PENDAHULUAN
meningkat dimasa yang akan datang karena keganasannya yang tinggi berupa
kasus, tidak menunjukkan gejala apa pun hingga pada suatu hari hipertensi
Gejala dini hipertensi yang paling menonjol ialah sakit kepala di daerah kepala
bagian belakang yang sering terjadi pada pagi hari. Dari gejala tersebut muncul
menyebabkan 8 juta kematian per tahun di seluruh dunia dan 1,5 juta kematian per
perlu upaya pencegahan pada tingkat pelayanan kesehatan terbawah yaitu Pusat
31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013 (Riskesdas, 2013 dalam
Heni, 2014).
sampai Desember tahun 2016 jumlah penderita Hipertensi sebanyak 228 orang.
1
2
mempunyai tanda – tanda yang menunjukkan tekanan darah meninggi dan hanya
akan mendeteksi pada saat pemeriksaan fisik. Gejala hipertensi yaitu pusing,
palpitasi (berdebar - debar), mudah lelah dan sakit kepala di tengkuk merupakan
ciri yang sering terjadi hipertensi berat hipertensi. Pada hipertensi penyebab nyeri
kepala adalah terjadi sesitisasi perifer terhadap nosiseptor, sedang yang jenis
kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara involunter,
timbulnya nyeri. Semua nilai ambang pressure pain detection, thermal &
association for the studi of pain ; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi. Nyeri
kepala pada penderita hipertensi harus segera ditangani, karena nyeri menurut
maslow merupakan salah satu kebutuhan fisiologis yang harus segera ditangani
lainnya seperti gangguan pola tidur, gangguan mobilitas fisik, dan masalah
dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi dengan Nyeri Akut yaitu dengan cara
3
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
terutama pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif. Pemijatan:
pijat secara terus menerus, dan usapan yang panjang, intruksikan pasien untuk
kenyamanan: sediakan lingkungan yang aman dan bersih, sesuaikan suhu ruangan
mendukung, dan monitor kulit terutama daerah tonjolan tubuh terhadap adanya
tanda-tanda tekanan atau iritasi. Terapi relaksasi: dorong klien untuk mengambil
posisi yang nyaman dengan pakaian longgar dan mata tertutup, dapatkan perilaku
menceritakan dengan rinci sebuah cerita, berfokus pada objek netral, latihan
keperawatan dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan
klien yang mengalami Hipertensi dengan Nyeri Akut di Ruang Teratai RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso” .
4
Hipertensi dengan Nyeri Akut di ruang Teratai RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Bondowoso.
Bondowoso.
Bondowoso.
5
Bondowoso.
Membantu pihak rumah sakit dalam proses perawatan pada klien yang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
dalam arteri. Secara umum, Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80mmHg. Hipertensi sering
penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh
tekanan darah yang tinggi secara terus – menerus, yaitu 140/90 mmHg atau lebih
(Satria, 2013).
darah persisyen dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
6
7
diastolik di atas 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih.
Normal : sistolik kurang dari 120 mmHg distolik kurang dari 80 mmHg.
2.1.2 Etiologi
kelainan ginjal atau hipertensi renalis dan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal
1. Usia
Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan
2. Kelamin
Pada umumnya insidens pada pri lebih tinggi daripada wanita, namun
pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita meningkat,
sehingga pada usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.
3. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada
yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit
8
hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastol 115 atau lebih,
3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita
putih.
4. Pola hidup
telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah tingkat pendidikan
rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan
factor risiko utama. Bila berat badannya turun, tekanan darahnya sering turun
5. Diabetes mellitus
secara statistik nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri
hipertensi salah satunya meliputi kadar garam tinggi (natrium membuat retensi air
2.1.3 Patofisiologi
diberikan oleh darah pada dinding pembuluh darah. Pengaturan tekanan darah
dan retensi air,serta pengendalian system saraf terhadap tonus pembuluh darah.
Ada dua factor utama yang mengatur tekanan darah,yaitu darah yang mengalir
Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh
ventrikel kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung. tahanan vascular
perifer berkaitan dengan besarnya lumen pembuluh darah perifer. Makin sempit
pembuluh darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah; makin besar
dilatasinya makin kurang tahanan terhadap aliran darah. Jadi, makin menyempit
renin-angiotensin.
dan norepinefrin akan dikeluarkan. Kedua zat kimia ini menyebabkan kontriksi
Menurut Tambayong (2013) bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut.
Gejala klasik yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing, dan titinus yang diduga
yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan darah tinggi. Namun gejala sakit
kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, depresi, dan nokturia, ternyata
meningkat pada hipertensi yang tidak diobati. Empat penyakit utama akibat
1. Pemeriksaan fisik dapat mengungkap bahwa tidak ada abnormalitas lain selain
dan bintim kartun-wol, dan papiledema dapat terlihat pada kasus hipertensi
berat.
dengan sistem organ yang dialiri oleh pembuluh darah yang terganggu.
4. Penyakit arteri koroner dengan angina atau infark miokardium adalah dampak
5. Hipertrofi ventrikel kiri dapat terjadi; berikutnya akan terjadi gagal jantung .
2.1.5 Penatalaksanaan
terapi antihipertensi.
Klien dengan hipertensi ringan yang berada dalam resiko tinggi (pria,
mmHg dan sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, perlu dimulai terapi
obat – obatan.
b. Terapi farmakologis
Obat – obat antihipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dicampur
dengan obat lain, obat – obatan ini diklasifikasikan menjadi lima kategori
yaitu :
13
1. Diuretik;
sendiri pada klien dengan hipertensi ringan atau klien yang baru. Banyak
posisi berbaring atau posisi duduk. Obat – obat dalam kelompok ini
2.1.6 Komplikasi
langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak
langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress
oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Komplikasi yang dapat terjadi pada
1). Otak
oleh hipertensi. Stroke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang
meninggi, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang
terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila
terjadi terutama pada hipertensi maligna atau hipertensi dengan onset cepat.
2). Kardiovaskular
akhirnya dapat menjadi infark. Beban kerja jantung akan meningkat pada
tidak tepat atau tidak adekuat pada tahap ini, maka dapat menimbulkan
pembentukan bekuan.
3). Ginjal
ginjal, sehingga nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan
protein keluar melalui urin sehingga sering dijumpai edema sebagai akibat
dari tekanan osmotik koloid plasma yang berkurang. Hal tersebut terutama
4). Retinopati
darah pada retina. Makin tinggi tekanan darah dan makin lama hipertensi
ditimbulkan. Kelainan lain pada retina yang terjadi akibat tekanan darah yang
tinggi adalah iskemik optik neuropati atau kerusakan pada saraf mata akibat
aliran darah yang buruk, oklusi arteri dan vena retina akibat penyumbatan
aliran darah pada arteri dan vena retina. Penderita hypertensive retinopathy
pada awalnya tidak menunjukkan gejala, yang pada akhirnya dapat menjadi
kebutaan pada stadium akhir. Kerusakan yang lebih parah pada mata terjadi
mendadak, antara lain nyeri kepala, double vision, dim vision, dan sudden
vision los.
2.2.1 Pengertian
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensai tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat
bersifat fisik dan mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jarinagan aktual
1. Nyeri Akut
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association for the study of plain); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yamg dapat
Menurut Potter (2006) nyeri akut terjadi setelah cedera akut, penyakit,
atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang
bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat. Fungsi
nyeri akut adalah memberi peringatan akan cedera atau penyakit yang akan
datang. Nyeri akut akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah
kemampuan klien untuk terlibat aktif dan meningkatkan resiko komplikasi akibat
hospitalisasi menjadi lama jika nyeri akut tidak dikontrol kemajuan fisik atau
psikologis tidak dapat terjadi selama nyeri akut masih dirasakan karena klien
memfokuskan semua perhatian pada upaya untuk mengatasi nyeri. upaya perawat
memberi pengajaran dan motivasi klien untuk melakukan perawatan diri sering
kali sia-sia.setelah nyeri teratasi, maka klien dan tim perawat kesehatan dapat
2. nyeri kronis
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
19
kerusakan (International Association for the study of plain); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa
akhir yan g dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3)
eksaserbasi (keparahan meningkat). sifat nyeri kronik, yang tidak dapat diprediksi
ini, membuat klien frustasi dan seringkali mengarah pada depresi psikologis.
1. Usia
anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. anak yang masih kecil mempunyai
menyebabkan nyeri. anak –anak kecil yang belum dapat mengucapkan kata-
mengalami kondisi patologis yang menyertai nyeri. Sekali klien yang berusia
lanjut menderita nyeri, maka ia dapat mengalami gangguan status fungsi yang
2. kebudayaan
mengatasi nyeri. individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang
3. Makna nyeri
4. Perhatian
5. Ansietas
6. Keletihan
7. Gaya Koping
21
dengan rasa sepi itu. Hal ini yang sering terjadi adalah klien mersa kehilangan
control terhadap lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari
sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama
disepanjang garis. pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai
menggambarkan nyeri yang sangat berat serta tidak bisa dikontrol (Potter,
2006)
suatu garis lurus, yang mewakili alat pendeskripsi verbal pada setiap
ujungnya.
2.3.1 Pengkajian
keperawatan dan evaluasi mengikuti perencanaan yang dibuat. Oleh karena itu,
pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan
a. Aktifitas
b. Sirkulasi
2) Tanda :
23
denyut.
valvular.
c. Integritas ego
d. Eliminasi
24
Gejala : gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya : infeksi, obstruksi
kalori.
2) Tanda :
f. Neurosensory
1) Gejala :
2) Tanda :
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala :
d) Nyeri abdomen/massa.
hipertensi menetap/berat).
i. Keamanan.
individu atau kelompok tempat perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat
dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau
2014).
26
a. Definisi:
plain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
b. Batasan Karakteristik
Communicate)
2) Diaforesis
3) Dilatasi Pupil
numerik)
27
Inventory)
waspada)
dioksida )
agens mustard)
an
penguranga kebutuhan. n
menghentikan tekanan
perdarahan. vascular
indikasi penglihatan
kabur sering
berhubungan
30
dengan
sakitkepala.
Pasien juga
dapat
mengalami
episode
hipotensi
postural.
5. Meningkatka
kenyamanan
umum.
Kompres
hidung dapat
mengganggu
menelan atau
membutuhka
n napas
dengan
mulut,
menimbulka
n stagnasi
sekresi oral
dan
31
mengeringka
n membrane
mukosa.
6. Menurunkan/
mengontrol
nyeri dan
menurunkan
rangsang
sistem saraf
simpatis.
keperawat
an
NOC: presipitasi
konsisten (farmakologi,non
2. Menggunakan personal)
menunjukkan optimal.
menunjukkan terjadinya
relaksasi
ketika relaksasi
dilakukan
4. Pemijatan
yang panjang,
5. Manajemen lingkungan,
kenyamanan
a. Sediakan lingkungan
yang paling
menyamankan individu
c. Ciptakan lingkungan
mendukung
iritasi.
6. Pengalihan
memilih teknik
pengalihan yang
diinginkan (contohnya:
percakapan atau
menceritakan dengan
dalam)
manfaat merangsang
berbagai indera
(contohnya: musik,
berhitung, televisi,
membaca, video/game
realitas maya).
terlibat di dalam
pengalihan (misalnya:
menganjurkan kata
netral, penggunaan
dibutuhkan, jika
memungkinkan.
36
2.3.4 Implementasi
1. Pengertian pelaksanaan
a. Keterampilan Kognitif.
b. Keterampilan Interpersonal.
c. Keterampilan Psikomotor.
2. Tanggal/Jam
3. Tindakan
jelas.
e. Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain yang
Lebih baik tuliskan pada jam berapa saja memberikan makan dan
4. Paraf
2.3.5 Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil
2. Tujuan Evaluasi
3. Macam Evaluasi
ditentukan tercapai.
a. S : Data Subjektif
b. O : Data Objektif
39
c. A : Analisis
d. P : Planning
mencapai keberhasilannya.
e. I: Implementasi
pelaksanaan.
f. E: Evaluasi
40
keperawatan.
g. R: Reassesment
saja).
b. Tanggal/Jam
keperawatan.
kriteria hasil, jadi jangan menuliskan data yang tidak perlu atau
item R/reassessment.
d. Paraf
METODELOGI PENELITIAN
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah studi untuk mengeksplorasi
masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Hipertensi dengan Nyeri
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada
klien yang mengalami Hipertensi dengan Nyeri Akut di ruang Teratai RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso.
3.3 Partisipan
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami Hipertensi dengan Nyeri Akut di ruang Teratai RSU dr. H. Koesnadi
42
43
dan riwayat penyakit dan . Sumber data dari klien , keluarga, dan perawat
lainnya.
relevan).
utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah
membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini
jawaban yang diperoleh dari hasil intrepetasi wawancara mendalam yang akan
cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
adalah :
1) pengumpulan data
2) Mereduksi data
3) Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan
klien.
4) Kesimpulan
dengan hasil – hasil penulisan terdahulu dan secara teontis dengan perilaku
menghormati.
3) Confidentiality (kerahasiaan)