OLEH:
DANDUNG SETIADI
(2017.C.09a.0880)
Pembimbing Akademik
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Asuhan
Keperawatan di Ruang ICU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan IV (PPK IV) pada Program Studi S-1
Keperawatan. Selain itu, Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah
wawasan bagi pembaca maupun kami sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang
akan datang materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Asuhan
Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Nia Pristina, S.Kep,Ners Selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian
Asuhan Keperawatan ini.
4. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis
menyelesaikan LaporanAsuhan Keperawatan ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk perbaikan
dimasa yang akan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan sekian dan terima
kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi
1.1.2 Anatomi Fisiologi
1.1.3 Etiologi
1.1.4 Klasifikasi
1.1.5 Patofisiologi
1.1.6 Manifestasi Klinis
1.1.7 Komplikasi
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1.1.9 Penatalaksanaan Medis
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian Keperawatan
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1.2.3 Intervensi Keperawatan
1.2.4 Implementasi Keperawatan
1.2.5 Evaluasi Keperawatan
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian Keperawatan
2.2 Diagnosa Keperawatan
2.3 Intervensi Keperawatan
2.4 Implementasi Keperawatan
2.5 Evaluasi Keperawatan
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi
TB Paru
B2: Blood B3: Brain B4: Bladder B5: Bowel B6: Bone
B1: Breathing
Penyubatan Bakteri Perubahan cairan Reaksi infeksi dan Profiferasi sel epitel di
Inhalasi droplet pembuluh darah
Miobacterium intrapleura merusak parenkim sekeliling basil dan
paru membentuk dinding
Aliran darah tidak antara basil dan organ
Terhirup kesaluran
adekuat terinfeksi
pernafasa masuk ke Reaksi sistematis
Bakteri masuk ke Reaksi sistematis
pernafasan atas paru-paru,dan masuk
dan mencapai Iskemik paru ke alveoli Menyebar melalui
kelenjar getah bening,
ke kelenjar regional
menimbulkan reaksi
oksidasi
Mual, muntah , Anoreksia, mual, Proses peradangan
Muncul reaksi Penurunan suplai Resfon imflamasi
anoreksia dan berat badan
radang O2 keotak menurun
Kerusakan jaringan
Produksi mediator
nyeri nyeri Resiko kekurangan Risiko defisit
Terjadi pengeluaran Pergerakan
meningkat cairan dan elektrolit nutrisi
sekret ototmenurun
Difusi 02 menurun
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi skala nyeri 1. Mengetahui skala nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama.... jam pasien
nyeri dada pleuritis diharapkan nyeri berkurang pasien 2. mengetahui respon nyeri non
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi respon nyeri verbal
1. TTV Normal TD ; non verbal 3. agar mengetahui
120 / 80 ,mmhg, N : 3. Identifikasi factor yang Mengidentifikasi factor yang
60-100 kali per memperberat dan memperberat dan
menit,S : 36,5-37,2 ‘ memperingan nyeri memperingan nyeri
C, RR : 18 – 24 4. Membuat pasien nyaman
x/menit 4. Fasilitasi istirahat dan selama perawatan agar cepat
2. Nyeri hilang dan tidak tidur selama perawatan sembuh
muncul lagi 5. Mempercepat proses
penyembuhan
5. Kolaborasi pemberian
obat sesuai advis Dokter
Hipertemia Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji suhu badan pasien 1. Untuk mengetahui suhu badan
berhubungan dengan keperawatan selama .......x pasien kembali normal
proses inflamasi menunjukan suhu normal 2. Kaji suhu lingkungan , 2. Suhu ruangan, jumlah selimut
dengan kriteria : batasi penggunaan pakaian harus dirubah untuk
1. Suhu badan pasien normal tebal mempertahankan suhu
(36,5 – 37,5) mendekati normal
2. Badan pasien tidak teraba 3. Berikan kompres hangat 3. Membantu menurunkan panas
panas pada tubuh pasien
4. Anjurkan pasien untuk 4. Untuk menurunkan suhu tubuh
banyak minum air putih dan mencegah terjadinya
dehidrasi
5. Kolaborasi dalam pemberian 5. Untuk menurunkan suhu tubuh
terapi obat dan menghindari timbulnya
penyakit lain
1.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,
dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam
Haryanto, 2017).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat
yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria
hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
1.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi
suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah
tercapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi
tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah
dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis juga perlu
dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan
pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat
dicapai secara efektif. (Nursalam, 2018).
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 04 Desember 2020 pukul 10.00
WIB di ruang ICU dr.Doris Sylvanus Palangka Raya, dengan teknik anamnesa
(wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku status pasien,
didapatkan hasil sebagai berikut:
2.1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn.A
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Cempaka no.33 Palangka Raya
Tgl MRS : 03 Desember 2020
Diagnosa Medis : Tuberkulosis Paru (TB Paru)
2.1.2 Riwayat Kesehatan /Perawatan
2.1.2.1 Keluhan Utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran.
2.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan Pada tanggal 03 Desember 2020 Tn. A
mengalami penurunan kesadaran, demam dan sakit tenggorokkan serta pasien
memiliki riwayat Tuberkulosis Paru. Kemudian oleh keluarga pasien di bawa ke
IGD Rumah Sakit RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, di IGD pasien diberikan
tindakan pemasangan O2 NRM 10 lpm, pemasangan infus NaCl 0,9% 20 tpm,
serta dilakukan pemeriksaan radiologi. Untuk perawatan lebih lanjut oleh dokter
pasien di pindahkan ke ruang ICU.
Pasien kemudian dirawat di Ruang ICU pada jam 09.00 Wib dan saat di
kaji keadaan umum pasien tampak lemah dan pucat, kesadarannya sopor E:2, V:1,
M:3 total GCS 5,CRT >2 detik, tampak irama pernapasan tidak teratur, terdengar
bunyi suara nafas tambahan yaitu Ronchi dan adanya sekret dengan konsistensi
kental saat dilakukan suction, pasien terpasang ventilator mode SIMV, terpasang
O2 NRM 10 lpm, terpasang OPA (Oropharyngeal Airway), terpasang NGT,
terpasang kateter dan TTV TD: 160/100 mmHg, Suhu : 37,5 0C , Nadi: 160
x/menit, RR: 32 x/menit SPO2 84% .
2.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya (Riwayat Penyakit dan Riwayat
Operasi)
Keluarga pasien mengatakan bahwa Tn.A tidak memiliki riwayat penyakit
Tuberkulosis paru sejak 1 tahun lalu..
2.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien
= Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
= Tinggal Serumah
= Meninggal
Kesan: Pada sediaan LCS didapatkan Nonne (+), Pandy (+), glukosa menurun,
peningkatan protein total, dengan peningkatan PMN (74,1%), menyongkong suatu
infeksi TB. dd/: Infeksi virus dan infeksi jamur.
2.1.5.9 Penatalaksanaan Medis
Tabel 3.3 Pemeriksaa Laboratorium Tanggal 03 Desember 2020
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi
1. Infus NaCl 0,9% 1500cc/ IV Memenuhi kebutuhan cairan
24 jam
Dandung Setiadi
ANALISA DATA
- Terdapat
Pertukaran O2 dan CO2
penggunaan otot
bantu pernapasan terganggu
PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
dibuktikan klien tampak sesak, RR 32x/menit dan klien terpasang ventilator,
tampak adanya sumbatan pada jalan nafas yaitu sekret dengan konsistensi
kental berwarna putih saat dilakukakn suction, terdengar suara nafas tambahan
ronchi, tipe pernafasan dada dan perut.Terdapat retraksi dinding dada, TTV:TD
: 160/100mmHg; N : 160x/menit; R : 32x/menit; S : 37,5oC.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi
perfusi dibuktikan dengan hasil AGD yaitu Alkalosis Respiratorik kompensasi
sempurna.
3. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan gangguan
metabolisme, dibuktikan dengan klien tampak lemah, tampak gelisah,
kesadaran sopor, E=2 ,V=1,M=3 Total GCS = 5, fungsi neurologis terganggu,
fungsi kognitif terganggu, TTV:TD : 160/100mmHg; N : 160x/menit; R :
32x/menit; S : 37,5oC.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, dibuktikan dengan
klien tampak lemah, tampak gelisah, kesadaran sopor, E=2 ,V=1,M=3 Total
GCS = 5, wajah tampak kusam, tubuh tampak kotor, gigi dan gusi tampak
kotor, Uji ekstremitas atas kanan 2 kiri 1, ekstremitas bawah kanan 2 kiri 1,
skala aktivitas 5 tergantung secara total.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien: Tn. A
Ruang Rawat : ICU
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan Hasil
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakuakan asuhan 1. Monitor pola napas 1. Agar mengetahui kepatenan pola
tidak efektif keperawatan selama 2x7 napas
berhubungan dengan jam diharapkan jalan nafas 2. Monitor bunyi napas 2. Agar menghindari terjadinya
adanya penumpukan klien dapat kembali efektif tambahan bunyi nafas tambahan dan
sekret dengan kriteria hasil: komplikasi lainnya
1. Sekret menurun (5) 3. Monitor sputum 3. Agar menghindar terjadinya
2. Pola napas membaik penumpukan sputum di jalan
(5) nafas klien sehingga klien
3. Frekuensi nafas kesulitan untuk bernafas
membaik (5) 4. Posisikan semi-fowler atau 4. Agar meminimalkan terjadinya
4. Suara nafas tambahan fowler penyempitan jalan nafas dan
menurun (5) mengurangi sesak dengan
mengatur posisi
5. Lakukan penghisapan lendir 5. Agar terhindar terjadinya
kurang dari 15 detik kesulitan bernafas karna adanya
lendir seperti sputum
6. Berikan oksigen 6. Agar membantu klien dengan
mengurangi sesak tersebut
7. Kolaborasi pemberian 7. Obat tersebut membantu untuk
bronkodilator, ekspektoran, mengurangi sesak seperti asma,
mukolitik lalu menggurangi lendir karna
sputum.
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakuakan asuhan 1) Monitor pola napas 1) Agar mengetahui kepatenan pola
gas berhubungan dengan keperawatan selama 2x7 napas
ketidakseimbangan jam diharapkan gangguan 2) Monitor adanya sumbatan 2) Agar menghindari terjadinya
ventilasi perfusi pertukaran gas dapat napas sumbatan napas
kembali efektif dengan 3) Monitor sputum 3) Agar menghindar terjadinya
kriteria hasil: penumpukan sputum di jalan
1) Sekret menurun (5) nafas klien sehingga klien
2) Frekuensi nafas kesulitan untuk bernafas
membaik (5) 4) Posisikan semi-fowler atau 4) Agar meminimalkan terjadinya
fowler penyempitan jalan nafas dan
mengurangi sesak dengan
mengatur posisi
5) Monitor AGD 5) Agar AGD dapat terpantau
6) Dokumentasi hasil 6) Agar dapat mengetahui hasil dari
pemantauan pemantauan
3. Penurunan kapasitas Setelah dilakuakan asuhan 1. Identifikasi penyebab 1. Agar mengidentifikasi apa yang
adaptif intrakranial keperawatan selama 2x7 peningkatan TIK (mis. lesi, menjadi penyebab terjadinya
berhubungan dengan jam diharapkan penurun gangguan metabolisme, edema peningkatan TIK
gangguan metabolisme kapasitas adaptif serebral).
intrakrnial dapat optimal 2. Monitor tanda/gejala peningkatan 2. Agar mengetahui tanda dan
dengan kriteria hasil: TIK (mis. tekanan darah gejala terjadinya peningkatan
1.Tingkat kesadaran meningkat, tekanan nadi melebar, TIK
meningkat (5) yaitu GCS bradikardia, pola napas ireguler,
15 dengan kesadaran kesadaran menurun)
Composmenthis 3. Monitor status pernapasan 3. Agar status pernapasan dapat
2.Fungsi Kognitif terpantau dengan baik
meningkat (5) 4. Minimalkan stimulus dengan 4. Agar klien dapat beristirahat
3.Tekanan darah membaik menyediakan lingkungan yang dengan lingkungan yang tenang
(5) yaitu 120/80 mmHg tenang
4.Tekanan intrakranial 5. Berikan posisi semi Fowler 5. Agar klien dapat merasa nyaman
membaik (5) dengan posisi yang dianjurkan
6. Pertahankan suhu tubuh normal 6. Agar dapat mengantisipasi dari
perubahan suhu tubuh diatas
normal
7. Kolaborasi pemberian diuretik 7. Diuretik osmosis sangat
osmosis diperlukan karna digunakan
untuk membuang kelebihan
garam dan air dari dalam tubuh
melalui urine.
4. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi kebutuhan alat bantu 1. Agar dengan adanya kebutuhan
berhubungan dengan keperawatan selama 2x7 kebersihan diri, berpakaian, alat bantu kebersihan klien
kelemahan jam diharapkan perawatan berhias, dan makan dapat melakukan perawatan diri
diri klien dapat meningkat 2. Monitor tingkat kemandirian 2. Agar mengetahui tingkat
dengan kriteria hasil: kemandirian klien
1. Kemampuan melakuka 3. Sediakan lingkungan yang 3. Agar dengan adanya lingkungan
perawatan diri terapeutik (mis. suasana hangat, yang nyaman klien dapat
meningkat (5) rileks, privasi) menjaga kebersihan diri dengan
2. Lingkungan bersih baik
meningkat (5) 4. Jadwalkan rutinitas perawatan 4. Dengan adanya jadwal
diri perawatan diri dapat dilakukan
dengan baik
5. Dampingi dalam melakukan 5. Agar dengan didampingi
perawatan diri sampai mandiri keluarga maupun perawat, klien
dapat melalukan perawatan diri
secara mandiri
6. Fasilitasi kemandirian, bantu jika 6. Agar klien memfasilitasi
tidak mampu melakukan kemandirian dalam perawatan
perawatan diri diri
7. Anjurkan melakukan perawatan 7. Agar klien dapat konsisten
diri secara konsisten sesuai dalam melakukan perawatan diri
kemampuan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien: Tn. A
Ruang Rawat : ICU
Tanda tangan
Hari/Tanggal,
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Jumat, 04 1) Memonitor pola napas S:-
Desember 2020 2) Memonitor bunyi napas tambahan O:
10.30 WIB 3) Memonitor sputum - Klien tampak lemas
Diagnosa 4) Memposisikan semi-fowler atau fowler - Klien masih tampak sesak
keperawatan 1 5) Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik - Suara nafas tambahan ronchi
6) Memberikan oksigen - Sekret belum berkurang
7) Berkolaborasi pemberian bronkodilator, - Klien tampak gelisah
ekspektoran, mukolitik - Klien terpasang OPA (Oro-pharyngeal
Dandung Setiadi
Airway)
- Klien terpasang O2 NRM 10 lpm
- Dilakukan tidakan suction untuk
mengurangi sekret
A : Masalah beum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1-7