PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hampir 600.000 ibu hamil dan bersalin meninggal dunia akibat masalah persalinan
hebat setelah melahirkan, Infeksi, gangguan Hipertensi dan aborsi tidak aman.
Dari 800 dan 440 kematian terjadi di Sub-sahara Afrika, 230 di Asia Selatan dan
tertinggi dengan 450/100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan
(WHO, 2013).
dengan resiko-resiko lain dari ibu bersalin, perdarahan post partum dimana
retensio plasenta salah satu penyebabnya dapat mengancam jiwa dimana ibu
1
2
dengan perdarahan yang hebat akan cepat meninggal jika tidak mendapat
adalah 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Bahkan WHO, UNICEF,
UUNFPA, dan World Bank memperkirakan AKI yang lebih tinggi, yaitu
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah yang
tertinggi di Asia Tenggara. Tahun 2002 kematian ibu melahirkan mencapai 307
per 100.000 kelahiran. Angka ini 65 kali kematian ibu di Singapura, 9,5 kali dari
Malaysia. Bahkan 2,5 kali lipat dari Indeks Philipina (Anwar, 2012).
mutakhir masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian ibu terbesar (58,1%) adalah pendarahan dan eklampsia. Kedua penyebab
itu dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang
minimal 1 kali telah mencapai lebih dari 80%, tetapi menurut survey hanya 43,2%
kesehatan masih sangat rendah, dimana sebesar 54% persalinan masih ditolong
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2010 sebesar 214/100.000 kelahiran hidup.
AKI pada tahun 2010 sudah jauh menurun dibandingkan dengan AKI pada tahun
2007, yaitu 228/100.000 kelahiran hidup, namun AKI yang di capai masih jauh
3
dari target Millenium Development Goalds (MDG’S), Pada tahun 2015 yaitu
Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu, faktor penyebab
kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklamsi dan infeksi.
Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya
Berdasarkan data dari Dinas Provinsi Sumatra Selatan pada tahun 2005, angka
kematian ibu masih cukup tinggi yaitu 424/100.000 KH, sedangkan angka
kematian bayi telah menurun yaitu 30/100.000 Kelahiran hidup (Dinkes Sumatera
Selatan, 2012).
Berdasarkan data dari Dinas provinsi Sumatra Selatan pada tahun 2005, angka
kematian ibu masih cukup tinggi yaitu 424 / 100.000 KH, sedangkan angka
kematian bayi telah menurun yaitu 30 / 100.000 KH (Pro Dinkes Provinsi Sumsel
2013)
Angka kematian ibu di Sumatera Selatan masih tinggi yaitu 330 /100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2007 AKI Sumatera Selatan tercatat sebanyak
Tahun 2006 terdapat 15 kamatian ibu yang disebabkan oleh: eklampsia 2 orang
(13,3%), haemorragea post partum 4 orang (26,6%), tersangka thypoid dan syok
sebanyak 1 orang (6,6%), post Saction Sesaria 1 orang (6,6%), hamil 32 minggu
4
1 orang (6,6%), kelainan jantung 1 orang (6,6%), section Sesaria 1 orang (6,6%),
Menurut rekam medik rumah sakit RSUD Besemah Pagar Alam jumlah
dengan cara seksio sesarea sebanyak 452, dan 41 ibu bersalin (9,0%) dengan
kasus retensio plasenta, Tahun 2013 jumlah persalinan normal yaitu 345,
sedangkan persalinan dengan tindakan seksio sesarea sebanyak 448 dan 30 ibu
bersalin (6,6%) kasus terjadinya retensio plasenta pada ibu bersalin. Tahun 2014
jumlah persalinan normal di RSUD Besemah Pagar Alam berjumlah 320 dan
persalinan dengan tindakan seksio sesarea berjumlah 372 dan 20 ibu bersalin
berdasarkan studi kasus Ny”I” dengan Retensio Plasenta disertai Anemia sedang
Retensio Plasenta disertai Anemia Sedang di RSUD Besemah Pagar Alam Tahun
2015.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujujuan Khusus
Mahasisiwa Mampu :
Tahun 2015
D. Manfaat
selanjutnya.
3. Bagi Penulis
membuat Asuhan.
E. Metode Penulisan
menggambarkan apa yang telah diamati dan dilakukan sesuai tujuh langkah
7
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan laboratorium
dadata penunjang.
5. Studi pustaka
Segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghasilkan data yang
6. Studi dokumentasi
data melalui catatan status pasien, catatan perkembangan pasien dan hasil
pemeriksaan penunjang.
F. Sistematika Penulisan
asuhan yang sudah diberikan yang dikembangkan dalam lima BAB, sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PERSALINAN
a. Pengertian
(Barbara, 2012).
proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 -42
berlangsung dalam waktu 18- 24 jam, tapi komplikasi baik pada ibu
dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan
b. Macam-macam Persalianan
1. Persalinan Spontan
2. Persalinan Bantuan
caesarea.
3. Persalinan Anjuran
atau rostaglandin.
11
1. Estrogen
2. Progesteron
relaksasi.
Disamping itu, faktor status gizi wanita hamil dan keregangan otot
1. Teori Keregangan
4. Teori Prostaglandin
7. Faktor lain
d. Tahapan Persalinan
1. Kala I
Pada kala I servik membuka dari 0-10 cm. Kala I dinamakan juga kala
menjadi 4 cm.
2. Kala II
50-100 detik
bayi.
3. kala III
kala III atau disebut kala urie, dimulai sejak bayi lahir sampai
setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri diatas
4. Kala IV
(Sumarrah, 2010).
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,
(Sumarah, 2010).
17
3. Power (Kekuatan)
3. Retensio Plasenta
a. Pengertian
(Winkjosastro, 2010).
(Manuaba, 2010).
(Manuaba, 2010).
dengan segera.
b. Fisiologi plasenta
ibu yang menderita diabetes melitus, ibu anemia (Hb <8 gr%),
c. Etiologi
(plasenta adhesiva).
parsial inkaserata
seluruhnya
plasenta.
uterus.
fisiologis.
sebagian atau total pada dinding uterus, pada Plasenta Akreta vili
dari pada biasa ialah sampai kebatas atas lapisan otot rahim.
mencapai/melewati miometrium.
dinding uterus.
supositoria/oral)
neorugenik.
j. Pemeriksaan Penunjang
k. Diagnosa Banding
l. Komplikasi
menjadi kanker.
m. Penatalaksanaan
berkontraksi.
oral.
n. Terapi
4. MANUAL PLASENTA
a. Pengertian
penderita.
pertolongan darurat.
mendorong ringan.
mengeluarkanya.
narkose yang dalam pun tangan tak dapat masuk, maka dapat
Langkah klinik
- Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat
- Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah
- Edikamentosa
32
- Infuse Set
3 set
4. Instrument
- Partus set
33
dahulu dengan sabun dan air yang mengalir untuk mencegah infeksi.
tangan DTT/steril.
kerucut
benar
sejajar lantai.
bawah.
34
ujung jari menelusuri tali pusat sampai plasenta. Jika pada waktu
Sementara itu, tangan kiri diletakkan di atas fundus uteri dari luar
yang terlepas.
bawah
35
dalam uterus.
tangan pada dinding kavun uteri) tetapi tali pusat berada di bawah
dilepaskan.
Ujung jari menelusuri tali pusat, tangan kiri diletakkan di atas fundus
Melalui celah tersebut, selipkan bagian ulnar dari tangan yang berada
dihindarkan.
Mengeluarkan Plasenta :
mengetahui kalau ada bagian dinding uterus yang sobek atau bagian
6. Perawatan Pascatindakan
yang tersedia.
dipantau.
dalam lahirnya plasenta secara spontan atau dgn tekanan ringan pada
b. Etiologi
perdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak
setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti
kontraksi uterus.
berkaitan dengan :
melepaskan plasenta
mencapai/memasuki miometrium
uterus.
mengeluarkannya
perdarahan.
c. Patofisiologi
dalam uterus.
atau diinfus NaCl atau Ringer Laktat. Anestesi diperlukan kalau ada
tangannya (tangan kiri) meregang tali pusat, tangan yang lain (tangan
Dengan ujung jari menelusuri tali pusat sampai plasenta, jika pada
itu, tangan kiri diletakkan di atas fundus uteri dari luar dinding perut
telah terlepas itu. Dengan gerakan tangan seperti mengikis air, plasenta
dihindarkan.
mengetahui kalau ada bagian dinding uterus yang sobek atau bagian
f. Komplikasi
2. Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat
bawah
5. Medikamentosa
b. Instrument
5. Partus set
sejajar lantai.
46
bawah.
paling bawah
a. Mengeluarkan Plasenta
4. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi
5. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan d dalam kolom yang
tersedia.
8. Jelaskan pada petugas tentang perawatan apa yang masih diperlukan, lama
Indikasi pelepasan plasenta secara manual adalah pada keadaan perdarahan pada
kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak dapat dihentikan dengan
uterotonika dan masase, Retensio Plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah
persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan
dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir dan tali pusat putus. Plasenta sudah lepas,
49
akan tetapi belum dilahirkan dan dapat terjadi perdarahan yang merupakan
konsumsi Fe dan istirahat yang cukup agar selama proses persalinan tidak terjadi
plasenta belum lahir > 30 menit setelah bayi lahir dan terjadi perdarahan agar
1. KURETASE
a. Pengertian
pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya
(Harnawatiaj, 2008).
b. Tujuan Kuretase
infertilitas.
50
cara mengambil mioma- dan polip dari dalam rongga rahim, menghentikan
plasenta, atau sisa jaringan janin di dalam rahim setelah proses persalinan,
c. Indikasi Kuretase
1. Abortus Inkomplit
(Prawirohardjo, 2009).
kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Batasan ini juga masih
d. Sisa Plasenta
plasenta atau selaput janin. Bila hal tersebut terjadi, harus dikeluarkan
antibiotik, sisa plasenta dikeluarkan secara digital atau dengan kuret besar.
Jika ada demam ditunggu dulu sampai suhu turun dengan pemberian
antibiotik dan 3-4 hari kemudian rahim dibersihkan, tetapi bila ada
(Sastrawinata, 2010).
akibat tertinggalnya sisa plasenta atau selaput janin. Bila hal tersebut
e. Diagnosa
dengan cara ini dapat ditentukan adanya robekan dari serviks, vagina,
f. Penanganan
g. Prosedur Kuretase
1. Puasa
maksimal.
53
2. Persiapan Psikologis
ini. Bila ibu sudah ketakutan bahkan syok lebih dulu sebelum kuret,
maka munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut
akan menambah kuat rasa sakit. Bila ketakutannya begitu luar biasa,
maka obat bius yang diberikan bisa tidak mempan karena secara psikis
Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan bisa
mengatasi rasa takut, biasanya rasa sakit bisa teratasi dengan baik.
Meskipun obat bius yang diberikan kecil sudah bisa bekerja dengan
mengatasi rasa takut, pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik
untuk mengatasi masalah yang ada. Sangat baik bila ibu meminta
lainnya.
54
dokter secara lengkap, mulai apa itu kuret, alasan kenapa harus dikuret,
diharapkan dapat membuat ibu lebih memahami dan bisa lebih tenang
dan memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit (Damayanti, 2008).
h. Teknik Kuretase
umumnya terbuat dari metal dan biasanya melengkung karena itu memasukkan
alat–alat ini harus disesuaikan dengan letak rahim. Gunanya supaya jangan terjadi
Masukkan penduga rahim sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang
membentur fundus uteri, telunjuk tangan kanan diletakkan atau dipindahkan pada
portio dan tariklah sonde keluar, lalu baca berapa cm dalamnya rahim.
55
menentukan besar dan letaknya uterus serta ada atau tidaknya kelainan
disamping uterus.
Setelah spekulum vagina dipasang, satu atau dua serviks menjepit dinding
penolong untuk mengadakan fiksasi pada serviks uteri dan untuk dapat
dilatasi kanalis servikalis dengan busi hegar dari nomer kecil hingga yang
secukupnya, tetapi tidak lebih dari busi nomer 12 pada seorang multipara.
Panjang busi yang dimasukkan tidak boleh melebihi panjang sonde uterus
sulit dan mengandung lebih besar terjadinya luka pada serviks uteri,
sehingga lebih baik dilakukan pada kehamilan yang lebih muda dan
dilakukan dengan kuret tajam. Harus diusahakan agar seluruh kavum uteri
yang dapat dimasukkan. Setelah hasil konsepsi untuk sebagian besar lepas
dengan kuret tajam yang cukup besar. Apabila perlu, dimasukkan tampon
kedalam kavum uteri dan vagina, yang harus dikeluarkan esok harinya.
Dalam tahun-tahun terakhir cara ini lebih banyak digunakan oleh karena
perbatasannya pada serviks. Sesudah itu, jika perlu diadakan dilatasi pada
menit. Pada kehamilan yang lebih tua, kantong amnion dibuka dahulu
dengan kuret dan cairan serta isi lainnya diisap keluar. Apabila masih ada
2009).
58
Cunam Abortus
hati–hati. Lakukanlah dengan lembut sesuai dengan arah dan letak rahim
(Harnawatiaj, 2010).
1. Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada
Oleh sebab itu letak uterus harus ditetapkan terlebih dahulu dengan
timbul robekan pada serviks dan perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada
cervix.
4. Perdarahan
Kerokan pada kehamilan agak tua atau pada mola hidatidosa ada
2010).
60
5. Anemia
a. Pengertian Anemia
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr% pada
trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada ttrimester II.
atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut
anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis.
b. Etiologi Anemia
anemia adalah:
61
anemia.
sulfat secara oral dengan dosis 1 x 200 mg. jika tidak dapa
3. Mal absorbsi
d. Anemia Megaloblastik
diagnosis adalah kadar folat sel darah merah kurang dari 150 ng/ml.
selama hamil.
63
kronik.
f. Patofisiologi
g. Klasifikasi Anemia
i. Anemia hipoplastik
obat-obatan.
j. Anemia hemolitik
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak
merah janin dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester
itu wanita dinasehati untuk makan lebih banyak protein dan sayur-
Anemia megaloblastik
Anemia hipoplastik
Anemia hemolitik
c. Pengertian
pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang kusus dilakukan oleh
masyarakat.
68
dan evaluasi.
sistematis. oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
mengantisipasikan penanganannya.
kondisi klien
sebelumnya.
harus dilakukan secara berurutan,dan secara periodik perlu diulang ulang sesuai
dengan kondisi ibu hamil yang diberi asuhan. Proses manajemen mengambarkan
langkah yang sistematis dan pola pikir yang diaplikasikan dalam semua situasi ibu
varney dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis.
a. Langkah
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
e) Riwayat menstruasi
g) Riwayat kesehatan
h) Riwayat bio-psikosial-spiritual.
terdiri dari:
Sumber data baik data subjektif maupun data objektif yang paling akurat
adalah ibu hamil yang diberi asuhan, namun, apabila kondisi tidak
menguntungkan dan masih diperlukan data bisa dikaji dari status ibu yang
juga keluarga atau suami yang mendampingi ibu saat diberi asuhan
Pada langkah ini data subjektif dan objektif yang dikaji dianalisis
kehamilan berdasarkan umur kehamilan ibu pada saat diberi asuhan, termasuk
kehamilan. Rumusan diagnosa kebidanan pada ibu hamil disertai dengan alasan
mengantisipasi penanganan.
masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali
terjadi sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersikap antisipasi
kondisi klien.
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus,
pada step sebelum nya, bidan juga harus merumuskan tindakan segera yang
segera yang mampu dilakukan sendiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
diberikan sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek
asuhan kesehatan.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan
dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
date serta sesuai dengan asumsi tentang yang akan dilakukan klien.
asuhan menyeluruh seperti yang telah pada diuraikan pada langkah kelima
74
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
g. Langkah VII:evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung didalam situasi
klinik dan dua langkah terakhir tergantung paada klien dan situasi klinik, maka
tidak mungkin proses manajemen ini di evaluasi dalam bentuk tulisan saja.
tujuh langkah varney yang terdiri dari tujuh langkah yang berurutan yang dimulai
75
dari pengumpulan data dasar dan berakhir pada evaluasi. Ketujuh langkah
a. Pengumpulan Data
1. Data subjektif
a.Identitas
b. Keluhan
tembuni belum keluar 30 menit setelah bayi lahir, nyeri perut bagian
bawah, kontraksi uterus tidak baik, tinggi fundus uteri teraba lembek.
c. Riwayat kesehatan
yang dikaji adalah mengenai gravidarum yang lalu yaitu berkaitan dengan
dengan saat ini, bagaimana cara persalinan, apakah ada penyulit selama
f. Riwayat psikososial
Psikososial pada ibu bersalin dengan retensio plasenta perlu dikaji keadaan
Dalam pola kebiasaan sehari-hari perlu dikaji mengenai pola makan yang
vitamin C dan jamu. Hal ini menjadi salah satu faktor predesposisi
juga perlu dikaji dengan rencana tindakan yang diberikan pada pasien
dengan retensio plasenta karena salah satu dasar pengobatan yaitu dilakukan
1, Data Objektif
1. Pemeriksaaan fisik
kontraksi uterus.
dan memriksa tinggi fundus uteri, berkurang atau tidak , jika teraba
kontraksi uterus lembek dan tinggi fundus uterus tidak berkurang maka
Inspeksi
2. Muka
Apakah keadaan selaput mata pucat, atau merah, apaka oedema pada
3. Leher
4. Dada
5. Perut.
6. Vulva
Keadaan perinium.
3.Data penunjang
b. Pemeriksaan laboratorium
78
dibutuhkan transfusi.
2. Interprestasi Data
kebutuhan.
1. Diagnosa
Dasar diagnosa yang di ambil dari pernyataan pasien pada saat dia datang
dan di dukung dengan surat pengantar rujukkan yaitu kala uri tidak maju,
jumlah kehamilan, persalinan dan faktor umur. Dan kondisi ibu kurang
2. Masalah
Permasalahan ibu dapat terjadi pada ibu tetapi mungkin tidak. Masalah
iniah yang terkadang menjadi penyebab kontraksi uterus tidak baik dan
3. Kebutuhan.
plasenta,
Diagnosa potensial yaitu kemungkinan yang lebih buruk dapat terjadi jika
2 . infeksi puerperium
3 . plasenta ikaserata.
Masalah potensial :
Antisipasi :
e. Perencanaan
persalinan bagi ibu yang dilakukan tindakan manual plasenta atas indikasi
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Berikan informed consent dan informed choice pada keluarga bahwa ibu
f.Pelaksanaan.
g.Evaluasi
diberikan.
81
BAB III
I. PENGUMPULAN DATA
PENGKAJIAN Tanggal/Pukul masuk dirawat :11-12-
2015/ 05:30 WIB
POST NATAL CARE
Tanggal/Pukul Pengkajian : 11-12-
2015/05:45 WIB
Pemeriksa : “A”
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
2. Alasan Kunjungan :
Ibu datang kerumah sakit tanggal 11-12-20115 pukul 05:30 WIB membawa
mengatakan sudah melahirkan anak ketiga, bayi lahir spontan, tanggal 11-12-
2015, pukul 03:50 WIB di RB”K” ibu mengaku tembuninya belum keluar dari
3. Riwayat Perkawinan :
Menikah : Ya, yang pertama
1. 2000 RB”K” Cukup Spontan Bidan Tidak ada Baik Pr. 3500 Hidup
bulan
2. 2002 RB”K” Cukup Spontan Bidan Tidak ada Baik Pr. 2200 Hidup
bulan
3. 2014 RB”K” Cukup Spontan Bidan Retensio Saat ini Pr. 2900 Hidup
bulan Plasenta
Kala II : ± 15 menit
yaitu injeksi pitosin satu ampul pukul 03: 50 WIB dan dilakukan injeksi
5. Panjang badan : 47 cm
b. Riwayat kesehatan keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, paman dan bibi)
8. Riwayat Kontrasepsi
b. Lamanya : 12 Tahun
a. BAK : ± 6 kali/hari
b. BAB : ± 1 kali/hari
a. Mandi : ± 2 kali/hari
a. Tidur
dan keluarga
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
- Nadi : 84x/menit
- Pernafasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 0C
d. Turgor : Baik
f. Rambut : Bersih
g. Mata
- Konjungtiva : Pucat
- Penglihatan : Jelas
menahan sakit
i. Gigi : Karies
l. Payudara : Simetris
r. Abdomen
w. Ano-genetalia
Data subjektif
1. Ibu datang kerumah sakit membawa surat rujukkan dari RB “K” dengan
Retensio Plasenta
lahir ditolong oleh bidan di RB “K” pukul 03:50 WIB tanggal 11-12 2015
Data Objektif
2. Kesadaran : komposmentis
- Nadi : 84x/menit
- Suhu : 36,5 ºc
- Pernafasan : 20x/menit
89
- TFU : Sepusat
6. Pemeriksaan penunjang :
- HB :9,7 gr/dl
- Leokosit: 17.100 ml
- Trombosit : 223.000 ml
- CT :14x/menit
- Bt (-)
- Basofil : 0 ml
- Eosofil : 1 ml
- N batang : 1 ml
- N : sgmen : 87 ml
C. Masalah
1. Cemas
keluar
D. Kebutuhan
a. DIAGNOSA POTENSIAL
2. Infeksi puerperium
3. Plasenta Inkarserata
b. MASALAH POTENSIAL
c. ANTISIPASI
Observasi:
a. Keadaan umum
b. TTV
c. Kontraksi uterus
d. Perdarahan
e. Manual Plasenta
e. PERENCANAAN
1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan,
2. Berikan informed consent dan informed choice pada keluarga bahwa ibu
f. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksan yang telah
pemberian therapi.
cara mengatur nafas yaitu menarik napas dari hidung dan hembuskan
melalui mulut.
EVALUASI
dilakukan,
A. Data subjektif : ibu mengatakan mules dan masih nyeri luka jahitan
pusat,perdarahan ±10 cc, luka jahitan tampak belum kering dan dibalut dengan
93
kassa betadin, terpasang infus Rl+ synto 2 ampul sisa 400 cc, tetesan infus 20
1. Diagnosa : P3 kala IV
Tidak ada
V. Perencanaan
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
perdarahan
7. Anjurkan ibu dan keluarga merawat luka jahitan agar tetap bersih
VI. PELAKSANAAN
dengan dosis 500 mg, milmor 1 (satu) tablet dengan dosis 500 mg,
- Pukul 11:30 melakukan skin test kalfoxim pada ibu yaitu dengan dosis
- Pukul 12:00 melihat hasil skin test, ibu tidak alergi. Tanda-tanda alergi
3. Pukul 12:30 WIB mengobservasi keadaan umum ibu, ibu dalam keadaan
19x/menit, suhu 37,7 ºC, kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri 2 jari
bawah pusat, perdarahan ±10 cc, luka jahitan tampak belum kering dan
dengan cara menarik nafas panjang lalu dikeluarkan lewat mulut secaara
5. Pukul 18:00 WIB ibu makan dan minum sesuai dengan porsi rumah sakit.
95
6. Pukul 18:20 WIB melakukan observasi tanda-tanda vital dan intake output
cairan yang masuk lewat infus RL ± 900 cc, minum ± 4 gelas, buang air
kecil ± 2 kali. Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi : 80x/menit suhu 36 ºC.
Pukul 19:00 WIB terlampir pemeriksaa lab, pukul 20:00 WIB, injeksi
kalfoxim yang ke dua dengan dosis 2 mg, Pukul 21:00 WIB observasi
keadaan umum ibu, ibu dalam keadaan baik, ibu tirah baring, ibu diberi
obat oral milmor 1 tablet dengan dosis 500 mg, ewoma 1 tablet dengan
VII. EVALUASI
1. Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Kolaborasi dengan dokter SpOG telah dilakukan dan instruksi dokter telah
dilakukan yaitu :
dilakukan.
4. Ibu tampak makan dan minum sesuai dengan porsi rumah sakit.
dua 500 cc, pukul 6:30 wib dan sisa cairan infuse ≤ 200 cc.
96
I. Pengumpulan Data
berkurang
belum kering.
Tidak ada
V. Perencanaan
1. Anjurkan ibu untuk mandi atau personal hygen dikamar mandi dengan
dan perdarahan
keadaan ibu
7. Jelaskan kepada ibu, ibu boleh pulang hari ini sesuai dengan
VI. Pelaksanaan
kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat dan lokhea rubra
3. Pukul 08:00 WIB ibu diberi terapi obat oral yaitu . ewoma 1tablet
dengan dosis 500 mg, milmor 1 tablet dengan dosis 500 mg, capsinat
98
500 mg.
4. Pukul 09 : 30 WIB Mengganti kassa betadin setiap kali habis bak dan
selama dirumah :
1. Menjaga supaya luka dan kassa betadin tetap bersih, bila terlihat
makanan tambahan.
pada ibu nifas yaitu perdarahan hebat, keluar cairan berbau busuk,
panas atau demam tinggi lebih dari 3 hari, payudara bengkak dan
kemerahan
pada bayi yaitu : pbayi demam panasnya tidak turun2, tidak mau
VII. EVALUASI
1. Ibu bersedia mandi atau personal hygine dikamr mandi dibantu oleh
hari
telah dilakukan.
7. Ibu dan keluarga mengetahui bahwa ibu boleh pulang hari sesuai
intruksi dokter.
100
BAB IV
PEMBAHASAN
kebidanan berdasarkan 7 langkah varney dan melihat pada tinjauan pustaka yang
ada, maka langkah pertama dilakukan pengumpulan data anamnese data subyektif
pada Ny “I” umur 37 tahun, pendidikan SMK, agama Islam, dan alasan ibu datang
bayi lahir pukul 03:50 WIB pada tanggal 11-12-2015 , ibu mengatakan
tembuninya belum keluar dari 2 jam yang lalu , wajah ibu tampak pucat , ekspresi
wajah tampak menahan rasa sakit . Dan data obyektif didapatkan keadaan umum
ibu baik, vital sign : Tekana darah: 110/80 mmHg, N: 79 x/menit, Pernafasan: 20
dan pemahaman teoritis, maka pada Ny “I” ditegakkan diagnosa P3A0 dengan
Besemah Pagar Alam , mengatakan sudah melahirkan anak ketiganya , pada pukul
03:50 WIB, tanggal 11-12-2015 , ibu mengatakan tembuninya belum keluar dari 2
Masalah yang terjadi pada kasus ini adalah : cemas dengan kondisinya dan
keterbatasan aktifitas ibu karena rasa nyeri perut bagian bawah , sehingga ibu
Dalam hal ini ibu membutuhkan dukungan psikologi dari suami ataupun
dukungan pada ibu, agar ibu merasa diperhatikan dan ibu nyaman .
potensial/ masalh potensial yang mungkin terjadi adalah, pada ibu : infeksi post
partum, HPP, dan juga syok.tetapi ini akan terjadi apabila tidak segera ditangani
dengan baik. Pada tindakan manual plasenta dan kurettase diagnosa potensial /
masalah potensial yang dapat terjadi menurut Mansjoer (2010), yaitu : ibu :
infeksi luka jalan lahir, perdarahan . Antisipasi yang dilakukan adalah tindakan
manual plasenta dan pemberian oksigen yang dilakukan secara prosedur dan
ataupun masalah potensial tidak terjadi pada Ny “I” karena perawatan yang
kolaborasi dengan medik untuk melakukan Tindakan manual plasenta pada Ny “I”
yang dilakukan adalah beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan kolaborasi dengan dokter SPOG, ganti cairan infus RL sebanyak
500 cc observasi keadaan umum ibu ,tanda-tanda vital, kontraksi uterus , TFU,
perdarahan Anjurkan ibu untuk makan dan minum anjurkan ibu tehnik relaksasi
anjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap anjurkan ibu dan keluarga merawat luka
jahitan agar tetap bersih .lakukan intake output . Berdasarkan diagnosa yang
didapatkan maka perencanaan yang dilakukan pada Ny “I” sudah sesuai dengan
teori yaitu kolaborasi medik, pemasangan infus diteruskan, beritahu ibu dan
keluarga tentang rencana tindakan mnual plsenta dan meminta persetujuan untuk
manual plasenta.
Pada langkah keenam penulis melaksanakan asuhan sesuai dengan apa yang
tahu ibu dan keluarga rencana tindakan manual plsenta dan meminta persetujuan
perencanaan dan pelaksanaan yang penulis buat yaitu ibu dan keluarga sudah tahu
hasil pemeriksaan , ibu dan keluarga bersedia ibu dilakukan tindakan manual
psenta. Maka pada tanggal 11-12-2015 pukul 05.30 ibu dibawa ke ruang tindakan
untuk dilakukan manual plasenta sesuai dengan prosedur. Setelah selesai dirawat,
dilakukan mobilisasi bertahap, serta pemberian terapy sesuai anjuran dokter “R”
dan ibu dinyatakan sudah sehat sehingga ibu pulang, dengan anjuran kontrol
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
manual plasenta dan curetage atas indikasi retensio plasenta disertai anemia
sedang, serta membahas antara teori dan praktik pada setiap proses asuhan
pemeriksaan yang telah dilakukan pada ny “I” (data subjektif dan data
objektif)
dokter “R”SpOG
7. Evaluasi dari asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny”I” selama 2 hari
B. SARAN
Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang penulis buat, maka adapun sran
1. Bagi pasien
merawat luka jahitan agar tetap bersih dan kering agar tidak terjadi
3. Bagi Akademik