Anda di halaman 1dari 9

41

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang

mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan batasan terperinci,

memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai

informasi.Studi kasus dibatasi waktu dan tempat serta kasus yang

dipelajari berupa peristiwa aktivitas atau individu.

Studi kasus adalah fokusnya pada kasus tertentu, peneliti didorong

untuk mencari suatu kasus untuk dianalisa terkait dengan mitos tersebut

atau yang terjadi dilokasi penelitian ( Cresswell, 2014).

Studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

penyakit paru obtruktif Kronik (PPOK) dengan masalah keperawatan

Gangguan Pola Tidur.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah adalah pernyataan yang menjelaskan istilah kunci

yang menjadi fokus dalam penuisan studi kasus. Batasan istilah disusun

secara naratif dan apa bila diperlukan ditambahkan informasi kualitatif

sebagai tanda dari batasan yang dibuat penulis.


42

Batasan Istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan

pada klien yang mengalami penyakit paru obtruktif Kronik (PPOK)

dengan masalah keperawatan Gangguan Pola Tidur.

1) Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan serangkaian tindakan sistematis

berkesinambungan, yang meliputi tindakan untuk mengidentifikasi

masalah kesehatan individu atau kelompok, baik yang aktual maupun

potensial kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan,

mengurangi atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan

tindakan atau yang menugaskan orang lain untuk melaksanakan

tindakan keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan

yang dikerjakan (Rohmah & Saiful, 2016).

2) Penyakit Paru Obtruktif Kronik

Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah penyakit yang di tandai

dengan adanya keterbatasan aliran udara kronis dan perubahan

patologis pada paru-paru, beberapa memiliki efek ekstra pulmonal.

(alwi, 2015).

3) Gangguan Pola Tidur

Gangguan Pola Tidur adalah Interupsi jumlah waktu dan

kualitas tidur akibat faktor eksternal. (Herdman, 2015).

3.3 Partisipan

Para peneliti dapat memilih beberapa opsi, bergantung pada apakah person

tersebut adalah orang yang marginal, hebat atau biasa. Sampling kriteria
43

berfungsi ketika semua individu yang dipelajari mewakili masyarakat yang

telah mengalami fenomena tersebut. Partisipan dalam studi kasus ini

adalah klien yang mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan

Gangguan Pola Tidur yang dirawat inap di Ruang Bougenville di RSUD

Dr. H. Koesnadi Bondowoso.

Karakteristik subjek penelitian untuk klien yang dapat dimasukkan

dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, adalah :

1) Klien yang mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

dengan diagnosa keperawatan Gangguan Pola Tidur yang ada di Ruang

Bougenville RSUD dr. H. Koesnadi dan telah menjalankan pengobatan;

2) Klien yang mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

dengan diagnosa keperawatan Gangguan Pola Tidur yang ada di Ruang

Bougenville RSUD dr. H. Koesnadi dan tidak dapat menjalankan

fungsinya dengan baik;

3) Klien yang berada dalam rentang usia 25-45 tahun;

4) Keluarga yang bisa membaca dan menulis;

5) Klien dan Keluarga yang bersedia menjadi responden dalam penelitian

dan dibuktikan dengan penandatanganan informed consent;

Kriteria eksklusi pada penelitian ini, adalah :

Klien dalam keadaan stabil.

3.4 Lokasi dan Waktu

Pada studi kasus ini di lakukan pada klien yang mengalami

Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan Gangguan Pola Tidur terletak di

Ruang Bougenville RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso.


44

Waktu penelitian yang dibutuhkan selama 7 hari (jadwal

terlampir).

3.5 Pengumpulan data

Reaksi yang khas ketika memikirkan pengumpulan data kualitatif adalah

dengan berfokus pada jenis data aktual dan prosedur

pengumpulannya.Pengumpulan data mencakup pencarian izin, pelaksanaan

sampling kualitatif yang baik, mengembangkan cara-cara untuk merekam

informasi, baik secara digital maupun pada kertas, menyimpan data,

mengantisipasi persoalan etika yang muncul.Peneliti sering kali memilih untuk

melakukan wawancara dan pengamatan.

1) Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang

berkaitan dengan tempat, ruang, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu,

peristiwa, tujuan dan perasaan (Ghony, 2012).

Adapun teknik observasi yang dapat dilakukan adalah :

a) Mengumpulkan catatan lapangan dengan melakukan pengamatan

sebagai seorang partisipan;

b) Mengumpulkan catatan lapangan dengan melakukan pengamatan

sebagai seorang pengamatan;

c) Mengumpulkan catatan lapangan dengan menghabiskan lebih

banyak waktu sebagai partisipan daripada sebagai pengamatan;


45

d) Mengumpulkan catatan lapangan dengan menghabiskan lebih

banyak waktu sebagai pengamatan daripada partisipan;

e) Mengumpulkan catatan lapangan pertama dengan mengamati

sebagai “outsider” dan kemudian dengan masuk ke dalam

lingkungan dan mengamati sebagai seorang “insider”.

2) Wawancara

Wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dasi seorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan

tertentu.Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, yaitu

pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan.

Adapun teknik wawancara yang dapat dilakukan adalah :

a) Melaksanakan tak terstruktur, wawancara terbuka dan membuat

catatan-catatan wawancara;

b) Melaksanakan tak terstruktur, wawancara terbuka, merekam

wawancara tersebut, dan menulis wawancara tersebut;

c) Melaksanakan wawancara semi terstruktur, merekam wawancara

tersebut, dan menulis wawancara tersebut;

d) Melaksanakan wawancara kelompok focus, merekam wawancara

tersebut, dan menulis wawancara tersebut;

e) Melaksanakan beragam jenis wawancara: e-mail, tatap muka,

kelompok focus, kelompok focus online, telepon.


46

3) Dokumen

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara mengambil data dari tempat-tempat penyimpanan dokumen

yang diperlukan. Dokumen ini berbentuk tulisan, gambar atau karya-

karya menumental dari seseorang.

Adapun teknik studi dokumentasi yang dapat dilakukan adalah :

a) Menulis catatan lapangan selama studi riset;

b) Meminta seorang partisipan untuk memelihara jurnal atau diary

selama studi riset tersebut;

c) Mengumpulkan surat pribadi daripada partisipan;

d) Menganalisa dokumen public (misalnya, memo, notulen, rekaman,

dan arsip resmi);

e) Mempelajari autobiografi dan biografi;

f) Meminta partisipan untuk membuat foto atau video;

g) Melaksanakan audit tabel;

h) Meninjau rekam medis.

4) Bahan Audiovisual

Adapun teknik pengumpulan bahan audiovisual yang dapat

dilakukan adalah :

a) Mempelajari bukti jejak fisik (misalnya, tapak kaki di salju);

b) Merekam dalam video atau memfilmkan situasi sosial, individual

atau kelompok;

c) Mempelajari halaman utama website;


47

d) Mengumpulkan suara (misalnya, musik, tawa anak-anak, klakson

mobil);

e) Mengumpulkan email atau pesan diskusi (misalnya, facebook);

f) Mengumpulkan pesan teks telepon (misalnya, twitter);

g) Mempelajari benda atau objek ritual favorit.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data dan

informasi sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Uji

keabsahan data dilakukan dengan cara :

1) Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan

2) Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi data yaitu

(klien,keluarga,dan perawat) yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti.

3.7 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian dimulai dengan menyiapkan dan

mengorganisasikan data yaitu, data teks seperti transkrip atau data gambar

seperti foto untuk análisis, kemudian mereduksi data tersebut menjadi

tema melalui proses pengkodean dan peringkasan kode dan terakhir

menyajikan data dalam bentuk bagan, tabel atau pembahasan (Cresswell,

2014).
48

1) Pengumpulan data

Semua data dikumpulkan dari hasil (wawancara, observasi dan

dokumen). Kemudian hasilnya ditulis dalam bentuk catatan lapangan,

kemudian di salin dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

2) Mereduksi data

Reduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola, dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah penyusunan untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan.

Mereduksi data data dilakukan dengan cara mengumpulkan data

hasil (wawancara, observasi dan dokumen) yang telah disalin dalam

bentuk transkrip kemudian dikelompokkan menjadi data subjektif

dandata objektif, di análisis berdasarkan hasil pemeriksaan diaganostik

kemudian dibandingkan dengan normal.

3) Penyajian data

Penyajian data dapat disajikan dalam bentuk tabel, gambar,

bagan dan teks naratif. Kerahasiaan klien dijaga dengan mengaburkan

identitasnya.

4) Kesimpulan

Data yang disajikan, kemudian data di bahas dan di bandingkan

dengan hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara


49

induksi. Data yang dikumpulkan terkait data pengkajian, diagnosa,

perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Penulisan

1) Informed Consent (Persetujuan menjadi klien)

Informed consent diberikan kepada responden yang diteliti.

Peneliti memberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian

pada responden, jika responden bersedia maka harus menandatangani

lembar persetujuan dan apabila responden menolak, peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati haknya.

2) Anonymity (Tanpa nama)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang di

dapat untuk disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama/Initial

(Nursalam,2008).

3) Confidentiality (Kerahasiaan)

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang di berikan untuk

dirahasiakan (Nursalam, 2008)

Anda mungkin juga menyukai