tidak sesuai dengan teori Sri
Astuti bahwa batasan faktor risiko/masalah Hubungan Paritas Ibu Hamil Dengan
yang mempunyai potensi gawat obstetri Abortus di RSU Mutia Sari Duri periode
(kehamilan yang perlu diwaspadai), diantaranya 2017.
usia ibu <19 tahun karena pada usia tersebut Paritas ibu hamil dengan abortus
merupakan tergolong usia remaja yang masih menunjukkan bahwa yang tertinggi mengalami
mengalami pertumbuhan dan perkembangan abortus adalah ibu hamil dengan paritas
secara fisik dan psikologis sehingga akan multipara berjumlah 36 (41,9%) ibu hamil,
menimbulkan komplikasi terutama pada saat yang mengalami abortus imminens sebanyak
persalinan, misalnya perdarahan karena rahim 11 (12,8%), abortus inkomplit sebanyak 12
belum dapat berkontraksi dengan baik dan

61
Jurnal Bidan Komunitas, Vol. II No. 1 Hal. 57-64, e-ISSN 2614-7874

(14,0%) dan abortus komplit sebanyak 13 psikis sedangkan pada paritas yang lebih dari 5
(15,1%). kemungkinan akan ditemui keadaan seperti
Hasil Chi Square pada tingkat kekendoran pada dinding rahim sehingga
kepercayaan 95% dengan α = 0,05 di peroleh ρ kekuatan rahim sebagai tempat pertumbuhan
(sig) = 0,032 < 0,05, maka dapat disimpulkan dan perkembangan janin semakin berkurang
bahwa ada hubungan paritas ibu hamil dengan dan tidak mampu mempertahankan hasil
abortus di RSU Mutia Sari Duri periode 2017. konsepsi sehingga dapat menyebabkan
Menurut penelitian terdahulu yang terjadinya abortus.
dilakukan oleh Mooren Lia Luthfiana yang
bertujuan untuk mengetahui faktor resiko yang Hubungan Pekerjaan Ibu Hamil Dengan
berpengaruh terhadap kejadian abortus Abortus di RSU Mutia Sari Duri periode
inkomplit didapatkan hasil bahwa paritas 2017.
(p=0,001) berhubungan dengan kejadian Pekerjaan ibu hamil dengan abortus
abortus inkomplit. Dikatakan bahwa ibu yang menunjukkan bahwa yang tertinggi mengalami
sering melahirkan akan mengalami abortus adalah ibu hamil yang tidak bekerja
kekendoran pada dinding perut dan dinding berjumlah 62 (72,1%) ibu hamil, yang
rahim sehingga dapat menyebabkan keguguran mengalami abortus imminens sebanyak 28
(14). (32,6%), abortus inkomplit sebanyak 10
Penelitian ini tidak sejalan dengan (11,6%) dan abortus komplit sebanyak 24
penelitian yang dilakukan oleh Natiqotul (27,9%).
Fatkhiah yang bertujuan untuk mengetahui Hasil Chi Square pada tingkat
faktor resiko maternal terhadap kejadian kepercayaan 95% dengan α = 0,05 di peroleh ρ
abortus yang mengatakan bahwa tidak ada (sig) = 0,041 < 0,05, maka dapat disimpulkan
hubungan paritas dengan abortus (p bahwa ada hubungan pekerjaan ibu hamil
value=0,327) (15). dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri
Hal ini di dukung oleh penelitian yang periode 2017.
dilakukan oleh Dwi Desyanti yang bertujuan Hal ini tidak sejalan dengan penelitian
untuk mengetahui faktor-faktor yang yang dilakukan oleh Nenny yang bertujuan
berhubungan dengan abortus di RSU PKU untuk mengetahui hubungan antara
Muhammadiyah Bantul tahun 2016, karakteristik ibu dengan kejadian abortus
didapatkan hasil p= 0,02 (<0,05) dan OR= dengan metode penelitian observasional
3,214 sehingga ada hubungan paritas dengan didapatkan hasil bahwa pekerjaan (p=0,081)
kejadian abortus (16). tidak berhubungan dengan kejadian abortus
Penelitian ini sesuai dengan teori (18).
Elisabeth Siwi Walyani bahwa pada paritas Penelitian ini juga tidak sejalan dengan
tinggi lebih dari tiga mempunyai angka penelitian yang dilakukan oleh Rasidah yang
kematian maternal lebih tinggi. Maka oleh bertujuan untuk mengetahui hubungan
sebab ibu-ibu yang sedang hamil lebih dari karakteristik ibu hamil dengan kejadian
anak ketiga harus memeriksakan kehamilan abortus di RSU Haji Medan yang mengatakan
sesering mungkin agar tidak beresiko terhadap bahwa tidak ada hubungan pekerjaan dengan
kematian maternal (17). abortus, dengan hasil uji statistik Chi-square
Menurut asumsi peneliti, paritas didapatkan p value= 0,365 (19).
mempengaruhi terjadinya abortus karena pada Menurut penelitian yang dilakukan oleh
paritas nullipara dan primipara memerlukan Mira Nur Azizah tentang Hubungan Pekerjaan
adaptasi lebih dalam untuk menerima dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian
kehamilan baik secara fisik maupun secara Abortus Spontan di RST dr. Asmir Salatiga,

62
Jurnal Bidan Komunitas, Vol. II No. 1 Hal. 57-64, e-ISSN 2614-7874

bahwa ibu hamil yang bekerja mempunyai konsepsi serta pemantauan kesehatan selama
beban kerja ganda yaitu sebagai ibu rumah kehamilan.
tangga dan sebagai ibu yang bekerja. Pada ibu
yang bekerja swasta (buruh pabrik) akan lebih UCAPAN TERIMA KASIH
mudah terjadi abortus spontan karena kondisi Terimakasih saya sampaikan kepada
ibu yang mudah lelah kurang istirahat dan Direktur RSU Mutia Sari Duri yang telah
posisi ibu yang lebih banyak berdiri atau memberikan izin sebagai tempat penelitian.
duduk dalam waktu lama saat bekerja
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. DAFTAR PUSTAKA
Padahal pekerjaan ibu rumah tangga bisa 1. Nugroho T. Obstetri Untuk Mahasiswa
dikatakan cukup berat karena meliputi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika;
mencuci, mengepel, memasak, membersihkan 2015.
lingkungan rumah, dan lain-lain serta 2. World Health Organization. Maternal
ditambah dengan pekerjaan diluar rumah yang Mortality Fact Sheet. Dept Reprod Heal
menuntut ibu berada pada posisi duduk atau Res World Heal Organ. 2014;4.
berdiri dalam waktu lama. Hal ini dapat 3. Key Facts on Induced Abortion Induced
menyebabkan ibu kelelahan dan mengganggu Abortion. World Heal Organ. 2014;
proses kehamilan salah satunya dapat 4. Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi
menyebabkan abortus (20). Keluarga Berencanan Nasional,
Menurut asumsi peneliti, wanita yang Departemen Kesehatan, Macro
bekerja ditempat yang terpapar radiasi maupun International. Survei Demografi dan
bahan kimia, melakukan pekerjaan yang beban Kesehatan Indonesia 2012. Sdki.
kerjaannya cukup berat baik secara fisik 2013;16.
maupun pikiran berpotensi membahayakan 5. Didik Budijanto D, Hardhana B,
kehamilan. Namun wanita yang tidak bekerja Yudianto et al. Data and Information
juga beresiko terhadap kehamilan bila Indonesia Health Profile 2016. Pus Data
melakukan pekerjaan rumah yang terlalu berat. dan Inf Kementeri Kesehat RI 2017.
Jadi pengaruh pekerjaan terhadap abortus 2016;168.
tergantung dari pengaruh beban kerja dan 6. Agustama. Profil Kesehatan Sumatera
lingkungan kerja. Oleh sebab itu, wanita hamil Utara. 2016;
baiknya menjaga aktifitas sehari-hari agar 7. Muhammad I. Panduan Penyusunan
menghindari kemungkinan hal yang dapat Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan.
membahayakan kehamilan. Bandung: Cipta pustaka Media Printis.
2015.
KESIMPULAN DAN SARAN 8. Purwaningrum ED, Fibriana AI. Faktor
Hasil penelitian dan pembahasan yang Risiko Kejadian Abortus Spontan.
telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh Higeia Jorunal Public Heal.
kesimpulan ada hubungan antara paritas, jarak 2017;1(3):84–94.
kehamilan dan pekerjaan dengan abortus di 9. Pariani NLD. Faktor-faktor Resiko yang
RSU Mutia Sari Duri serta tidak ada hubungan Berhubungan dengan Kejadian Abortus
antara usia ibu hamil dengan abortus di RSU Spontan di RSUD Ungaran Kabupaten
Mutia Sari Duri. Semarang. 2015;
Diharapkan kepada tenaga kesehatan 10. Fitri NL. Hubungan Usia dan jarak
agar dapat meningkatkan mutu pelayanan Kehamilan dengan Kejadian Abortus.
dalam upaya penanganan abortus dan Wacana Kesehat. 2017;1(1).
pemberian informasi tentang persiapan pra 11. Maliana A. Gambaran Faktor Ibu yang

63
Jurnal Bidan Komunitas, Vol. II No. 1 Hal. 57-64, e-ISSN 2614-7874

Mengalami Abortus di RSUD dr. H. di Rumah Sakit Umum PKU


Abdoel Moeloek Provinsi Lampung Muhammadiyah Bantul Tahun 2016.
Tahun 2016. 2017;2(1):39–43. 2017;
12. Sri Astuti. Asuhan Ibu Dalam 17. Purwoastuti E, Walyani ES. Ilmu
Kehamilan. Bandung: EGC; 2017. Obstetri dan Ginekologi Sosial Bagi
13. Handayani EY. Hubungan Umur dan Kebidanan. Yogyakarta: PT. Pustaka
Paritas dengan Kejadian Abortus di Baru. 2015.
RSUD Kabupaten Rokan Hulu. 18. Nenny. Hubungan Antara Karakteristik
2015;1(6):249–53. Ibu dengan Kejadian Abortus pada
14. Luthfiana ML. Faktor-faktor yang Pasien di Rumah Sakit se-Kota
Berpengaruh Terhadap Kejadian Pontianak. 2015;
Abortus Inkomplit di RSUD Gambiran 19. Rasidah. Hubungan Karakteristik Ibu
Kota Kediri Tahun 2016. J Ilmu Hamil dengan Kejadian Abortus di RSU
Kesehat. 2017;6(1):66–76. Haji Medan Tahun 2015. 2015;
15. Fatkhiyah N. Faktor Risiko Maternal 20. Azizah MN. Hubungan Pekerjaan dan
Kejadian Abortus. J Kebidanan. Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian
2017;6(1):6–12. Abortus Spontan di RSU Dr. Asmir
16. Desyanti D. Faktor-faktor yang Salatiga. 2015;
Berhubungan dengan Kejadian Abortus

64

Anda mungkin juga menyukai