Maka dari itu dapat dijelaskan bahwa “Pemeliharaan sumber daya manusia
memiliki fungsi sebagai nilai tambah kepada SDM sebagai pemeliharaan fisik,
jiwa, dan raganya. Sehingga dapat memacu SDM untuk bekerja tekun, giat,
baik, dan menguntungkan perusahaan.” (Sedarmayanti, 2010).
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja menjadi penting karena berkaitan dengan kinerja pegawai.
Fasilitas keselamatan kerja juga mempengaruhi kemungkinan kecelakaan kerja
yang terjadi.
Menurut Purnama (Widodo, 2015), “Keselamatan kerja secara filosofi diartikan
sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi
keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja”.
Dari beberapa pendapat di atas keselamatan kerja adalah bentuk dimana untuk
menghindarkan kesalahan dan kerusakan kerja yang dilakukan oleh pegawai.
Syarat Keselamatan
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja berisi keselamtan kerja (Sedarmayanti, 2010), sebagai
berikut.
Mencegah dan mengurangi kecelakaan
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian yang berbahaya
Memberi pertolongan pada kecelakaan
Memberi alat perlindungan diri pada karyawan
Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluasnya suhu,
kelembapan, debu,, kotoran, asap, hembusan angin, cuaca, sinar laut atau
radiasi, suara dan getaran
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, keracunan infeksi dan penularan
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
Menyeleggarakan suhu udara yang baik dan cukup
Memelihara kebersihan, kesehatan, ketertiban
Memperoleh keserasian antara proses kerja
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang
Mengamankan dan memperlancar segala jenis bangunan
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan “bongkar muat, perlakuan
dan penyimpangan batang”
Mencegah terkena aliran listrik
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Keselamatan dan kesehatan kerja yang disesuaikan dengan sistem ergonomi
(penyesuaian beban kerja/alat kerja dengan kemampuan dan fisik pekerja),
merupakan salah satu usaha untuk mencetak karyawan yang produktif dengan
peningkatan sumber daya manusia potensial dan andal.
KESEHATAN KERJA
Selain faktor keselamatan, hal penting yang diperhatikan perusahaan kepada
pegawainya ialah faktor kesehatan. Menurut WHO (Widodo, 2015), “Kesehatan
adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
hanya etiadaan penyakit atau kelemahan.
Ada tiga pendekatan berbeda yang digunakan oleh para pemberi kerja dalam
mengatur keselamatn. Program yang berhasil mungkin menggunakan ketiga
pendekatan ini dalam menangani masalah keselamatan.
Kecelakaan Kerja
Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja diuraikan oleh Thompkin
(Widodo, 2015) yang disebut dengan teori Domino (Domino Sequence Theory).
Gambar Diagram Teori Domino
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2010:210), faktor penyebab
terjadinya kecelakaan kerja, baik dari aspek penyakit akibat kerja maupun
kecelakaan kerja, dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut.
Pola K3 pada masa lalu masih bersifat konvensional dan pasif terhadap
teknologi. Jadi teknologi industri diciptakan terlebih dahulu, baru disusul denn
teknologi keselamatan dan kesehatan kerja. Dukungan K3 pada peralatan yang
ada bersifat suplemen sehingga aktivitas K3 cenderung lamban dalam
mengikuti suatu teknologi baru.
Dalam keselamatan dan kesehata kerja gaya baru setiap teknologi herus
merupakan paket utuh (built-in) dengan teknologi yang dipakai dalam semua
sektor.
Biaya dalam paket yang utuh antara teknologi canggih dan tenolgi K3
merupakan perpaduan dalam biaya produksi yang menjamin peningkatan mutu
barnag sebesar 0,5% untuk teknologi yang sederhana dan 1% untuk teknologi
yang mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Chaniago, Harmon. 2013. Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung: CV
Akbar Limas Perkasa.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV
Alfabeta.
Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Mandar
Maju.
Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2 Edisi 10.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rachmawati, Ike Kusdyah. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja – Suatu Tinjauan dari
Aspek Ergonomi atau Kaitan Antara Manusia dengan Lingkungan Kerjanya.
Bandung: CV Mandar Maju.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi,
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama.
Tulus, Moh. Agus, dkk. 1993. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.