PENDAHULUAN
(mungkin produktif atau non produktif), sesak napas, mengi dan ronchi
mengakibatkan produksi sputum berlebih pada paru dan reflek batuk yang
Paru obstruktif kronik mengalami masalah sulit tidur. Rasa sakit yang di
2011).
274 juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 400 juta jiwa di tahun
1
2
persen, dan 1,4 per mil. Prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik
menyebabkan kelainan ini adalah kelainan pada sisitem saraf pusat dan
seperti merokok, pekerjaan dan polusi udara, usia dan jenis kelamin
(Chang 2010 dalam rahmawati, 2016). Gejala yang muncul pada Penyakit
ditangani dengan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dalam
Kronik.
1. Perawat
2. Rumah Sakit
3. Institusi Pendidikan
Koesnadi Bondowoso.