ANALISIS JURNAL
DISUSUN OLEH:
ANALISIS JURNAL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PPOK menimbulkan berbagai tingkat gang- guan antara lain batuk, nyeri
dada, sesak napas, odema, terjadinya perubahan pola napas, perubahan postur
tubuh. Sesak napas terjadi akibat gangguan ventilasi saluran pernafasan dan
menurunnya ke- mampuan fungsi kerja otot-otot pernafasan. Faktor utama
penyebab resiko PPOK adalah asap rokok atau merokok. Akibatnya jika
gangguan sesak napas dibi- arkan tanpa pengobatan dapat menyebabkan
kesaki- tan bahkan kematian pada penderita PPOK (Nurarif, 2015).
Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun 2011
menyebutkan bahwa penatalak- sanaan PPOK secara umum dapat dilakukan
dengan memberikan edukasi, melalui terapi oksigen, ven- tilasi mekanis,
nutrisi yang cukup, dan rehabilitasi. Selain itu penatalaksanaan PPOK
dengan melakukan pengobatan farmakologi dan non farmakologi. Salah satu
penatalaksanaan pasien PPOK dengan melaku- kan terapi non farmakologi
sepeti relaxed sitting dan pursed lips breathing. Latihan relaxed sitting dengan
pursed lips breathing dilakukan untuk memperbaiki ventilasi saluran
pernafasan dan meningkatkan kemampuan kerja otot–otot pernafasan maka
dilakukan, terapi ini akan mengurangi spasme otot pernafasan,
membersihkan jalan nafas, melegakan saluran pernafasan (Purwan- ingsih,
2017).
Relaxed sitting bertujuan untuk merilekskan otot- otot bantu nafas. Pada
posisi ini pasien diposisikan duduk bersandar dengan kedua tangan lurus
men- yangga badan, hal ini juga dapat membantu pengem- bangan paru dan
mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma oleh bantuan dari gaya
gravitasi (Kim., Byun., Lee., Cynn., Kwon., & Yi, 2012).
Pursed lips breathing merupakan latihan yang bertujuan untuk mengatur
frekuensi dan pola per- nafasan sehingga mengurangi air trapping, memper-
baiki ventilasi alveoli untuk memperbaiki pertukaran gas, tanpa meningkatkan
kerja pernapasan, mengatur dan mengkoordinasi kecepatan pernapasan
sehingga bernapas lebih efektif dan mengurangi sesak nafas (Smeltzer., &
Bare, 2013).
B. Tujuan
1. Mengetahui penanganan pada pasien penderita PPOK yang mengeluh sesak
napas
2. Mengetahui penurunan derajat sesak napas pada pasien penderita PPOK
yang dilakukan intervensi relaxed sitting dengan pursed lips breathing
BAB II
RESUME JURNAL
A. Cara Mencari Jurnal
Langkah-langkah dalam mencari jurnal, sebagai berikut :
1. Buka situs pencarian internet dan masukan keyword jurnal keperawatan
pada pasien PPOK
B. Resume Jurnal
1. Informasi sekilas tentang jurnal
a. Judul Artikel
Efektivitas relaxed sitting dengan pursed lips breathing terhadap
penurunan derajat sesak napas pasien penyakit paru obstruktif di RSUD
Dr. M. Yunus Bengkulu.
b. Nama Penulis
Liza Fitri Lina, Andri Kusuma Wijaya, Rengga Depri Admaja
c. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Kemuning RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu.
d. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PPOK sebanyak 977
orang tahun 2018.
e. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 orang diberi relaxed
sitting dan 15 orang diberi pursed lips breathing.
2. Resume (IMRAD)
a. Introduction (pendahuluan)
B. Saran
Diharapkan bagi tenaga medis khususnya calon perawat ataupun
perawat klinik agar mencari penelitian-penelitian terbaru lainnya terkait
terapi pada pasien PPOK yang mengalami sesak napas agar mencegah
terjadinya komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Efektivitas Relaxed Sitting dengan Pursed Lips Breathing Terhadap Penurunan Derajat
Sesak Napas Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di RSUD Dr. M . Yunus
Bengkulu
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Bengkulu 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Bengkulu 3 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
I N F OR M ASI ABSTRACT
Korespondensi: Objective: Chronic Obstuctive Pulmonary Disease (COPD) increases morbidity and
depriadmajarengga@ mortality by causing various levels of disturbances including coughing, chest
gmail.com
pain, congestion, odema, changes in breathing patterns, and changes in
posture.
Results: The results of the bivariate analysis of the dependent t-test in the
relaxed sitting treatment group obtained p-value 0.019, while in the treatment
group pursed lips breathing the results of p-value is 0.000. The independent t-
Keywords:
test results obtained p-value 0.004.
Relaxed Sitting, Pursed
Lips Breathing, COPD
Conclusion: The conclusion of this study shows a comparison of the effectiveness of
re- laxed sitting with pursed lips breathing to decrease the degree of congestion of
patients with COPD.
telah meningkat dari waktu ke waktu. Terdapat 600 postur tubuh. Sesak napas terjadi akibat gangguan
juta orang menderita PPOK di dunia dengan 65 juta ventilasi saluran pernafasan dan menurunnya ke-
orang menderita PPOK derajat sedang hingga berat. mampuan fungsi kerja otot-otot pernafasan. Faktor
Pada tahun 2014 PPOK adalah salah satu penyebab utama penyebab resiko PPOK adalah asap rokok
utama kematian kelima di dunia dan diperkirakan atau merokok. Akibatnya jika gangguan sesak
akan menjadi salah satu penyebab utama ketiga ke- napas dibi- arkan tanpa pengobatan dapat
matian di seluruh dunia pada tahun 2030. menyebabkan kesaki- tan bahkan kematian pada
Prevalensi kasus PPOK di Indonesia menurut penderita PPOK (Nurarif, 2015).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013) Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
mencapai 4,8 juta penderita dengan prevalensi 3,5 (PDPI) tahun 2011 menyebutkan bahwa penatalak-
% di tahun 2016. Di Provinsi Bengkulu tahun 2016 sanaan PPOK secara umum dapat dilakukan dengan
sebanyak 3,4 % masih dibawah angka Nasional memberikan edukasi, melalui terapi oksigen, ven-
yang berjumlah 3,5 % (Dinas Kesehatan Provinsi tilasi mekanis, nutrisi yang cukup, dan rehabilitasi.
Bengku- lu. 2017). Selain itu penatalaksanaan PPOK dengan
Berdasarkan data dari RSUD Dr. M. Yunus melakukan pengobatan farmakologi dan non
Bengkulu angka morbiditas dan mortalitas PPOK farmakologi. Salah satu penatalaksanaan pasien
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2016 PPOK dengan melaku- kan terapi non farmakologi
sebanyak 147 kasus dengan jumlah kematian 17 sepeti relaxed sitting dan pursed lips breathing.
orang, pada tahun 2017 sebanyak 345 kasus dengan Latihan relaxed sitting dengan pursed lips
jumlah kematian 25 orang, dan pada tahun 2018 breath-
sebanyak 977 kasus dengan jumlah kematian 29 ing dilakukan untuk memperbaiki ventilasi saluran
orang (RSUD Dr. M. Yunus. 2019). pernafasan dan meningkatkan kemampuan kerja
PPOK menimbulkan berbagai tingkat gang- otot–otot pernafasan maka dilakukan, terapi ini
guan antara lain batuk, nyeri dada, sesak napas, akan mengurangi spasme otot pernafasan,
odema, terjadinya perubahan pola napas, perubahan membersihkan jalan nafas, melegakan saluran
pernafasan (Purwan- ingsih, 2017).
Relaxed sitting bertujuan untuk merilekskan otot-
otot bantu nafas. Pada posisi ini pasien diposisikan
duduk bersandar dengan kedua tangan lurus men-
yangga badan, hal ini juga dapat membantu
pengem- bangan paru dan mengurangi tekanan dari
abdomen pada diafragma oleh bantuan dari gaya
gravitasi (Kim., Byun., Lee., Cynn., Kwon., & Yi,
2012).
Pursed lips breathing merupakan latihan
yang bertujuan untuk mengatur frekuensi dan pola
per- nafasan sehingga mengurangi air trapping,
memper- baiki ventilasi alveoli untuk memperbaiki
pertukaran gas, tanpa meningkatkan kerja
pernapasan, mengatur dan mengkoordinasi
kecepatan pernapasan sehingga bernapas lebih
68
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 4 (2) 2019
METODE
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif
jenis quasy eksperimen dengan desain penelitian two
groups pre test and post test design. Penelitian ini
dilaksanakan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Waktu penelitian dilaksanakan pada 23 Maret
sampai dengan 23 April 2019. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien PPOK sebanyak
977 orang tahun 2018, den- gan
mempertimbangkan kriteria inklusi, eksklusi, dan
klien yang sedang menjalani perawatan di ruang
kemuning RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sehingga
sampel diambil sebanyak 30 orang yang terbagi da-
lam dua kelompok, dengan 15 orang diberi relaxed
sitting dan 15 orang diberi pursed lips breathing
den- gan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggu-
nakan data primer yaitu berdasarkan hasil observasi
69
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 4 (2) 2019
abdominal pada saat ventilasi, sedangkan pursed Berdasarkan tabel 1.1. diketahui bahwa derajat
lips breathing memposisikan pasien semi fowler sesak sebelum diberikan relaxed sitting paling banyak
dan mengajarkan teknik napas dalam yang berada pada derajat sesak sedang dengan frekuensi
bertujuan untuk mengelu- arkan obstruksi pada 10 orang dan persentase 66,7 %. Dimana dari hasil
jalan napas. observasi awal di lapangan diketahui bahwa
mayori- tas gejala yang dialami penderita PPOK
HASIL pada kelom- pok intervensi relaxed sitting ini
Analisis univariat dilakukan untuk berupa peningkatan frekuensi pernapasan > 25
memperoleh gambaran distribusi frekuensi derajat x/menit dan penurunan tingkat aktivitas sehingga
sesak sebelum dan setelah diberikan relaxed sitting, membuat klien banyak menghabiskan waktu untuk
pursed lip breath- ing pada pasien PPOK di Ruang beristirahat.
Kemuning RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Tabel 1.2 Distribusi frekuensi derajat sesak pre ing banyak berada pada derajat sesak ringan dengan
pursed lips breathing frekuensi 10 orang dan persentase 66,7 %. Dimana
dari hasil observasi di lapangan setelah diberikan
No Derajat sesak napas n (%)
pursed lips breathing didapatkan bahwa mayoritas
1 Ringan 4 26.7
penurunan frekuensi pernapasan yang signifikan
2 Sedang 9 60
3 Berat 2 13.3
dan keefektifan bersihan jalan napas yang optimal.
Total 15 100 Tabel 1.5 Uji Normalitas data (Shapiro
Berdasarkan tabel 1.2. diketahui bahwa dera- Wilk)
Variabel p-value
jat sesak sebelum diberikan pursed lips breathing pal-
pre relaxed sitting 0.324
ing banyak berada pada derajat sesak sedang post relaxed sitting 0.470
dengan frekuensi 9 orang dan persentase 60 %. Dari pre pursed lips breathing 0.181
hasil observasi awal terhadap kelompok pursed lips post pursed lips Breathing 0.210
breath- ing diketahui bahwa mayoritas penderita Berdasarkan tabel 1.5. diatas diketahui bahwa
mengalami bersihan jalan napas yang tidak efektif seluruh nilai variabel p-value > 0,05 yang artinya
akibat akumu- lasi sekret yang produktif sehingga data pada variabel pre dan post kedua latihan
menyumbat sal- uran pernapasan yang tersebut ber- distribusi normal, sehingga peneliti
mengakibatkan peningkatan frekuensi pernapasan melakukan uji t-dependen dan uji t-independen.
untuk memenuhi suplai O₂ tubuh. Tabel 1.6 Pengaruh relaxed sitting
Std. Devi-
Variabel Mean n CI p-value
Tabel 1.3 Distribusi frekuensi derajat sesak post re- ation
pre
70
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 4 (2) 2019
71
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 4 (2) 2019
bahwa mayoritas sampel sebelum diberikan posisi pada derajat sesak sedang PPOK dengan kejadian
relaxed sitting terhadap kestabilan pola napas paling banyak ditemukan pada laki-laki dibanding
berada pada derajat sesak sedang pada pasien Tb perempuan (Kes- ehatan dkk, 2013).
Paru di Iri- na C5 RSUP Prof Dr. RD Kandou
Manado. Derajat sesak pre pursed lips breathing
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Hasil penelitian ini diketahui bahwa derajat
menyebut- kan bahwa prevalensi PPOK meningkat sesak sebelum diberikan pursed lips breathing yaitu
setiap ta- hunnya dibandingkan hasil riskesdas ringan 4 orang, sedang 9 orang, dan berat 2 orang.
pada tahun sebelumnya. Dimana prevalensi berada Paling ban-
Relaxe 60.40 17.390 -6.489 yak berada pada derajat sesak sedang dengan
d frekuen-
15 0.004
Sittin si 9 orang dan persentase 60 %.
g -30.311 Sejalan dengan penelitian Purwaningsih
(2017)
Post
72
pursed lips 78.80 14.309 berat 1 orang. Paling banyak berada pada
breathing derajat sesak sedang dengan frekuensi 11 orang
Berdasarkan tabel 1.8. didapatkan bahwa dan persentase 73,3 %.
hasil uji t-independen mendapatkan nilai Sejalan dengan penelitian Safitri &
signifikan yaitu p-value 0,004. Maka Ha Andriyani (2011) yang menyebutkan bahwa
diterima sehingga dapat disi- mpulkan bahwa setelah diberikan posisi semi fowler dengan
terdapat perbedaan efektivitas antara relaxed memposisikan pasien 30˚-
sitting dengan pursed lips breathing. Dimana dari 45˚ didapatkan hasil rata-rata derajat sesak
hasil data di lapangan setelah dilakukan observasi responden berada pada derajat sesak sedang.
didapatkan bahwa pada kelompok dengan Hal ini didukung dimana pada Diaphragm
intervensi pursed lips breathing mayoritas Breath- ing meyebutkan bahwa posisi relaxed
frekuensi pernapasan kembali dalam rentang sitting pada penderita PPOK, SOPT, TB
normal dan keefektifan bersi- han jalan napas diindikasikan dapat menurunkan menjadi derajat
yang optimal dibandingkan kelom- pok sesak sedang hingga ringan berdasarkan
intervensi relaxed sitting. pertimbangan kompleks penyakit yang diderita
(PDPI. 2011).
PEMBAHASAN
Derajat sesak pre relaxed sitting Derajat sesak post pursed lips breathing
Hasil penelitian ini diketahui bahwa derajat Hasil penelitian ini diketahui bahwa derajat
sesak sebelum diberikan relaxed sitting yaitu sesak setelah diberikan pursed lips breathing yaitu
ringan 3 orang, sedang 10 orang, dan berat 2 ringan 10 orang dan sedang 5 orang. Paling
orang. Paling banyak berada pada derajat sesak banyak berada pada derajat sesak ringan dengan
sedang dengan frekuensi 10 orang dan frekuensi 10 orang dan persentase 66,7 %.
persentase 66,7 %. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Hal ini sejalan dengan penelitian Majampoh, oleh Purwaningsih (2017) dimana pasien PPOK
Rondonuwu, & Onibala (2015) yang pada kelompok perlakuan pursed lips breathing
menyebutkandi BPPKM Surakarta yang
menyebutkan bahwa pada kelompok perlakuan dapat menurun derajat sesak napas menjadi
pursed lips breathing diketahui rata-rata derajat derajat sesak ringan hingga 85 %.
sesak napas pada klien pre test sebe- sar 66,7 % Hal tersebut didukung oleh Smeltzer et al
berada pada derajat sesak sedang. (2013) yang menyebutkan bahwa intervensi
Menurut PDPI (2011) menyebutkan bahwa
pursed lips breathing berulang dapat
pada survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
merangsang pengeluaran obstruksi system
di daerah dengan prevalensi TB paru yang
pernapasan sehingga reversibility ob- struksi
tinggi ditemukan bahwa 6-10 atau penderita
membaik hingga penderita dinyatakan berada pada
ditemukan berada dalam derajat sesak sedang
derajat sesak ringan.
dengan hasil uji faal paru yang menunjukkan
gambaran obstruksi jalan napas yang tidak
Pengaruh relaxed sitting
reversible.
Berdasarkan dari hasil uji statistic t-
Derajat sesak post relaxed sitting dependen diketahui bahwa nilai p-value 0,019.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
derajat sesak setelah diberikan relaxed sitting pengaruh penurunan derajat sesak setelah
diberikan relaxed sitting, Hal ini diperkuat
yaitu ringan 3 orang, sedang 11 orang, dan
dengan hasil pengamatan peneliti di lapa- ngan dan setelah diberikan pursed lips breathing,
dimana setelah diberi intervensi relaxed sitting Dimana dari hasil pengamatan di lapangan
didapati beberapa pasien mengalami penurunan yang dilakukan oleh peneliti, setelah diberikan
frekuensi pernapasan dan proses ventilasi yang inter- vensi didapatkan perubahan yang
mulai teratur oleh beberapa pasien pada signifikan berupa frekuensi pernapasan kembali
kelompok interven- si ini. hal ini dikarenakan dalam rentang normal dan efektifnya bersihan
pemberian posisi semi fowl- er yang efektif jalan napas yang optimal pada pasien PPOK
untuk memaksimalkan posisi anatomis sistem dengan kelompok intervensi pursed lips
pernapasan sehingga mengurangi air trapping breathing.
pada pasien penyakit paru obstruktif kronik. Hal ini didukung dimana ahli
menyebutkan bahwa Pursed lips breathing
Sejalan dengan penelitian Kim et al
adalah suatu latihan na- fas yang terdiri dari dua
(2012) dalam jurnalnya yang berjudul “effect
mekanisme yaitu inspirasi secara normal serta
of breathing maneu- ver and sitting posture
ekspirasi aktif dalam dan pan- jang. dimana
on muscle activity in inspiratory accessory in
ekspirasi secara aktif dan panjang dapat
patient with COPD” yang menyebutkan bahwa
merangsang pengeluaran obstruksi sehingga
setelah diberikan posisi relaxed sitting frekuen-
dapat menurunkan derajat sesak napas penderita
si pemapasan dalam rentang yang normal
(Smeltzer et al. 2013).
dengan ha- sil nilai p-value 0,000 dengan
Hasil penelitian ini tidak Sejalan dengan
kesimpulan terdapat pengaruh pemberian peneli- tian Imania, Tirtayasa, Lesmana (2015)
posisi relaxed sitting terhadap kestabilan yang menun- jukkan bahwa kelompok perlakuan
pola napas pada pasien COPD. yang diberikan intervensi pursed lips breathing
Didukung oleh Djojodibroto (2009) tidak berpengaruh menurunkan tingkat sesak
yang menyebutkan bahwa metode yang paling napas yang lebih sig- nifikan. dengan hasil
sederha- na dan efektif untuk mengurangi analisa data didapatkan nilai p-value 0,749 yang
resiko penurunan pengembangan dinding dada berarti tidak terdapat pengaruh pemberian pursed
yaitu dengan penga- turan posisi saat istirahat. lips breathing terhadap penurunan tingkat sesak
Posisi yang paling efektif bagi pasien dengan
napas pada tenaga sortasi yang mengala- mi
penyakit kardiopulmonari ada- lah
gangguan paru di Pabrik Teh PT. CANDI LOKA
diberikannya posisi relaxed sitting dengan
JAMUS NGAWI.
derajat kemiringan 30-45°. Posisi relaxed
sitting pada pasien PPOK telah dilakukan Perbandingan pengaruh relaxed sitting
sebagai salah satu cara untuk membantu dengan
mengurangi sesak napas. Tujuan dari tin-
pursed lips breathing
dakan ini adalah untuk menormalkan ekspansi
Berdasarkan hasil uji t-independen
paru yang maksimal serta mempertahankan
mendapat- kan nilai p-value yang signifikan
kenyamanan.
yaitu 0,004. Maka Ha diterima sehingga artinya
terdapat perbandingan penurunan derajat sesak
Pengaruh pursed lips breathing
antara relaxed sitting. Dimana dari hasil data di
Berdasarkan dari hasil uji statistik t- lapangan setelah dilakukan observasi didapatkan
dependen diketahui bahwa nilai p-value 0,000. bahwa pada kelompok dengan intervensi pursed
Maka dapat di- simpulkan bahwa terdapat lips breathing mayoritas frekuensi pernapasan
pengaruh penurunan de- rajat sesak sebelum kembali dalam rentang normal dan keefektifan
bersi- han jalan napas yang optimal pasien PPOK baik pada kelompok dengan
dibandingkan kelom- pok intervensi relaxed intervensi relaxed sitting maupun pada
sitting. kelompok dengan intervensi pursed lips
Hasil penelitian terkait pursed lips breathing dan terdapat perbedaan efektif- itas
breathing dengan relaxed sitting ini sejalan dimana intervensi pursed lips breathing lebih
dengan penelitian Purwaningsih (2017) efek- tif menurunkan derajat sesak napas
dimana pursed lips breath- ing lebih efektif dibandingkan dengan intervensi relaxed sitting
menstabilkan dan meningkatkan kondisi pada pasien dengan PPOK di RSUD Dr. M.
pernafasan (menurunkan skala Brogs Scale) Yunus Bengkulu.
dibandingkan kelompok perlakuan dengan
SARAN
intervensi positioning. Dimana nilai p-value
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
0,01 sehingga ada perbedaan penurunan
dapat menjadi referensi khususnya kepada
derajat sesak antara kelompok perlakuan
pihak perawat di RSUD Dr. M. Yunus
pursed lips breathing dan positioning.
Bengkulu dalam memper- timbangan intervensi
Kurang efektifnya posisi relaxed sitting
non farmakologi sebagai upaya untuk
untuk menurunkan keluhan sesak napas. Hal ini
menurunkan derajat sesak napas pada pasien
diakibat- kan pada posisi relaxed sitting fase
dengan PPOK dan kepada peneliti selanjutnya
inspirasi dan ek- spirasi terasa lebih seimbang,
di- harapkan dapat melanjutkan penelitian ini
namun pada posisi ini obstruksi pada jalan
dengan melakukan analisa terhadap penurunan
napas pasien tidak dapat terang- sang keluar
derajat sesak pada pasien PPOK dengan
dan pasien akan bernapas lebih berat dan dalam
menambahkan kriteria pengukuran seperti
yang mengakibatkan kelelahan. Sebagaimana
frekuensi nadi, hasil pengukuran dengan
telah disampaikan sebelumnya bahwa kelelahan
spirometri, dan frekuensi pernafasan sebagai
dapat meningkatkan disosiasi oksigen Hb yang
hasil pembanding.
dipersep- sikan sebagai suatu sensasi bernapas
yang tidak nya- man sehingga keluhan sesak DAFTAR PUSTAKA
nafas tetap dirasakan. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2017. Profil
Sedangkan menurut Smeltzer et al Kes- ehatan Provinsi Bengkulu. Bengkulu.
Djojodibroto, D. R. D. (2009). Respirologi.
(2013) menyebutkan bahwa mekanisme pursed
EGC. Imania, D. R., Tirtayasa, K., & Lesmana,
lips breath- ing yaitu memposisikan pasien S. I.
semi fowler sehing- ga dapat meningkatkan (2015). Breathing Exercise Sama Baiknya
pergerakan diafragma yang menyebabkan Dalam Meningkatkan Kapasitas Vital (Kv)
Dan Volume Ekspirasi Paksa Detik
penambahan volume paru dan den- gan Pertama (Vep1) Pada Tena- ga Sortasi
mekanisme napas dalam membuat otot Yang Mengalami Gangguan Paru Di Pabrik
respirasi bekerja lebih optimal dan akan terjadi Teh Pt. Candi Loka Jamus Ngawi. Sports
penurunan be- ban kerja otot dan and Fitness Journal, 3(3).
Kesehatan, K., & RI, K. K. (2013). Riset
memanjangkan fase ekshalasi seh- ingga
kesehatan dasar. Jakarta: Badan Penelitian
residupun akan menurun serta pertukaran gas dan Pengemban- gan Kesehatan Departemen
pun dapat meningkat. Kesehatan Republik Indonesia.
Kim, K. S., Byun, M. K., Lee, W. H., Cynn, H.
KESIMPULAN S.,
Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Kwon, O. Y., & Yi, C. H. (2012). Effects
ter- hadap penurunan derajat sesak napas pada of breathing maneuver and sitting posture
on mus- cle activity in inspiratory World Health Organization (WHO), 2016,
accessory muscles in patients with chronic Chronic Obstructive Pulmonary Disease
obstructive pulmonary dis- ease. (COPD). Diak- ses dari
Multidisciplinary respiratory medicine, https://www.who.int/respiratory/copd/ en/
7(1), 9. pada 25 mei 2019
Majampoh, A. B., Rondonuwu, R., &
Onibala, F. (2015). Pengaruh Pemberian
Posisi Semi Fowler Terhadap Kestabilan
Pola Napas Pada Pasien Tb Paru Di Irina
C5 Rsup Prof Dr. RD Kandou Ma- nado.
JURNAL KEPERAWATAN, 3(1).