1. Pengkajian
a. Identitas
2019 pukul 07.00 WIB di Ruang Nusa Indah RSUD Dr. Soeselo
dan bekerja sebagai pegawai pabrik teh. Ny. S masuk rumah sakit pada
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
terkena haid. Pada saat haid, pasien mengatakan keluar darah yang
17.00 WIB pasien dirawat di Ruang Nusa Indah. Saat dikaji pasien
b) Riwayat menstruasi
teratur.
c) Riwayat KB
apapun.
c. Pola Fungsional
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
3) Pola eliminasi
a) BAB
dirawat di RS.
b) BAK
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mampu melakukan
jam 5 sore.
b) Selama sakit
a) Sebelum sakit
sebelum tidur.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan selama sakit tidur ± 5 7 Jam dan tidak
melahirkan.
berusia 52 tahun.
kesehatan.
istri lagi karena kondisi pasien. Pasien sudah menikah 2 kali dan
dan anak-anaknya.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) Kesadaran : composmentis.
RR = 21 x/menit
HR = 88 x/menit
Suhu = 37°C
b) Mata
c) Hidung
d) Telinga
e) Mulut
pembesaran tonsil.
(1) Jantung
dan benjolan. Saat dipalpasi, tidak ada nyeri tekan dan ictus
bunyi jantung lup dup (S1 & S2), tidak ada bunyi tambahan
sama, tidak ada luka dan benjolan, serta tidak ada luka
dan vocal fremitus sama serta tidak ada nyeri tekan. Bunyi
i) Abdomen
Saat diinspeksi tidak ada luka bekas operasi dan tidak ada
nyeri tekan pada kuadran bawah perut sebelah kiri dan teraba
j) Genetalia
l) Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak ada luka, turgor kulit baik.
m) Ekstremitas
20 tpm, kekuatan otot tangan baik (5¿5), akral hangat, tidak ada
ada edema.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
SATUA
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
N
HEMATOLOGI
Paket Darah Rutin
Leukosit H 12.2 10^3 / uL 3.6 – 11.0
Eritrosit 4.3 10^6 / uL 3.80 – 5.20
Hemoglobin L 10.0 9 / dL 11.7 – 15.5
Hematokrit L 32 35 – 47
Trombosit 394 10^3 / uL 150 – 400
APTT TEST 31.5 Detik 25.5 – 42.1
PT TEST L 9.2 Detik 9.3 – 11.4
Sumber : Rekam medis RSUD Dr. Soeselo Slawi
f. Terapi
DO :
- Pasien tampak lemas dan
pucat, Konjungtiva
anemis.
- Turgor kulit terlihat baik.
- Mukosa bibir kering.
- TD = 110/70 mmhg
Suhu = 37°C
HR = 88× /menit
RR = 21× /menit
HB = 7,5 g/dl
BB = 73 kg
2. Diagnosa Keperawatan
data pada tanggal 12 Februari 2019 jam 08.00 WIB yang muncul yaitu
intake dan output dalam 24 jam, turgor kulit baik, kelembaban membran
mukosa.
dua sub. Sub pertama intervensi manajemen cairan meliputi monitor intake
dan output cairan pasien selama 24 jam; monitor status hidrasi (misalnya
kembali nama pasien, tipe darah, tipe Rh, jumlah unit dan golongan darah
cairan/obat.
kecocokan produk darah dengan nama pasien, tipe darah, tipe Rh,
jumlah unit dan golongan darah dengan data objektifnya produk darah
cocok dengan identitas dan golongan darah pasien. Pada pukul 14.05
darah PRC masuk kolf pertama 20 tpm. Pada pukul 14.10 WIB penulis
tidak merasa gatal/panas pada tubuhnya, data objektif tidak ada tanda-
tanda alergi pada pasien. Pada pukul 15.00 WIB penulis menghitung
± 180 cc, makan dan minum ± 1.500 cc, data objektifnya intake : infus
1.000 cc, PRC kolf pertama 250 cc, makan & minum 1.500 cc, obat
injeksi 19 cc, air metabolisme 365 cc, output : urine (24 jam) 1.500 cc,
pendarahan 180 cc, IWL 1.095 cc, hasil balance cairan 3.134 cc –
tipe Rh, jumlah unit dan golongan darah dengan benar sebelum
x/menit, akral hangat, turgor kulit baik. Pada pukul 07.15 WIB penulis
mengatakan hari ini minum air putih ± 6 gelas, data objektifnya pasien
kecocokan produk darah dengan nama pasien, tipe darah, tipe Rh,
jumlah unit dan golongan darah dengan data objektifnya produk darah
cocok dengan identitas dan golongan darah pasien. Pada pukul 08.05
darah PRC masuk kolf kedua 20 tpm. Pada pukul 08.10 WIB penulis
pada tubuhnya, data objektif tidak ada tanda-tanda alergi pada pasien.
Pada pukul 14.00 WIB penulis menghitung intake dan output cairan
dari hari kemaren, sudah ganti pembalut 5 kali (dalam sehari) dengan
volume ± 150 cc, makan dan minum ± 1.800 cc, data objektifnya
intake : infus 1.000 cc, PRC kolf kedua 250 cc, makan & minum 1.800
cc, obat injeksi 14 cc, air metabolisme 365 cc, output : urine (24 jam)
1.900 cc, pendarahan 150 cc, IWL 1.095 cc, hasil balance cairan 3.429
= 10,0 g/dl; balance cairan +284 cc. Hasil dari assesmentnya masalah
Februari 2019 jam 00.00 WIB pasien puasa dan akan dilakukan curret
diagnostik.
B. Pembahasan
serta evaluasi.
1. Pengkajian
asuhan dan pola fungsional yang sesuai dengan teori yang ada.
anemis, serta pada bagian kuadran bawah perut sebelah kiri teraba keras.
Hal ini sesuai dengan penjelasan oleh Manuaba (2009) yaitu pada pasien
dengan menometroragia biasanya mengeluhkan adanya perdarahan lebih
dari 7 hari pada masa menstruasi ataupun di luar siklus menstruasi, jumlah
karakteristik yang ada, pada saat pengkajian pada Ny. S ditemukan pasien
Sehingga pada tahap ini ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
2. Diagnosa Keperawatan
mendukung untuk menegakkan diagnosa sesuai yang ada pada teori yaitu
International, 2018-2020).
balance cairan lebih dari nol yaitu +349 cc. Pada kasus ini tidak ditemukan
3. Intervensi Keperawatan
intake dan output cairan dalam 24 jam, turgor kulit baik, kelembaban
sesuai dengan teori yang terdiri dalam dua sub. Sub pertama intervensi
manajemen cairan meliputi monitor intake dan output cairan pasien selama
(informed consent) pasien; cek kembali nama pasien, tipe darah, tipe Rh,
jumlah unit dan golongan darah dengan benar sebelum diberikan; monitor
4. Implementasi Keperawatan
volume darah dan tekanan darah ikut turun serta membuat pasokan
oksigen ke darah turun, tanpa oksigen yang cukup otot dan fungsi saraf
mulut kering adalah kondisi di mana membran mulut terasa sangat kering,
liur pada mulut (Mafazah, 2013). Pada saat dikaji didapatkan hasil sesuai
dengan teori karena pasien tampak lemah, turgor kulit baik, membran
kebutuhan tubuh. Oleh karena itu, air harus diperoleh dari luar tubuh
yang hilang. Pada saat dikaji tindakan tersebut sesuai dengan teori, karena
Tanda-tanda vital terdiri dari tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan.
meningkatnya suhu tubuh dan frekuensi nadi (Smeltzer & Bare, 2012).
Pada pasien dengan kasus ini tidak sesuai dengan teori, karena saat diukur
tanda-tanda vital pasien dalam batasan normal dengan hasil TD = 110/70
sifat prosedur yang akan dilakukan, pilihan dan resiko yang berkaitan
dengan tiap pilihan. Surat ijin yang ditandatangani melindungi pasien dari
darah dengan nama pasien, tipe darah, tipe Rh, jumlah unit dan golongan
produk darah. Tindakan ini sesuai dengan teori karena produk darah yang
PRC dua kolf @250 cc golongan darah O melalui IV. Transfusi darah
sel darah atau produk darah yang hilang akibat perdarahan. Tujuan utama
kemerahan, rasa gatal/panas, nyeri pada daerah infus set, dan lain-lain
awal setiap unit transfusi darah (Setyati, 2010). Pada hasil pengkajian
tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan teori, karena saat ditransfusi
dalam jumlah yang cukup besar, maka akan terjadi kelainan yang cukup
peran penting didalam tubuh. Balance cairan terdiri dari intake dan output.
Intake terdiri dari infus, minum & makan, cairan injeksi, dan air
sesuai dengan teori karena penulis menghitung balance cairan pada Ny. S.
Hasil balance cairan Ny. S pada tanggal 12 Februari 2019 adalah +349 cc,
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi pada hari pertama tanggal 12 Februari 2019 jam 18.30 WIB
masih pusing dan badannya lemas. Data objektifnya mukosa bibir pasien
x/menit, suhu = 37 ºC, Hb = 7,5 g/dl; balance cairan +359 cc. Hasil dari
pertahankan intervensi.
Evaluasi hari kedua tanggal 13 Februari 2019 jam 19.00 WIB respon
+284 cc. Hasil dari assesmentnya masalah teratasi. Planning akhir adalah
pada hari Kamis, 14 Februari 2019 jam 00.00 WIB pasien puasa dan akan
C. Keterbatasan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis memiliki keterbatasan
1. Aspek teoritis
Penulis kesulitan dalam mencari literature buku atau jurnal tahun terbaru
2. Aspek metodelogis
Penulis kesulitan dalam mencari kasus yang sesuai dengan kriteria inklusi
A. Kesimpulan
gangguan kebutuhan cairan pada Ny. S selama dua hari yaitu pada tanggal 12
– 13 Februari 2019 di Ruang Nusa Indah RSUD Dr. Soeselo Slawi dapat
2019 jam 07.00 WIB. Pasien mengatakan alasan masuk rumah sakit
darah pervagina dan merasa badannya sangat lemas dan pusing. Didapati
manajemen cairan meliputi monitor intake dan output cairan pasien selama
(informed consent) pasien; cek kembali nama pasien, tipe darah, tipe Rh,
jumlah unit dan golongan darah dengan benar sebelum diberikan; monitor
kesehatan yang lain yaitu perawat, bidan, dokter, kepala ruang, petugas
laboratorium, farmasi dan gizi serta adanya kerjasama yang baik antara
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tanda – tanda vital dalam
batasan normal, tidak terjadi kekurangan volume cairan dan pasien akan
Diharapkan pasien untuk rajin kontrol sesuai advis dokter untuk memantau
dengan tepat sesuai respon pasien dan diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini
dapat dijadikan bahan acuan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
selanjutnya.