Disusun oleh :
Adi
20360004
Pembimbing :
dr. Anita Rosari, Sp.PD
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan selama masa
kehamilan sehingga hal ini menjadi masalah yang besar di Indonesia menurut
bahwa angka kematian ibu di Indonesia mencapai 359 per 100.000 dari jumlah
kelahiran hidup mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup. Hal ini masih jauh dari target MDGs tahun 2015 yaitu angka
kematian ibu 102 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan target SDGs sampai
tahun 2030 adalah mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per
maupun tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi
pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian
ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak
langsung kematian antara lain KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada
1
Salah satu faktor penyebab tingginya kematian adalah hipertensi dalam
Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, hipertensi, penyakit jantung,
dan diabetes sangat erat kaitannya satu dengan lainnya. Di negara ini, ada
hipertensi pada kehamilan tahun 2013, ditemukan sebanyak 5.1% kasus dengan
hipertensi dalam kehamilan sekitar 6-12% serta sangat bervariasi dari masing-
telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab musabab penyakit tersebut,
akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang
2
kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada
kunjungan trimester pertama, 1 kali pada kunjungan trimester ke 2 dan 2 kali pada
sebagai empat pilar diantaranya yaitu pelayanan antenatal guna mencegah adanya
serta ditangani secara memadai dan persalinan yang aman guna memastikan
alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman serta memberikan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian
hipertensi ringan.
didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
4
Hipertensi adalah kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmhg atau
lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg
atau lebih. Selain itu terjadi juga kenaikan tekanan diastolik sebesar 15
mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Penentuan tekanan
darah ini dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan
180 mmHg dan tekanan darah diastolik mencapai 110 mmHg. Namun
demikian tekanan sistolik jarang yang mencapai 200 mmHg. Jika tekanan
esensialis
kehamilan adalah suatu kondisi dimana ibu hamil memiliki tekanan yang
gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran
seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Gejala-gejala seperti sakit
5
(jarang), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah dan
mata berkunang-kunang
tangan dan kaki, nyeri dan pusing pada dahi. Seringkali gejala pertama
kenaikan berat badan yang melonjak tinggi dan dalam waktu singkat.
Kenaikan berat badan 0,5 kg setiap minggu dianggap masih dalam batas
a. Menurut Penyebabnya
6
1) Hipertensi Primer / hipertensi essensial : hipertensi yang belum
sebagai berikut :
a. Hipertensi kronik. Yakni kondisi yang muncul sebelum hamil atau ada
7
awal masa nifas namun tidak disertai dengan preeklamsia. Kondisi
tersebut tak lain adalah hipertensi kronis yang tak terlihat dan
gejala yang diderita ibu hamil dengan hipertensi kronik namun disertai
4. Patofisiologi
aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika yang
8
remodelling arteri spiralis. Pada pre eklamsia terjadi kegagalan
Periksida lemak juga akan merusak nukleus dan protein sel endotel
2) Disfungsi Endotel
terjadinya:
kuat.
9
tromboksan. Sedangkan pada pre eklamsia kadar tromboksan
(glomerular endotheliosis) .
d) Peningkatan permeabilitas kapiler.
f) Peningkatan faktor koagulasi
hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human
trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga
10
ini terjadi akibat adanya sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada
e. Teori Genetik
Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak
pembuluh darah.
11
proses inflamasi. Berbeda dengan proses apoptosis pada pre eklamsia,
12
Tekanan Darah
Normal
Meningkat
(TD ≥ 140/90) Gejala/ tanda lain
a. Faktor Keturunan
pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar.
13
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot
b. Umur
hamil diatas usia 35 tahun kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai
mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan
14
merokok, terlalu banyak mengonsumsi garam, kurang asupan kalium,
garam ini memunyai komposisi terdiri dari campuran nacl, mgcl2, dan
kelebihan garam natrium atau kekurangan asam lemak tak jenuh “Poly
15
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari
normal.
d. Faktor Lingkungan
aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas,
saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak
darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi
16
Secara khusus, hipertensi dalam kehamilan penyebabnya sampai
asam. Pada keadaan yang lebih parah, bisa terjadi penimbunan zat
pembeku darah yang ikut menyumbat pembuluh darah pada jaringan vital.
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang
hipertensi esensial diturunkan dari kedua orang tuanya. Pasien juga perlu
17
terjadinya hipertensi seperti rokok, alkohol, stress, data berat badan juga
darah adalah : faktor pasien, faktor alat dan tempat pengukuran. Agar
dilakukan pada posisi berbaring, duduk dan berdiri sebanyak 3-4 kali
18
yang lebih bermakna dari pada perubahan sistolik. Pengukuran tekanan
19
3) Ciptakan keadaan rileks.
darah.
4) Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama
penyebab hipertensi
20
kardiovaskular dari tingkat tekanan darah rendah yaitu 115 mm Hg untuk
120-139/80-89 mmHg.
yang digunakan.
21
danpengobatan anti hipertensidalam kasus iniadalah untuk mengurangi
Kehamilan
protenuria dan pada wanita hamil yang biasanya timbul mulai akhir
trimester kedua atau ada yang timbul pada awal pasca partus (Anonim,
2014).
minggu
melebihi 0,3 gr/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif
yang dikeluarkan dengan kateter atau air kencing midstream yang diambil
22
minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul
lebih lambat dari pada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu
berikut :
a. Preeklampsia Ringan
kondisi janin.
a) Diet biasa.
23
e) Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat
dipulangkan :
preeklampsia berat;
preeklampsia berat;
aterm.
berat
24
1) Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau determinasi
Indikasi:
a. Ibu
perbaikan).
b. Janin
(1) Hasil fetal assessment jelek NST (Non Stress Test) dan USG
(Ultrasonografi).
(3) Laboratorium
Pengobatan medisinal
25
a) Segera masuk rumah sakit
RL 500 cc.
f) Antasida
26
(b) Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam 100
ml cairan IV (Intravena).
(0,5 cc/kgBb/jam).
pengobatan medisinal
27
a. Indikasi perawatan konservatif ialah: bila kehamilan preterm ≤ 37
c. Pengobatan obstetri:
jam.
diterminasi.
dengan kesakitan yang minimal serta melahirkan bayi yang mampu hidup
Tatalaksana Umum
28
b. Asupan cairan tidak dibatasi (tetapi asupan dan pengeluaran cairan
dicatat).
tinggi.
1) Tirah baring
neonatus prematur).
29
1) Tirah baring
a) Klirens kreatinin
b) Protein total
30
BAB III
PEMBAHASAN
hipertensi esensial. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru
timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,
otak dan jantung. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing atau migren
sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi esensial. Pada survei hipertensi di
mimisan (jarang), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah dan
mata berkunang-kunang
Gejala dari hipertensi pada kehamilan adalah bengkak pada muka, tangan dan
kaki, nyeri dan pusing pada dahi. Seringkali gejala pertama yang mencurigakan
adanya hipertensi dalam kehamilan ialah terjadi kenaikan berat badan yang melonjak
tinggi dan dalam waktu singkat. Kenaikan berat badan 0,5 kg setiap minggu
dianggap masih dalam batas wajar, tetapi bila kenaikan berat badan mencapai 1 kg
hipertensi dalam kehamilan. Ciri khas kenaikan berat badan penderita hipertensi ialah
kenaikan yang berlebihan dalam waktu singkat, bukan kenaikan berat badan yang
merata sepanjang kehamilan, karena berat badan yang berlebihan tersebut merupakan
dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
dugaan hipertensi esensial lebih besar. Saifuddin (2013) berpendapat ada faktor
genotype janin. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak
Hal ini sesuai dengan Roesma (2011) hipertensi juga banyak dijumpai pada
penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi.
Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
kondisi yang diturunkan. Sebanyak 9 kasus dari 10 orang yang menderita hipertensi
fungsi organ tubuh, terutama jantung dan pembuluh darah sehingga meningkatkan
pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi laten.
Preeklampsia - eklampsia lebih sering terjadi pada usia muda dan nulipara diduga
karena adanya suatu mekanisme imunologi di samping endokrin dan genetik; dan
tersebut diduga akibat hipertensi yang diperberat oleh kehamilan, karena insiden
Faktor lainnya adalah nutrisi ada yang mengemukakan bahwa penyakit ini
garam natrium atau kekurangan asam lemak tak jenuh “Poly Unsaturated Fatty Acid”
(PUFA) dalam makanannya dan Faktor endotel, teori jejas endotel akhir-akhir ini
Artinya kejadian hipertensi dalam kehamilan diduga terkait erat dengan gaya
hidup, tingkat stres, pola makan terutama dalam hal konsumsi garam serta kurangnya
aktivitas fisik. Hal ini sesuai dengan Mu'tadin (2012) yang mengatakan bahwa
perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung lemak,
protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa
kurang aktivitas fisik, merokok, terlalu banyak mengonsumsi garam, kurang asupan
Hasan, (2014), Hipertensi dalam Kehamilan. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI,
Jakarta
Melati (2013) Jurnal : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil G1P0A0 trimester III dengan
hipertensi dalam kehamilan di RSU Kabupaten Sukohardjo 2013.