Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Paru Obtruktif Kronik dan chronic obstructive pulmonary

diseases (COPD) adalah kelainan paru yang di tandai dengan gangguan

fungsi paru berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh

adanya penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami perubahan

dalam masa observasi beberapa waktu (Padilla, 2012). Penyakit Paru

Obstruktif Kronik (PPOK) mempunyai tanda dan gejala yakni batuk

(mungkin produktif atau non produktif), sesak napas, mengi dan ronchi

saat inspirasi (Brunner & Suddart, 2015). Proses peradangan dapat

mengakibatkan produksi sputum berlebih pada paru dan reflek batuk yang

tidak efektif menyebabkan sumbatan saluran napas sehingga terjadi

gangguan pada jalan napas yang mengakibatkan pernapasan tidak adekuat.

Sehingga kondisi tersebut dapat mengakibatkan klien dengan Penyakit

Paru obstruktif kronik mengalami masalah sulit tidur. Rasa sakit yang di

alami, kesulitan memperoleh posisi yang nyaman, penggunaan obat-

obatan, serta perubahan lingkungan fisik adalah beberapa faktor yang

mengganggu terpenuhinya tidur klien (Hardinage 2003 dalam Muhtar,

2011).

Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun

2018, jumlah penderita Penyakit Paru Obstrultif Kronik (PPOK) mencapai

274 juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 400 juta jiwa di tahun

1
2

2020 mendatang, dan setengah dari angka tersebut terjadi di negara

berkembang, termasuk negara Indonesia. Adapun informasi prevalensi

asma, PPOK, dan kanker di Indonesia masing-masing 4,5 persen, 3,7

persen, dan 1,4 per mil. Prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK) tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Timur (10,0%), diikuti

Sulawesi Tengah (8,0%), Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan masing-

masing 6,7 persen (WHO, 2018). Dari data RISKESDAS Prevalensi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik di Indonesia sebanyak 3,7% dengan

prevalensi terbanyak yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 10%.

Sementara untuk provinsi Jawa Timur prevalensi kejadian Penyakit Paru

Obstruktif Kronik sebanyak 3,6% (RISKESDAS, 2019).

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) bisa di sebabkan oleh

karena fungsional atau mekanis. Sebab-sebab fungsional yang biasanya

menyebabkan kelainan ini adalah kelainan pada sisitem saraf pusat dan

disfungsi neuromuskuler (Ikawati 2011 dalam Rahmawati, 2016). Penyakit

ini juga beresiko utama yang di bedakan menjadi paparan lingkungan,

seperti merokok, pekerjaan dan polusi udara, usia dan jenis kelamin

(Chang 2010 dalam rahmawati, 2016). Gejala yang muncul pada Penyakit

Paru Obstruktif KPDronik antara lain sesak nafas, produksi sputum

meningkat dan keterbatasan aktivitas, akibat yang di timbulkan dari

produksi sputum meningkat mengakibatkan obstruksi saluran pernafasan

sehingga mempengaruhi pola tidur klien (Khotimah 2013 dalam ikawati,

2016). Kondisi Sesak Nafas Saat tidur mengakibatkan sistem aktivasi

retikular (SAR) meningkat dan melepaskan katekolamin seperti


3

norepinefrin yang menyebabkan individu terjaga dan mengakibatkan

gangguan Pola tidur. Bila pasien tidak tertangani akan mengakibatkan

gagal jantung (Potter 2005 dalam Umiyatun, 2016).

Pada klien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dapat

ditangani dengan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dalam

membantu untuk merawat pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK), adapun upaya tersebut adalah dengan melakukan intervensi

keperawatan yang sesuai dengan diagnosa besarkan NIC (Nursing

Internasional Clasification), antara lain 1) Peningkatan Tidur, dan 2)

terapi Relaksasi 3) Pengaturan Posisi, (Bulechek, dkk., 2015).

Melihat fenomena yang terjadi pada paragraf sebelumnya maka

penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Pada Klien yang Mengalami Penyakit Paru Obstruktif

Kronik Dengan Masalah Keperawatan Gangguan Pola Tidur di Ruang

Bougenville RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso”.

1.2 Batasan Istilah

Masalah pada studi kasus ini di batasi pada asuhan keperawatan

pada Tn. R yang mengalami Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan

masalah keperawatan Gangguan Pola Tidur di Ruang Bougenville RSUD

dr. H Koesnadi Bondowoso.


4

1.3 Rumusan Masalah

“Bagaimanakah asuhan keperawatan pada Tn. R yang mengalami

Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan Gangguan

pola Tidur di Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso.?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn R yang mengalami

Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan Gangguan

Pola Tidur di Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. R yang mengalami Penyakit

Paru Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan Gangguan Pola Tidur

di Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.R yang mengalami Penyakit

Paru Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan Gangguan Pola tidur

di Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso.

3. Menyusun intervensi keperawatan pada Tn. R yang mengalami Penyakit

Paru Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan gangguan Pola Tidur

di Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso.

4. Melaksanakn implementasi keperawatan pada Tn. R yang mengalami

Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan gangguan

Pola Tidur di Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso.


5

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. R yang mengalami Penyakit

Paru Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan gangguan Pola Tidur

di Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bentuk penerapan mata kuliah KMB (Keperawatan

Medikal Bedah) sistem pernafasan khususnya penyakit Paru Obtruktif

Kronik.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Perawat

Membantu proses keperawatan pada Tn. R yang mengalami Penyakit Paru

Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan gangguan Pola Tidur di

Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso.

2. Rumah Sakit

Meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada Tn. R yang mengalami

Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan masalah keperawatan gangguan

Pola Tidur di Ruang Bougenville RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso.

3. Institusi Pendidikan

Menambah informasi tentang pembelajaran asuhan keperawatan pada Tn.

R yang mengalami penyakit paru Obstruktif Kronik dengan masalah

keperawatan gangguan Pola Tidur di Ruang Bougenville RSUD dr. H

Koesnadi Bondowoso.

Anda mungkin juga menyukai