Anda di halaman 1dari 4

Literatur Review: Penerapan Terapi Blowing Ballon Untuk Menurunkan Sesak Nafas

Pada Pasien Asma

LAPORAN LITERATUR REVIEW


Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
Program Studi D3 Keperawtan

SITI KULSUM HANAPIAH


NIM. E.0105.19.043

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
CIMAHI
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma bronkhial menandakan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan
berbagai macam mediator dan sel inflamasi yang saling keterkaitan sehingga menghasilkan
perubahan fisiologis dan struktur jalan nafas. Inflamasi kronik tersebut berhubungan dengan
hipperrenponsif jalan nafas yang merujuk pada suatu episode berulang dari mengi, kaku pada
dinding dada, sesak, serta batuk (Durham et all., 2017)
Tanda serta gejala pada kondisi asma bronkhial di tandai dengan adanya sesak nafas
dimana penderita sulit berbicara sempurna, sulit beraktivitas, mudah lelah serta dada terasa
sesak, bernafas dengan cara berusaha, leher dan tulang rusuk bergerak ke dalam dengan
bernafas, bernafas tidak nyaman, nafas cepat, batuk di siang dan malam hari, juga mengi.
Warna bibir abu-abu atau biru, jari telunjuk biru atau abu-abu merupakan salah satu penyebab
kekurangan oksigen (Maria et all., 2019)
Menurut World Health Organisation (WHO, 2013) penyakit asma akhir-akhir ini
kejadiannya mengalami peningkatan yang sangat tinggi dengan banyaknya mortalitas dan
morbiditas. WHO setiap tahunya diperkirakan 100-150 juta penduduk didunia mengalami
penambahan jumlah hingga 180.000. Diperkirakan orang yang terkena asma di seluruh dunia
mencapai 235 juta penderita asma serta penyebab kematian paling banyak pada Negara
berkembang dan Negara miskin. Prevalensi asma pada tahun 2013 mengalami peningkatan
sebesar 367 kasus. Pada tahun 2014 pasien asma meningkat sebesar 428 kasus. Setiap
tahunya pasien asma yang meninggal dari seluruh dunia hingga 250.000. Prevalensi pasien
yang mengalami asma pada tahun 2015 sekarang ini meningkat menjadi 500 kasus (WHO,
2017).
Di Indonesia penyakit asma masuk dalam sepuluh besar penyakit penyebab kematian.
Prevalensi asma di Indonesia mencapai 4,5% dengan jumlah penderita terbanyak oleh
perempuan sebanyak 4,6% serta laki-laki sejumlah 4,4% (Kemenkes RI, 2014). Prevalensi
penyakit asma pada penduduk semua usia di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2018
mencapai 4,5% (46.335 orang) dari 93% (1.027.763) sedangkan prevalensi penyakit asma
pada penduduk semua usia di Jawa Barat tahun 2018 ada 73.285 (RISKESDAS, 2018)
Pengobatan asma bertujuan menjadikan keadaan asma dapat dikontrol. Asma yang
dapat dikontrol yaitu keadaan asma yang tanpa gejala, tidak ada gangguan tidur, tidak ada
serangan asma malam hari, tidak ada keterbatasan aktivitas, tidak menggunakan obat-obatan,
keadaan tersebut dapat diperoleh apabila di lakukan pengobatan secara optimal (Mahardika,
2021)
Relaksasi pernafasan mempunyai banyak tekhnik diantaranya dengan menggunakan
tekhnik blowing ballon (tiup balon) tekhnik relaksasi ini dapat membantu otot intracosta
mengevaluasikan otot diafragma dan kosta, sehingga memungkinkan untuk menyerap
oksigen di dalam paru serta mengeluarkan karbondioksida dalam paru, tekhnik meniup balon
sangat efektif untuk membantu ekspansi paru sehingga mampu mensuplai oksigen dan
mampu mengeluarkan karbondioksida yang terjebak dalam paru pasien (Sreedevi, 2016)
Menurut (Rahayu et all., 2021) ada beberapa manfaat tekhnik meniup balon
diantaranya dalam memperbaiki fungsi paru, meniup balon memberikan efek relaksasi pada
saraf neuromuskular, meniup balon terdapat peningkatan tekanan meniup balon dan
penggunaan otot respirasi ketika memasukkan udara ke dalam balon.
Menurut suharno et all, (2020) teknik pernafasan blowing ballon ini berguna untuk
meminimalkan ketergantungan penderita pada obat-obatan atau tindakan medikasi lain, selain
itu teknik pernafasan ini juga dapat memperbaiki fungsi paru dalam mendapatkan oksigen
yang cukup dan mengurangi hiperventilasi paru.
Menurut penelitian Evi Royani (2017) diketahui dari hasil penelitian terbukti bahwa
terapi meniup balon yang dilakukan kepada pasien asma dapat mempengaruhi fungsi paru
dengan asma dimana bahwa p value< 0,05 yang artinya ada pengaruhi terapi aktivitas meniup
balon sebelum dan setelah dilakukan terapi meniup balon terhadap perubahan fungsi paru
dengan asma.
Dari data penelitian tersebut penulis tertarik untuk membuat literatur review yang
berjudul “Terapi Blowing Ballon untuk menurunkan sesak nafas pada pasien asma”
B. Rumusan Masalah
Semakin meningkatnya penyakit asma di Indonesia, banyak sekali terapi non
farmakologi untuk menurunkan sesak nafas salah satunya adalah terapi blowing balon,
selain untuk menurunkan sesak nafas terapi ini juga bisa untuk meningkatkan saturasi
oksigen. Jika dikaitkan dengan teori teknik relaksasi ini dapat membantu otot intracosta
mengevaluasikan otot diafragma dan kosta, sehingga memungkinkan untuk menyerap
oksigen di dalam paru serta mengeluarkan karbondioksida dalam paru.
Dengan dukungan teori, pengamatan dan studi literature yang dilakukan pada pasien
yang menggunakan terapi blowing ballon sebagai terapi untuk menurunkan sesak nafas
pada pasien asma diberbagai tatanan perawtan maka penulis tertarik untuk menggali
pertanyaan penelitian:
1. Bagaimana proses terapi blowing ballon untuk menurunkan sesak nafas pada pasien
asma?
2. Bagaimana prosedur penggunaan alat terapi blowing ballon untuk menurunkan sesak
nafas?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
literature review ini adalah untuk mengetahui terapi blowing ballon untuk
menurunkan sesak nafas pada pasien asma.
2. Tujuan Khusus:
a. Diketahuinya proses menurunkan sesak nafas dengan menggunakan terapi blowing
ballon.
b. Diketahuinya prosedur penggunaan alat terapi blowing ballon untuk menurunkan
sesak nafas.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian dalam literatur review ini yaitu semua jenis penelitian yang
menggunakan terapi blowing ballon untuk menurunkan sesak nafas pada pasien asma.
E.Manfaat Penelitian
Hasil dari literature review ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk pihak-pihak
dibawah ini :
1. Masyarakat
Dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang terapi blowing ballon untuk
menurunkan sesak nafas pada pasien asma sehingga mereka dapat menggunakan terapi
non farmakologi yang mudah dan praktis.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan
Meningkatkan informasi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
3. Bagi penulis
Untuk tambahan ilmu dan pengalaman dalam pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya tindakan perawatan mandiri tentang terapi blowing ballon untuk
menurunkan sesak nafas pada pasien asma.

Anda mungkin juga menyukai