Proposal Penelitian
Efektifitas Penggunaan Ear Plugs dan Eye Mask dalam meningkatkan
Kualitas Tidur pada Pasien denga TB Paru
Disusun Oleh :
Sandi Alfa Wiga Arsa
131614153152
BAB 1
PENDAHULUAN
dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan
diperkirakan terdapat 8,6 kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) di
antaranya adalah pasien HIV positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di
wilayah Afrika. Pada tahun2012 diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita
TB MDR dan 170.000 di antaranya meninggal dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan
proporsi kasus TB anak di antara seluruh kasus TB secara global mencapai 6% atau
530.000 pasien TB anak pertahun, atau sekitar 18% dari total kematian yang
TB menjadi setengahnya di tahyn 2015 jika dibandingkan dengan data tahun 1990.
Angka prevalensi TB pada tahun 1990 sebesar 443 per 100.000 penduduk, pada tahun
2015 ditargetkan menjadi 280 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil survei
prevalensi TB tahun 2013, prevalensi TB paru smear positif per 100.000 penduduk
umum angka notifikasi kasus BTA positif bary dan semua kasus dari tahun ke tahun
rate/CNR) pada tahun 2015 untuk semua kasus sebesar 117 per 100.000 penduduk.
3
Walaupun telah diperoleh kemajuan dan keberhasilan yang signifikan dalam proses
pengendalian TB, tetapi besaran masalah yang dicapai saat ini masih cukup besar
menginat setiap tahun masih terdapat 450.000 kasus baru dan masih tingginya anka
kematian akibat TB yaitu 64.000 pertahun atau 175 orang/hari. (Kemenkes RI, 2016)
terhadap kesembuhan penyakit yang dideritanya. Kondisi cemas tersebut tentu akan
penderita, seperti gejala primer kurang tidur atau sulit tidur pada tiap malamnya.
Bagi pasien tuberkulosis, penyakit yang disertai terjadinya nyeri dada, batuk,
kenyamanan tidur dan istirahat penderita (Doenges, 2000). Selain itu, kondisi ruang
dengkuran pasien lain ataupun yang terpaksa dibangunkan karena adanya prosedur
malam hari (16%), psycho physiological (15%), sindroma kaki gelisah (5-15%),
sesak saluran nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (<1%), narcolepsy (mendadak
memiliki prevalensi yang cukup tinggi (40-50%) sebagai penyebab gangguan tidur.
mortalitas tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang
cukup lama.
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam
kebutuhan dasar dan juga universal karena umumnya semua individu dimanapun ia
berada membutuhkan tidur dan tidak pernah ada individu yang selama masa
hidupnya tidak tidur. Hal ini mengindikasikan bahwa tidur memiliki peranan
penting bagi manusia, yaitu menjaga kesejahteraan fisik dan kualitas hidup setiap
individu. Sehingga tercukupinya kebutuhan tidur bias membuat seseorang aktif dan
masalah stres dan emosi yang diakibatkan karena perubahan kondisi lingkungan
dari lingkungan rumah yang tenang ke lingkungan rumah sakit, dimana banyak
proses pengobatan yang lama, dan perasaan cemas sehubungan dengan adanya
Menurut Allison (2007) dalam Jurnal Self Care Requirements for activity
and Rest; An Orem Nursing Focus Istirahat atau restmeliputi; activity, inactivity,
atau perubahan aktifitas. Maksud dari rest sebagai inactivity adalah pergerakan
yang minimal termasuk diantaranya adalah tidur, makan, duduk menonton televisi,
membaca, atau bekerja di depan komputer, dan passive commuting. Tidur adalah
kondisi istirahat yang terjadi secara teratur yaitu 6-8 jam /24 jam. Tidur
5
memberikan manfaat pada tubuh untuk me-restore energi baik fisik, mental, dan
emosional. Oleh karena itu gangguan tidur membutuhkan terapi. Kualitas tidur
adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan dalam memulai tidur dan
lama waktu tidur, dan keluhan keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis
bangun tidur.
terapi yang digunakan untuk mengatasi atau memperbaiki kualitas tidur pasien
Dalam jurnal yang telah di review penggunaan terapi yang disebutkan diatas
intensif.
Penelitian dilakukan oleh Rong-Fang Hu, et.al., (2015) dengan desain RCT
pada 45 pasien dewasa yang dibagi menjadi 2 secara acak; 25 kelompok perlakuan
dan 25 kelompok kontrol dengan cara mengombinasikan antara earplugs, eye mask,
dan pemberian musik selama 30 menit pada pkl. 21.00 06.00 dibandingkan
menunjukkan bahwa subjective sleep quality lebih tinggi pada kelompok intervensi
kualitas tidur pada pasien TB paru, dengan mengunakan eye masks, dan earplugs.
kelompok perlakuan
7
1.4 Manfaat
1.4.1. Teoritis
ilmu pengetahuan pada umumnya dan keperawatan dasar, berupa data empiris
1.4.2. Praktis
2. Tenaga kesehatan/perawat.
1 Effects of earplugs and Variabel : RCSQ RCT Kualitas tidur yang lebih baik
eye masks combined Eyemask+earplugs+music, pada kelompok intervensi. tidak
with relaxing music on Richards- ditemukan perbedaan pada
sleep, melatonin, and Melatonin Campbell kortisol dan melatonin pada urin
cortisol levels in ICU sleep pasien sebelum dan setelah
patients: a RCT. questionare tindakan pembedahan.
Jumlah sampel 50 pasien ICU usia
Rong-Fang Hu, et al. 40 thn, 20 responden klp
2015 intervensi dan 25 responden klp
kontrol, 5 responden di drop
2 Effect of Using Eye Variabel : Eye mask, PSQI RCT Penggunaan eye mask dapat
mask on sleep quality meningkatkan kualitas tidur
in Cardiac patients: Sleep quality (Petersburgs pre dan pasien jantung dengan signifikan
Randomized controlled Sleep Quality post test
trial Index) design (p<0,05)
Sampel 60 pasien jantung usia
Ateye Babaii, et al. 4769 thn,
2015
9
3 Effect of oral melatonin Variabel : Melatonin, PSG RCT - Penggunaan melatonin lebih
and wearing earplugs (Polysomnogra Cross over baik dalam meningkatkan
and eye masks on Earplugs, phy), design kualitas tidur dibandingkan
nocturnal sleep in Eye mask, dengan penggunaan earplugs
healthy subjects in a Subjective dan eye masks.
simulated ICU Sleep quality sleep quality
environment. (visual analog Serum melatonin meningkat
scale), pada pasien yg menggunkan
Hua-Wei Huang, et al. melatonin dibandingkan
Sampel 40 pasien ICU usia > 18 Serum intervensi yang lain
2015 tahun, melatonin
concentration
Teknik sampling menggunakan
random sampling
4 The Effect Of Eye Variabel : Eye mask, Verran and RCT Penggunaan eye mask selama
Mask on Sleep Quality Snyder- tidur malam meningkatkan
in Patient of Coronary Sleep quality Halpern Sleep Cross meningkatkan kualitas tidur
Care Unit. Scale (VSH Over dengan signifikan (p<0,05)
Sleep Scale) Design
Masyhayekhi, Fateme, Sampel sebanyak 60 pasien jantung
dkk dibagi dalam 2 kelompok, masing-
masing 30 responden
10
2013
5 Effect of eye mask on Variabel : Eye mask, PSQI RCT Pengguanaan eye mask dapat
sleep quality in patientt meningkatkan kualitas tidur
with acute coronary Sleep quality (Petersburgs pre post pada pasien dengan ACS
syndrome. Sleep Quality test design
Index) (p<0,05)
Mohammad danesh Sampel = 60 pasien jantung usia
mandi, dkk. 2012 >18 thn,
6 The Effect of earplugs Variabel : Earplugs, PSQI RCT Penggunaan Earplugs dapat
on sleep quality in meningkatkan kualitas tidur
patients with acut Sleep quality, (Petersburgs yang signifikan
coronary syndrome. Sleep Quality
Acute coronary syndromes patients Index)
Fateme Neyse,
dkk.2012
Sampel 60 pasien jantung
Dibagi 2 grup
Secara random
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
kronik yang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling sering
adalah tuberkulosis paru, sisanya (15%) menyerang organ tubuh lain mulai
dari kulit, tulang, organ-organ dalam seperti ginjal, usus, otak dan lainnya
(Ichsan, 2008)
kuman menyang paru, tetapi dapat juga menyerang organ lainnya. Kuman
ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut sebagai Basil Tahan Asam
(BTA). Kuman tuberkulosis ini cepat mati dengan sinar langsung, tetapi
dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dormant (tertidur lama) selama
terutama yang mempunyai kontak erat. Pada waktu bantuk atau bersin,
suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran
a. Tuberkulosis paru.
kategori yaitu:
1) Kasus kambuh.
kategori 1.
2009).
2.1.3 Etiologi
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar
tuberkulosis, yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada
dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosa, dan bila diminum
2005)
2.1.4 Patogenesis
yaitu :
14
a. Fase Pertama
b. Fase Kedua
jaringan parut.
c. Fase Ketiga
kuman yang tidur. Basil yang tidur ini bisa terdapat di tulang
leher serta ginjal. Kuman ini tetap bisa tidur selama bertahun-
d. Fase Keempat
meninggalkan fibrosis.
respiratorik.
1) Panas Badan
2) Menggigil
yang sama atau dapat terjadi sebagai suatu reaksi umum yang
lebih hebat.
3) Keringat Malam
4) Malaise
b. Gejala Respiratorik
1) Batuk
2) Sekret
dan perlunakan
17
3) Batuk
peradangan.
4) Nyeri Dada
5) Ronchi
2.2.1 Definisi
keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur. Kebutuhan
tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas
tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur (kualitas tidur). Beberapa faktor
berdampak dengan penurunan aktivitas sehari hari, rasa lemah, lelah, daya
tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda tanda vital, sedangkan dari
18
yang yang dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Seseorang bisa
a. Status kesehatan
kurang sehat (sakit) dan rasa nyeri , makan kebutuhan tidurnya akan
b. Lingkungan
c. Stres psikologis
d. Diet
e. Gaya hidup
f. Obat obatan
(Asmadi. 2008).
yaitu dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement REM), dan
tidur dengan gerakan bola mata lambat Non Rapid Eye Movement
a. Tidur REM
sangat aktif. Tidur REM ini ditandai dengan mimpi, otot otot kendor,
teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat, tanda
b. Tidur NREM
orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda - tanda tidur NREM ini antara
lambat. Pada tidur NREM ini mempunyai empat tahap masing masing
1) Tahap I
seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola
menurun secara jelas, seseorang yang tidur pada tahap ini dapat
2) Tahap II
Tahap ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu
3) Tahap III
Merupakan tahap fisik yang lemah lunglai karena tonus otot lenyap
parasimpatis. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk
dibangunkan.
4) Tahap IV
keadaan tubuh.
Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi yakni
tahap V. Tahap ini merupakan tahap tidur REM dimana setelah tahap
bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap
2008).
22
keadaan sadar penuh, namun mulai ada keinginan untuk tidur. Pada perilaku
pre sleep ini, misalnya, sesorang pergi ke kamar tidur lalu berbaring di
kasur atau berdiam diri merebahkan badan dan melemaskan otot, namun
memasuki tahap I. Bila tidak bangun, baik itu disengaja ataupun tidak, maka
orang tersebut telah memasuki tahap II. Begitu seterusnya sampai tahap IV.
Setelah selesai tahap IV, ia akan kembali memasuki tahap III dan
selanjutnya tahap II. Ini adalah fase tidur NREM. Dan ketika memasuki
tahap V , ini disebut tidur REM. Bila telah terlalui semua, maka orang
tersebut telah melalui siklus tidur pertama baik NREM maupun REM.
Siklus ini berlanjut selama orang tersebut tidur. Namun, pergantian siklus
ini tidak lagi dimulai dari awal tidur, yaitu pre sleep dan tahap I, tetapi
Semua siklus ini berakhir ketika orang tersebut terbangun dari tidurnya
(Asmadi. 2008)
a. Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur,
atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur
pada saat terbangun. Gejala fisik : Muka pucat, mata sembab, badan
b. Hipersomnia
pasien tidak dapat menghindari untuk tidur. Dapat terjadi pada setiap
usia, tapi paling sering pada awal remaja atau dewasa muda. Gejala fisik
c. Parasomnia
diinginkan, yang tampak secara tiba tiba selama tidur atau terjadi pada
24
ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam bentuk mimpi buruk
yang ditandai mimpi lama dan menakutkan. Gejala fisik : jalan watu
kotor, terang, dan panas akan dapat menghambat seseorang untuk tidur
teman saat tidur. Jika anda tidur dengan seseorang yang mempunyai
kebiasaan mendengkur bisa membuat anda sulit untuk tidur atau tidur
a. Suara / kebisingan
Ventilasi yang baik adalah ensensial untuk tidur yang tenang (Potter &
Perry, 2005). Kelembapan ruangan perlu diatur agar paru paru tidak
tidak akan dapat tidur, walaupun dapat tidur maka seseorang akan
menurut (Lubis, 2002 dalam Fauzy adytya putra, 2011) adalah Luas
dari luas lantai. Jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai ruangan.
Luas ventilasi rumah < 10% dari luas lantai (tidak memenuhi syarat
penghuninya.
tidur kotor ataupun bau maka bisa dikatakan itulah faktor utama dari
cahaya yang normal adalah cahaya disiang hari lebih terang apabila
lampu yang redup disaat tidur akan mengalami kesulitan tidur jika sorot
lampu yang terlalu terang (Potter & Perry, 2005). Pencahayaan alami
(Notoatmodjo,2003).
e. Suhu ruangan
(Potter & Perry, 2005). Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang
suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh oleh uap air,
27
umumnya lebih rendah dari suhu kering, yaitu antara 20-15C. Secara
2.2.6 Hubungan faktor lingkungan ruang rawat inap pasien dengan kualitas tidur
pasien TB Paru
kram kaki malam hari (16%), psycho physiological (15%), sindroma kaki
Kozier (2004), kondisi ruang rawat inap yang menyebabkan gangguan pola
lampu yang menyala terang, temperatur udara yang panas karena kurangnya
lingkungan ruang rawat inap merupakan salah satu faktor yang menganggu
kegaduhan, lampu yang menyala terang, suhu ruangan yang panas karena
Ear plugs (Sumbat Telinga) ialah alat pelindung telinga yang berfungsi
untuk mengurangi tingkat kebisingan suara atau musik yang terdengar lewat
telinga kita.
earplugs dalam meningkatkan kualitas tidur dengan desain RCT dan instrumen
kontrol.
Eye mask atau penutup maya dapat digunakan sebagai salah satu
gangguan tidur yang dialami dan meningkatkan kualitas tidur. Terdapat tiga
(p<0.05).
cross over design pada 60 pasien jantung usia 47-62 tahun yang dirawat di
Scale) dengan 16 item yang terdiri dari 3 item besar yaitu disturbance,
mask selama 2 malam berturut turut dan dievaluasi dengan VSH Sleep
30
Metode penggunaan eye mask selain harga terjangkau juga dinilai cukup
Pada tahun 2015 Atye Babaii, et.al. melakukan penelitian yang sama
dengan desain RCT dan alat ukur PSQI pada 60 pasien jantung yang dibagi
turut kemudian dilakukan post test PSQI pada kedua kelompok. Hasil
Orem
kebutuhan tidur)
kesejahteraan manusia.
secara negatif
Memenuhi kebutuhan perawatan diri pada orang yang sakit atau terluka,
gangguan patologis, kondisi yang terpapar oleh agen biologis atau fisik
dicetuskan oleh Dorothea E. Orem. Dasar untuk self care deficit nursing
Kondisi seperti apa yang ada dalam diri seseorang ketika keputusan harus
SCDNT (Self Care Deficit Nursing Theory) terdiri dari tiga teori;
jantung, dll.
kepada pasien secara penuh untuk pasien yang tidak mampu memenuhi
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Pemeliharaan keseimbangan
antara aktivitas dan istirahat
(termasuk kebutuhan tidur)
pada pasien TB Paru Ear plug & eye mask
Kualitas tidur
meningkat
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
35
Ada pengaruh penggunaan Ear plugs dan Eye mask terhadap peningkatan
BAB 4
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimen
Keterangan :
perlakuan)
malam)
perlakuan)
37
1.2.1. Populasi
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pasien TB paru di
Ruang Mawar Rawat Inap RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar yang mengalami
1.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien TB paru di Ruang Mawar
Rawat Inap RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar yang mengalami gangguan istirahat
tidur. Dalam rentang tanggal 1 Agustus-1 November 2017 yang memenuhi kriteria
inklusi.
3. Pasien yang tidak ada kontra indikasi penggunaan eye mask dan atau
earplug
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah: pasien drop out selama
penelitian yaitu tidak memakai eye mask dan atau earplug selama 3 malam.
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili
populasi yang ada (Nursalam, 2003). Teknik sampling dalam penelitian ini
Variabel independen dalam penelitian ini adalah eye mask dan earplug.
Paru.
Independen Eye mask adalah Eye mask dan ear SPO Ordinal
penutup mata plug digunakan
terbuat dari bahan tidur/istirahat
kain yang malam hari
Variabel
berfungsi selama 3 hari.
independen
mengurangi
: eye mask
pencahayaan
dan earplug
ketika mata
terpejam.
Ear plug adalah
penutup liang
telinga terbuat
dari bahan karet
yang berfungsi
meredam suara
gaduh/bising
yang
mengganggu
tidur.
Dependen
Kualitas Kepuasan Dalam PSQI ini PSQI (The Ordinal Skor > 5
tidur pasien seseorang terdapat tujuh Pittsburgh kualitas
TB Paru terhadapap skor yang Sleep tidur
digunakan
terpenuhinya Quality buruk
sebagai
kebutuhan parameter Index)
tidurnya sendiri Skor 5
penilaiannya.
sehingga tidak Tujuh skor kualitas
menunjukan tersebut yaitu : tidur baik
gejala keletihan
akibat kurang 1. Kualitas tidur
2. Latensi tidur
39
tidur berupa eye mask dan ear plug, dibuat standar operasinal ini agar ada persamaan
bernama PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index). PSQI sendiri ialah suatu
kualitas tidur dan gangguan tidur orang dewasa dalam interval satu bulan. Dari
penilaian kualitas tidur dengan menggunakan metode PSQI ini akan didapatkan
outputan berupa Sleeping Index. Sleeping Index merupakan suatu skor atau nilai
dicari dengan cara mengisi kuesioner PSQI dengan pembobotan tertentu. Index atau
nilai tersebut yang nantinya akan menggambarkan seberapa baikkah kualitas dari
tidur seseorang.
7 Komponen penilaian =
2. Pertanyaan 2 skor (<15 menit =0), (16-30 menit=1) (31-60 menit=2) (>60
menit=3)
6=3
4. Jumlah jam tidur pulas/ jumlah jam di tempat tidur dikali 100, >85%=0,,
Interpretasi=
Sebelum melakukan penelitian, alat ukur diuji coba terlebih dahulu. Uji coba
alat ukur dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada sejumlah partisipan yang
bukan subjek pada penelitian ini untuk menguji validitas dan reabilitas instrument
maka dilaksanakan uji coba terhadap 20 responden di Ruang Rawat Inap Mawar
RSUD Mardi Waluyo Blitar. Responden dalam uji coba kuesioner ini tidak termasuk
reponden penelitian.
Hasil uji coba ukur selanjutnya dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Uji
validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana alat ukur yang akan digunakan benar
dan akurat dalam mengukur apa yang akan diukur. Sementara uji reliabititas dilakukan
untuk melihat sejauh mana alat ukur yang digunakan memiliki konsistensi, stabilitas
dan akurat (Anastasia & Urbina, 1997). Untuk uji reabilitas dilakukan pengujian
berdasarkan konsistensi internal dari skala denga teknik Cronbach Alpha () dengan
> 0,60 (Ghozali, 2005). Sedangkan uji validitas deilakukan dengan menggunakan
Pengambilan data dan intervensi dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Mawar RSUD
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
1. Administrasi
2. Pengumpulan data
2) Tahap uji coba alat ukur/ instrument, tahap uji coba instrument dilakukan di
Analisis secara kuantitatif dilakukan untuk data kuantitatif yang meliputi tahapan
1. Deskriptif
Pada penelitian ini akan dilakukan pada semua variabel penelitian dengan
Analisi univariat pada umumnya ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase
2. Analisis Inferensial
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistic. Pada penelitian ini skala
data yang digunakan dalam bentuk data nonparametrik yaitu ordinal, sehingga
untuk menetukan analisa data tidak dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji
yang digunakan :
1. Mann withey test digunakan untuk uji beda mean peringkat (data ordinal)
intervensi.
ordinal) dari 2 hasil pengukuran pada satu kelompok (peringkat pre dan
15 pasien (perlakuan)
Menggunakan eye mask dan
ear plugselam 3 malam, 15 pasien (Kontrol)
sepanjang tidur malam
Pengumpulan data
terbuka
confidentiality)
DAFTAR PUSTAKA
Audrey. Berman, ShirleeJ. Snyder, Barbara.Kozier, Glenora Erb. (2003). Buku Ajar
Praktek Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC. Bonica. JJ
Ayee, B., Adib-Hajbaghery, M., & Hajibagheri, A. (2015). Effect of Using Eye
Mask on Sleep Quality in Cardiac Patients: A Randomized Controlled Trial.
Nursing and Midwifery Studies, 4(4), e28332. Diakses 13 Oktober 2016,
dari Pubmed database.
Depkes RI, 2005 dikutip Mutia, Anik. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Tuberkulosis dengan Kepatuhan Minum Obat di Puskesmas
Banyuanyar Surakarta. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PKU
Muhammadiyah : Surakarta
Fateme Neyse., Daneshmandi, M., Sharme, M. S., & Ebadi, A. (2011). The effect
of earplugs on sleep quality in patients with acute coronary syndrome,
Journal Of Caring Sciences, 4(3), 127134. Diakses 13 Oktober 2016, dari
Pubmed database.
Hu, Huang, ., Zheng, B.-L., Jiang, L., Lin, Z.-T., Zhang, G.-B., Shen, L., & Xi, X.-
M. (2015). Effect Of Oral Melatonin And Wearing Earplugs And Eye
Masks On Nocturnal Sleep In Healthy Subjects In A Simulated Intensive
Care Unit Environment: Which Might Be A More Promising Strategy For
ICU Sleep Deprivation? Critical Care (London, England), 19(1),124.
Diakses 13 Oktober 2016, dari BioMed Central database.
Jong, Wim dan Sjamsuhidajat. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Mashayekhi, F., Arab, M., Pilevarzadeh, M., Amiri, M., & Rafiei, H. (2013). The
Effect of Eye Mask on Sleep Quality in Patients of Coronary Care Unit, 6
(3), 108-111. Diakses 2 November 2016, dari PubMed database.
Potter & Perry. ( 2005 ). Buku Ajar fundamental Keperawatan : konsep, Proses, dan
praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Rong Fang,Hu Jiang, X.Y., Hegadoren, K.M., & Zhang, Y.H. (2015). Effect Of
Earplugs and Eye Mask Combine With Relaxing Music On Sleep,
Melatonin, And Cortisol Level in ICU patients: a randomized contolled
trial. Critical Care. 19,115. Diakses 25 September 2016, dari Biomed
Central database.
Nama :
Umur :
Jenis kelamin:
Tekanan darah :
C. Sering bangun
untuk ke kamar
kecil
D. Tidak dapat
bernafas dengan
baik
E. Batuk atau
mendengkur secara
nyaring
F. Merasa terlalu
dingin
G. Merasa terlalu
panas
H. Mengalami mimpi
buruk
49
I. Merasa sakit
7 Komponen penilaian =
Interpretasi=
3. Skor > 5 kualitas tidur buruk
4. Skor 5 kualitas tidur baik
50