PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan sistem informasi manajemen pemantauan program
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Puskesmas Tanjung skti pumi.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sistem informasi manajemen.
2. Bagi Puskesmas Tanjung sakti PUMU
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam upaya penerapan pelaksanaan
sistem informasi manajemen khususnya dalam hal pemantauan program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) .
3. Bagi Akademi
Sebagai bahan referensi kepustakaan yang dapat digunakan untuk penelitian
yang lebih lanjut.
BAB II
METODE KEGIATAN
A. GEOGRAFI
UPT Puskesmas Tanjung Sakti merupakan Puskesmas Rawat Inap
membawahi 18 desa dan mempunyai 2 Puskesmas pembantu dan 11
Polindes/Puskesdes. Terletak didalam wilayah Kec.Tanjung Sakti PUMI dengan
ketinggian dari permukaan laut ± 590m.
Visi Puskesmas :
Misi Puskesmas :
1.Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
2 .Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanaankesehatan sarana dan
prasarana kesehatan yang bermutu prima
4.Menurunkan resiko kesakitan dan kematian
D. JARAK ANTAR WILAYAH KERJA DENGAN PUSKESMAS UPT
TANJUNG SAKTI
Dengan Wilayah kerja yang terdiri dari 18 desa, luas wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Sakti adalah ± 271,00 km persegi. Pembagian luas wilayah
dalam tiap desa / kelurahan dan jarak tempuh dari tiap desa ke UPT Puskesmas
Tanjung Sakti adalah sebagai berikut :
Kejadian kematian ibu juga berkaitan erat dengan masalah sosial budaya,
ekonomi, tradisi dan kepercayaan masyarakat. Hal ini melatar belakangi
kematian ibu yang mengalami komplikasi obstetric, yaitu dalam bentuk “ 3
terlambat “.
Angka kematian Bayi di Tanjung Sakti Pumi pada Tahun 2017 ini
sebanyak 3 orang dari 350 kelahiran yang ditolong oleh petugas kesehatan. Ada
banyak faktor yang menyebabkan kematian pada bayi tersebut dan bukan begitu
mudah untuk menemukan penyebab kematian pada bayi. Tersedianya berbagai
fasilitas atau faktor aksebilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenaga medis
yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional
ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB memberikan gambaran
adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan Kesehatan mayarakat.
D. Angka Kesakitan
C. Hasil Cakupan KB
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran
dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga didalam keluarganya akan
berkembang Norma Keluarga Keluarga Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Ruang lingkup kegiatan :
1. Mengadakan penyuluhan KB, baik dipuskesmas maupun di
masyarakat pada saat kunjungan rumah, posyandu pertemuan
dengan kelompok PKK, dasa wisma untuk PUS.
2. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi. Memberikan
pelayanan pengobatan efek samping KB. Dari hasil pendataan
yang dilakukan akhir Desember 2016 menunjukan bahwa jumlah
pus, cakupan pelayanan Akseptor KB berdasarkan jenis alat
kontrasepsi (dapat dilihat pada tabel) pelayanan KB masih perlu
ditingkatkan.
Oleh karena itu perlu kerjasama dengan lintas program dan lintas
sektoral dengan cara mengadakan kursus keluarga berencana untuk
para dukun bersalin. Dukun diharapkan dapat bekerja sama dengan
Puskesmas dan bersedia menjadi motivator KB untuk ibu-ibu yang
mencari pertolongan pelayanan dukun. (Kegiatan puskesmas
diintegrasikan kedalam program KIA).
D. Hasil Cakupan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Tujuan P2M adalah menemukan kasus penyakit menular sedini
munkin,dan mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang
memudahkan terjadi penyebaran penyakit menular disuatu wilayah, memberikan
proteksi khusus kepada kelompok masyarakat tertentu agar terhindar dari
penularan penyakit. Secara umum penyakit menular yang masih endemis
diindonesia adalah TBC, kolera, thypus abdominalis, demam berdarah, malaria,
frambusia,filariasis,poliomuelitis,batuk,rejan dan cacingan. Lebih khusus untuk
Puskesmas UPT Tanjung Sakti,penyakit yang masih endemis adalah :
- ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Infeksi Saluran Pernafasan Akut
atau yang lebih dikenal dengan ISPA lebih banyak mengenai kelompok usia
muda yang rawan khususnya Bayi atau Anak Balita. Dalam program ISPA
penyakit ini digolongkan menjadi tiga, bukan pneomonia berat. Didunia,
Infeksi Paluran Pernafasan Akut (ISPA) jadi penyebab kematian dari 2 juta
anak balita pada tahun 2000. Di indonesia ISPA merupakan penyebab 36,4 %
kematian bayi tahun 1992 dan 32,1 % kematian bayi pada tahun 1995, serta
penyebab 18,2 % kematian pada balita tahun 1992 dan 38,8 % tahun 1995.
Berdasarkan data dari P2M program ISPA tahun 2017 Puskesmas
Tanjung Sakti cakupan penderita ISPA bukan pneumoni 1.626 kasus,
pneumoni 60. Penyakit penyakit ini ditimbulkan terutama rumah yang tidak
layak, populasi udara sehingga memungkinkan penularan penyakit ini. Dan
faktor resiko lainnya seperti : Gizi kurang, Status Imunisasi yang tidak
lengkap, Menbedung anak, Pemberian ASI tidak / kurang memadai, Riwayat
penyakit kronis, dan orang tua perokok.
- Diare, penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan antara lain vibrio,
klostridia dan intoksikasi / keracunan makanan. Merupakan penyakit yang
mudah menular dan sering menimbulkan wabah penyakit terutama pada
awal musim penghujan. Lingkungan yang terkendali, akibat sikap hidup
dan perilaku masyarakat yang baik akan dapat menekan berkembang
masalah kesehatan.
- Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi saluran napas
bagian bawah yang menyerang jaringan paru atau parenkim paru oleh
basil mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari orang ke
orang oleh transmisi melalui udara. Individu terinfeksi melalui
berbicara, batuk, bersin. Berdasarkan data bahwa jumlah penderita
Tuberculosis Paru di Puskesmas Tanjung Sakti tahun 2017 sebanyak 5
penderita.
E. Cakupan Program Imunisasi
1. Status gizi berdasarkan hasil pendataan akhir Desember 2017 status gizi
balita paling banyak adalah baik dengan persentase 90,00 %
2. Anemia salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah
anemia yang disebabkan zat besi (Fe). Dari data KIA diperoleh
informasi bahwa tahun 2017 angka kematian ibu menurun. Upaya
penanggulangan tersebut dilakukan dengan pemberian tablet Fe selama
hamil sebanyak 90 tablet.
3. Bumil KEK dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) bayi yang di
lahirkan di bawah 2500 gram disebut dengan BBLR. Berbagai factor
penyebab terjadinya BBLR, namun factor utama adalah gizi ibu selama
hamil kurang (Bumil KEK). Pada masa kehamilan ibu perlu mendapat
perhatian khusus oleh karna dampak yang ditimbulkan bukan saja pada
berat yang cukup, tetapi dengan bayi BBLR memiliki kemungkinan kecil
untuk tumbuh dengan baik, dan akan lebih mudah terserang penyakit.
Laporan KIA tahun 2017 0% BBLR umum disebabkan karena KEK
pada ibu hamil.
4. GAKI berdasarkan hasil pemetaan GAKI pada tahun 2017 dilaporkan
bahwa TGR (Total Goiter Rate)
Environment atau Lingkungan adalah situasi atau kondisi diluar host dan
agent yang memudahkan interaksi antara keduanya. Faktor ini juga dapat
menjadi resiko timbulnya gangguan penyakit pada host karena lingkungan
memberikan peluang agent untuk berkembang (breeding).
H. Pengobatan
A. SARANA KESEHATAN
Puskesmas Pembantu
Polindes / Poskesdes
Rumah Dinas
No Nama Bangunan Kondisi Tahun Nama Petugas
Terakhir di
Bangun / Rehab
1 Rumah Dinas Dokter Baik Dr. Selva Yanti
2 Rumah Dinas Paramedis Rusak
Sedang
3 Rumah Dinas Paramedis Rusak Berat Petugas
Pembersih
4 Rumah Dinas Paramedis Rusak Berat Belum Pernah di
rehab
5 Rumah Dinas Dokter Rusak Berat Belum Pernah di
Gigi rehab
B. TENAGA KESEHATAN
DOKTER
No Tenaga Kesehatan Jumlah Pendidikan
1 Dokter 1 Dokter
Umum
BIDAN
No Tenaga Kesehatan Pendidikan Jumlah
DI DIII DIV
1 Bidan 3 11 1 16 Orang
PERAWAT
No Tenaga Kesehatan Pendidikan Jumlah
SPK DIII SI
1 Perawat 10 12 1 23 Orang
No Pendidikan Jumlah
1 Sarjana Ekonomi 1 Orang
2 SMA 5 Orang
3 Sarjana Magister 1 Orang
Kegiatan Puskesmas
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan Kesehatan (Kuratif dan
Rehabilitatif) di puskesmas induk
© Mengoptimalkan bentuk Pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas
dan kemampuan yang tersedia.
1. Pelayanan registrasi
2. Pelayanan umum
3. Pelayanan KIA/KB
4. Pelayanan Gigi
5. Pelayanan Imunisasi
6. Pelayanan laboratorium
7. Pelayanan farmasi
Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang
ada
Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
Mengoptimalkan pelayanan secara tepat waktu, standar mutu,
efisien, dengan keramah tamahan
Mengoptimlkan pelayanan rujukan terutama rujukan horizontal
(antar pelayanan di puskesmas) dalam rangka mendorong
optimaliasi pelayanan dengan tetap mengoptimalkan pelayanan
rujukan medical
Mengoptimalkan koordinasi pada lintas program pelayanan puskesmas
Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif
Mengoptimalkan petugas jaga layanan klinik sehat meliputi :
1. Konsultasi gizi
2. Konsultasi sanitasi
3. Konsultasi PHBS
4. Konsultasi medis
5. Konsultasi gigi
6. Konsultasi KIA dan KB
Meningkatkan pelayanan kesehatan (Kuratif dan Rehabilitative) di
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling
1. Mengoptimalkan pelayanan SDM sesuai dengan pelayanan
tupoksi pelayanan yang ada.
2. Mengoptimalkan pelayanan puskesmas keliling terutama pada
dusun yang kesulitan mengakses pelayanan ke Puskesmas
induk/posko.
Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi
1. Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan
secara aktif atau pun pasif.
2. Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa
dalam rangka memperoleh dukungan untuk implementasi
program kesehatan ditingkat desa
3. Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan
puskesmas melalui tokoh masyarakat
Memperkuat jaringan dan peran serta masyarakat dibidang
kesehatan
1. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai
jaringan program dan layanan kesehatan pada masyarakat
2. Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu
3. Mengoptimalkan peran petugas penanggung jawa wilayah desa
4. Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam
memberdayakan masyarakat
5. Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta
pelayanan pada institusi program.
D. Pembiayaan Puskesmas
1.Stopbuangairbesar]sembarangan;
2.Cucitanganpakaisabun;
3.Pengelolaanairminum/makananrumahtangga;
4.Pengelolaansampahrumahtangga;
5.Pengelolaan limbah cair rumah tangga.
POA KESLING
KemungkinanPenyebabMasalah
Masalah
Waktu Pelaksanaan kegiatan MetodePelaksanaanKegiatan
Pemantau 4 x dalamsetahun Turunlangsungkepemukimanwargadenganmemantaufisik
an air sumber air bersih.
bersih
Penyehata Kunjunganlangsungkerumahwargadanpemantaunkondisi
nLingkun 3 x dalamsetahun rumahsesuiaaturanstandarkesehatanserta instrument
ganPemuk ceklisdankuisioner.
iman
STBM 1.Masyarakat 1. Saranauntukmela 1. Tingkat
belumsadartentangpen Petugaspkmbelumm kukanpemicuand kesadarandanpengetahuanm
tingnya STBM elakukansosialisasi ansosialisasi asyarakatrendah
1. Kerjasamaperangk STBM STBM kurang
atdesabelumberjalanr kepadamasyarakat
utin 2. Kegiatan survey
2. Peranlintas sector rumahsehatbelumbe
danlintas program rjalanrutin
kurang 3.Belum
adakegiatanpemicua
n STBM
Penyehat 4 x setahun Pemantauankesehatanlangsungke TTU.
anTempat
-
TempatU
mum
(TTU)
Penyehat 4 x setahun
anPengol
ahanTem
patMakan
an
PSN Pemberantasansarangnyamuk di
danAbate pemukimanmasyarakatsertapemantaunjentik di
4 x setahun
siasi penampungan air warga. Dan pembagian abate
setiaprumahwarga.
PENUTUP
KESIMPULAN
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) adalah Upaya menumbuhkan
kemandirian masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan
sehat.. STBM yang diterapkan meliputi lima Pilar yaitu :
Bagi puskesmas tanjung sakti pumi data yang ada sudah bagus tetapi belum
lengkap karena blm dilengkapi dengan sop .
BAB VIII
PENUTUP