Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA BRONKIAL


DALAM PEMENUHAN OKSIGENASI DI RUANGAN RAJAWALI
RSBT PANGKAL PINANG

Disusun oleh :
DANIEL PRATAMA TAMBUNAN
18.01.0008

PRODI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PANGKAL PINANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terwujud sebagaimana mestinya.
Serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad
SAW yang telah menunjukkan jalan kebenaran.
Karya Tulis Ilimiah ini disusun untuk memenuhi tugas Metodelogi Penelitian dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA BRONKIAL DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANGAN RAJAWALI DI RSBT
PANGKAL PINANG ”. Selama penelitian ini dilakukan dengan berbagai hambatan dan
kesulitan yang penulis hadapi, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan
berbagai pihak maka tugas ini tidak dapat terwujud. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan untuk dosen penghimpun mata kuliah Metodelogi penelitian yaitu:
1. Ibu Erna Julianti S. Kep. Ns. M. Kep. Sp. Kep An.
2. Ibu Silvia Mareti S.kep. Ns. M.kep. Sp. Kep Mat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
2.3 Tanda Dan Gejala
2.4 Patofisiologi
2.5 Komplikasi
2.6 Penatalaksanaan Medis
2.7 Asuhan Keperawatan
2.7.1 Pengkajian
2.7.2 Diagnosa Keperawatan
2.7.3 Intervensi

BAB 3
3.1 Rancangan Studi Kasus
3.2 Subyek Studi Kasus
3.3 Fokus Studi Kasus
3.4 Definisi Operasional
3.5 Lokasi Dan Waktu
3.6 Pengumpulan Data
3.6.1 Tekhnik Pengumpulan Data
3.6.2 Instrumen Pengumpulan
3.7 Penyajian Data
3.8 Etika Studi Kasus
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit asma merupakan salah satu masalah kesehatan diseluruh dunia, baik di
negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Saat ini, penyakit asma juga
sudah tidak asing lagi di masyarakat. Asma dapat di derita oleh semua lapisan masyarakat
dari usia anak-anak sampai usia deawasa. Penyakit asma awalnya merupakan penyakit
genetik yang diturunkan dari orang tua pada anaknya.Namun, akhir- akhir ini genetik
bukan merupkan penyebab utama penyakit asma. Polusi udara dan kurangnya kebersihan
lingkungan di kota-kota besar merupakan faktor dominan dalam peningkatan serangan
asma.
Asma adalah penyakit kronis variabel dari sistem pernapasan yang di tandai dengan
penyempitan saluran pernapasan kecil dan Bronkiolus, meningkat bronkial sekresi atau
lendir pembengkakan mukosa mukosa atau peradangan, sering menanggapi satu atau
lebih memicu.Asma di tandai dengan serangan sesak dada, batuk dan mengi akibat
obstruksi jalan napas (Gibb, 2008).
Hasil penelitian International study on ashma and alergies in Childhood pada tahun
2008 menunjukkan, di indonesia prevaelnsi gejala penyakit asma melonjak dari sebesar
4,2 persen menjadi 5,4 persen di jawa tengah 1,5 persen menjadi 2,5 persen dan di
surakarta menningkat dari 1,5 persen menjadi 2 persen. Selama 20 tahun terakhir,
penyakit ini cenderung meningkat dengan kasus kematian yang diprediksi akan
meningkat sebesar 20 persen hinnga 10 tahun mendatang. WHO memperkirakan di tahun
2015 terdapat 225 ribu penderita meninggal dunia karena asma.
Asma dapat timbul pada segala umur, dimana 30% penderita mempunyai gejala pada
umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak yang menderita asma, gejala pertamanya muncul
sebelum umur 4-5 tahun. Sebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya
mendapatt serangan ringamn sampai sedang, yang relatif mudah di tangani. Sebagian
kecil mengalami asma berat yang berlarut-larut, biasanya lebih banyak yang terus-
menerus dari pada yang musiman.Hal tersebut yang menjadikkanya tidak mampu dan
mengganggu kehadirannya di sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi dari hari ke hari
(Sndaru, 2006).
Asma juga salah satu diantara beberapa penyakit yang tidak di sembuhkan secara
total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan
terbebas dari ancaman dan serangan berikutnya.Terutama apabila pekerjaan dan
lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengn faktor
alergen yang menjadi penyebab serangan. Karena asma merupakan penyakit yang tidak
bisa disembuhkan secara total, biasanya dokter merujuk penderita asma kepada fisioterapi
yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat asma. Fisioterapi
membantu penderita asma untuk dapat tetap aktif dan mendapatakan kebugaran tubuh
yyang optimal.Dari berbagai modalitas fisioterapi untuk mengatasi asma., secara umum
paling banyak digunakan adalah latihan kontrol pernapasan (breathing control), teknik
pembersihan saluran pernapasan (seputum clearance techniques), latihan pola pernapasan
(active breathing techniques).
Berbagai penelitian telah mengemukkan bahwa latihan pernapasan memberikan
perbaikan pada pasien dengan kondisi asma. Fisioterapi mempunyai penangananasma
yang secara umum dengan langkah-langkah sebagai berikut : melakukan pemeriksaan
asma, memaksimallkan fungsi paru, mempertahankan fungsi optimal paru dengan
inhalasi, secara teratur melakukan evaluasi program fisioterapi pada kondisi asma
(Sasanahusada, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien asma bronkhial dalam pmenuhan
kebutuhan oksigenasi diruangan rajawali di RSBT Pangkal Pinang
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Melaksanakan asusahan keperawatan pada pasien asma bronkial dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

1.3.2 tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :


a. Pengertian asma
b. Penyebab asma
c. Tanda dan gejala
d. Pencegahan penyakit asma
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi pasien
Membantu pasien dalam meniingkatkan pengetahuan tentang penyakit asma
bronkhial
b. Bagi rumah sakit
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di rumah sakit
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khusunya dengan
pasien yang mmenderita asma.
c. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan tambahan informasi,pengetahuan dan referensi untuk
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai asma.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian
Asma Bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya wheezing
(mengi) intermiten yang timbul sebagai respon akibat paparan terhadap suatu zat
iritan atau alergan. (Margaret Varnell Clark, 2013)
Asma Bronkial adalah penyakit kronis dengan serangan nafas pendek,
wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang bengkak didalam
bronkus (jalan nafas dalam paru-paru). Hal ini terutama disebabkan oleh alergi atau
infeksi saluran pernafasan. Kedu, asap rokok dapat mengakibatkan asma pada anak.
(Britannica Concise Encyclopedia, 2007)
Asma bronkial adalah gangguan pernafasan ditandai dengan serangan berulang
kesulitan bernafas terutama saat menghembuskan nafas oleh karena peningkatan
ketahananaliran udara melalui pernafasan bronkeolus. (sport science and medicine,
2007).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa asma bronkial adalah
penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus yang bersifat
reversible dan disebabkan oleh berbagai penyebab seperti infeksi, alergi dan lain-lain.

2.2 Etiologi
Menurut The Lung Associattion ada 2 faktr yang menjadi pencetus asma (klinik
citama,2011).
a. Pemicu (trigger) yang mengakibatkan terganggunya aliran pernafasan dan
mengkibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernafasan
(bronkokontriksi) tetapi tidak menyebabkan peradangan seperti:
a) Perubahan cuaca atau suhu udara
b) Alergi (asap rokok, uap dingin dan polusi udara)
c) Inseksi saluran pernafasan
d) Gangguan emosi
e) Kerja fisik atau olahraga berlebihan

b. Penyebab (inducer) yaitu sel mas di sepanjang bronchi meleepaskan bahan


seperti histamin dan leukotrien sebagai respon terhadap benda asing(allergen)
seperi serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu
binatang yangg menyebabkan terjainya :
a) Kontraksi otot polos
b) Peningkatan pembenntukan lendir
c) Perpindahan sel darah putih tertentu ke ronchi yang mengakibatkan
peradangan pada saluran pernafasan dimana hal ini akan memperkecil
diameter dari saluran udara (bronkokontriksi) dan penyempitan ini
menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat
bernafas

2.3 Tanda Dan Gejala


Tanada dan gejala yang muncul pada asma, anatara lain :
a. Sukar bernafas yang timbul intermitten
b. Terdengar “WHEEZING” pada aktu ekspirasi
c. Batuk dengan sputum kental
d. Ekspirasi memanjang dengan hiperinflasi nada
e. Penafasan cuping hidung
f. Sianoosis pada permukaan kuku
2.4 Patofisiologi
Patofisiologi dai asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu,asap rokok, bulu
binatang,hawa dingin terpapar pada penderita. Benda-beda tersebut terpapar setelah
ternyata dikenali oleh sistem di tubuh penderita sehingga di sebut sebagai beda asing
(antigen).Ikatan antigen dan antibody akan merasaang peningkatan pengeluaran
mediator kimiawi sperti histamin, neurotrophil chemotatic show acting, epinefrin,
norepinefrin,dan prostagadin.Pembengkakan yang hampir merata pada semua bagian
pada bronkus akan menyebabkan penyempitan bronkus(bronkokonstriksi) dan sesak
nafas.

Penyempitan bronkus akan menurunkan jumlah oksigen luar yang masuk saat
inspirasi sehingga menurunkan oksigen yang dari darah.Kondisi ini akan berakibtat
pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita pucat dan lemah.Pembengkakan
pada mukosa bronkus juga akan meningkatkan sekres mucus dan meningkatkan
pergerakan silia pada mukosa.Penderita jadi sering batuk dengan produksi mukuc
yang cukup banyak (Harwina Widya Astuti 2010).
2.5 Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat di timbulkan karena penyakit asma menurut (Wahid &
Suprapto,2013) yaitu :
a. Status asmatikus : suatu kedaan darurat medis berupa serangan asma akut
yang bersifat refrator terhadap pengobatan yang lazim dipakai.
b. Atelektasis : ketidakmampuan paru berkembang dan mengepis.
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas thoraks
g. Gagal jantung

2.6 Penatalaksanaan Medis


Adapun penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan untuk pasien asma yaitu :
a. Prinsip umum dalam pengobatan asmma :
1) Menghilangkan obstruksi jalan nafas
2) menghindari faktor yang menimbulkan serangan asma
3) menjelaskan kepada keluarga dan penderita mengenai penyakit asma dan
cara mengobatinya.
b. Pengobatan farmakologi
1) Bronkodilator
2) Kromalin
3) Ketolifen
4) Kortikosteroid

c. Pengobatan nonfarmakologi
1) Memberikan penyukuhan
2) Menghindari faktor pencetus
3) Pemberian cairan
4) Fisioterapi nafas (senam asma)
5) Pemberian oksigen jika perlu
(Wahid & Suprapto,2013)
2.7 Asuhan Keperawatan
2.7.1 Pengkajian
a. Biodata
Asma terjai dapat menyerang segla usia tetapi leih sering dijumpai pada usia
dini.. separuh kasus timbul sebelum 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya
sebelum usia 40 tahun.
Predisposisi laki0laki dan perempuan diusia sebesar 2:1 yang kemudian ssama
pada usia 30 tahun.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
yang timbul pada klien asma adalah dispnea( sampai bisa berhari-hari
atau berbulan-bulan), batuk,dan mengi (pada beberapa kasus lebih
banyak paroksimal).
2) Riwayat ksehatan dahulu
Terdapat data yang menyatakan adanya faktor presdisposisi timbulnya
penyakit ini, diantaranya adalah riwayat alergi dan riwayat saluran
nafas bagian bawah (rhinitis dan urtikaria).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Klien dengan asma bronkial sering kali didapatkan adanya riwat=yat
keturunan, tetapi pada bebrapa klien lainnnya tidak ditemukan adanya
penyakit yang sama anggota keluarganya.

1.7.2 Diagnosa Keperawatan


Menurut Nuratif & Kusuma (2015)
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan sekret
secara lebih
2. Kerusakan pertukan gas b.d gangguan suplai O2
2.7.3 Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasio
. keperawatan Kriteria Hasil nal

1. Bersihan Tujuan : 1. Aukskultasi 1. Beberapa derajat


jalan nafas Mempertahankan bunyi nafas dan spasme bronkus terjadi
tidak efektif jalan nafas paten catat adanya dengan obstruksi jalan
b.d dengan bunyi abnormalitas, nafas dan dapat atau
peningkatan nafas bersih dan bunyi nafas tidak dimanifestasikan
sekret secara jelas. seperti mengi dengan adanya nafas
lebih 2. Kaji atau yang abnormal
Kriteria Hasil : pantau 2. Takipnea biasanya ada
Setelah frekuensi pada beberapa derajat
dilakukan pernafasan, dan dapat ditemukan
intervensi, pasien catat rasio pada penerimaan atau
akan bernafas inspirasi atau selama stres atau
dengan mudah ekspirasi adanya proses inpeksi
tanpa dyspnea 3. Catat adanya akut
derajat 3. Disfungsi pernfasan
dyspnea, distres adalah variabel yang
pernafasan, tergantung pada tahap
penggunaan proses akut yang
otot bantu menimbulkan
pernafasan perawatan di rumah
4. Tempatkan sakit
pasies pada 4. Peninggian kepala
posisi yang tempat tidur
nyaman. memudahkan fungsi
Seperti pernafasan dengan
meninggikan menggunakan gravitasi
kepala tempat 5. Pencetus tipe alergi
tidur pernafasan dapat
5. Pertahankan menimbulakn episode
polusi akut
lingkungan. 6. Merelaksasikan otot
Contoh : debu, halus dan menurunkan
asap dll spasme jalan naas,
6. Berikan obat mengi dan produksi
bronkodilator mukosa
sesuai indikasi
BAB 3

3.1 Rancangan Studi Kasus


Karya tulis ini menggunakan rancangan dengan desain deskriptif.
Deskriptif adalah salah satu jenis penilitian yang untuk menyajikan gambaran lengkap
mengenai seting lengkap sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial.

3.2 Subyek Studi Kasus


Subyek studi kasus ini adalah pasien asma bronkial di ruangan rajawali di RSBT
Pangkal Pinang

3.3 Fokus Studi Kasus


Asuhan keperawatan dengan pasien asma bronkial
3.4 Definisi Operasional
Studi kasus asuhan keperawatan
1. Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses keperawatan
dalam mengkaji harus memerhatikan data dasar pasien
2. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia( status kesehtaan atau resiko perubahan pola) dari
individu dan kelompok.
3. Intervensi keperwatan dalah tindakan yang dirancang untuk
membantu klien beralih dari kesehatan saat ini ke tingkat yang
dinginkan dalam hasil ang diharapkan.

3.5 Lokasi Dan Waktu


Penelitian ini dilakuakan di sub bagian Rekam Medis RSBT Pangkal Pinang. Waktu
penelitian di mulai bulan september 2019 dan dilakukan selama 5 bulan untuk
mengumpulkan data rekam medis yang dimulai dari anngal 1 september -31 januari
2020.

3.6 Pengumpulan Data


2.4.1 Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Pengkajian meliputi.
a. Inspeksi adalah pemeriksaan dengan metode penelitian
pengamatan atau observasi menggunakan panca indra untuk
mendeteksi masalah kesehatan pasien.
b. Palpasi adalah metode pemeriksaan penguji merasakan ukuran,
kekuatan, atau letak sesuatu dari bagian tubuh.
c. Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk
permukaan badan dengan perantara jari tangan. Tujuannya
untuk mengetahui organ-organ dalam tubuh.
d. Aukskultasi adalah mendengarkan suara yang terdapat didalam
tubuh dengan bantuan alat yang disebut stetoskop
2. Observasi
Observasi kegiatan merupakan sesuatu kegiatan untuk melakukan
secara langsung seperti pengukuran, pengamatan dengan
menggunakan indra penglihatan yang berarti tidak pengajukan
pertanyaan. Yang perlu diobservasi, suara nafas, frekuensi nafas,
jumlah produksi sputum, warna sputum, konsentrasinya (kental
atau cair), dan reaksi klien selama dilakukan tindakan.

2.4.2 Instrumen Pengumpulan


2.5 Penyajian Data
2.6 Etika Studi Kasus
1. Informed consent (lembaran persetujuan)
2. Peneliti meminta partisipan untuk menandatangani lembar persetujuan
penelitian setelah menyatakan kebersediannya untuk berpartisipasi dalam
penelitian(hidayat 2009)
3. Anomyty(tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan partisipan,maka dalam lembar pengumpulan data
hanya disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok yang berhubungan
dengan penelitian ini(hidayat,2009)

Anda mungkin juga menyukai