BAB 4
4.1 Hasil
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dengan Gangguan Pola Tidur bertempat
setyaningrum, S.Kep.,Ns, ketua tim 1 yang bernama Ns. Efie Darmayanti S.Kep.,
dengan perawat pelaksana Eka diah, Amd.Kep., Ns. Deni Kristianto S.Kep., Ns.
Latifatul Fikriyah S.Kep., Ns. Bagus Raudhon Skep., Dewi Widyawati Amd.Kep,
ketua tim 2 Ns. Rise Triana S.Kep dengan Perawat Pelaksana Aang Dadang,
Amd.kep, Aprilia Eka, Amd.kep., Ns. Badrus Surur S.Kep.,Ns. Erilyani S.Kep.,
ketua tim 3 yang bernama Fentin Siska S.kep.Ns, dengan perawat pelaksana
S.Kep., Deni Hermawan Amd.Kep., Ns. Siti Nur, S.Kep, Ketua tim 4 Titin
alat Suction, 38 tempat tidur, dan Ruangan khusus untuk pemenuhan kebutuhan
serta catatan keperawatan yang dilakukan Pada tanggal 5 Oktober 2019 jam 08.00
–09.00, Adapun identitas Klien Bernama Tn.Remmo, klien seorang laki- laki,
SD. Tn R bekerja sehari-hari sebagai Petani, Klien masuk rumah sakit sejak 04
oktober 2019 Melalui IGD dengan Diagnosa Medis “Penyakit Paru Obstruktif
2019, Selama di rumah sakit penanggung jawab Tn R yaitu Tn.H yang merupakan
4.1.3.1 Pengkajian
1. Alasan Masuk
Melihat data dari Rekam Medis, kurang lebih selama satu bulan, klien
Bondowoso.
52
oktober 2019 jam 10.00 WIB sesak nafas mendadak dan diperiksakan
dapatkan terapi Infus Ringer Laktat 20 tpm dan di rawat inap di ruang
2019 jam 08.00 WIB klien mengatakan masih sesak sehingga tidak
bisa tidur.
Menurut keterangan dari perawat dan klien, sejak 3 tahun yang lalu
Maesan.
4. Riwayat Trauma
klien.
warung dan jika sakitnya tidak kunjung sembuh klien segera periksa
lainnya).
1) Perawatan diri
2) Kebersihan Diri
a) Mandi
Klien mandi dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore dan
c) Makan
Klien makan tiga kali dalam sehari, yaitu pagi, siang dan sore
d) Toileting (BAK,BAB)
Klien BAB satu kali dalam sehari, BAK kurang lebih empat
3) Aktivitas sehari-hari
4) Rekreasi
hari bekerja
5) Olah raga
Selama di rumah sakit klien tidak tidur siang dan pada tidur malam
kurang lebih klien hanya bisa tidur 1 sampai 2 jam karema klien
Klien makan tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Porsi
oleh keluarga.
e. Pola Eliminasi
peneliti.
1) CitraTubuh
2) Identitas Diri
Tn.R Merupakan suami dari Ny. M dan ayah dari 4 orang anak
3) Peran
dan beribadah.
4) Ideal Diri
5) Harga Diri
sakitnya.
h. Pola Koping
keluarganya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
j. Pola Peran-Hubungan
11.00 WIB Sebelum sakit klien selalu mengikuti kegiatan yang ada
k. Pola nilai-Kepercayaan
l. Pemeriksaan Fisik
lemah, Tekanan darah Tn S 73/47 mmhg, Nadi 97x/m, Suhu 37,6 0C,
tidak terdapat lesi, Tidak terdapat nyeri tekan Tidak ada massa,
hidung simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi, Tidak ada
simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
dinding dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada suara
intercosta, RR 27 x/menit
ada nyeri tekan, terpasang infus Nacl 0,9 % 20 tpm. pada kaki
8. Aspek medis
a. Terapi medis :
Melihat dari data Subjektif dan data Objektif yang di temukan pada pasien
Oktober 2019 pukul 09.00 dengan diagnosa keperawatan Gangguan Pola Tidur.
4.1.3.3. Intervensi
4.1.3.4. Implementasi
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
dari observasi langsung dari klien di paviliun Bougenville RSU dr. H. Koesnadi
bondowoso. Di dapatkan data subyektif berupa Keluhan utama pada Tn. R yaitu
Tn. R mengatakan tidak bisa tidur. Data obyektif dari hasil pengkajian berupa
keadaan umum lemah, Dengan hasil pemeriksaan pola tidur klien, pada siang hari
klien tidak bisa tidur dan pada malam hari klien hanya bisa tidur 1-2 jam saja,
klien tampak lelah, konjungtiva anemis, mata sayu, klien sering menguap,
lingkaran pada mata hitam dan tanda-tanda vital tekanan darah 73/47 mmHg,
berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur, Tahap 1 hingga
tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat Non Rapid Eye
Movement (NREM) merupakan tidur yang nyenyak dan dalam.Pada tidur NREM
(Non Rapid Eye Movement) gerakan gelombang otak lebih lambat dibandingkan
pada orang yang sadar atau tidak tidur dan tidur REM (Rapid Eye Movement)
merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Durasi tidur dan
kualitas bervariasi antara orang-orang dari semua kelompok umur. Misalnya, satu
orang sudah merasa cukup beristirahat dengan tidur 4 jam, sedangkan yang lain
antara fakta dan teori ada kesamaan keluhan klien yaitu kesulitan untuk tidur, pola
tidur klien pada siang hari tidak bisa tidur dan pada malam hari klien hanya tidur
66
kurang lebih 1-2 jam. Tidur yang efektif yaitu kebutuhan tidur dapat terpenuhi
karena tubuh manusia butuh tidur agar sel-sel dalam tubuh juga dapat istirahat
sehingga saat bangun tubuh menjadi lebih segar dan bugar, tidur yang efektif itu
Berdasarkan data subyektif berupa Keluhan utama pada Tn. R yaitu Tn. R
mengatakan tidak bisa tidur. Data obyektif dari hasil pengkajian berupa keadaan
umum lemah, Dengan hasil pemeriksaan pola tidur klien, pada siang hari klien
tidak bisa tidur dan pada malam hari klien hanya bisa tidur 1-2 jam saja, klien
tampak lelah, konjungtiva anemis, mata sayu, klien sering menguap, lingkaran
pada mata hitam dan tanda-tanda vital tekanan darah 73/47 mmHg, Nadi 97
Interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal. Gangguan tidur
gangguan pernafasan terkait tidur. Gangguan pernafasan yang dapat terjadi selama
tidur mencakup apnea, hipopnea dan desaturasi oksigen. Gangguan ini selalu
klien sesak nafas dan batuk. Dalam hal ini klien mengalami tidur yang tidak
efektif.
4.2.3 Intervensi.
Monitor pola tidur dan jumlah jam tidur c) Dorong klien untuk menetapkan
yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman b) Dorong klien untuk mengambil
posisi yang nyaman dengan pakaian longgar dan mata tertutup. 3. Pengaturan
Posisi a) posisikan klien untuk mengurangi dyspnea dengan posisi semi fowler b)
Dengan kriteria hasil Jam tidur 5 (Tidak ada deviasi dari kisaran
normal)Pola tidur 5 (Tidak ada deviasi dari kisaran normal) Kualitas Tidur 5
(Tidak ada deviasi dari kisaran normal) Efisiensi tidur 5 (Tidak ada deviasi dari
kisaran normal) Tidur rutin 5 (Tidak ada deviasi dari kisaran normal) Perasaan
segar setelah tidur 5 (Tidak ada) Tempat tidur yang nyaman 5 (Tidak ada) Suhu
tidur, terapi relaksasi dan pengaturan posisi dilakukan untuk meminimalkan atau
terapi relaksasi itu bertujuan untuk membuat pasien merasa tenang dan nyaman
4.2.4. Implementasi
yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang di alami klien, mengkaji tanda-tanda vital,
monitor pola tidur klien, memberikan O2 nasal kanul, menganjurkan klien untuk
mengerucutkan bibir seperti hendak bersiul atau meniup lilin, dan mengukur
saturasi oksigen.
04.30 WIB yaitu monitor pola tidur klien dan jumlah tidur klien yaitu pada malam
Malam hari klien tidur 2-4 jam dari jam 01.00-03..00 WIB, Siang = 1 jam pada
04.30 WIB yaitu monitor pola tidur klien dan jumlah tidur klien yaitu pada malam
Malam hari klien tidur 2-4 jam dari jam 02.00-04..00 WIB, namun implementasi
Pada usia Dewasa Pertengahan (40-60 Tahun) Normal tidur bagi Usia
dewasa pertengan yaitu: Tidur ± 7 jam/hari. Hal tersebut termasuk dalam Tahap
Pada klien yang mengalami Penyakit Paru Obstruktif kronik, Jika pasien
tidak dapat tidur maka diperlukan untuk terapi relaksasi supaya pasien dapat
69
menenangkan diri dan dapat beristirahat dengan tidur, misalnya terapi yang
4.2.5. Evaluasi
dari keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
Evaluasi pada tanggal 5 Oktober 2019 dengan data subjektif data Obyektif
yaitu Tn R pada saat pengkajian klien Tidak bisa Tidur. Dengan data Obyektif
27 x/menit, Spo2=98%, klien tampak lelah, klien sering menguap, Mata sayu,
Konjungtiva anemis, lingkaran pada mata hitam, pola tidur klien tidak tidur pada
waktu siang hari dan Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04..00 WIB.
pada saat pengkajian masih blm bisa tidur nyenyak. Dengan data Objektif
27 x/menit, Spo2=98%, klien tampak lelah, klien sering menguap, Mata sayu,
Konjungtiva anemis, lingkaran pada mata hitam, pola tidur klien tidak tidur pada
waktu siang hari dan Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04..00 WIB.
Pada saat pengkajian masih belum bisa untuk tidur nyenyak. Dengan data Objektif
27 x/menit, Spo2=98%, klien tampak lelah, klien sering menguap, Mata sayu,
Konjungtiva anemis, lingkaran pada mata hitam, pola tidur klien tidak tidur pada
waktu siang hari dan Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04..00 WIB.
Semua masalah utama yang terjadi pada klien tidak dapat teratasi, karena
klien meninggal disebabkan ada komplikasi penyakit yang muncul pada pasien.