Anda di halaman 1dari 21

50

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan data studi kasus Asuhan Keperawatan pada klien

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dengan Gangguan Pola Tidur bertempat

di RSU dr. H. Koesnadi yang beralamat di Jalan Piere Tendean Nomor 1

Bondowoso, di Ruang rawat inap Bougenville. Ruangan tersebut memiliki 3

Kelas pelayanan yaitu kelas 1, 2, dan 3. Kelas 1 memiliki 5 kamar, Kelas 2

memiliki 13 kamar, Kelas 3 memiliki 23 kamar dan Tn.R Menempati ruangan

kelas 3 dengan nomor kamar 23.

Adapun perawat di Paviliun Bougenvile Terdiri dari kepala ruangan Novi

setyaningrum, S.Kep.,Ns, ketua tim 1 yang bernama Ns. Efie Darmayanti S.Kep.,

dengan perawat pelaksana Eka diah, Amd.Kep., Ns. Deni Kristianto S.Kep., Ns.

Latifatul Fikriyah S.Kep., Ns. Bagus Raudhon Skep., Dewi Widyawati Amd.Kep,

ketua tim 2 Ns. Rise Triana S.Kep dengan Perawat Pelaksana Aang Dadang,

Amd.kep, Aprilia Eka, Amd.kep., Ns. Badrus Surur S.Kep.,Ns. Erilyani S.Kep.,

ketua tim 3 yang bernama Fentin Siska S.kep.Ns, dengan perawat pelaksana

Abdul Rasyid, Amd.Kep., Tamimi Hidayanti, Amd.Kep., Ns. Afandi Promono

S.Kep., Deni Hermawan Amd.Kep., Ns. Siti Nur, S.Kep, Ketua tim 4 Titin

Supiyani, Amd.Kep. yang bernama dengan perawat pelaksana Nanik Suprapil

Amd.Kep., Ns. Rizal Tri W. S.Kep., Ns. Febrian Dwi S.Kep.


51

Paviliun Bougenville Memiliki fasilitas kesehatan berupa 1 alat ECG, 1

alat Suction, 38 tempat tidur, dan Ruangan khusus untuk pemenuhan kebutuhan

dasar manusia seperti: tempat tidur dan kamar mandi.

4.1.2 Identitas Klien

Pengkajian penulis menggunakan metode alloanamnese, Aoutonamnese

serta catatan keperawatan yang dilakukan Pada tanggal 5 Oktober 2019 jam 08.00

–09.00, Adapun identitas Klien Bernama Tn.Remmo, klien seorang laki- laki,

klien berumur 70 Tahun, lahir di Bondowoso Tanggal 04 Agustus 1949, yang

tinggal di Tanah Wulan RT 01 RW 01 Maesan, tingkat pendidikan terakhir klien

SD. Tn R bekerja sehari-hari sebagai Petani, Klien masuk rumah sakit sejak 04

oktober 2019 Melalui IGD dengan Diagnosa Medis “Penyakit Paru Obstruktif

Kronik (PPOK) “ lalu klien di rawat di Paviliun Bougenville sejak 04 oktober

2019, Selama di rumah sakit penanggung jawab Tn R yaitu Tn.H yang merupakan

anak dari Tn.R.

4.1.3 Data Asuhan Keperawatan

4.1.3.1 Pengkajian

1. Alasan Masuk

Melihat data dari Rekam Medis, kurang lebih selama satu bulan, klien

mengalami panas dingin dan sesak. Kemudian keluarga klien membawa

klien untuk periksa di puskesmas Maesan, klien di anjurkan untuk

Rawat Inap Oleh dokter dan dirujuk ke RSU dr. H. Koesnadi

Bondowoso.
52

2. Riwayat Penyakit Sekarang Dan Faktor Presipitasi

Pada saat pengkajian klien mengatakan pada hari jumat tanggal 04

oktober 2019 jam 10.00 WIB sesak nafas mendadak dan diperiksakan

ke puskesmas maesan, langsung di rujuk pada tanggal 4 Oktober 2019

jam 14.00 WIB ke IGD RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan

keluhan sesak pada tanggal 04 oktober 2019 jam 13.00 WIB di

dapatkan terapi Infus Ringer Laktat 20 tpm dan di rawat inap di ruang

bougenville kelas 3 kamar 23. Pada saat pengkajian tanggal 05 oktober

2019 jam 08.00 WIB klien mengatakan masih sesak sehingga tidak

bisa tidur.

3. Riwayat Penyakit Lalu

Menurut keterangan dari perawat dan klien, sejak 3 tahun yang lalu

klien mempunyai asma dan hanya di periksakan di puskesmas

Maesan.

4. Riwayat Trauma

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat Trauma.

5. Riwayat penyakit keluarga

Klien mengatakan bahwa tidak ada dari keluarganya yang memiliki

penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) seperti yang di alami oleh

klien.

6. Susunan keluarga (Genogram)

Tn R tidak mempunyai saudara, dimana Tn R adalah anak tunggal, Tn

R menikah dengan Ny M memiliki 3 anak laki-laki dan 1 anak

perempuan dan Tn R tinggal serumah dengan Ny M.


53

7. Pola Fungsi Kesehatan

a. persepsi terhadap kesehatan

klien mengatakan jika sakit klien hanya membeli obat-obatan

warung dan jika sakitnya tidak kunjung sembuh klien segera periksa

kepelayanan kesehatan terdekat (bidan/pelayanan kesehatan

lainnya).

b. Pola Aktivitas dan Latihan

1) Perawatan diri

Kemampuan diri selama klien di rumah sakit di bantu oleh

keluarga seperti Mandi, Berpakaian/berdandan, Eliminasi,

Mobilitas di tempat tidur, berpindah dan berjalan.

2) Kebersihan Diri

a) Mandi

Klien mandi dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore dan

dilakukan secara mandiri.

b) Berpakaian, Berhias dan Berdandan

Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain

c) Makan

Klien makan tiga kali dalam sehari, yaitu pagi, siang dan sore

dan dilakukan secara mandiri.

d) Toileting (BAK,BAB)

Klien BAB satu kali dalam sehari, BAK kurang lebih empat

kali dalam sehari


54

3) Aktivitas sehari-hari

Aktivitas sehari-hari klien adalah bekerja sebagai Petani

4) Rekreasi

Keluarga klien mengatakan klien jarang rekreasi karena setiap

hari bekerja

5) Olah raga

Keluarga klien mengatakan klien jarang olahraga.

c. Pola Istirahat dan Tidur

Selama di rumah sakit klien tidak tidur siang dan pada tidur malam

kurang lebih klien hanya bisa tidur 1 sampai 2 jam karema klien

kesulitan untuk bernafas.

d. Pola Nutrisi Metabolik

Klien makan tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Porsi

makan klien setengah porsi habis dan Di lakukan secara di bantu

oleh keluarga.

e. Pola Eliminasi

klien BAB 1 kali dalam sehari dan klien menggunakan kateter

dengan produksi urine 500 cc.

f. Pola Kognitif Peseptual

Klien mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh perawat dan

peneliti.

g. Pola Konsep Diri

1) CitraTubuh

Tn. R Menyukai seluruh bagian pada tubuhnya.


55

2) Identitas Diri

Tn.R Merupakan suami dari Ny. M dan ayah dari 4 orang anak

3) Peran

Tn.R merupakan seorang kakek, kegiatan sehari-harinya bertani

dan beribadah.

4) Ideal Diri

Tn.R ingin cepat sembuh dan cepat pulang

5) Harga Diri

Klien mengatakan merasa malu apabila berhadapan dengan

orang lain selain keluarganya, klien merasa tidak berguna karena

sakitnya.

h. Pola Koping

Klien mengatakan apabila ada masalah, klien selalu menceritakan

pada istrinya. Klien juga mampu bermusyawarah dengan

keluarganya.

i. Pola Seksual-Reproduksi

klien tidak mempunyai maasalah pada pola seksual reproduksi

j. Pola Peran-Hubungan

Klien bekerja sebagai petani, berangkat ke sawah mulai jam 07.00-

11.00 WIB Sebelum sakit klien selalu mengikuti kegiatan yang ada

di masyarakat seperti gotong royong di desanya, tetapi semenjak

klien sakit klien tidak pernah mengikuti kegiatan dimasyarakat.

Klien berinteraksi dengan baik dengan masyarakat dan keluarga.


56

k. Pola nilai-Kepercayaan

Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang muslim dan klien

Yakin bahwa penyakitnya adalah cobaan dari Allah SWT. Klien

rutin melakukan ibadah solat 5 waktu.

l. Pemeriksaan Fisik

Pada tanggal 5 Oktober 2019 jam 09.00 WIB peneliti

melakukan Pemeriksaan fisik kepada Tn R. Keadaan umum Tn.R

lemah, Tekanan darah Tn S 73/47 mmhg, Nadi 97x/m, Suhu 37,6 0C,

Pernafasan 27x/m, SPO2 98 %. kemudian peneliti mulai melakukan

pemeriksaan Head to toe yang di mulai dari:

1) Inpeksi dan Palpasi Kepala, kepala Tn R Wajah simetris, warna

rambut sedikit beruban dan kotor, tidak terdapat tumor, dan

tidak terdapat lesi, Tidak terdapat nyeri tekan Tidak ada massa,

Tidak ada pembengkakan.

2) Inspeksi dan Palpasi Mata di dapatkan Konjungtiva anemis,

terdapat lingkaran hitam pada mata, tidak terdapat kantung

mata, bentuk kedua mata simetris, mata sayu, tidak terdapat

nyeri di area mata.

3) Inspeksi dan Palpasi Hidung di temukan hidung Tn.R Bentuk

hidung simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi, Tidak ada

nyeri tekan, terpasang O2 Nasal Kanul 5 Lpm.

4) Inspeksi dan Palpasi Mulut di temukan Mulut Tn R Bentuk

mulut simetris, tidak terdapat lesi, Tidak ada nyeri tekan.

5) Inspeksi dan Palpasi Telinga di temukan telinga Tn R Bentuk


57

telinga simetris, tidak ada lesi, Tidak ada nyeri tekan.

6) Inspeksi dan Palpasi Leher di temukan leher klien Bentuk leher

simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid.

7) Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi pada dada di

temukan pada dada klien Bentuk dada simetris, Gerakan

dinding dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada suara

napas tambahan, suara nafasVesikuler, terdapat retraksi

intercosta, RR 27 x/menit

8) Inspeksi dan Palpasi pada Ekstremitas klien, ditemukan

ekstremitas Tn R simetris, kekuatan otot 5, akral hangat, tidak

ada nyeri tekan, terpasang infus Nacl 0,9 % 20 tpm. pada kaki

Tn R bentuknya simetris, terdapat bekas garukan dikaki

8. Aspek medis

Diagnosa medik klien adalah :Penyakit Paru Obstruktif Kronik

a. Terapi medis :

b. Hasil pemeriksaan laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 4 oktober 2019

Glukosa = 249 mg/dL (70-115 mg/dL)

SGOT = 42 U/I (0-37 U/i)

SGPT = 61 U/I (0-42 U/i)

Kreatinin = 1.70 0.60-1.10 mg/dL

Urea = 126 mg/dL (10-50 mg/dL)


58

c. Hasil pemeriksaan Raiologi

Hasil pemeriksaan Radiologi tanggal 4 Oktober 2019 = Chronic

Bronchitis KP. Lama masih aktif (minimal).

4.1.3.2 .Diagnosa keperawatan

Melihat dari data Subjektif dan data Objektif yang di temukan pada pasien

maka peneliti mengambil Diagnosa Keperawatan Pada Tn R pada tanggal 5

Oktober 2019 pukul 09.00 dengan diagnosa keperawatan Gangguan Pola Tidur.

4.1.3.3. Intervensi

Tabel 4.1 Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


keperawatan
Gangguan Pola Tujuan : Setelah 1. Peningkatan Tidur
Tidur dilakukan tinda a. Jelaskan pentingnya tidur
kan ...x24 jam klien selama tekanan psikososial
menunjukkan gangguan b. Monitor pola tidur dan jumlah
pola tidur teratasi jam tidur
dibuktikan dengan c. Dorong klien untuk
Kriteria Hasil : menetapkan rutinitas tidur
1. Jam tidur 5 (Tidak untuk memfasilitasi
ada deviasi dari perpindahan untuk menuju tidur
kisaran normal)
2. Pola tidur 5 (Tidak 2. Terapi Relaksasi
ada deviasi dari a. Ciptakan lingkungan yang
kisaran normal) tenang dantanpa distraksi
3. Kualitas Tidur 5 dengan lampu yang redup dan
(Tidak ada deviasi suhu lingkungan yang nyaman
dari kisaran normal) b. Dorong klien untuk mengambil
4. Efisiensi tidur 5 posisi yang nyaman dengan
(Tidak ada deviasi pakaian longgar dan mata
dari kisaran normal) tertutup
5. Tidur rutin 5 (Tidak 3. Pengaturan Posisi
ada deviasi dari a. Posisikan klien untuk
kisaran normal) mengurangi dyspnea dengan
6. Perasaan segar posisi semi fowler
setelah tidur 5 (Tidak b. Monitor status oksigenasi
ada) setelah merubah posisi
7. Tempat tidur yang
nyaman 5 (Tidak ada)
8. Suhu ruangan yang
nyaman 5 (Tidak ada)
59

4.1.3.4. Implementasi

Tabel 4.2 Implementasi keperawatan hari ke 1

Hari ke 1, tanggal 5 oktober 2019


Jam Tindakan Jam Evaluasi
09.00 1. Memberikan pengertian kepada keluarga klien tentang 18:00 S: klien mengatakan tidak bisa tidur
lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan O:
lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman Keadaan umum: Lemah
Respon/hasil: Gcs= E=4, V=5, M=6
Kesadaran= composmentis
Keluarga Tn R kooperatif dan klien mampu untuk
TD= 73/47mmHg
istirahat lebih tenang N=97x/menit
09:10 2. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang RR=27x/menit
PPOK yang di alami pasien Spo2=98%
Respon/Hasil: S=37,6 C
Keluarga Tn R kooperatif dan mau mendengarkan 1) klien tampak lelah
ketika diberi penjelasan tenntang PPOK 2) klien sering menguap
09:30 3. Mengakaji tanda tanda vital 3) Konjungtiva anemis
Respon/hasil: 4) mata sayu
TD= 73/47mmHg 5) Lingkaran pada mata hitam
N=97x/menit 6) Pola tidur
RR=27x/menit Siang = tidak tidur pada waktu siang hari
Spo2=98% Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04..00 WIB
S=37,6 C A: Masalah belum teratasi
4. Monitor pola tidur dan jumlah jam tidur klien P: lanjutkan intervensi 1, 3,4,5,6,7, 8 dan 9
09:45
Respon/Hasil:
Siang = tidak tidur pada waktu siang hari
Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04.00 WIB
5. Memberikan O2 Nasal Kanul
10:00
Respon/hasil:
60

Klien di pasang O2 Nasal Kanul


10:10 6. Menanjurkan klien untuk menggunakan pakaian
longgar dan mata tertutup.
Respon/hasil:
Klien menggunakan hem dan klien tidak bisa tidur
dengan tenang
10:20 7. posisikan klien untuk mengurangi dyspnea dengan
posisi semi fowler
Respon/hasil:
Posisi klien semi fowler
10:30 8. Mengukur saturasi oksigen
Respo/hasil:
SPO2 = 98 %
61

Tabel 4.3 Implementasi keperawatan hari ke 2

Hari ke 2, tanggal 6 oktober 2019


Jam Tindakan Jam Evaluasi
04:30 1. Monitor pola tidur dan jumlah jam tidur klien 18:00 S: klien mengatakan Tidak bisa tidur
Respon/Hasil: O:
Siang = 1 jam TTV:
Malam = 2-4 jam Keadaan umum: Lemah
08:00 2. Memberikan pengertian kepada keluarga klien tentang Gcs= E=4, V=5, M=6
lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan Kesadaran= composmentis
lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman TD= 110/60mmHg
Respon/hasil: N=98x/menit
Keluarga Tn R kooperatif dan klien mampu untuk RR=25x/menit
istirahat lebih tenang Spo2=97%
08:10 3. Mengakaji tanda tanda vital Suhu=37º C
Respon/hasil: 1) klien tampak lelah
TD= 110/60mmHg 2) klien sering menguap
N=98x/menit 3) Konjungtiva anemis
RR=25x/menit 4) mata sayu
5) Lingkaran pada mata hitam
Spo2=97%
6) pola tidur
Suhu=37º C Siang = 1 jam pada jam 12.00-13.00 WIB
08:20 4. Memberikan O2 Nasal Kanul Malam = 1-2 jam pada jam 01.00-03.00 WIB
Respon/hasil: A: Masalah belum teratasi
Klien di pasang O2 Nasal Kanul P: lanjutkan intervensi 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
08:30 5. Menanjurkan klien untuk menggunakan pakaian
longgar dan mata tertutup.
Respon/hasil:
Klien menggunakan hem dan klien tidak bisa tidur
dengan tenang
08:45 6. posisikan klien untuk mengurangi dyspnea dengan
62

posisi semi fowler


Respon/hasil:
Posisi klien semi fowler
09:00 7. Mengukur saturasi oksigen
Respo/hasil:
SPO2 = 98 %
63

Tabel 4.4 Implementasi keperawatan hari ke 3

Hari ke , tanggal 7 oktober 2019


Jam Tindakan Jam Evaluasi
05.00 1. Monitor pola tidur dan jumlah jam tidur klien 09:00 S: klien mengatakan tidak bisa tidur
Respon/Hasil: O: Keadaan umum: Lemah
Siang = 1 jam Gcs= E=3, V=4, M=4
Malam = 3-4 jam Kesadaran= composmentis
05:10 2. Memberikan pengertian kepada keluarga klien tentang TD= 72/45mmHg
lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan N=97x/menit
lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman RR=27x/menit
Respon/hasil: Spo2=89%
Keluarga Tn R kooperatif dan klien mampu untuk Suhu=37 C
istirahat lebih tenang 1) klien tampak lelah
05:20 3. Mengakaji tanda tanda vital 2) klien sering menguap
Respon/hasil: 3) Konjungtiva anemis
TD= 72/45mmHg 4) lingkaran pada mata hitam
N=97x/menit 5) mata sayu
RR=27x/menit 6) pola tidur
Spo2=89% Siang = -
Suhu=37 C Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04..00 WIB
05:35 4. Memberikan O2 Nasal Kanul A: Masalah belum teratasi
Respon/hasil: P: hentikan intervensi karena klien meninggal
Klien di pasang O2 Nasal Kanul
05:45 5. Menanjurkan klien untuk menggunakan pakaian
longgar dan mata tertutup.
Respon/hasil:
Klien menggunakan hem dan klien tidak bisa tidur
dengan tenang
05:50 6. posisikan klien untuk mengurangi dyspnea dengan
64

posisi semi fowler


Respon/hasil:
Posisi klien semi fowler
09:00 7. Mengukur saturasi oksigen
Respo/hasil:
SPO2 = 89 %
65

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5 oktober 2019 di dapatkan

dari observasi langsung dari klien di paviliun Bougenville RSU dr. H. Koesnadi

bondowoso. Di dapatkan data subyektif berupa Keluhan utama pada Tn. R yaitu

Tn. R mengatakan tidak bisa tidur. Data obyektif dari hasil pengkajian berupa

keadaan umum lemah, Dengan hasil pemeriksaan pola tidur klien, pada siang hari

klien tidak bisa tidur dan pada malam hari klien hanya bisa tidur 1-2 jam saja,

klien tampak lelah, konjungtiva anemis, mata sayu, klien sering menguap,

lingkaran pada mata hitam dan tanda-tanda vital tekanan darah 73/47 mmHg,

Nadi 97 x/menit, 37,6 C, pernafasan 27 x/menit dan SPO2 98%.

Wartonah (2011) menjelaskan tentang tidur terjadi dalam tahapan yang

berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur, Tahap 1 hingga

tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat Non Rapid Eye

Movement (NREM) merupakan tidur yang nyenyak dan dalam.Pada tidur NREM

(Non Rapid Eye Movement) gerakan gelombang otak lebih lambat dibandingkan

pada orang yang sadar atau tidak tidur dan tidur REM (Rapid Eye Movement)

merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Durasi tidur dan

kualitas bervariasi antara orang-orang dari semua kelompok umur. Misalnya, satu

orang sudah merasa cukup beristirahat dengan tidur 4 jam, sedangkan yang lain

memerlukan waktu 10 jam.

Melihat fenomena dan teori yang di jelaskan pada paragraf sebelumnya

antara fakta dan teori ada kesamaan keluhan klien yaitu kesulitan untuk tidur, pola

tidur klien pada siang hari tidak bisa tidur dan pada malam hari klien hanya tidur
66

kurang lebih 1-2 jam. Tidur yang efektif yaitu kebutuhan tidur dapat terpenuhi

karena tubuh manusia butuh tidur agar sel-sel dalam tubuh juga dapat istirahat

sehingga saat bangun tubuh menjadi lebih segar dan bugar, tidur yang efektif itu

dalam rentang kurang lebih 7 jam.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data subyektif berupa Keluhan utama pada Tn. R yaitu Tn. R

mengatakan tidak bisa tidur. Data obyektif dari hasil pengkajian berupa keadaan

umum lemah, Dengan hasil pemeriksaan pola tidur klien, pada siang hari klien

tidak bisa tidur dan pada malam hari klien hanya bisa tidur 1-2 jam saja, klien

tampak lelah, konjungtiva anemis, mata sayu, klien sering menguap, lingkaran

pada mata hitam dan tanda-tanda vital tekanan darah 73/47 mmHg, Nadi 97

x/menit, 37,6 C, pernafasan 27 x/menit dan SPO2 98%..

heardman dan Kamitsuru, 2018 menjelaskan Gangguan Pola Tidur adalah

Interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal. Gangguan tidur

yang terkait dengan pernafasan ditandai dengan penghentian tidur yang

menyebabkan rasa mengantuk berlebihan atau insomnia yang disebabkan

gangguan pernafasan terkait tidur. Gangguan pernafasan yang dapat terjadi selama

tidur mencakup apnea, hipopnea dan desaturasi oksigen. Gangguan ini selalu

menyebabkan hipersomnia. Kesulitan dalam mempertahankan tidur dapat

menimbulkan klien tidak merasa cukup untuk beristirahat

Melihat fenomena dan teori di atas dapat disimpulkan bahwa Tn. R

mengalami kompensasi tubuh dengan peningkatan repiratory rate menyebabkan


67

klien sesak nafas dan batuk. Dalam hal ini klien mengalami tidur yang tidak

efektif.

4.2.3 Intervensi.

Intervensi keperawatan pada masalah gangguan pola tidur yaitu 1.

Peningkatan Tidur a) Jelaskan pentingnya tidur selama tekanan psikososial b)

Monitor pola tidur dan jumlah jam tidur c) Dorong klien untuk menetapkan

rutinitas tidur untuk memfasilitasi perpindahan untuk menuju tidur. 2. Terapi

Relaksasi a) Ciptakan lingkungan yang tenang dantanpa distraksi dengan lampu

yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman b) Dorong klien untuk mengambil

posisi yang nyaman dengan pakaian longgar dan mata tertutup. 3. Pengaturan

Posisi a) posisikan klien untuk mengurangi dyspnea dengan posisi semi fowler b)

monitor status oksigenasi setelah merubah posisi.

Dengan kriteria hasil Jam tidur 5 (Tidak ada deviasi dari kisaran

normal)Pola tidur 5 (Tidak ada deviasi dari kisaran normal) Kualitas Tidur 5

(Tidak ada deviasi dari kisaran normal) Efisiensi tidur 5 (Tidak ada deviasi dari

kisaran normal) Tidur rutin 5 (Tidak ada deviasi dari kisaran normal) Perasaan

segar setelah tidur 5 (Tidak ada) Tempat tidur yang nyaman 5 (Tidak ada) Suhu

ruangan yang nyaman 5 (Tidak ada).

Dari intervensi yang dilakukan kepada klien yaitu meliputi: peningkatan

tidur, terapi relaksasi dan pengaturan posisi dilakukan untuk meminimalkan atau

menghilangkan gangguan tidur yang di rasakan oleh pasien, untuk intervensi

terapi relaksasi itu bertujuan untuk membuat pasien merasa tenang dan nyaman

dengan keadaan yang dirasakan.


68

4.2.4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 5 Oktober 2018 jam

09.00 WIB memberikan pengertian kepada keluarga klien tentang lingkungan

yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan

yang nyaman, memeberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang Penyakit

Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang di alami klien, mengkaji tanda-tanda vital,

monitor pola tidur klien, memberikan O2 nasal kanul, menganjurkan klien untuk

menggunakan pakaian longgar dan mata tertutup, posisiskan klien untuk

mengurangi dyspnea dengan posisi semi fowler, mengajarkan klien untuk

mengerucutkan bibir seperti hendak bersiul atau meniup lilin, dan mengukur

saturasi oksigen.

Implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 6 Oktober 2019 jam

04.30 WIB yaitu monitor pola tidur klien dan jumlah tidur klien yaitu pada malam

Malam hari klien tidur 2-4 jam dari jam 01.00-03..00 WIB, Siang = 1 jam pada

jam 12.00-13.00 WIB.

Implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 7 Oktober 2019 jam

04.30 WIB yaitu monitor pola tidur klien dan jumlah tidur klien yaitu pada malam

Malam hari klien tidur 2-4 jam dari jam 02.00-04..00 WIB, namun implementasi

tidak bisa di lanjutkan karena klien meninggal.

Pada usia Dewasa Pertengahan (40-60 Tahun) Normal tidur bagi Usia

dewasa pertengan yaitu: Tidur ± 7 jam/hari. Hal tersebut termasuk dalam Tahap

REM (Rapid Eye Movement) 20%.

Pada klien yang mengalami Penyakit Paru Obstruktif kronik, Jika pasien

tidak dapat tidur maka diperlukan untuk terapi relaksasi supaya pasien dapat
69

menenangkan diri dan dapat beristirahat dengan tidur, misalnya terapi yang

diberikan yaitu terapi aroma lavender.

4.2.5. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian dengan cara membandingkan perubahan

dari keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan(Rohmah,2014).

Evaluasi dilakukan selama 3 hari, yaitu tanggal 5 Oktober 2019 sampai 7

Oktober 2019 dengan metode SOAP.

Evaluasi pada tanggal 5 Oktober 2019 dengan data subjektif data Obyektif

yaitu Tn R pada saat pengkajian klien Tidak bisa Tidur. Dengan data Obyektif

Keadaan umum klien Lemah, Tekanan Darah 73/47mmHg, Nadi 97x/menit, RR

27 x/menit, Spo2=98%, klien tampak lelah, klien sering menguap, Mata sayu,

Konjungtiva anemis, lingkaran pada mata hitam, pola tidur klien tidak tidur pada

waktu siang hari dan Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04..00 WIB.

Evaluasi pada tanggal 6 Oktober 2109 dengan data subjektif yaitu Tn R

pada saat pengkajian masih blm bisa tidur nyenyak. Dengan data Objektif

Keadaan umum klien Lemah, Tekanan Darah 73/47mmHg, Nadi 97x/menit, RR

27 x/menit, Spo2=98%, klien tampak lelah, klien sering menguap, Mata sayu,

Konjungtiva anemis, lingkaran pada mata hitam, pola tidur klien tidak tidur pada

waktu siang hari dan Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04..00 WIB.

Evaluasi pada tanggal 7 Oktober 2019 dengan data subjektif yaitu Tn R

Pada saat pengkajian masih belum bisa untuk tidur nyenyak. Dengan data Objektif

Keadaan umum klien Lemah, Tekanan Darah 73/47mmHg, Nadi 97x/menit, RR


70

27 x/menit, Spo2=98%, klien tampak lelah, klien sering menguap, Mata sayu,

Konjungtiva anemis, lingkaran pada mata hitam, pola tidur klien tidak tidur pada

waktu siang hari dan Malam = 1-2 jam pada jam 02.00-04..00 WIB.

Semua masalah utama yang terjadi pada klien tidak dapat teratasi, karena

klien meninggal disebabkan ada komplikasi penyakit yang muncul pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai