DISUSUN OLEH :
P1337420717005
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit yang ringan lalu perlahan berkembang ke kondisi yang parah atau
hipertensi dapat disertai dengan nyeri kepala, mulai dari nyeri ringan hingga
pertahanan bagi tubuh yang timbul ketika jaringan sedang dirusak sehingga
2006).Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang
2012).
nyeri. Skala nyeri menurut bourbanis ada beberapa tingkatan sebagai berikut
: (1). 0 = Tidak nyeri, (2). 1-3 = Nyeri ringan, (3). 4-6 = Nyeri sedang, (4).
7-9 = Nyeri berat, (5). 10 = Nyeri tak tertahankan (Potter dan Perry, 2006).
n jenis analgesic dan opiat (Black, 2014).Terapi non farmakologi untuk men
Suddart, 2016).
Johan 2017). Pada penelitian yang dilakukan Giulia et all (2019) tentang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Kelurahan Jurang.
2. Tujuan Khusus
Keluruhan Jurang.
C. Manfaat
1. Bagi Klien
gresif dapat menyelesaikan masalah nyeri pada klien hipertensi dan meni
ngkatkan kenyamanannya.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberi informasi dan masuk
TINJAUAN TEORI
A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan
darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.Hipertensi atau penyakit
darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara
kronis.Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes
Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular.Apabila tidak ditangani dengan baik dapat
mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark
miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N
Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016).
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri
tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris,
obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi
dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak
diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan
hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik)
dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar
menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam
penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan
metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan
darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah
diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung,
ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan
kehamilan.Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar
adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi
bukan faktor penyebab.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Ringan)
Stadium 2 (Hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Sedang)
Stadium 3 (Hipertensi 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Berat)
Stadium 4 (Hipertensi 201 mmHg 120 mmHg
Sangat Berat atau ataulebih ataulebih
Maligna)
1. Definisi nyeri
merupakan suatu keadaan yang tidak enak membuat orang tertekan dan
atau lambat dari itensitas ringan hingga berat yang akirnya dapat diantisipasi
yang diharapkan nyeri kronis ini berupa hal yang bersifat kanker.Nyeri
patologis, infeksi, toksin dari pengobatan, dan invasif (Potter & Perry, 2009).
Nyeri pada kanker berasal dari kerusakan jasmani akibat adanya kanker,
tekanan atau kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan bisa
tersebar luas pada kulit dan mukosa dan terdapat pada struktur yang lebih
nosiseptor mencapai ambang nyeri, maka akan timbul implus saraf yang akan
di bawa oleh serabut saraf perifer yaitu serabut A–delta dan serabut C. Implus
saraf ini akan dibawa sepanjang serabut saraf sampai ke kornu dorsal medula
spinotalamus. Otak mengelolah implus saraf timbul persepsi nyeri dan reflek
enkefalin, substansi ini seperti morfin yang menghambat tranmisi influs nyeri
dengan memblok tranmisi implus ini diadalam otak dan medula spinalis
nyeri pada tulang dan saraf, sedangkan pengobatan terkait efek samping,
seperti mukositis dan neuropati perifer, juga dapat menyebabkan nyeri pada
dari ringan sampai hebat, dari akut sampai kronik yang disebabkan oleh
kanker itu sendiri atau nyeri pasca pembedahan dimana pada penelitian
ringan 48 %) nyeri pasca mastektomi 2-3 tahun setelah operasi (Fine, Burton,
dan nyeri pada abdomen saat pemasangan intraperitonium atau nyeri akibat
kemoterapi itu sendiri seperti mukositis, sakit kepala (Casasola, 2010) dan
terapi radiasi yang menyebabkan nyeri yang dirasakan panas didaerah kulit
Nyeri yang disebabkan oleh kanker itu sendiri biasanya disebabkan oleh
2 hal yaitu (1) Tumor, nyeri bukanlah tanda yang biasanya muncul pada tahap
awal kanker payudara, tetapi tumor dapat menyebabkan nyeri karena tumor
Nyeri yang disebabkan oleh kanker itu sendiri biasanya terjadi pada penderita
stadium lanjut karena sel kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh.
nyeri pada punggung, pinggul dan tulang lainnya. Kanker yang telah
tumpul pada punggung pinggul dan tulang lainnya. Kanker yang telah
1) Faktor Fisiologis
a. Umur
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin, secara umum pria wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam merespon terhadap nyeri. Beberapa kebudanyaan yang
c. Genetik
2) Faktor Sosial
a. Perhatian
mempengaruhi persepsinya.
3) Faktor Spiritual
dirasakan, seperti mengapa nyeri ini terjadi pada dirinya, apa yang telah
dia lakukan selama ini, dan lain-lain (Potter & Perry, 2009).
4) Faktor Psikologis
a. Kecemasan
b. Koping individu
5) Faktor Budaya
5. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yakni nyeri akut dan nyeri
1) NyeriAkut
Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan
cedera telah terjadi.Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri
ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi
terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun
bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri
2) NyeriKronis
penyebab atau cedera fisik. Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang
nyerikronis.
Tabel 2.1. Perbandingan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis Menurut Aryani, dkk
2009
6. Intensitas Nyeri
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Keterangan :
1 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan ; Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
7-10 : Nyeri berat ; Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi
memukul.
7. Penatalaksanaan Nyeri
1) Farmakologi
a. Analgesik Narkotika
pada pasien.
b. Analgesik Lokal
Analgesik yang dikontrol klien terdiri dari infus yang diisi narkotik
2) Non farmakologi
a. Distraksi
b. Relaksasi
c. Hipnosis
d. Bimbingan Spiritual
stress yang memberikan individu kontrol diri ketika tidak merasa nyaman,
stress fisik, dan emosi. Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada
aspek fisik dan mental individu, sementara aspek bawah sadar tetap
keadaan tenang tapi tidak tertidur dan seluruh otot dalam keadaan rileks dan
pada leher, punggung belakang, serta ketegangan pada otot wajahpun akan
berdampak pada sakit kepala. Jika ketegangan otot ini dibiarkan akan
2015).
leher dan pungung, menurunkan tekanan darah tinggi, fobia ringan, serta
meningkatkan konsentrasi (Davis, 1995). Target yang tepat dan jelas dalam
memberikan terapi relaksasi otot progresif ada keadaan yang memiliki respon
ketegangan otot yang cukup tinggi dan membuat tidak nyaman sehingga
otot, kontraksi ventrikel yang tidak sempurna, tekanan darah sistolik dan
adalah tegangan otot ketika otot berkontraksi (tegang) maka rangsangan akan
pemanjangan dari serat serat otot tersebut yang dapat menghilangkan sensasi
akan diterapkan pada semua kelompok otot utama. Dengan demikian, dalam
Kontraksi dari serat otot rangka mengarah kepada sensasi dari tegangan
otot yang merupakan hasil dari interaksi yang kompleks dari sistem saraf
pusat dan sistem saraf tetapi dengan otot dan sistem otot rangka.Dalam hal
ini, saraf pusat melibatkan sistem saraf simpatis dan sistem saraf
dan para simpatis yang berasal dari otak dan saraf tulang belakang.Antara
simpatik dan para simpatik bekerja saling timbal balik.Aktifasi dari sistem
saraf simpatik disebut juga erotropic atau respon figh or flightdimana organ
sehingga hati lebih banyak melepaskan glukosa untuk menjadi bahan bakar
ini merupakan dasar yang disebut Benson (1972 dalam Condrad dan Roth,
nadi dan tekanan darah serta meningkatkan aliran darah.Oleh sebab itu
mencapai keadaantenang.
5. Syarat dilakukan Terapi Relaksasi OtotProgresif
melepaskan sepatu dan pakaian yang tebal, hindari makan dan minum yang
waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot relaks, perhatikan posisi
tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup. Hindari dengan posisi berdiri,
menegakkan kelompok otot dua kali tegangan, melakukan pada bagian kanan
tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali, memeriksan apakah klien
instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, latihan membutuhkan
relaksasi otot progresif yang meliputi (1) kelompok otot pergelangan tangan,
(2) kelompok otot lengan bawah, (3) kelompok otot siku dan lengan atas, (4)
kelompok otot bahu, (5) kelompok otot kepala dan leher, (6) kelompok otot
wajah(bibir, dahi, rahang) (7) kelompok otot punggung, (8) kelompok otot
dada, (9), kelompok otot perut, (10) kelompok otot kaki dan paha.
detik.Prosedur ini diulang paling tidak satu kali. Petunjuk relaksasi progresif
dibagi dalam dua bagian, yaitu bagian pertama dengan mengulang kembali
pada saat praktek sehingga lebih mengenali bagian otot tubuh yang paling
sering tegang, dan bagian kedua dengan prosedur singkat untuk menegangkan
adalah selama satu sampai dua minggu dan dilaksanakan selama satu sampai
selama 5-7detik.
posisi yang nyaman. Rasakan lengan bawah dan telapak tangan anda
selama 10-20detik.
bawah anda, rasakan perbedaan pada saat tegang dan lemas serta
b. Luruskan siku dan jari-jari anda, rasakan lengan atas anda menjadi
lemas dan ketegangan pada lengan atas sudah hilang. Rasakan hal
c. Ulangi lagi gerakan menegangkan otot siku dan lengan atas anda,
rasakan perbedaan antara saat tegang dan lemas serta rasakan otot
4. Kelompok ototbahu
a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan
selama 5-7detik.
b. Lemaskan bahu anda hingga semua ketegangan pada bahu anda tadi
hilang.
c. Ulangi gerakan tersebut dan rasakan otot bahu anda semakin lemas.
ketegangan pada kepala dan leher anda hilang. Lakukan dalam 10-
20detik.
7detik.
ketegangan pada kepala dan leher anda hilang, rasakan dalam 10-
20detik.
6. Kelompok ototwajah
a. Kerutkan dahi anda ke atas dan rasakan ketegangan pada dahi anda
selama 5-7detik
d. Tutup mata anda sekuat dan semampu yang anda bisa, rasakan
10-20 detik.
mata semakinlemas.
semakinlemas.
20detik.
7. Kelompok ototpunggung
a. Jika anda dalam posisi tidur, maka bangunlah dan jadikan posisi
dada sekuat dan semampu yang anda bisa, rasakan ketegangan pada
8. Kelompok ototdada
9. Kelompok ototperut
a. Tekuk telapak kaki ke arah atas, tekuk sebisa mungkin, dan rasakan
METODE PENULISAN
berupa study kasus dua pasien, kedua pasien tersebut akan diukur skala nyeri
dengan kuesioner Numerical Rating Scale (NRS). Pada pasien pertama akan
kontrol yang tidak diberi intervensi relaksasi otot progresif. Kemudian akan
analisa.
ini yaitu klien hipertensi yang diberikan intervensi relaksasi otot progresif.
Luaran dari deskripsi kasus ini yaitu untuk mengetahui pengaruh intervensi
relaksasi otot progresif terhadap intensitas nyeri pada klien hipertensi yang
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Tahap Awal
itu; pasien kanker, usia> 18 tahun, memiliki skala nyeri 1-3, tidak memiliki g
angguan neuromuscular, dapat mengikuti gerakan relaksasi otot progresif, ma
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pra Intervensi
b. Tahap Intervensi
hari.
anda.
posisi yang nyaman. Rasakan lengan bawah dan telapak tangan anda
selama 10-20detik.
bawah anda, rasakan perbedaan pada saat tegang dan lemas serta
2) Luruskan siku dan jari-jari anda, rasakan lengan atas anda menjadi
lemas dan ketegangan pada lengan atas sudah hilang. Rasakan hal
3) Ulangi lagi gerakan menegangkan otot siku dan lengan atas anda,
rasakan perbedaan antara saat tegang dan lemas serta rasakan otot
selama 5-7detik.
2) Lemaskanbahuandahinggasemuaketeganganpadabahuandatadihil
ang.
semakinlemas.
10-20detik.
5-7detik.
ketegangan pada kepala dan leher anda hilang, rasakan dalam 10-
20detik.
6) Ulangi gerakan dan rasakan otot semakin lemas.
4) Tutup mata anda sekuat dan semampu yang anda bisa, rasakan
semakinlemas.
10) Monyongkan bibir anda ke depan sekuat dan semampu yang anda
11) Lemaskan bibir dan hilangkan ketegangan pada bibir selama 10-
20detik.
12) Ulangi gerakan dan rasakan bibir semakinlemas.
1) Jika anda dalam posisi tidur, maka bangunlah dan jadikan posisi
1) Tekuk telapak kaki ke arah atas, tekuk sebisa mungkin, dan rasakan
ketegangannya selama 5-7detik.
c. Setelah Intervensi
American Cancer Society. 2015. Breast Cancer Fact & Figure 2015-2016.
Atlanta : American Cancer Society
Astuti A. et al. Belitung Nursing Jurnal 2017 August;3 (4): 383-389 accepted: 19
June 2017
Brunner & Suddarth, 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta : EGC
Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi.
Yogyakarta: Citra Aji Parama.
Potter & Perry.( 2005 ). Buku Ajar fundamental Keperawatan : konsep, Proses,
dan praktik. Edisi 4.Jakarta : EGC.