PENDAHULUAN
2. Rumah Sakit
Mempermudah akses masyarakatn untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan, dan
memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkunhgan
rumah sakit dan sumber daya manusia dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami Tuberculosis paru dengan masalah pola napas tidak
efektif di RSUD MGR Gabriel Manek SVD Atambua.
3 Institusi Pendidikan
Memberi gambaran tentangkemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
yang di peroleh dalam memeberikan melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien yang mengalami Tuberculosis paru dengan masalah pola napas tidak efektif
di RSUD MGR Gabriel Manek SVD Atambua.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Lanjut usia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia, sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU no 13 tahun
1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai umur 60 tahun. Menurut WHO (World Health Organization) Lansia
adalah seseorang memasuki usia 45 tahun keatas. Klasifikasi Lansia menurut
WHO antara lain: Middle range(usia pertengahan) memiliki rentang usia 45-49
tahun, Elderly (Lanjut usia awal) memiliki rentang usia 60-74 tahun, Old (Lanjut
usia tua) memiliki rentang usia 75-90 tahun, Very Old (usia sangat tua) memiliki
rentang usia diatas 90 tahun.
2.2.2 ETIOLOGI
Penyakit ini desebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri
atau kuman ini berbentuk batang, dengan ukuran Panjang 1-4 um dan tebal 0,3-
0,6 um. Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid, sehingga kuman tahan
terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat lain dari kuman ini
adalah aerob yang menyukai daerah dengan banyak oksigen, dan daerah yang
memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu apikal/apeks paru. Daerah ini menjadi
predileksi pada penyakit Tuberculosis. (Somantri Irman)
Pada dinding sel micobacteria, terdapat lemak yang berhubungan dengan
arabinogalaktandan peptidoglikan dibawahnya. Struktur ini menurunkan
permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektifitas dari
antibiotic.Lipoarabinomannan adalah suatu molekul lain dalam dinding sel
mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen menjadikan M
tuberculosis dapat bertahan hidup dalam makrofag dalam beberapa
tahun.Mycobacterium Tuberculosis adalah aerob obligat dimana merupakan suatu
bakteri yang sangat membutuhkan oksigen dalam hidupnya untuk melakukan
respirasi aerobic (Zulkoni,2010).
2.2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi Tuberkulosis dari sistem lama:
1. Pembagian secara patologis:
a. Tuberkulosis Primer (childhood tuberculosis)
b. Tuberkulosis Post-Primer (adult tuberculosis)
2. Pembagian secara aktifitas radiologis tuberculosis paru (Koch pulmonum)
aktif, non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang menyembuh).
3. Pembagian secara radiologis (luas lesi).
a. Tuberkulosis minimal.
b. Moderately advanced tuberculosis
c. Far advanced tuberculosis
Klasifikasi menurut American Thoracic Society:
1.Kategori 0: tidak pernah terpajan, tidak terinfeksi, Riwayat kontak negative, tes
tubekculin negatif.
2. Kategori 1: terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi.disini Riwayat
kontak positif, tes tuberkulin negative
3. Kategori 2: terinfeksi tuberculosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberkulin positif,
radiologis dan sputum negatif.
4. Kategori 3 : terinfeksi tuberculosis dan sakit.
Klasifikasi di Indonesia dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologis, dan
makrobiologis:
1.Tuberkulosis Paru
2.Bekas Tuberculosis paru
3.Tuberkulosis paru tersangka, yang terbagi dalam:
a. Tuberculosis tersangka yang diobati: sputum BTA, negatif negatif, tetapi
tanda-tanda lain positif.
b. Tuberculosis tersangka yang tidak diobati: sputum BTA negatif, tetapi
tanda-tanda lain positif.
Klasifikasi menurut WHO, TB dibagi menjadi 4 kategori yaitu:
1. Kategori 1, ditujukan terhadap:
a. Kasus batuk dengan sputum positif
b. Kasus baru dengan bentuk TB berat
2. Kategori 2, ditujukan terhadap:
a. Kasus kambuh
b. Kasus gagal dengan sputum BTA positif
3. Kategori 3, ditujukan terhadap:
a. Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang luas
b. Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori 1
4. Kategori 4, ditujukan terhadap : TB kronik
( Sudoyo Aru dkk, 2009: NANDA Nic Noc, 2013)
2.2.4 PATOFISIOLOGI
Seseorang yang dicurigai menghirup basil mycobacterium tuberculosis
akan menjadi terinfeksi. Bakteri menyebar melalui jalan napas ke alveoli, dimana
pada daerah tersebut bakteri bertumpuk dan berkembang biak. Penyebaran basil
ini bisa juga melalui system limfe dan aliran darah kebagian tubuh lain (ginjal,
tulang korteks serebri) dan area lain dari paru-paru ( lobus atas).selanjutnya
system kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi.
Netrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara
limfosit spesifik Tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan
normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang
menyebabkan Bronkopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu
setelah terpapar bakteri.
Interaksi antara M tuberculosis dan system kekebalan tubuh pada masa awal infeksi
membentuk sebuah masa jaringan baru yang disebut Granumola. Granumola terdiri atas
gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding.Granumola
selanjutnya berubah bentuk menjadi masa jaringan tibrosa, dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Setelah infeksi awal, jika respons system imun tidak adekuat maka penyakit akan
menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri
yang sebelumnya tidak aktif Kembali menjadi aktif. paru-paru yang terinfeksi kemudian
meradang, mengakibatkan timbulnya Bronkopneumonia, membentuk tuberkel,dan
seterusnya.
2.2.5 PATHWAY