LOGO
Oleh:
Nama Mahasiswa
NIM.
PENDAHULUAN
paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Sofro, dkk, 2018).
Tuberculosis dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi
ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara. Orang yang menghirup basil
badan menurun yang diserta dengan demam, keringat malam hari, maupun
maka timbul gejala sesak nafas (Fadli, 2021). Pola nafas tidak efektif/ sesak
organ lain , seperti penyebaran infeksi ke organ lain, kekurangan nutrisi, batuk
pada tahun 2020, yang meliputi 10 negara yaitu India, Cina, Indonesia,
Republik Demokratif Kongo, Mozambik, Myanmar, Nigeria, Filipina, Afrika
Selatan, dan Zambia (Kemenkes RI, 2021). Tahun 2020 prevelensi penderita
sebanyk 98.000 juta jiwa (Kemenkes RI, 2020). Jawa Timur pada tahun 2018
tahun 2022, orang yang terserang peyakit tuberculosis paru sebesar 600 orang
dapat berkembang biak terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang
rendah dan menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Tidak hanya melalui itu penyebaran basin juga melalui system limfe ke
otak. Penyakit berkembang menjadi aktif saat setelah terinfeksi, Gejala dari
penyakit TB paru ini bervariasi mulai batuk, sesak nafas, keringat pada
malam hari, batuk darah, sampai berat badan yang terus turun penderita TB
paru pada umumnya juga mengalami gangguan nafsu makan sehingga terjadi
derita pasien TB paru biasanya merupakan batuk yang yang tak kunjung reda
akibat perdarahan pada saluran pernafasan yang terjadi akibat kerusakan pada
(Santoso, 2020).
Salah satu pada penyakit Tuberculosis ini dibutuhkan peran dan fungsi
perawat dalam asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami pola nafas
yang khusus supaya tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Perawat mempunyai
nafas (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Adapun tindakan keperawatan
mandiri yang dapat dilakukan antara lain memberikan posisi semi fowler/
fowler selain itu perawat juga bisa mengajarkan pursed lip breathing agar
pasien mendapatkan oksigen yang sesuai pada aliran darah mereka, selain itu
Masalah studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada pasien
RSUD Jombang.
Penyakit TB paru dengan prioritas masalah pola nafas tidak efektif, di RSUD
Jombang.
RSUD Jombang.
Jombang.
tidak efektif.
tidak efektif dalam pemberian aromaterapi daun mint dan teknik pursed
perawat.
3) Bagi penulis
mana pemberian aroma terapi daun mint dan teknik pursed libreathing
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh sebagai sisa dari oksidasi (Andarmoyo, 2012) dalam Santoso, dkk
(2020).
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang
Basil tahan Asam (BTA) maksudnya bila basil ini di warnai, maka warna
ini tidak akan luntur walaupun pada bahan kimia yang tahan asam.
7
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan
dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena
kuman berada dalam sifat dormant.Dari sifat dormant ini kuman dapat
tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya,
mengalami penyembuhan.
jaringan paru karena terjadi penularan ulang yang mana didalam tubuh
matahari atau sinar ultraviolet dapat mudah untuk membasmi basil yang
tidak berspora.
Mycobacterium tuberculosis terdiri dari dua macam yaitu Tipe
Human dan Tipe Bovin. Basil tipe Bovin terdapat pada susu sapi yang
terdapat pada ludah serta udara yang berasal pada penderita TBC, dan
jika ada seseorang yang menghirup ataupun terkena bercak ludah akan
rentan terinfeksi penyakit TBC. Bakteri yang tertular dapat bertahan hidup
melalui aliran darah dan infeksi laten tersebut dapat bertahan dalam tubuh
sampai bertahun-tahun.
memadai
1) Tuberkulosis primer
alveoli. Jika pada proses ini, bakteri ditangkap oleh makrofag yang
sumsung tulang.
Bakteri TB menyebar melalui saluran pernafasan ke
bakteri TB. Hal ini terjadi sekitar 2-4 minggu dan akan terlihat dalam
primer ranks) dan disebut juga disebut TB primer. Fokus primer baru
dibawah fisura atau aliran darah dan akan tersangkut pada berbagai
2) Tuberkulosis sekunder
sumber oksigen, terutama pada usia tua dengan riwayat semasa muda
pernah terinfeksi bakteri TB. Biasanya hal ini terjadi pada daerah
dari pleura, dan segmen apikal lobus inferior. Hal ini disebabkan oleh
oleh jaringan fibrotik yang tebal dan berisi pembulu darah pulmonal.
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
macam atau malah banyak pasien ditemukan Tb paru tanpa keluhan sama
1) Demam
2) Batuk/Batuk Darah
tiap penyakit tidaklah sama, maka mungkin saja batuk baru ada
yang berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
3) Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak
4) Nyeri Dada
Gejala ini jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
5) Malaise
makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan
keringat pada malam hari tanpa aktivitas. Gejala malaise ini makin
lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
bakteri akan menyebar secara cepat dan bertumpuk. Tidak hanya melalui
itu penyebaran basin juga bisa melalui aliran darah dan system limfe ke
sebagian tubuh yang lain contohnya ginjal, korteks serebri, tulang, dan
Dan materi yang susunanya dari makrofak juga bakteri berubah jadi
tidak aktif.
akibat respons sistem dahan tahan tubuh yang lemah. Penyakit yang aktif
juga dapat muncul karena infeksi yang berulang yakni kembali aktifnya
bakteri sbelumnya non aktif. kasus tersebut terjadi pada ulserasi Ghon
terjadi ini akan berjalan dan basil terus difagosit. Basil juga
terkena nekrosis dan juga jaringan granulasi yang diitari oleh sel epiteloid
Nosiseptor terangsang
Nyeri dada
Nyeri Akut
Gambar 2.1 Pathway TB paru sumber (Somantri, 2012). Dalam (Caroline, 2020)
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
Mycobacterium tuberculosis.
6) Needle biopsy of lung tissue : positif pada granuloma TB, adanya sel-
lanjut.
11) Tes fungsi paru : VC menurun dan dead space meningkat, TLC
meningkat serta saturasi oksigen menurun merupakan gejala sekunder
b. Faktor gizi
c. Umur
d. Jenis kelamin
dalam fase aktif. Setiapkali penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000
droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah
sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam
ruang yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor
yakni konsentrasi droplet nuclei dalam udara dan panjang waktu individu
(1) Pemberian posisi semi fowler pada pasien Tb Paru telah dilakukan
(Majampoh,et al.,2013).
(2) Terapi inhalasi uap daun mint atau aroma terapi daun mint adalah
Nopita.,2019)
Butler,2017).
1. Penatalaksanaan farmakologis
(2) Tahap lanjutan, pengobatan tiga kali seminggu selama 4-5 bulan
obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah
(Rofi,M.et al 2018)
Penyakit tuberkulosis dapat diobati dengan terapi kombinasi yang
(bukan merah)
Selain itu, obat ini juga dapat menyebabkan buram, dan buta
(1) Penyuluhan
(2) Pencegahan
berikut:
(1) Hidup sehat (makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup,
4. Pencegahan penularan:
sakit di rumah sakit yang dapat menularkan pada orang yang ada di
pada orang lain maka kumannya akan kebal dengan beberapa obat
yang diberikan. Agar tercegah dari infeksi Nosokomial ketika
dan sebagainya.
Bagi tim medis yang setiap harinya berada di rumah sakit, harus
Rahmawati ( 2019 )
Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
takipnea.
No Pola Definisi
1. Eupnea 1) Merupakan pernafasan normal yang spontan (Terjadi tanpa
disadari).
2) Ventilasi ini terjadi sesuai dengan kebutuhan tubuh agar
metabolisme dapatberjalan normal.
3) Frekuensi 13 17 X/menit
2. Hiperpnea 1) Peningkatan ventilasi paru yang dihubungkan dengan
kebutuhan metabolisme karena kebutuhan oksigen meningkat.
Dapat dicapai dengan cara meningkatkan frekuensi
pernafasan, volumeatau keduanya.
3. Hiperventilasi
1) Peningkatan fentilasi paru sebagai akibat ventilasi yang
berlebihan.
2) Atau PCO2 atau PO2 .
4. Apnea 1) Pernafasan berhenti atau gerakan pernafasan hilang. Jika apnea
berlangsung cukup lama maka disebut respiratori areest.
No Pola Definisi
1 Pernafasan 1) Sering terjadi pada penyakit akibat kerusakan otak.
Biot 2) Secara klinis pola yang terlihat adalah 1 ataubeberapa kali
usaha melakukan pernafasan dengan amplitudo dan irama
yang tidak teratur serta diiringgi periode istirahat.
2 Pernafasan 1) Merupakan suatu keadaan pernafasan dengan irama
Cheynestokes pernafasan yangsemakin lama akan semakin besar.
2) Setelah mencapai maksimum irama pernafasan berubah
semakin lama semakin kecil dan kemudian lanjut dengan
tahap apnea.
3 Penafasan 1) Berupa irama pernafasan yang lambat, dalam dan teratur.
Kussmaul 2) Klinis keadaan ini dijumpai dapa klien dengan asidosis
metabolik.
2.2.6 P
ola pernafasan lain
Tabel 2.3 Pola Pernapasan Lain
No Pola Definisi
1 Hipoventilasi 1) Merupakan suatu penurunan frekuensi ventilasi.
2) Penurunan ini berkaitan dengan metabolisme atau kecepatan
metabolisme yang sedang berlangsung.
3) Hipofentilasi dapat menyebabkan peningkatan PCO2.
2 Takipnea 1) Merupakan peningkatan frekuensi pernafasan tanpa
memperhatikan ada atau tidaknya perubahan pada ventilasi paru
secara keseluruhan.
2) Takipnea dapat timbul pada ventilasi pada keadaan ventilasi paru
menurun secara keseluruhan sehubungan dengan penurunan
volume tidal.
3 Dispnea 1) Merupakan kesukaran bernafas dan keluhan subjektif akan
kebutuhanoksigen yang meningkat.
2) Dispnea dapat juga diartikan sebagai suatu tanda
diperlukanyapeningkatan pernafasan.
3) Dispnea suatu keluhan bukan gejala.
4 Ortopnea 1) Adalah sesak nafas yang terjadi penderita pada posisi terbaring.
2) Sesak nafas akan berkurang bila penderita dalam posisi tegak
(dudukatau berdiri).
(2017)
1) Tracheal Sound yaitu suara yang terdengar pada bagian trakea yaitu
yaitu
1) Crackles
putus), pendek, dan kasar. Suara ini umumnya terdengar pada proses
inspirasi. Suara crackles ini juga sering disebut rales atau crepitation.
akibat dua proses yang terjadi. Proses pertama yaitu ketika terdapat
suara mirip seperti suara “plop” yang terdengar saat bibir dibahasi
tiba-tiba dibuka.
2) Wheeze
jalan nafas yang sempit. Wheeze merupakan jenis suara yang bersifat
(1) Saluran monophonic yaitu suara yang terjadi karena adanya blok
(2) Suara polyphonic yaitu suara yang terjadi karena adanya halangan
berubah sifat.
pneuminia, TB.
duduk yakni 45-60 derajat, variasi sudut yang dapat di lakukan dibagi
adalah fowler rendah, tujuan di lakukannya posisi semi fowler ini pada
saturasi saturasi oksigen pada posisi semi fowler rendah 2.87% dan rata
rata saturasi oksigen pada posisi semi fowler tinggi adalah 4.99%, efek
dari melakukan terapi oksigen dengan posisi semi fowler ini adalah
uap air panas yang diberikan daun mint. Terapi inhalasi juga dapat
3) Cuci tangan
dengan peniti.
13) Buang dahak pada pot dahak yang telah diberi larutan lisol.
14) Setelah selesai bersihkan sekitar area mulut dan hidung pasien,
tempatnya.
dilakukan
memerlukan alat bantu apapun dan juga tanpa efek negative seperti
2019)
3) Mengontrol kolaps
dan tangan lainya di tengah dada untuk merasakan Gerakan dada dan
3) Menarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan
pasien tergantung pada tahap penyakit dan derajat yang terkena. Pada pasien
2.6.1 Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan TB paru
Penyakit TB paru dapat menyerang manusia mulai dari usia anak sampai
dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki- laki dan
matahari kedalam rumah sangat minim. TB paru pada anak dapat terjadi
pada usia berapapun, namun usia paling umum adalah antara 1-4 tahun.
2) Riwayat Kesehatan
(2) Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi untuk
(3) Sesak nafas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru-paru.
(5) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang
dada pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke
sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit nampak bayangan
(8) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit
penyakitnya
dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan
7) Faktor Pendukung:
(2) Pola hidup: nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat
8) Pemeriksaan Fisik
(2) Thorak Inpeksi : Kadang terlihat retraksi interkosta dan tarikan dinding
(3) Abdomen
(4) Ekstermitas
9) Pemeriksaan Diagnostik
(2) Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm
karena TB paru.
kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil
otot/hilanglemak subkutan.
(4) Nyeri dan Kenyamanan
(5) Pernafasan
Bunyi nafas menurun / tak ada secara bilateral atau unilateral (effusi
atas lesi luas. Krekel tercatat diatas apek pru selama inspirasi cepat
(6) Keamanan
(8) Penyuluhan
danpemeliharaan/perawatan rumah.
diagnosa keperawatan aktual atau resiko yang diduga akan muncul karena
No Diagnosa
Kode Kode Tujuan dan Kriteria Hasil Kode Intervensi
Keperawatan
Hal Hal Hal
SDKI SLKI SIKI
(D.0005) Pola napas tidak (L.01004) Pola napas (l.01011) Manajemen jalan napas
1. 26 efektif berhubungan 95 Definisi: inspirasi dan/atau 186 Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan
dengan hambatan ekspirasi yang memberikan napas
upaya napas ventilasi adekuat
Tindakan:
Definisi: inspirasi Setelah dilakukan intervensi Observasi
dan/atau ekspirasi keperawatan selama 3x 24 jam, 1. Monitor Pola napas ( frekuensi,kedalaman,usaha napas)
yang tidak maka frekuensi napas membaik, 2. Monitor bunyi napas tambahan
memberikan ventilasi dengan kriteria hasil : ( gurling,mengi,wheezhing,ronkhi kering)
adekuat frekuensi napas 3 menjadi 5 3. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
Ket: Terapeutik:
Memburuk : 1 1. Pertahankan kepatenan jalan napas
Cukup memburuk : 2 2. Posisikan semi-fowler atau fowler
Sedang : 3 3. Berikan minum hangat
Cukup membaik : 4 4. Lakukan fisioterapi dada,jika perlu
Membaik : 5 5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
2). Dispnea : 1 menjadi 5 6. Lakukan hiperoksigenasi endotrakeal
Ket: 7. Berikan oksigen jika perlu
Menurun : 1 Edukasi :
Cukup menurun: 2 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,jika tidak
Sedang : 3 kontraindikasi
Cukup meningkat : 4 2. Ajarkan teknik batuk efektif
meningkat : 5 Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika perlu
No Diagnosa
Kode Kode Tujuan dan Kriteria Hasil Kode Intervensi
Keperawatan
Hal Hal Hal
SDKI SLKI SIKI
2. (D.0001) Bersihan jalan (L.01001) Bersihan jalan napas (I.03098) Manajemen jalan napas
18 napas tidak efektif 18 Definisi: kemampuan 159 Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan
Berhubungan dengan membersihkan secret atau napas
hipersekresi jalan obstruksi jalan napas untuk Tindakan:
napas mempertahankan jalan napas - Observasi
tetap paten 1. Monitor pola napas ( frekuensi,kedalaman,usaha napas )
Definisi: 2. Monitor bunyi napas tambahan ( mis
ketidakmampuan Setelah dilakukan intervensi gurgling,mengi,wheezing,ronkhi kering)
membersihkan sekret keperawatan selama 3x 24 3. Monitor sputum ( jumlah warna ,aroma )
atau obstruksi jalan jam, maka diharapkan masalah - Terapeutik
napas untuk pola nafas dapat teratasi dengan 1. Posisikan semi-fowler atau fowler
mempertahankan kriteria hasil : 2. Berikan minum air hangat
jalan napas tetap batuk efektif : 2 menjadi 5 3. Lakukan fisioterapi dada,jika perlu
paten. Ket: 4. Lakukan penghisapan lendir kuran dari 15 menit
Menurun : 1 5. Berikan oksigen,jika perlu
Cukup menurun : 2 - Edukasi
Sedang : 3 Ajarkan teknik batuk efektif
Cukup meningkat : 4 - Kolaborasi
Meningkat : 5 1. Kolaborasi pemberian
Frekuensi napas : 3 menjadi 5 bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika perlu
Ket:
Memburuk : 1
Cukup memburuk : 2
Sedang : 3
Cukup membaik : 4
Membaik : 5
3. (D.0130) Hipertermia (L.03030) Teremoregulasi (I.03119) Manajemen hipertermia
284 Hipertermia 121 Definisi: pengaturan suhu tubuh 200 Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan
berhubungan dengan agar tetap berada pada rentang volume cairan intravaskuler dan ekstraseluler serta
proses penyakit normal mencegah terjadinya komplikasi
No Diagnosa
Kode Kode Tujuan dan Kriteria Hasil Kode Intervensi
Keperawatan
Hal Hal Hal
SDKI SLKI SIKI
Definisi : suhu tubuh Setelah dilakukan intervensi Tindakan:
menigkat di atas keperawatan selama 3x 24 - Observasi
rentang normal jam, maka diharapkan suhu 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi,
tubuh membaik dengan kriteria terpapar lingkungan panas)
hasil : 2. Monitor suhu tubuh
1).suhu tubuh membaik dari 2 3. Monitor kadar elektrolit
menjadi 5 4. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Ket: - Terapeutik
Memburuk : 1 1. Sediakan lingkungan yang dingin.
Cukup Memburuk : 2 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
Sedang : 3 3. Berikan cairan oral
Cukup membaik : 4 4. Lakukan pendinginan eksternal
Membaik : 5 - Edukasi
2). Suhu kulit membaik dari 1 1. Anjurkan tirah baring
menjadi 5 - Kolaborasi
Ket: 1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena.
Memburuk: 1
Cukup memburuk: 2
Sedang : 3
Cukup membaik: 4
Membaik : 5
yang sudah dibuat di atas. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2009) dalam Erlina
(2020).
Studi dan kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang,
4.1 Hasil
instalasi rawat inap yang memiliki 504 tempat tidur dan dilengkapi dengan
43 dokter spesialis.
51
ruang paru yang berisikan 12 kamar, 1 kamar mandi dan ruangan C paru
800 orang, dypepsia sebanyak 516 orang, pasien dengan covid 19 sejumlah
453 orang, TB paru dengan jumlah 600 orang, pada psien PPOK sebanyak
234 orang, efusi pleura sejumlah 224 orang, DM insulin berjumlah 219
orang, anemia terdapat 178 orang, status asmatikus berjumlah 135 orang,
terapi daun mint dengan cara di hirup melalui saluran pernapasan selama
yang berada diruang C1 bad/tempat tidur nomor 1 yang penulis amati pada
tanggal 26 Juli 2022 pada pukul 08.30 WIB dan Tn.M yang berada diruang
E2 bad/tempat tidur nomor 2 yang penulis amati pada tanggal 26 Juli 2022
1) Identitas Pasien
Penanggung Jawab
2) Riwayat Penyakit
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Meninggal
: Garis turunan
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah
4) Basic Promoting Physiology of Health
Masalah keperawatan :
Gangguan pola tidur
Palpasi : Palpasi :
Tidak ada benjolan, dan tidak Tidak ada benjolan, dan tidak
ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.
Palpasi : Palpasi :
Tidak ada benjolan, dan tidak Tidak ada nyeri tekan dan tidak
ada nyeri tekan. ada benjolan
Palpasi : Palpasi :
Tidak ada benjolan, dan tidak Tidak ada benjolan, dan tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Palpasi : Palpasi :
Palpasi : Palpasi :
Tidak ada lesi, tidak ada Tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, tidak ada pembesaran benjolan, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.
Palpasi : Palpasi :
Palpasi : Palpasi :
Tidak ada lesi, tidak ada Tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, tidak ada asites, benjolan, tidak ada asites,
umbilicus tidak menonjol, tidak umbilicus tidak menonjol, tidak
ada massa, tidak ada jejas, tidak ada massa, tidak ada jejas, tidak
ada pembesaran hepar. ada pembesaran hepar.
Palpasi : Palpasi :
Perkusi : Perkusi :
Timpani. Timpani.
Klien sedih namun tetap sabar Klien pasrah namun tetap sabar
atas cobaan yang di alami saat ini. atas cobaan pada klien yang di
alami saat ini.
Cara mengatasi perasaan
tersebut : Cara mengatasi perasaan
tersebut :
Memberikan motivasi serta
dukungan lebih dari orang Memberikan dukungan lebih serta
terdekat terutama keluarga motivasi dari orang tua
Budaya Budaya yang diikuti klien adalah Budaya yang diikuti klien adalah
budaya : budaya :
Jawa. Jawa.
7) Pemeriksaan Penunjang
Terapi :
O2 simple mask 06 Lpm
Infus Pz 14 tpm
Klien 2 Lanzoprazol 1x1 tab
Ondansentron 3x40 mg
Paracetamol 3x1 tablet
Rifampron 450 1x1
4.1.3 Analisa Data
Hipersekresi jalan
napas
Demam
Terpapar lingkungan
panas
Hipertermia
Klien 2
DS : Bakteri Kategori :
Klien mengatakan sesak nafas mycrobacterium Fisiologis
semenjak seminggu sebelum di tubercolosis
bawa ke rs Subkategori :
Masuk ke paru-paru Respirasi
DO : K/U : lemah melalui udara
1.TTV Kode :
TD : 110/60 mmHg Imun tidak adekuat, D.0005
N : 94 x/menit menjadi lebih parah
S : 38,2° C Diagnosa
RR : 24 x/menit (dispnea) Reaksi inflamasi/ Pola nafas
SpO2 : 92 % peradangan, dan tidak efektif
2. Kesadaran composmenthis merusak parenkim
3. G C S : 4 5 6 paru Hal : 26
4. Irama nafas tidak teratur
4.Pola nafas abnormal Perubahan cairan
(dispnea) intrapleura
Inspeksi :
Terpasang O2 simple mask 6 Hambatan upaya
Lpm napas
Palpasi :
Tidak ada benjolan, dan nyeri Pola nafas tidak
tekan pada bagian hidung. efektif
DS : Bakteri Kategori :
Klien mengatakan sesak napas mycrobacterium Fisiologis
semenjak seminggu sebelum di tubercolosis
bawa ke Rs Subkategori :
Masuk ke paru-paru Respirasi
DO : K/U : lemah melalui udara
1.Klien hanya bisa terbaring Kode :
lemah. Imun tidak adekuat, D.0001
2.tidak mampu batuk menjadi lebih parah
3.TTV Diagnosa
TD : 110/60 mmHg Reaksi inflamasi/ Bersihan jalan
N : 94 x/menit peradangan, dan nafas tidak
S : 38,2° C merusak parenkim efektif
RR : 24 x/menit (dispnea) paru
SpO2 : 98 % Hal : 18
O2 simple mask 6 Lpm sekresi yang tertahan
4. Kesadaran composmenthis
5. G C S 4 5 6 Bersihan jalan nafas
tidak efektif
DS : Bakteri Kategori :
Klien mengalami sesak nafas mycrobacterium Hipertermia
yang disertai dengan tubercolosis
demam,keringat malam Subkategori :
Masuk ke paru-paru Keamanan dan
DO : K/U : lemah melalui udara proteksi
1.TTV
TD : 110/60 mmHg Imun tidak adekuat, Kode :
N : 94 x/menit menjadi lebih parah D.0130
S : 38,2° C
RR : 24 x/menit (dispnea) Reaksi inflamasi/ Diagnosa
SpO2 : 98 % peradangan, dan Hipertermia
G C S: 4 5 6 merusak parenkim
2.Akral dingin paru Hal : 284
3.Turgor kulit merah
3.Kesadaran composmenthis Metabolisme
4.Mukosa bibir kering meningkat
5.suhu tubuh di atas normal
Suhu tubuh
meningkat
peningkatan laju
metabolisme
Hipertermia
Sumber : Klien, keluarga, dan perawat (2022)
Klien 1
Data Subjektif Pola nafas tidak efektif Penyebab :
1) Pasien mengatakan 1) Hambatan upaya napas (
sesak napas kelemahan otot
Data Objektif pernafasan)
1) Penggunaan otot Tanda & Gejala mayor
bantu pernafasan Subjektif :
2) RR : 26/menit 1) 1) Dispnea
3) Terpasang O2 Objektif :
simple mask 8 lpm 1) Penggunaan otot bantu
4) Pola nafas dyspnea pernafasan
5) Mukosa bibir Tanda & Gejala Minor
kering Subjektif :-
Objektif
1) Pernafasan pursed-lip
2) Pernafasan cuping
hidung
3) Tekanan ekspetasi
menurun
Data Subjektif Bersihan jalan nafas Penyebab :
1) Pasien mengatakan tidak efektif 1) Hipersekresi jalan napas
sesak napas dan Situasional :
batuk berdahak 1) Merokok aktif
Data Objektif Tanda & Gejala mayor
1) Gelisah 1) Ronkhi
2) RR 26x/menit 2) Terdapat sputum
3) Pola napas dispnea Tanda & Gejala Minor
4) Terdengar ronchi 1) Dispnea
5) Terdapat sputum 2) Gelisah
berwarna 3) Pola napas berubah
kekuningan
6) Terpasang O2
simple mask 8 lpm
Tabel 4.11 Intervensi Keperawatan Klien Tubercolosis Paru di Ruang Gatotkaca RSUD Jombang, tanggal 26-28 Juli 2022.
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Kode Diagnosis Kode SLKI Kode SIKI
Hal Hal Hal
Klien 1
1. (D.0005) Pola Napas Tidak (L.01004) Pola Nafas (1.01011) Manajemen Jalan Napas
Efektif berhubungan Definisi Definisi
26 dengan hambatan 95 Inspirasi dan/ ekspirasi yang tidak 186 Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan
upaya napas memberikan ventilasi adekuat jalan napas
Definisi
Inspirasi dan/ Setelah dilakukan intervensi Tindakan
ekspirasi yang tidak keperawatan selama 3x24 Observasi :
memberikan ventilasi jam maka frekuensi napas 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
adekuat membaik. usaha napas)
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Kriteria Hasil gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Dispnea : 1 menjadi : 5 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Ket : Terapeutik :
Menurun 1 1. Ajarkan latihan pursed lips breathing
Cukup meningkat 2 2. Berikan terapi aromaterapi daun mint
Sedang 3 3. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Cukup meningkat 4 4. Berikan minuman hangat
Meningkat 5 5. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
6. Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15
Frekuensi napas : 3 menjadi : 5 detik
Ket : 7. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
Memburuk 1 pengisapan endotrakeal
Cukup memburuk 2 8. Berikan oksigen, jika perlu
Sedang 3 Edukasi :
Cukup membaik 4 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
Membaik 5 tidak kontraindikasi
2. Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspetoran, mukolitik, jika perlu
2. Kolaborasikan pemberian terapi semi
fowler dengan latihan pursed
2. (D.0001) Bersihan Jalan Napas (L.01001) Bersihan Jalan Napas (1.01006) Latihan Batuk Efektif
Tidak Efektif Definisi Definisi
18 berhubungan dengan 18 Kemampuan membersihkan sekret/ 142 Melatih pasien yang tidak memiliki kemampun
hipersekresi jalan obstruksi jalan napas untuk batuk secara efektif untuk membersihkan laring,
napas mempertahankan jalan napas tetap trakea dan bronkiolus dari sekret/ benda asing
paten dijalan napas.
Definisi
Ketidakmampuan Setelah dilakukan intervensi Tindakan
membersihkan sekret keperawatan selama 3x 24 jam Observasi :
atau obstruksi jalan maka diharapkan masalah pola 1. Identifikasi kemampuan batuk
napas untuk nafas dapat teratasi 2. Monitor adanya retensi sputum
mempertahankan jalan Kriteria Hasil 3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
napas tetap paten Batuk efektif : 2 menjadi : 5 napas
Ket : 4. Monitor input dan output cairan (mis.
Menurun 1 jumlah dan karakteristik)
Cukup menurun 2 Terapeutik :
Sedang 3 1. Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
Cukup meningkat 4 2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
Meningkat 5 pasien
3. Buang secret pada tempat sputum
Mengi : 3 menjadi : 5 Edukasi :
Wheezing : 3 menjadi : 5 1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Ket : 2. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung
Meningkat 1 selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
Cukup meningkat 2 kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
Sedang 3 mecucu (dibulatkan) selama 8 detik
Cukup menurun 4 3. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
Menurun 5 hingga 3 kali
4. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
Dispnea : 3 menjadi : 5 setelah tarik npas dalam yang ke-3
Ket : Kolaborasi :
Memburuk 1 1. Kolaborasi pmenerian mukolitik atau
Cukup memburuk 2 ekspektoran, jika perlu
Sedang 3
Cukup membaik 4
Membaik 5
Tabel 4.12 Implementasi Keperawatan Klien Tubercolosis Paru di Ruang Gatotkaca RSUD Jombang, tanggal 26-28 Juli 2022.
Diagnosa 26 Juli 2022 27 Juli 2022 28 Juli 2022
Keperawatan
Klien 1
Pola Napas Implementasi Implementasi Implementasi
Tidak Efektif 08.30 1) Memberi salam pada keluarga 08.15 1) Menanyakan bagaimana 08.30 1) Menanyakan bagaimana
berhubungan klien keadaan klien keadaan klien
dengan Keluarga klien menjawab salam Klien menjawab keadaanya Klien menjawab keadaanya
hambatan upaya dengan baik sedang lemas sudah lebih baik
napas
08.35 2) Membina hubungan saling 08.20 2) Mengidentifikasi adanya nyeri/ 08.40 2) Mengidentifikasi pola nafas,
percaya dengan klien dan keluhan fisik lainnya dan bunyi nafas tambahan
keluarga klien Klien menjawab tidak terdapat Terpasang O2 simple mask 6
Keluarga klien merespon keluhan lainnya hanya sesak Lpm
dengan baik nafas dan batuk Adanya suara tambahan
ronchi (+), wheezing(-)
08.45 3) Menanyakan bagaimana 08.30 3) Mengidentifikasi pola nafas,
keadaan klien dan bunyi nafas tambahan 08.50 3) Mengidentifikasi tanda-tanda
Klien menjawab keadaanya Terpasang O2 simple mask 6 vital
sedang lemas Lpm TTV
Adanya suara tambahan ronchi TD : 120/80 mmHg
08.55 4) Mengidentifikasi adanya nyeri/ (+), wheezing (-) N : 90 x/menit
keluhan fisik lainnya S : 36,8° C
Klien menjawab tidak terdapat 08.35 4) Mengidentifikasi tanda-tanda RR : 24 x/menit (dispnea)
keluhan lainnya hanya sesak vital
nafas dan batuk TTV 09.05 4) Memberikan posisi senyaman
TD : 120/70 mmHg pasien semi fowler/ fowler
09.05 5) Mengidentifikasi pola nafas, N : 88 x/menit Klien menerima posisi dengan
dan bunyi nafas tambahan S : 37° C nyaman
Terpasang O2 simple mask 8 RR : 26 x/menit (dispnea)
Lpm Klien menerima 09.15
Adanya suara tambahan ronchi 5) Menjelaskan kembali tujuan
08.50 5) Memberikan posisi senyaman dan prosedur latihan Purse
6) Mengidentifikasi tanda-tanda pasien semi fowler/ fowler Lips Breathing
09.15 vital posisi dengan nyaman Klien menerima penjelasan
TTV 09.20 dengan baik
TD : 110/70 mmHg 08.55 6) Mengajarkan latihan Pursed
N : 87 x/menit Lips Breathing 6) Mengajarkan latihan Pursed
S : 38° C Klien melakukan latihan Pursed Lips Breathing
RR : 26 x/menit (dispnea) Lips Breathing dengan baik Klien melakukan latihan
Pursed Lips Breathing dengan
7) Memberikan posisi senyaman 09.00 7) Melibatkan keluarga untuk 09.35 baik
09.30 pasien semi fowler/ fowler latihan Pursed Lips Breathing
Klien menerima posisi dengan Klien menerima tindakan 7) Memberikan terapi
nyaman dengan baik dengan dibantu aromaterapi daun mint
keluarga Klien menerima tindakan
8) Menjelaskan tujuan latihan dan 09.15 dengan baik
09.35 prosedur Pursed Lips Breathing 8) Memberikan terapi aromaterapi 09.40
Klien dan keluarga menerima daun mint 8) Memonitor/ memberikan
penjelasan dengan baik Klien menerima tindakan oksigen melalui pemasangan
dengan baik O2 simpe mask
9) Mengajarkan latihan Pursed Klien menerima tindakan
09.40 Lips Breathing 09.20 9) Memonitor/ memberikan 09.50 dengan baik
Klien melakukan latihan Pursed oksigen melalui pemasangan
Lips Breathing dengan baik O2 simpe mask
Klien menerima tindakan
10) Melibatkan keluarga untuk dengan baik
09.50 latihan Pursed Lips Breathing 09.30
Klien menerima tindakan
dengan baik dengan dibantu
keluarga
Klien 2
Pola Napas 13.00 1) Memberi salam pada keluarga 11.00 1) Menanyakan bagaimana 13.30 1) Menanyakan bagaimana
Tidak Efektif klien keadaan klien keadaan klien
berhubungan Keluarga klien menjawab salam Klien menjawab keadaanya Klien menjawab keadaanya
dengan dengan baik sedang lemas sudah lebih baik
hambatan upaya
napas 13.05 2) Memembina hubungan saling 11.10 2) Mengidentifikasi adanya nyeri/ 13.40 2) Mengidentifikasi pola nafas,
percaya dengan klien dan keluhan fisik lainnya dan bunyi nafas tambahan
keluarga klien Klien menjawab tidak terdapat Terpasang O2 simple mask 6
Keluarga klien merespon keluhan lainnya hanya sesak Lpm
dengan baik nafas dan batuk Adanya suara tambahan rales
(-), ronchi (+)
13.15 3) Menanyakan bagaimana 11.15 3) Mengidentifikasi pola nafas,
keadaan klien dan bunyi nafas tambahan 13.50 3) Mengidentifikasi tanda-tanda
Klien menjawab keadaanya Terpasang O2 simple mask 6 vital
sedang lemas Lpm TTV
Adanya suara tambahan rales (- TD : 120/70 mmHg
13.20 4) Mengidentifikasi adanya nyeri/ ), ronchi (+) N : 92 x/menit
keluhan fisik lainnya S : 36,5° C
Klien menjawab tidak terdapat 11.25 4) Mengidentifikasi tanda-tanda RR : 24 x/menit (dispnea)
keluhan lainnya hanya sesak vital
nafas dan batuk TTV 14.00 4) Memberikan posisi senyaman
TD : 110/70 mmHg pasien semi fowler/ fowler
13.25 5) Mengidentifikasi pola nafas, N : 90 x/menit Klien menerima posisi dengan
dan bunyi nafas tambahan S : 37° C nyaman
Terpasang O2 simple mask 6 RR : 26 x/menit (dispnea)
Lpm 14.05 5) Memberikan terapi
Adanya suara tambahan rales (- 11.35 5) Memberikan posisi senyaman aromaterapi daun mint
), Ronchi (+) pasien semi fowler/ fowler Klien menerima tindakan
posisi dengan nyaman dengan baik
13.35 6) Mengidentifikasi tanda-tanda
vital 11.40 6) Memberikan terapi aromaterapi 14.10 6) Memonitor/ memberikan
TTV daun mint oksigen melalui pemasangan
TD : 110/60 mmHg Klien menerima tindakan O2 simpe mask
N : 94 x/menit dengan baik Klien menerima tindakan
S : 38,2° C dengan baik
RR : 24 x/menit (dispnea) 11.45 7) Memonitor/ memberikan
oksigen melalui pemasangan
13.45 7) Memberikan posisi senyaman O2 simpe mask
pasien semi fowler/ fowler Klien menerima tindakan
Klien menerima posisi dengan dengan baik
nyaman
Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan Klien Tubercolosis Paru di Ruang Gatotkaca RSUD Jombang, tanggal 26-28 Juli 2022.
4.2.1 Pengkajian
usia anak sampai dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara
laki laki dan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada
klien masuk dalam kategori seseorang yang lebih sering terkena TB paru.
1) Keluhan Utama
Secara teori Secara teori keluhan utama yang dikeluhkan oleh klien
demam, mual dan muntah, keringat malam, sianosis dsb (Sara, 2020).
Menurut (Asril,2015) Dalam Rohman (2019) keluhan utama Tb Paru
teori yang ada dikarenakan keluhan utama kedua klien saat datang ke
mengatakan sesak nafas sejak seminggu yang lalu disertai dengan demam
diagnosa penyakit TB paru antara lain sesak nafas, batuk, demam, mual
teori yang ada dikarenakan keluhan kedua klien yaitu sesak nafas,
demam, batuk,mual .
3) Riwayat Penyakit Keluarga
hipertensi.
Secara teori pada klien yang menderita TB paru. ada keluarga yang
teori yang ada karena saat dilakukan pengkajian salah satu klien
2020).
oksigenasi.
diagnosa yaitu pola nafas tidak efektif dengan alasan mengacu pada data
data subjektif klien mengatakan sesak nafas,dan demam 3 hari yan lalu.
Data objektifnya akral hangat,mukosa bibir kering,kulit kemerahan, suhu
adekuat(SDKI,2017).
dari data yang ditemukan terdapat kesamaan antara fakta dan teori dan
tidak efektif.
Rencana tindakan ini penulis sesuaikan dengan teori yang ada pada buku
Secara teori terapi inhalasi aroma terapi daun mint adalah pemberian
Hutabarat, 2019 salah satu cara yang dapat mengurangi sesak napas yaitu
fowler dengan latihan pursed (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017).
nafas tidak efektif yang telah disusun pada klien 1 dan 2 sudah sesuai
penulisan kriteria hasil pada klien 1 dan 2 sudah sesuai dengan SLKI
ruangan yang sama yaitu dilakukan pada tanggal 26 s/d 28 Juli 2022 di
daun mint dengan cara uap dihirup melalui hidung kurang lebih 15 menit.
yang sama yaitu dilakukan pada tanggal 26 s/d 28 Juli 2022 di Gatutkaca.
mint dengan cara uap dihirup melalui hidung kurang lebih 15 menit.
lpm.
terapi inhalasi daun mint adalah terapi yang dilakukan pada pasien Tb
Paru terapi inhalasi sederhana atau aroma terapi daun mint dapat
aroma menthol yang terdapat pada daun mint memiliki anti inflamasi
1) Klien 1
masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian ditandai dengan data
Palpasi : tidak ada benjolan, dan nyeri tekan pada bagian hidung.
2) Klien 2
masalah Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian ditandai dengan data
5.1 Kesimpulan
tentang perbandingan antara teori dengan kasus pada Tn. “S” dan Tn. “M”
1) Pengkajian
Pengkajian telah dilakukan pada Tanggal 26-28 juli pada Tn.S dan
2) Diagnosa
Diagnosa yang ditemukan pada klien 1 dan 2 adalah pola nafas tidak
efektif
Implementasi
5) Evalusi
mint dan teknik pursed libreathing pada klien 1 dan 2 selama 3 hari
yaitu Masalah yang teratasi sebagian yaitu adanya sesak nafas sudah
97
mulai berkurang, tidak ada suara tambahan wheezing, dan suara nafas
tambahan ronkhi.
5.2 Saran
3) Bagi penulis
mana terapi aroma daun mint dan teknik pursed libreathing dalam
mengatasi masalah keperawatan pola nafas tidak efektif pada klien yang
mengalami TB Paru.
4) Bagi rumah sakit
100
Ramadhan, M.Z., 2012. Perancangan Sistem Instrumentasi Untuk Identifikasi
Dan Analisis Suara Paru-Paru Menggunakan DSP TMS320C6416T,
FISIKA, Universitas Indonesia, Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2015) 'Tuberkulosis', p. 8.
Rofi, M. et al. (2018) 'Diagnosa Keperawatan yang Sering Ditegakkan
Perawat pada Pasien Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit', 1(2), pp. 1-8.
Rohman, 2019. Penerapan Terapi Batuk Efektif Dalam Asuhan Keperawatan Tn.I
Dengan Tb Paru Di Ruangan Rawat Inap Paru Rsud. Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun 2019. Stikes Perintis Padang
Santoso, 2020. Studi Literatur: Pemberian Posisi Semi Fowler Pada Pasien Tb
Paru Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pola Nafas. Health
Sciences Journal. Vol 4 (No 2)(2020): 38-46
Sara, Yuni, 2020. Penerapan Posisi Semi Fowler Dalam Memberikan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Tb Paru Di Ruangan Rawat Inap Paru Rsud Dr
AchmadMochtar Bukitinggi Tahun 2020. Stikes Perintis Padang
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia.Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia.Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta: PPNI.
Tim pokja SIKI DPP PPNI.(2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Jakarta : DPP PPNI
Wherdhani. 2007. Patogenesis Tuberkulosis. Jakarta : Gramedia.
Widiastari, N. L. S. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Lansia
Hipertensi Dengan Ansietas Di UPT Kesmas Sukmawati I Gianyar.
Diploma Thesis. Poltekes Denpasar. Di akses pada 21 Januari 2022 Jam
15.35. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1198/
Wijaya, S, Andra & Yessie M,. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1.
Edisi 1.
Yokyakarta: Medical Book.
Yuliana, Shinta Erry, 2017. Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler 30º dan 45ºt
Ketidakefektifan Pola Nafas Pada Pasien Tb Paru Di Ruang Anggrek RS
Paru Dungus.. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun