PENDAHULUAN
2.1 Tuberculosis
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tuberculosis, dengan tipe bakteri basil dan memerlukan waktu yang
lama dalam proses penanganan penyakit tersebut. Organ paru-paru hampir 90% lebih
sering diinfeksi oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dibandingkan bagian
tubuh lainnya (Masrin, 2008).
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung, penyebabnya kuman TB
( Myobacterium Tuberculosis). Mayoritas kuman TB menyerang paru, TB juga dapat
menyerang organ tubuh lainnya seperti TB tulang dan TB otak.. Tuberculosis
ditularkan melalui dahak dalam bentuk droplet dari penderita ke individu lain pada
keadaan daya tahan tubuh menurun (Haryanto et al., 2005).
Indonesia merupakan negara kedua setelah India dengan kasus TB tertinggi di
dunia. Angka TB pada tahun 2017 tercatat sebanyak 10.000.000 kasus dan
diperkirakan 1,6 juta kematian disebabkan oleh TB (Aggarwal, 2019). Salah satu dari
gejala penyakit TB Paru adalah dyspnea atau sesak. Hal ini biasanya merupakan
gejala utama dari penyakit paru, ditandai jika klien mengeluh napasnya terasa pendek
dan dangkal (Price et al., 2005).
Sesak pada TB dapat ditandai oleh penurunan persentasi saturasi Oksigen.
Saturasi oksigen yaitu kandungan oksigen terikat dengan hemoglobin pada arteri.
Pengukuran nilai normal menggunakan oksimetri nadi antara 95-100%, Saturasi
oksigen rendah menunujukan kurangnya oksigen di bawah normal (< 95%).
Hipoksemia disebabkan oleh Penurunan kadar oksigen dalam arteri yang ditandai
peningkatan PCO2 dan penurunan PO2 (Brunner & Suddarth, 2010).
2.2 Pursed Lips Breathing
Pursed lips breathing (PLB) adalah Latihan pernafasan dengan mulut mengerucut
dan ekspirasi yang lebih lama pada pernapasan diafragma. PLB ini bermanfaat
memperbaiki ventilasi dan menyesuiakan kerja otot abdomen dan toraks. Training
pernapasan pursed lips breathing (PLB) cukup efektif diterapkan dalam mengatur
frekuensi napas, meningkatkan kebutuhan oksigenasi (SpO2) dan mengurangi gejala
sesak. Gejala sesak yang berupa pernapasan dangkal dan cepat berubah menjadi
pernapasan dalam dan lambat (Qualidigm, 2014). Latihan PLB sangat bermanfaat
sebagai salah satu tindakan yang bersifat non farmakologi (Bakti et al., 2015).
Teknik PLB sangat mudah dilakukan dan salah satu hal yang terpenting adalah
tidak membuat klien menjadi mudah lelah. Penerapan teknik ini bisa dilakukan
dalam keadaan istirahat dengan posisi duduk bersamaan dengan tehnik inspirasi
selama 2-3 detik melalui hidung dan ekspirasi ( membuang nafas) dalam tahapan
waktu 4-6 detik melalui mulut. Teknik Gerakan ini dilakukan sebanyak 4 kali
perhari. Tekhnik ini baik dilakukan sebelum makan dan sebelum tidur selama 30
menit secara teratur. Pola Kebiasaan seperti ini dapat mengurangi sesak napas dan
menghasilkan nilai saturasi oksigen yang optimal. Kebiasaan ini akan
mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas hidup (Izadi-avanji & Adib-Hajbaghery,
2011).