Anda di halaman 1dari 14

Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

PERBEDAAN TINGGI FUNDUS UTERI HARI PERTAMA DAN KEDUA IBU


POST PARTUM MENYUSUI DAN TIDAK MENYUSUI

Leni Wijaya
Dosen Program Studi D-III Keperawatan STIKES Mitra Adiguna Palembang
Komplek Kenten Permai Blok J No. 9-12 Bukit Sangkal Palembang 30114
Email: keyzhikeyzha@yahoo.com

ABSTRAK
Proses involusi yang tidak berjalan dengan baik dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan. Menyusui segera pada saat bayi lahir dapat mempercepat penurunan tinggi
fundus uteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tinggi fundus uteri
hari pertama dan kedua ibu post partum menyusui dan tidak menyusui di Rumah Sakit
Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metodeanalitik
dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini yang termasuk populasi adalah
seluruh ibu post partum yang ada di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang pada
tanggal 24 April–20 Mei tahun 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total
sampling. Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi dari 15 ibu post partum
menyusui, pada hari pertama tinggi fundus uteri ibu paling tinggi adalah 19 cm sebanyak
1 orang (6,7%), sedangkan pada hari kedua tinggi fundus uteri ibu paling tinggi adalah 16
cm sebanyak 2 orang (13,3%). Distribusi frekuensi dari 15 ibu post partum tidak
menyusui, pada hari pertama tinggi fundus uteri ibu paling tinggi adalah 19 cm sebanyak
1 orang (6,7%), sedangkan pada hari kedua tinggi fundus uteri ibu tidak menyusui paling
tinggi adalah 17 cm sebanyak 2 orang (13,3%). Ada perbedaan tinggi fundus uteri ibu
menyusui dan ibu tidak menyusui pada hari pertama dengan nilai p value = 0,038 < α
(0,05) dan hari kedua dengan p value = 0,008 < α (0,05). Diharapkan petugas kesehatan
khususnya perawat dapat memberikan penanganan yang tepat pada ibu bersalin
fisiologis dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Kata kunci : Tinggi fundus uteri, ibu post partum, menyusui dan tidak
menyusui

ABSTRACT
The process of involution that does not work well can cause bleeding. Breastfeeding as
soon as the baby is born can accelerate the decrease in the height of the uterin fundus.
This study aimed to find out the height differences of uterin fundus between the first and
second days of postpartum breastfeeding and not breastfeeding mothers at Islamic
Hospital Siti Khadijah of Palembang in 2017. It used analytical method with cross
sectional approach. The populations was all postpartum mothers existing in the Hospital
from 24 April to 20 May, 2017. The sampling technique was total sampling technique. The
result of the study showes that there were 15 breastfeeding postpartum mothers. On the
first day, there was one mother (6,7%) having the highest uterine fundus by 19 cm. On
the second day, there were two mothers (13,3%) having the the highest uterine fundus by
16 cm. The frequency distribution of 15 non breastfeeding postpartum mothers was that
on the first day there was one mother (6,7%) having the the highest uterine fundus by 19
cm. While on the second day, there were two mothers (13,3%) having the the highest
uterine fundus by 17 cm. There was a difference of height of uterine fundus between
breastfeeding and non breastfeeding mothers on the first day with the p value of 0,038 <
α (0,05) and on the second day with the p value of 0,008 < α (0,05). It is suggested that
health workers particularly the midwives provide accurate handling for physiological giving
birth mothers by conducting Early Breastfeeding Initiation (EBI).
Keywords : Height of uterine fundus, postpartum mothers, breastfeeding and not
breastfeeding

156
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

PENDAHULUAN Menurut laporan rutin Pemantauan


Organisasi kesehatan tingkat Wilayah Setempat (PWS), penyebab
dunia, World Health Organization langsung kematian ibu adalah
(WHO) memperkirakan 800 perempuan perdarahan (39%), keracunan
meninggal setiap harinya akibat kehamilan (20%), infeksi (7%) dan lain-
komplikasi kehamilan dan proses lain (33%)2.
kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh Angka kematian ibu yang
kematian ibu terjadi di negara dilaporkan di Provinsi Sumatera
berkembang. Angka Kematian Ibu (AKI) Selatan berdasarkan data Profil
di dunia mencapai angka 289.000 jiwa Kesehatan Tahun 2014 yaitu
pada tahun 2014. Di mana terbagi atas 155/100.000 KH, Kabupaten Ogan
beberapa negara, antara lain Amerika Komering Ulu Timur dan Kabupaten
Serikat mencapai 9300 jiwa, Afrika Empat Lawang merupakan daerah
Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara yang tertinggi dengan 16 kasus. Namun
16.000 jiwa.Untuk AKI di negara- bila dibandingkan dengan tahun
negara Asia Tenggara seperti Filipina sebelumnya lebih tinggi
170 per 100.000 kelahiran hidup, yaitu146/100.000 KH. Jumlah kematian
Vietnam 160 per 100.000 kelahiran ibu di Provinsi Sumatera Selatan yang
hidup, Thailand 44 per 100.000 masih tinggi disebabkan karena deteksi
kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 dini faktor resiko oleh tenaga kesehatan
kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per kurang cermat, penanganan persalinan
100.000 kelahiran hidup. Sekitar 80% yang kurang adekuat/tidak sesuai
kematian maternal merupakan akibat prosedur serta sistem rujukan tidak
meningkatnya komplikasi selama sesuai dengan prosedur jejaring
kehamilan, persalinan dan setelah manual rujukan2.
persalinan1. Jumlah kematian ibu tahun 2014
Di Indonesia, Angka Kematian di Kota Palembang, berdasarkan
Ibu (AKI) masih tinggi. Angka kematian laporan sebanyak 12 orang dari 29.235
ini berkaitan dengan kehamilan, kelahiran hidup. Penyebabnya yaitu
persalinan, dan nifas. Bukan karena perdarahan (41,7%), diikuti oleh emboli
sebab lain. Berdasarkan Survei paru (1 kasus), suspek syok
Demografi dan Kesehatan Indonesia kardiogenik (1 kasus), eklampsia (1
(SDKI) tahun 2012, AKI sebesar 359 kasus), suspek TB (1 kasus), hipertensi
per 100.000 kelahiran hidup. Ada dalam kehamilan (1 kasus) dan
2
berbagai penyebab kematian ibu. lainnya .

157
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

Hal ini terjadi karena proses masih kurang, hal ini dapat terlihat
involusi tidak berjalan dengan baik, masih rendahnya kesadaran ibu dalam
maka akan menimbulkan subinfolusio menyusui sejak dini pada bayinya
yang akan menyebabkan perdarahan dikarenakan kurangnya pemahaman
(Rofi’ah, 2015). Percepatan involusi ibu tentang manfaat ASI dan menyusui
uterus dipengaruhi oleh beberapa yang benar (Roesli dalam Indarwati,
faktor yaitu mobilisasi dini, usia, paritas, 2013). Kebiasaan baik untuk menyusui
senam nifas, status gizi dan inisiasi sendiri bayi yang terlahir membawa
3
menyusu dini . berbagai keuntungan, baik bagi ibu
Periode masa nifas adalah maupun bayi. Fenomena menunjukkan
periode waktu selama 6-8 minggu bahwa kebiasaan ini sering
setelah persalinan. Proses ini dimulai ditinggalkan, baik karena pandangan
setelah selesainya persalinan dan yang keliru maupun karena tekanan
berakhir setelah alat-alat reproduksi yang tidak terelakan oleh arus
5
kembali seperti keadaan sebelum hamil modernisasi .
atau tidak hamil sebagai akibat dari Sehubungan dengan pentingnya
adanya perubahan fisiologis dan menyusui segera pada saat bayi lahir
psikologis karena proses persalinan4. untuk mempercepat penurunan tinggi
Proses pemulihan organ reproduksi fundus uteri. Hal inilah yang membantu
masa nifas (involusi) merupakan hal mempercepat proses involusio uterus.
yang sangat penting bagi ibu setelah Semakin cepat bayi menghisap puting
melahirkan karena proses ini sebagai susu maka proses involusio semakin
landasan bagi petugas kesehatan baik3.
(dokter, perawat, bidan, dan lain-lain) Berdasarkan data Rumah Sakit
sebagai pemantauan proses fisiologi Islam Siti Khadijah Palembang, pada
kembalinya uterus seperti pada saat tahun 2014 jumlah ibu bersalin normal
sebelum hamil karena bila proses sebanyak 725 orang (73,1%),
involusi ini tidak berjalan dengan sedangkan jumlah ibu bersalin sectio
normal maka akan menimbulkan suatu caesarea sebanyak 266 orang (26,9%),
keadaan yang dinamakan subinvolusi tahun 2015 jumlah ibu bersalin normal
uteri yang akan menyebabkan sebanyak 305 orang (31,9%)
perdarahan yang dapat menambah sedangkan jumlah ibu bersalin sectio
jumlah kematian ibu pada masa nifas3. caesarea sebanyak 650 orang (68,1%),
Program menyusui sejak dini di tahun 2016 jumlah ibu bersalin normal
Indonesia dalam pelaksanaannya sebanyak 259 orang (38,7%)

158
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

sedangkan jumlah ibu bersalin sectio diperoleh dengan melakukan observasi


caesarea sebanyak 409 orang (61,3%) dan pengukuran tinggi fundus uteri hari
(Profil Rumah Sakit Rumah Sakit Islam pertama dan kedua ibu post partum
Siti Khadijah Palembang, 2017). menyusui dan tidak menyusui.
Berdasarkan hal tersebut, maka Pengumpulan data dalam
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dilakukan dengan cara
penelitian yang berjudul “Perbedaan mengobservasi terlebih dahulu ibu post
Tinggi Fundus Uteri Hari Pertama dan partum apakah menyusui bayinya
Kedua Ibu Post Partum Menyusui dan segera setelah lahir atau menundanya
Tidak Menyusui di Rumah Sakit Islam 1 jam setelah bayi lahir, apakah ibu
Siti Khadijah Palembang Tahun 2017”. memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja
atau memberikan Pengganti Air Susu
METODE PENELITIAN Ibu (PASI). Kemudian peneliti
Jenis Penelitian mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Rancangan penelitian pada ibu post partum baik yang
menggunakan metode analitik dengan memberikan ASI saja dan ibu yang
pendekatan cross sectional. tidak memberikan ASI atau
Waktu dan Tempat Penelitian memberikan PASI hari pertama dan
Penelitian ini dilaksanakan di hari kedua kemudian semua hasil
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah pemerikaan dicatat dan dimasukkan
Palembang pada tanggal 24 April - 20 kedalam tabel observasi.
Mei 2017.
Target/Subjek Penelitian Tehnik Analisa Data
Karena yang diambil sebagai Analisa Univariat
sampel adalah semua ibu post partum Analisa univariat dilakukan
persalinan normal maka penelitian ini terhadap tiap variabel dari hasil
menggunakan teknik total sampling penelitian yaitu faktor risiko (ibu post
yang ada di Rumah Sakit Islam Siti partum menyusui dan tidak menyusui)
Khadijah Palembang pada bulan April dengan faktor efek (Tinggi Fudus Uteri
tahun 2017 pada saat dilakukan Hari Pertama dan Kedua) yang
penelitian. dianalisis dengan menggunakan tabel
Data, Instrumen, dan Teknik distribusi frekuensi.
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti Analisa Bivariat
menggunakan data primer yang

159
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

Pada penelitian ini, analisis


bivariat dilakukan dengan terlebih Berdasarkan tabel 1 diatas di
dahulu melakukan uji normalitas data ketahui bahwa nilai signifikasi sebesar
primier menggunakan uji kolmogorov- 0,817 lebih besar dari 0,05, sehingga
smirnov dengan ketentuan jika p value dapat disimpulkan bahwa data yang di
≥ 0,05 berarti data terdistribusi normal uji berdistribusi normal.
dan jika jika p value< 0,05 berarti data
tidak terdistribusi normal. Selanjutnya Analisis Univariat
untuk uji pengaruh menggunakan uji Analisa ini dilakukan dengan
statistik Independent Samples t Test menggunakan distribusi frekuensi dan
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 persentase dari variabel ibu menyusui
bila data terdistribusi normal dan Mann dan percepatan penurunan tinggi
Whitney test bila data tidak terdistribusi fundus uteri hari pertama dan kedua ibu
normal dengan ketentuan jika p value< post partum.
0,05 berarti ada perbedaan dan jika jika
p value≥ 0,05 berarti tidak ada Ibu Post Partum Menyusui
perbedaan. Jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 30 responden yang
HASIL PENELITIAN dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu
Uji Normalitas Ya (Ibu yang melakukan IMD dan ibu
yang memberikan ASI) dan Tidak (ibu
Tabel 1. Uji Normalitas One-Sample yang tidak melakukan IMD dan ibu
Kolmogorov-Smirnov
yang dilakukan IMD tapi tidak
Test
Unstandardi memberikan ASI). Hasil analisis
zed
univariat dari variabel ibu post partum
Residual
menyusui dapat dilihat dari tabel
N 30
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000 dibawah ini.
Std. 1,03847780
Deviatio Tabel 2. Distribusi Frekuensi
n Berdasarkan Ibu Post Partum
Most Extreme Differences Absolute ,116 Menyusui Di Rumah Sakit Islam Siti
Khadijah Palembang Tahun 2017
Positive ,110
No Ibu Post Partum Frekuensi %
Negative -,116
Menyusui
Kolmogorov-Smirnov Z ,634
1. Ya 15 50
Asymp. Sig. (2-tailed) ,817
2. Tidak 15 50
a. Test distribution is Normal.
Total 30 100
b. Calculated from data.

160
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

sebanyak 1 orang (6,7%). Sedangkan


Berdasarkan tabel 2 diketahui ibu pada hari kedua tinggi fundus uteri ibu
post partum yang menyusui sebanyak paling tinggi adalah 16 cm sebanyak 2
15 responden (50%) dan ibu post orang (13,3%), 15 cm sebanyak 3
partum yang tidak menyusui sebanyak orang (20%), 14 cm sebanyak 4 orang
15 responden (50%). (26,7%) dan 13 cm sebanyak 4 orang
(26,7%).

Tinggi Fundus Uteri Ibu Menyusui


Hari Pertama dan Kedua Tinggi Fundus Uteri Ibu Tidak
Menyusui Hari Pertama dan Kedua
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
BerdasarkanTinggi Fundus
Tabel 4. Distribusi Frekuensi
Uteri IbuPost Partum
BerdasarkanTinggi Fundus
Menyusui Di Rumah Sakit
Uteri Ibu Post Partum Tidak
Islam Siti Khadijah
Menyusui Di Rumah Sakit
Palembang Tahun 2017
Tinggi Fundus TFU Hari TFU Hari
Islam Siti Khadijah
Uteri Ibu Post Pertama Kedua Palembang Tahun 2017
Tinggi Fundus TFU Hari TFU Hari
Partum f % f %
Uteri Ibu Post Pertama Kedua
Menyusui
Partum Tidak f % f %
13 cm 0 4 26,7
0,0% Menyusui
%
13 cm 0 0,0% 0 0,0%
14 cm 0 4 26,7
0,0% 14 cm 0 0,0% 4 26,7%
%
15 cm 5 33,3% 5 33,3%
15 cm 1 3 20,0
6,7% 16 cm 4 26,7% 4 26,7%
%
17 cm 5 33,3% 2 13,3%
16 cm 3 2 13,3
20,0% 18 cm 0 0,0% 0 0,0%
%
19 cm 1 6,7% 0 0,0%
17 cm 6 40,0% 0 0,0%
Total 15 100 15 100
18 cm 4 26,7% 0 0,0%
19 cm 1 6,7% 0 0,0%
Total 15 100 15 100
Berdasarkan tabel 4 diatas
diketahui bahwa dari 15 ibu post
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui
partum tidak menyusui. Pada hari
bahwa dari 15 ibu post partum
pertama tinggi fundus uteri ibu paling
menyusui. Pada hari pertama tinggi
tinggi adalah 19 cm sebanyak 1 orang
fundus uteri ibu paling tinggi adalah 19
(6,7%), 17 cm sebanyak 5 orang
cm sebanyak 1 orang (6,7%), 18 cm
(33,3%), 16 cm sebanyak 4 orang
sebanyak 4 orang (26,7%), 17 cm
(26,7%), dan yang paling rendah
sebanyak 6 orang (40%), dan 16 cm
adalah 15 cm sebanyak 5 orang
sebanyak 3 orang (20%) sedangkan
(33,3%), Sedangkan pada hari kedua
yang paling rendah adalah 15 cm
tinggi fundus uteri ibu tidak menyusui

161
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

paling tinggi adalah 17 cm sebanyak 2 berarti Ho ditolak dan Ha diterima


orang (13,3%), 16 cm sebanyak 4 dimana dapat disimpulkan ada
orang (26,7%), 15 cm sebanyak 5 perbedaan tinggi fundus uteri ibu
orang (33,3%) dan yang paling rendah menyusui dan ibu tidak menyusui pada
adalah 14 cm sebanyak 4 orang hari pertama.
(26,7%). Sedangkan p value tinggi
fundus uteri pada hari kedua 0,008 ≤α
Analisis Bivariat 0,05 ini berarti Ho ditolak dan Ha
Analisa ini dilakukan untuk diterima dimana dapat disimpulkan ada
perbedaan tinggi fundus uteri hari perbedaan tinggi fundus uteri ibu
pertama dan kedua ibu post partum menyusui dan ibu tidak menyusui pada
menyusui dan tidak menyusui dengan hari kedua.
uji statistik yang sesuai dengan tujuan PEMBAHASAN
penelitian, yaitu uji t-test independent Tinggi Fundus Uteri Ibu Post Partum
sampel dengan taraf signifikan α = 0,05 Menyusui Hari Pertama dan Kedua
dimana ketentuannya adalah jika nilai p Berdasarkan tabel 3 diatas
value > α (005) berarti tidak ada diketahui bahwa dari 15 ibu post
pengaruh dan jika p value < α (005) partum menyusui, pada hari pertama
berarti ada pengaruh. tinggi fundus uteri ibu paling tinggi
adalah 19 cm sebanyak 1 orang
Tabel 5. Perbedaan Tinggi (6,7%), 18 cm sebanyak 4 orang
Fundus Uteri Hari Pertama
(26,7%), 17 cm sebanyak 6 orang
Dan Kedua Ibu Post Partum
Menyusui Dan Tidak (40%), dan 16 cm sebanyak 3 orang
Menyusuidi Rumah Sakit
(20%), sedangkan yang paling rendah
Islam Siti KhadijahPalembang
Tahun 2017 adalah 15 cm sebanyak 1 orang
Variabel Mean SD P
value (6,7%). Sedangkan pada hari kedua
Tinggi Fundus Uteri Ibu 17,07 1,033
Menyusu Hari Pertama 16,20 1,146
tinggi fundus uteri ibu paling tinggi
Tinggi Fundus Uteri Ibu 0,038 adalah 16 cm sebanyak 2 orang
Tidak Menyusu Hari
Pertama (13,3%), 15 cm sebanyak 3 orang
Tinggi Fundus Uteri Ibu 14,20 1,014
Menyusu Hari Kedua 15,27 1,033 (20%), 14 cm sebanyak 4 orang
Tinggi Fundus Uteri Ibu 0,008
Tidak Menyusu Hari (26,7%) dan 13 cm sebanyak 4 orang
Kedua
(26,7%)
Hal ini sesuai dengan teori, yang
Berdasarkan tabel 5 dapat kita
menyatakan bahwa menyusui
lihat nilai p value tinggi fundus uteri
merupakan salah satu faktor yang
pada hari pertama 0,038 ≤α 0,05 ini

162
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

mempengaruhi proses involusi. Karena :meningkatkan produksi ASI,


kita mengetahui bahwa dalam masa membantu ibu mengatasi stres.
nifas alat-alat genetalia internal Mengatasi stres adalah fungsi
maupun eksternal akan berangsur- oksitosin, mendorong ibu untuk tidur
angsur pulih kembali seperti keadaan dan relaksasi setelah bayi selesai
sebelum hamil. Setelah partus menyusu dan menunda ovulasi7.
pengaruh tekanan dari estrogen dan Hasil penelitian ini sejalan
progesteron terhadap hipofise hilang dengan hasil penelitian Wulan (2010),
sehingga timbul pengaruh hormon. yang berjudul pengaruh menyusui
Hormon hipofise antara lain LH terhadap penurunan tinggi fundus uteri
(Lactogenic Hormon), pengaruh pada ibu post partum primigravida di
oksitoksin mengakibatkan mioepitelium RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, Bojonegoro. Hasil penelitian
sehingga pengeluaran ASI menunjukkan bahwa dari 16 responden
dilaksanakan. Selain pengaruh didapatkan 7 responden (43,75%)
hormonal di atas, salah satu menyusui dengan kategori baik dan
rangsangan terbaik untuk penurunan tinggi fundus uterinya
mengeluarkan air susu adalah dengan normal dan dari 3 responden (18,75%)
menyusui bayi itu sendiri dan menyusui kategori kurang mengalami
6
rangsangan isapan . penurunan tinggi fundus uteri tidak
Hal ini sesuai dengan teori yang normal.
menyatakan bahwa keuntungan Inisiasi Berdasarkan hasil penelitian dan
Menyusu Dini (IMD) salah satunya pembahasan diatas peneliti
adalah keuntungan kontak kulit dengan berpendapat bahwa sebagian besar ibu
kulit untuk ibu, yaitu merangsang post partum menyusui telah mengalami
produksi oksitosin pada ibu seperti penurunan tinggi fundus uteri. Hal ini
membantu kontraksi uterus, sehingga karena dengan melakukan inisiasi
perdarahan pasca persalinan lebih menyusu dini akan merangsang
rendah, merangsang pengeluaran produksi oksitosin pada ibu serta
kolostrum, penting untuk kelekatan membantu uterus untuk berkontraksi
hubungan ibu dan bayi, ibu lebih
tenang dan lebih tidak merasa nyeri Tinggi Fundus Uteri Ibu Post Partum
pada saat plasenta lahir dan prosedur Tidak Menyusui Hari Pertama dan
pasca persalinan lainnya, merangsang Kedua
produksi prolaktin pada ibu, seperti

163
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

Berdasarkan tabel 4 diketahui masa nifas sangat penting karena jika


bahwa dari 15 ibu post partum tidak pada masa nifas tidak ada proses
menyusui, pada hari pertama tinggi menyusui maka tidak terdapat
fundus uteri ibu paling tinggi adalah 19 rangsangan puting susu pada ibu
cm sebanyak 1 orang (6,7%), 17 cm sehingga reflek pengeluaran hormon
sebanyak 5 orang (33,3%), 16 cm oksitosin tidak terjadi dan akan
sebanyak 4 orang (26,7%), dan yang berdampak pada proses penurunan
paling rendah adalah 15 cm sebanyak Tinggi Fundus Uteri (TFU) dan
5 orang (33,3%), Sedangkan pada hari perdarahan karena hormon oksitosin
kedua tinggi fundus uteri ibu tidak tidak hanya mempengaruhi otot polos
menyusui paling tinggi adalah 17 cm payudara, tetapi juga otot polos uterus
sebanyak 2 orang (13,3%), 16 cm sehingga jika tidak terdapat rangangan
sebanyak 4 orang (26,7%), 15 cm maka tidak berkontraksi dengan baik.
sebanyak 5 orang (33,3%) dan yang 3) Gizi. Status gizi yang adekuat akan
paling rendah adalah 14 cm sebanyak mempercepat pemulihan kesehatan ibu
4 orang (26,7%). pasca salin dan pengembalian
Hal ini sesuai dengan teori, yang kekuatan otot-ototnya menjadi lebih
menyatakan bahwa penyebab cepat serta akan meningkatkan kualitas
terhambatnya penurunan Tinggi maupun kuantitas Air Susu Ibu atau
Fundus Uteri (TFU) dapat ASI. Disamping itu juga ibu pasca salin
mengakibatkan subinvolusi sehingga akan lebih mampu menghadapi
meningkatkan angka kematian ibu. serangan-serangan kuman sehingga
Beberapa faktor yang mempengaruhi tidak terjadi infeksi dalam nifas,
proses penurunan Tinggi Fundus Uteri mobilisasi dini adalah aktivitas segera
(TFU) antara lain : 1) Mobilisasi Dini. yang dilakukan setelah beberapa jam
Mobilisasi dini penting bagi ibu setelah dengan beranjak dari tempat tidur pada
melahirkan. Jika otot-otot tidak ibu dengan persalinan normal8.
berkontraksi dan beretraksi dengan Hasil penelitian ini sejalan
baik setelah bayi lahir, maka tidak dengan penelitian Sukarsih (2014) yang
dapat menjepit pembuluh darah yang berjudul pengaruh inisiasi menyusu dini
pecah karena adanya pelepasan pada kontraksi uterus ibu bersalin di
plasenta dan berguna untuk BPS Kecamatan Bluto. Hasil penelitian
mengeluarkan isi uterus. Sehingga antara IMD dengan kontraksi uterus ibu
pengeluaran lokhea menjadi tidak bersalin didapatkan bahwa responden
lancar. 2) Menyusui. Menyusui pada yang dilakukan IMD sebanyak 96,7%

164
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

dimana hampir seluruhnya (86,7%) dimana dapat disimpulkan ada


dengan kontraksi uterus baik, 3,3% perbedaan tinggi fundus uteri ibu
kontraksi uterus jelek sedangkan menyusui dan ibu tidak menyusui pada
responden yang tidak dilakukan IMD hari kedua.
sebanyak 3,3% mengalami kontraksi Hal ini sesuai dengan teori, yang
uterus lemah. menyatakan bahwa sehubungan
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan pentingnya menyusui segera
pembahasan diatas peneliti pada saat bayi lahir untuk
berpendapat bahwa sebagian besar mempercepat penurunan tinggi fundus
ibu post partum yang tidak menyusui uteri. Hal inilah yang membantu
mengalami keterlambatan dalam mempercepat proses involusio uterus.
penurunan tinggi fundus uteri. Hal ini Semakin cepat bayi menghisap putting
karena ibu yang tidak menyusui pada susu maka proses involusio semakin
masa nifas tidak ada proses menyusui baik. Proses pemulihan organ
maka tidak terdapat rangsangan puting reproduksi masa nifas (involusi)
susu pada ibu, sehingga reflek merupakan hal yang sangat penting
pengeluaran hormon oksitosin tidak bagi ibu setelah melahirkan karena
terjadi dan akan berdampak pada proses ini sebagai landasan bagi
proses penurunan Tinggi Fundus Uteri. petugas kesehatan (dokter, perawat,
bidan, dan lain-lain) sebagai
Perbedaan Tinggi Fundus Uteri Hari pemantauan proses fisiologi
Pertama dan Kedua Ibu Post kembalinya uterus seperti pada saat
PartumMenyusui dan Tidak sebelum hamil karena bila proses
Menyusui involusi ini tidak berjalan dengan
Berdasarkan tabel 5 dapat kita normal maka akan menimbulkan suatu
lihat nilai p value tinggi fundus uteri keadaan yang dinamakan subinvolusi
pada hari pertama 0,038 ≤ α 0,05 ini uteri yang akan menyebabkan
berarti Ho ditolak dan Ha diterima perdarahan yang dapat menambah
dimana dapat disimpulkan ada jumlah kematian ibu pada masa nifas3.
perbedaan tinggi fundus uteri ibu Selain itu menurut teori,
menyusui dan ibu tidak menyusui pada menyusui merupakan salah satu faktor
hari pertama. pendukung yang berperan penting
Sedangkan p valuetinggi fundus untuk memperbaiki involusi uterus,
uteri pada hari kedua 0,008 ≤ α 0,05 ini karena dengan menyusui merangsang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima hormon oksitoksin yang menyebabkan

165
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

kontrasksi sehingga terjadi involusi tertentu ataupun bayi dalam keadaan


uterus. Selain itu menyusui juga sakit, selain faktor di atas sebagian ibu
mempunyai manfaat yang besar baik tidak mau menyusui terutama pada ibu
bagi bayi maupun ibu, namun kita primigravida karena beranggapan
masih menemukan ibu-ibu yang tidak bahwa dengan menyusui akan
mau menyusui bayinya hal tersebut merubah buah dada dan akan susah
dipengaruhi oleh berbagai faktor menurunkan BB. Semua faktor-faktor di
misalnya faktor internal ibu seperti atas mempengaruhi proses involusi
terjadi bendungan ASI, kelainan pada tidak berjalan dengan baik maka akan
puting susu maupun adanya penyakit timbul suatu keadaan yang disebut
tertentu. Selain faktor di atas sebagian subinvolusi uteri yang akan
ibu tidak mau menyusui terutama pada menyebabkan terjadinya perdarahan
ibu primigravida karena beranggapan yang mungkin terjadi pada masa 40
bahwa dengan menyusui akan hari6.
merubah buah dada dan akan susah Intensitas kontraksi uterus
menurunkan berat badan. Bersamaan meningkat secara bermakna segera
dengan pembentukan prolaktin oleh setelah bayi lahir, terjadi sebagai
adenohipofise rangsangan yang respon terhadap penurunan volume
berasal dari isapan bayi ada yang intrauterine yang sangat besar. Selama
dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise 1 sampai 2 jam pertama postpartum
posterior) yang kemudian akan intensitas kontraksi uterus bisa
mengeluarkan oksitoksin. Melalui aliran berkurang dan menjadi tidak teratur.
darah, hormon ini diangkut menuju Oleh karena itu ibu dianjurkan untuk
uterus yang dapat menimbulkan segera menyusui bayinya setelah lahir
kontraksi pada uterus sehingga terjadi karena hisapan bayi pada payudara
involusi dari organ tersebut6. merangsang pelepasan hormon
Namun dalam kehidupan sehari- oksitosin. Oksitosin menyebabkan
hari kita sering menemukan ibu-ibu terjadinya kontraksi dan retraksi otot
yang tidak menyusui bayinya hal uterin sehingga akan menekan
tersebut dipengaruhi oleh berbagai pembuluh darah yang mengakibatkan
faktor, misalnya faktor internal ibu berkurangnya suplai darah ke uterus.
seperti terjadinya bendungan ASI yang Proses ini membantu untuk mengurangi
mengakibatkan ibu merasa sakit tempat implantasi plasenta serta
sewaktu bayinya menyusu, kelainan mengurangi perdarahan. Penurunan
pada putting susu, adanya penyakit uterus yang cepat dicerminkan oleh

166
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

perubahan lokasi uterus ketika turun yang berjudul hubungan antara


keluar dari abdomen dan kembali menyusui sejak dini dengan penurunan
menjadi organ pelvis9. tinggi fundus uteri pada ibu post partum
Ketika kontak fisik antara ibu dan di RSUD Tugurejo Semarang. Sampel
bayi tetap dipertahankan setelah bayi dalam penelitian ini sebanyak 69
lahir, konsentrasi perifer oksitosin responden. Hasil dari uji Mann-Whitney
dalam sirkulasi maternal tampaknya Test dengan taraf signifikan α < 0,05,
menjadi tinggi dalam satu jam pertama diperoleh nilai ρ value = 0,033 (α <
dibanding sesaat sebelum lahir. Hal 0,05) artinya Ho ditolak atau ada
inilah yang membantu mempercepat hubungan antara menyusui sejak dini
proses involusio uterus. Semakin cepat dengan penurunan tinggi fundus uteri
bayi menghisap putting susu maka pada hari ke-1 dengan penurunan
proses involusio semakin baik. Hisapan tinggi fundus uteri pada hari ke-9.
bayi pada puting susu akan Berdasarkan hasil penelitian dan
merangsang otot polos payudara untuk pembahasan diatas peneliti
berkontraksi yang kemudian bependapat bahwa ada perbedaan
merangsang susunan saraf di tinggi fundus uteri ibu post partum
sekitarnya dan meneruskan menyusui dan tidak menyusui. Hal ini
rangsangan ini ke otot. Otot akan karena dengan menyusui merangsang
memerintahkan kelenjar hipofisis hormon oksitoksin yang menyebabkan
posterior untuk mengeluarkan hormon kontrasksi sehingga terjadi involusi
pituitarin lebih banyak, sehingga kadar uterus.Semakin cepat bayi menghisap
hormon estrogen dan progesteron yang putting susu maka proses involusio
masih ada menjadi lebih rendah. semakin baik. Dalam penelitian ini ada
Pengeluaran hormon pituitarin yang sebagian ibu mengalami keterlambatan
lebih banyak akan mempengaruhi dalam penurunan tinggi fundus uteri hal
kuatnya kontraksi otot-otot polos ini karena kondisi ibu atau bayi yang
payudara dan uterus. Kontraksi otot- masih lemah dan membutuhkan
otot polos payudara berguna untuk perawatan khusus.
mempercepat involusio uteri. Selain
hormon pituitarin, hisapan bayi juga SIMPULAN DAN SARAN
akan merangsang pengeluaran hormon SIMPULAN
prolaktin10. Berdasarkan penelitian yang
Hasil penelitian ini sejalan telah dilakukan di Rumah Sakit Islam
dengan penelitian Indarwati (2015) Siti Khadijah Palembang dari tanggal

167
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

24 April sampai dengan 20 Mei 2017, 3. Ada perbedaan tinggi fundus uteri
maka dapat disimpulkan sebagai ibu menyusui dan ibu tidak menyusui
berikut : pada hari pertama dengan nilai p
1. Distribusi frekuensi dari 15 ibu post value = 0,038 < α (0,05).
partum menyusui. Pada hari 4. Ada perbedaan tinggi fundus uteri
pertama tinggi fundus uteri ibu paling ibu menyusui dan ibu tidak menyusui
tinggi adalah 19 cm sebanyak 1 pada hari kedua dengan nilai p value
orang (6,7%), 18 cm sebanyak 4 = 0,008 < α (0,05).
orang (26,7%), 17 cm sebanyak 6
orang (40%), dan 16 cm sebanyak 3 SARAN
orang (20%) sedangkan yang paling Bagi Petugas Kesehatan
rendah adalah 15 cm sebanyak 1 Diharapkan petugas kesehatan
orang (6,7%). Sedangkan pada hari khususnya perawat dapat memberikan
kedua tinggi fundus uteri ibu paling penanganan yang tepat pada ibu
tinggi adalah 16 cm sebanyak 2 bersalin fisiologis dengan melakukan
orang (13,3%), 15 cm sebanyak 3 Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
orang (20%), 14 cm sebanyak 4 menganjurkan ibu untuk banyak
orang (26,7%) dan 13 cm sebanyak bergerak pasca persalinan untuk
4 orang (26,7%). mempercepat penurunan tinggi fundus
2. Distribusi frekuensi dari 15 ibu post uteri dan memperlancar peredaran
partum tidak menyusui. Pada hari darah ibu.
pertama tinggi fundus uteri ibu paling Bagi Peneliti yang Akan Datang
tinggi adalah 19 cm sebanyak 1 Diharapkan peneliti selanjutnya
orang (6,7%), 17 cm sebanyak 5 dapat meneliti mengenai Tinggi
orang (33,3%), 16 cm sebanyak 4 Fundus Uteri (TFU) dengan
orang (26,7%), dan yang paling menggunakan metode yang berbeda
rendah adalah 15 cm sebanyak 5 dan dengan jumlah sampel yang lebih
orang (33,3%), Sedangkan pada banyak, sehingga penelitian tentang
hari kedua tinggi fundus uteri ibu Tinggi Fundus Uteri (TFU) dapat terus
tidak menyusui paling tinggi adalah dikembangkan dan lebih bervariasi.
17 cm sebanyak 2 orang (13,3%), 16
cm sebanyak 4 orang (26,7%), 15 DAFTAR PUSTAKA
cm sebanyak 5 orang (33,3%) dan 1. Irawan. Angka Kematian Ibu Di
yang paling rendah adalah 14 cm Dunia. URL:
sebanyak 4 orang (26,7%).

168
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

http://www.kompas.com. Diakses 20 8. Ikhtiarinawati, Fitriana. Perbedaan


Februari 2017 Penurunan Tinggi Fundus Uteri
2. Dinkes. Profil Kesehatan. Indonesia. Berdasarkan Jenis Persalinan Pada
URL: http://www.dinkes.go.id. Ibu Nifas Fisiologis Dan Post Sectio
Diakses 18 Februari 2017 Caesarea. Jurnal Midpro, edisi 2
3. Pratiwi. Faktor-Faktor Yang /2012. 2014.
Berhubungan Dengan Percepatan 9. Rofi’ah. Faktor-Faktor Yang
Involusi Uteri Pada Ibu Post Partum Berhubungan Dengan Penurunan
Pervaginam Di Ruang Kebidanan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Nifas
RSUD Toto Kabila Kab. Bone 6 Jam Post Partum. Jurnal Riset
Bolango. Jurnal Program Studi Ilmu Kesehatan Vol.4 No.2, Mei 2015.
Keperawatan Universwitas Negeri 10. Ambarwati, Retna Eny. Asuhan
Gorontalo. 2014. Kebidanan Nifas. Yogyakarta:
4. Indarwati, Tyas. Hubungan Antara Nuha Medika. 2010.
Menyusui Sejak Dini Dengan 11. Dinkes Kota Palembang. Profil
Penurunan Tinggi Fundus Uteri Kesehatan Kota Palembang. URL
Pada Ibu Post Partum Di RSUD. :http://www.dinkes.go.id, diakses
Tugurejo Semarang. Jurnal Program 20 Februari 2017.
Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES 12. Maryunani, Anik. Inisiasi
Telogorejo Semarang. 2013. Menyusui Dini, ASI Eksklusif Dan
5. Rumah Sakit Rumah Sakit Islam Siti Manajemen Laktasi. Bogor: In
Khadijah Palembang. 2017. Profil Media. 2012.
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah 13. . Asuhan Ibu Nifas
Palembang Tahun 2017. Dan Asuhan Ibu Menyusui. Bogor: In
6. Wulan, Friske. Pengaruh Menyusui Media. 2015.
Terhadap Penurunan Tinggi 14. Notoatmodjo, Soekidjo.
Fundus Uteri Pada Ibu Post Metodologi Penelitian Kesehatan.
Partum Primigravida Di RSUD Dr.R Jakarta: Rineka Cipta. 2012.
. Sosodoro Djatikoesoemo 15. Rukiyah, Ai Yeyeh. Asuhan
Bojonegoro. Jurnal Vol.1, No.1, Kebidanan Patologi Kebidanan.
Desember 2010 Jakarta: Trans Info Media. 2015.
7. Rohani. Asuhan Kebidanan Pada 16. Saleha, Siti. Asuhan Kebidanan
Masa Persalinan. Jakarta : Pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika. 2011. Salemba Medika. 2009.

169

Anda mungkin juga menyukai