Anda di halaman 1dari 7

1

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN KALA II PADA NY. F


DENGAN LILITAN TALI PUSAT DI BPM MARIATI
MEDAN KEC. MEDAN SUNGGAL KAB.
KOTA MADYA MEDAN
TAHUN 2021

Veny Adenina1, Lidya Natalia Sinuhaji2


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Medan
JL. Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor, Kota Medan
adevenynina0@gmail.com

ABSTRAK

Angka kejadian persalinan dengan lilitan tali pusat sekitar 6-10% dan hanya
1,5% persalinan terjadi asfeksia ringan dan 0,5% yang mengalami asfeksia Secara
biologis. Penyebab dari lilitan tali pusat dikarenakan cairan ketuban yang berlebihan
dan tali pusat panjang sehingga menyebabkan asfiksia jika lilitan tali pusat terjadi pada
saat persalinan berlangsung. Tujuan melakukan asuhan kebidanan persalinan kala II
pada NY. F dengan dengan Lilitan Tali Pusat di BPM Mariati Kab. Kota Madya Medan
adalah agar mengetahui cara penanganan secara menyeluruh dengan pendekatan 7
Langkah Varney. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Deskriptif. Hasil
penelitian yang didapat setelah melakukan asuhan kebidanan persalinan Kala II dengan
lilitan tali pusat pada leher bayi berhasil dilakukan dengan memberikan asuhan
kebidanan persalinan tentang lilitan tali pusat. Kesimpulan yang didapat setelah
melakukan asuhan kebidanan persalinan Kala II pada NY. F dengan Lilitan tali pusat
sudah teratasi. Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat meningkatkan kemampuan
pelayanan Kebidanan dalam mengatasi Persalinan dengan lilitan tali pusat sehingga
tidak terjadi asfiksi pada Bayi Baru Lahir.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Persalinan, Persalinan Kala II, Lilitan Tali
Pusat.

ABSTRACT

The incidence of deliveries with umbilical cord entanglement is around 6-10%


and only 1.5% of deliveries have mild asphyxia and 0.5% are biologically asphyxiated.
The cause of umbilical cord entanglement is due to excessive amniotic fluid and a long
umbilical cord, causing asphyxia if the umbilical cord entanglement occurs during
labor. The purpose of performing midwifery care in the second stage of labor in NY. F
with the umbilical cord coil at BPM Mariati Kab. Medan Municipality is to know how
to handle it thoroughly with Varney's 7 Steps approach. The method used is descriptive
method. The results of the study obtained after performing midwifery care for the
second stage of labor with the umbilical cord wrapped around the baby's neck were
successfully carried out by providing maternity care about the umbilical cord
entanglement. The conclusion obtained after performing midwifery care for the second
stage of labor in NY. F with the umbilical cord twist is resolved. It is hoped that health
2

workers can improve the ability of midwifery services in overcoming childbirth with
umbilical cord entanglement so that asphyxiation does not occur in newborns.

Keywords: Midwifery Care, Second Stage of Childbirth, umbilical cord


entanglement.

PENDAHULUAN

Angka Kematian Bayi (AKB)


adalah jumlah kematian bayi dalamusia Berdasarkan profil kesehatan
28 hari pertama kehidupan per 1000 Kabupaten Kotamadya Medantahun
kelahiran hidup. Angka KematianBayi 2017 diperhitungkan perkiraan Angka
menurut WHO (World Health KematianBayi (AKB)yakni2,12/1.000.
Organization) seperti di Singapura 3 KelahiranHidup. Kasus kematian yang
per1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5 terlaporkan hanyalah kasus kematian
per 1000 kelahiran hidup, Thailan 17 yang terjadi disarana pelayanan
per1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 Kesehatan sedangkan kasus-kasus
per 1000 kelahiran hidup, dan kematian yang terjadi di masyarakat
Indonesia 27per 1000 kelahiran hidup belum seluruh nya
(WHO,2015). terlaporkan.Menentukan AKB secara
akurat dibutuhkan pengumpulan
AKB menurut survey penduduk datanya melalui kegiatan survey (Profil
antar sensus (SUPAS) pada tahun 2016 Kesehatan Kabupaten, 2016)
yaitu 22,23 per 100.000 kelahiran
hidup sudah mencapai target MDG Penyebab kematian bayi di
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. dominasi ada dua macam yaitu
Di Indonesia masih tergolong tinggi di dalamkandungan dan di luar
ASEAN (Association South East Asian kandungan. Kematian bayi dalam
Nation) menjadi salah satu Negara kandungan adalahkematian bayi yang
yang menjalankan program Milleneum dibawa oleh bayi sejak lahir seperti
Development Goals (MDG’s) Angka asfiksia. Sedangkankematian bayi luar
Kematian Bayi (AKB) menjadi 20 per kandungan atau kematian post neonatal
1000 kelahiran hidup pada tahun 2016 disebabkan olehfaktor-faktor yang
(KemenKes, 2016). bervariasi dengan pengaruh dari luar
(Siwi,2019).
Angka KematianBayi di Provinsi
Sumatera Utara berdasarkan Angka kejadian persalinan
perhitunganSensusPenduduk (SP) dan dengan lilitan tali pusat pada umumnya
Survey Demografi Kesehatan adalah sekitar 6-10% dan hanya 1,5%
Indonesia (SKDI) mengalami persalinan terjadi asfeksia ringan dan
penurunan yang cukup signifikan yaitu 0,5% yang mengalami asfeksia Secara
AKB di Sumatera Utara adalah 44 per biologis.Mekanisme persalinan dengan
100.000 Kelahiran Hidup turun lilitan tali pusat disebabkan karena
menjadi 25,7 atau dibulatkan menjadi memiliki cairan ketuban yang
26 per 100.000 Kelahiran Hidup (Profil berlebihan dan tali pusar yang panjang
Kesehatan Provinsi dan oleh karena itu bayi beresiko asfeksia
informasi,2019). jika lilitan tali pusat terlalu kencang
(Yeyeh, 2016).
3

Penyebab utama janin terlilit Sunggal Kabupaten Kotamadya


tali pusat adalah gerakan bayi yang Medan”.
terlalu aktif di dalam di dalam
kandungan. Saat bayi bergerak aktif di
dalam kandungan tali pusat yang METODE PENELITIAN
panjang, atau air ketuban yang
berlebihan dapat terjadi lilitan tali Jenis penelitian yang digunakan
pusat. Pada masa kehamilan lilitan tali dalam studi kasus adalah penelitian
pusat tidak terlalu bahaya karena tali deskriptif. Peneltian deskriptif
pusat dilindungi oeh selaput lendir dilakukan untuk memperoleh gambaran
wharton mencegah tali pusat terlalu fenomena kesehatan yang terjadi pada
menekan pembulu darah bayi saat Persalinan Kala II dengan LilitanTali
bergerak aktif (Rukiyah,2016). Pusat Pada NY. F (sugiyono,2016).
Subjek penelitian adalah penderita
Lilitan tali pusat tidak yang memenuhi inklusi dan bersedia
membahayakan namun, menjadi mengikuti standart asuhan kebidanan
bahaya ketika memasuki proses persalinan dan protokol kesehatan yang
persalinan dan terjadi kontraksi rahim diberikan. Subjek yang dikenai studi
dan kepala janin turun memasuki kasus ini adalah Ny. F umur 33 tahun
saluran persalinan. Lilitan tali pusat G3P2A0 hamil 39 minggu 2 hari
dapat menimbulkan bradikardia dan dengan lilitan tali pusat pada kala II
hipoksia janin, dan bila jumlah lilitan Lokasi Tempat penelitian dilakukan
lebih dari sekali akan meningkatkan studi kasus ini adalah di BPM Mariati
mortalitas perinatal. Lilitan tali pusat Medan Kecamatan Medan Sunggal
bisa semakin erat dan menyebabkan Kabupaten Kotamdaya Medan Tahun
penurunan utero-placenter, juga 2021.
menyebabkan penekanan / komprensin Jenis data yang digunakan pada
pada pembuluh – pembuluh darah tali studi kasus penelitian ini adalah dengan
pusat. Akibatnya suplai darah yang cara mengambil data primer dan data
mengandung oksigen dan zat makanan sekunder.
terhambat ke bayi menjadi hipoksia Teknik pengumpulan data
(Anik.M,2016). digunakan oleh penulis berupa
wawancara, pengamatan (observasi),
Melihat dampak negatif Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin,
persalinan dengan lilitan tali pusat yang inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi,
berpotensi terhadap angka morbiditas dan SOAP.
dan telah melakukan survei
pendahuluan di BPM Mariati HASIL
ditemukan permasalahan pada Asuhan
Intra Natal Care Kala II, dari 28 Responden dalam studi kasus
persalinanan dari 3 bulan terakhir ini adalah Ny. Fumur 33 tahun G3P2A0
(januari – maret) ditemukan 5 kasus dengan usia kehamilan 39 Minggu 2
pada kala II dengan Lilitan Tali Pusat. Hari, Berat badan ibu sebelum hamil 68
Maka penulis tertarik untuk kg dan sesudah hamil 73 kg. TFU satu
melakukan penelitian pada studi kasus jari dibawah prosesus xipoideus.
yang bertujuan untuk menerapkan Kehamilan saat ini merupakan
“:asuhan kebidanan intra natal care kehamilan yang pertama.
pada Ny. F Kala II dengan lilitan tali
Pada tanggal 19 Februari 2021
pusat di BPM Mariati Kec. Medan
4

dilakukan pemeriksaan TTV ibu. Dari berdasarkan langkah pengkajian


hasil pemeriksaan didapatkan tekanan data subjektif dan data objektif.
darah yaitu 120/80 mmHg, Nadi 78 Pada data subjektif yang didapatkan
x/menit, RR 22 x/menit, Suhu 36,8oC, yaitu Ny. F usia 33 Tahun,
masalah yang terjadi adalah ibu merasa G3P2A0, mengeluh mulas teratur
cemas dan khawatir dengan dan rasa ingin meneran.
kehamilannya karena mengeluarkan Riwayat kehamilan sebelumnya
lender bercampur darah sejak 18.45 tidak pernah menglamai keluhan
WIB (17/02/2021) kemudian seperti ini. Pada data objektif
merasakan mules dari keluhan dan didapatkan yaitu Adanya
setelah memasuki Kala II kepala bayi pengeluaran darah pervaginam,
sudah melakukan putar paksi luar dan TD : 120/80, HR : 78 x/menit, RR :
bidan melakukan maneuver atas dan 22 x/menit, T : 36,8 OC Pada
maneuver bawah lalu sanggah dan langkah pengkajian tidak ada
susur. Leher pada bayi terdapat lilitan kesenjangan antara teori dan
tali pusat sebanyak 2 kali. Setelah itu praktek dilapangan.
peneliti memberikan asuhan kebidanan
tentang Lilitan Tali Pusat dan 2. Identifikasi Diagnisa Masalah
melakukan informed consent untuk Dan Kebutuhan
dijadikan pasien sebagai study kasus
dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir Kebutuhan merupakan hal-hal
saya dengan diagnosa Lilitan Tali yang dibutuhkan klien untuk
Pusat. mengatasi diagnosa dan masalah
yang dialami.
Pada tanggal 19 Februari 2021
pukul 21.43 WIB dari hasil Berdasarkan diagnosis pada
pemeriksaan keadaan umum ibu dan kasus kala II tersebut adalah
bayi baik, TFU 2 jari dibawah pusat, G3P2A0, gestasi 39 minggu 2 hari,
adanya reflek rooting, sucking dan dengan Perlangsungan kala II.
swallowing pada bayi saat dilakukan Berdasarkan pengkajian data
IMD, Apgar Score 10. asuhan kebidanan perlangsungan
Pada pembahasan kasus ini kala III pada kasus Ny “F”
akan membahas tentang proses asuhan didapatkan data subjektif ibu lelah
kebidanan persalinan pada Ny. F setelah melahirkan dan merasakan
dengan Lilitan Tali Pusat di BPM nyeri pada perut bagian bawah, dan
Mariati Medan Sunggal dengan pada data objektif didapatkan dari
melakukan 7 langkah Helen Varney hasil pemeriksan yaitu bayi lahir
mulai dari pengkajian sampai evaluasi. spontan pada tanggal 19Februari
Dalam penerapan manajemen 2021, jam 19.43 WIB, kontraksi
kebidanan maka di samping itu peneliti uterus baik (teraba keras dan
tidak menemukan kesenjangan teori bundar) tinggi fundus uteri setinggi
dengan Praktek. pusat perdarahan ± 250 cc, kala II
berlangsung selama ± 15 menit
1. Pengkajian (Data Dasar) dengan lilitan tali pusat sebanyak 2
Berdasarkan hasil anamnesa dan kali di leher bayi.
pemeriksaan fisik yang ada dalam
3. Diagnosa Masalah Potensial
studi kasus, terdapat tanda-tanda
Berdasarkan tinjauan pustaka
terjadinya Lilitan Tali Pusat. Hal ini
kebidanan adalah mengindentifikasi
sesuai dengan yang ditemukan
5

adanya masalah potensial yaitu Pada langkah ini tidak ada


mengantisipasi segala sesuatu yang kesenjangan antara teori dan praktek
mungkin terjadi. Sesuai dengan di lapangan. Karena kasus dan teori
tinjauan pustaka bahwa keadaan bayi tidak ada ditemukan perbedaan.
dan Ibu pada saat Kala II.
Setelah bidan merumuskan 6. Implementasi/ Pelaksanaan
tindakan yang perlu dilakukan untuk Pada studi kasus Ny”F” dengan
mengantisipasi diagnosisi/masalah persalinan normal, semua tindakan
potensial pada langkah sebelumnya, yang direncanakan terlaksana dengan
bidan juga harus merumuskan baik. Seperti menyampaikan hasil
tindakan darurat /segera yang harus pemeriksaan dengan baik,
dirumuskan untuk menyelamatkan memberikan kesempatan kepada
ibu dan bayi. Dalam rumusan ini, pasien dan keluarga untuk bersama,
termasuk tindakan segera yang memberikan dukungan moril kepada
mampu dilakukan secara mandiri ibu dan keluarga untuk mengambil
atau bersifat rujukan (Yulifah,2016). keputusan penting dengan
membesarkan hati ibu dan keluarga
4. Tindakan Segera bahwa janin dapat lahir melewati
Pada studi kasus Ny “F” ada jalan lahir secara normal. Penjelasan
tindakan segera yang perlu dilakukan telah disampaikan, pasien dan
karena yaitu longgarkan tali pusat keluarga memutuskan janinnya akan
yang terlilit di leher bayi kemudian dilahirkan secara normal,
jepit tali pusat dengan klem dan memberikan dukungan psikologis
lakukan pemotongan agar tidak pada ibu dan keluarga, serta
terjadi asfiksia pada bayi baru lahir. memenuhi kebutuhan cairan ibu
Pada langkah ini tidak ada yaitu memberi ibu minum.
kesenjangan antara teori dan praktek Pemantauan selanjutnya, yaitu
di lapangan. Karena antara kasus dan pada kala II persalinan. Kala II
teori tidak ada ditemukan perbedaan. dipastikan dengan adanya tanda dan
gejala kala II yaitu ibu merasakan
5. Intervensi/ Perencanaan nyeri perut y`1ang semakin timbul,
Rencana tindakan selanjutnya ada dorongan untuk meneran, dan
pada kala II bertujuan agar ibu merasa seperti ingin buang air besar,
melahirkan bayi tanpa komplikasi perineum menonjol, vulva dan anus
dan mencegah terjadinya robekan membuka. Hasil pemeriksaan dalam
pada vagina dan perineum. Rencana yaitu pembukaan lengkap pada pukul
tindakan yang akan diberikan adalah 19.20 WIB dan selaput ketuban
melakukan pimpinan persalinan pecah pukul 14.35 WIB. Tindakan
dengan membimbing Ibu untuk asuhan yang dilakukan pada kala II
meneran, melakukan pengecekan adalah melakukan pimpinan meneran
fundus untuk memastikan tidak ada saat ibu mempunyai dorongan yang
lagi bayi, memberitahu Ibu bahwa kuat untuk meneran pada pukul
penolong akan menyuntikkan 19.20 WIB, pimpinan meneran ± 15
oksitosin, menyuntikkan oksitosin 10 menit, bayi lahir spontan dengan
IU di 1/3 paha atas distal lateral presentasi belakang kepala tanggal
secara IM, menjepit dan memotong 19Februari 2021 pukul 19.43 WIB
tali pusat dengan jenis kelamin perempuan,
hidup, dan tidak terdapat kelainan
6

pada bagian wajah dan badan. Berat composmentis TTV TD : 120/80


badan 2700gram, panjang badan 50 mmHg, HR : 78 x/i, RR : 22 x/i,
cm. Temp : 36,8C, BB sebelum Hamil 68
Pada langkah ini tidak ada kg, BB sesudah hamil 73 kg, palpasi :
terdapat kesenjangan teori dan Leopold 1 : TFU : 2 jari di bawah Px,
praktek. Fundus : bokong, leopold II : sisi kiri
abdomen ibu terdapat punggung , sisi
7. Evaluasi kanan abdomen ibu terdapat
Adapun evaluasi yang ekstermitas , leopold III : teraba bagian
dimaksudkan untuk memperoleh atau terbawah kepala, leopold IV : bagian
memberi nilai terhadap intervensi terbah janin sudah masuk PAP ,
yang dilakukan berdasarkan tujuan auskultasi DJJ : 140 x/i , Vagina touch
kriteria yang diberikan kepada Ny 10 cm, posio teraba antepleksi,
“F” di BPM Mariati pada tanggal 19 ketuban sudah pecah berwarna jernih,
Februari 2021 yaitu pada kala 1 persentase kepla terdapat UUK
berlangsung tidak lebih dari 7 jam, Penurunan Hodge IV. Pada langkah ini
keadaan ibu dan janin baik, dan tidak tidak ada kesenjangan antara teori dan
ada komplikasi yang terjadi pada ibu praktek di lapangan. Karena antara
dan lilitan tali pusat pada bayi. kasus dan teori tidak ada ditemukan
Selanjutnya yaitu kala II juga perbedaan.
berlangsung normal adanya penyulit, Diharapkan kepada petugas
bayi lahir spontan tanggal 19 kesehatan dapat meningkatkan
Februari 2021, pukul 19.43 WIB, kemampuan pelayanan Kebidanan
tidak segera menangis, tonus otot dalam mengatasi Persalinan dengan
tidak bergerak aktif, warna kulit lilitan tali pusat sehingga tidak terjadi
kebiruan dan pernafasan megap- asfiksi pada Bayi Baru Lahir.
megap
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulisan melakukan Anik Maryunani. 2016. Buku Praktis
asuhan kebidananan dengan Kehamilan Dan Persalinan
manajemen menurut varney paada ibu Patologis(Resiko Tinggi
bersalin Ny. F kala II dengan lilitan Komplikasi) Dalam Kabidanan.
tali pusat di BPM Mariati Kecamatan Jakarta Timur: Trans Info Media.
Medan Sunggal Kabupaten Kotamadya
Medan tidak ada kesenjangan antara Dinas Kesehatan Sumatera Utara.
teori dengan praktek dilapangan, maka (2017). Profil Dinas Kesehatan
penulis dapat menarik kesimpulan Sumatera Utara Tahun 2019. Key
sebagai berikut : Engineering Materials, 609–610,
Pengkajian pada kasus berrsalin 94–99.
Kala II dengan lilitan tali pusat http://www.scientific.net/KEM.60
didapatkan data subjektif Ny. F G3 P2 9-610.94.
A0 umur 33 tahun hamil 39 minggu 2
hari dengan keluhan utama yaitu sudah Profil Kesehatan Kabupaten (2016).
keluar lendir bercampur darah, sakit Renstra dinas Profil kesehatan
perut menjalar ke pinggang. kesehatan kabupaten sumut 2016-
Sedangkan data objektif didapatkan 2021. 1–125.
keadaan umum baik, kesadaran
7

Kementrian Kesehatan Provinsi dan


Informasi. 2019.
http://www.depkes.go.id.

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2016. Asuhan


Kebidanan Patologi
Kebidanan. Jakarta : Trans
Info Media.

Siwi Walyani, Elisabeth. 2019. Asuhan


Kebidanan Pada Kehamilan. TIM:
Jakarta Timur.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian


Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.

WHO (World Healh Organization).


2015. Angka kematian ibu,
http://www.who.int/healthinfo/sta
tistics/programme/en/index.html.

Yeyeh, Ai, dkk. 2016. Asuhan


Kebidanan II Persalinan Edisi
Revisi DKI Jakarta: CV. Trans
Info Media.

Yulifah,Rita, dkk. 2016. Konsep


Kebidanan Untuk Pendidikan
Kebidanan, Jakarta : Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai