Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) ialah klasifikasi luas dari


gangguan, mencakup bronkitis kronis, emfisema, dan asma. Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan kondisi irreversibel yang berkaitan
dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara
paru-paru. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyebab
kematian kelima terbesar di Amerika Serikat. Penyakit ini meyerang lebih
dari 25% populasi dewasa (Smeltzer & Bare, 2006).
Penyakit Paru Obstruksi Kronis adalah penyakit obstruksi jalan nafas
karena bronkitis kronis atau emfisema. Obstruksi tersebut umumnya bersifat
progresif, bisa disertai hiperaktivitas bronkus dan sebagian bersifat reversible.
Bronkitis kronis ditandai dengan batuk-batuk hamper setiap hari disertai
pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam satu
tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun. Emfisema adalah suatu perubahan
anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran
udara (Mansjoer, 2006).
Akhir-akhir ini Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) semakin
menarik untuk dibicarakan oleh karena prevalensi dan mortalitas yang terus
meningkat. Di Amerika kasus kunjungan pasien PPOK di instasi gawat
darurat mencapai angka 1,5 juta, 726.000 memerlukan perawatan dirumah
sakit dan 119.000 meninggal selama tahun 2000. Sebagai penyebab kematian,
PPOK menduduki peringkat keempat setelah penyakit jantung, kanker dan
penyakit serebrovaskuler.
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa menjelang
tahun 2020 prevalensi PPOK akan meningkat. Berdasarkan survey kesehatan
rumah tangga Dep. Kes RI, PPOK bersama asma bronkial menduduki
peringkat keenam. Merokok merupakan faktor resiko terpenting penyebab

1
2

PPOK disamping faktor resiko lainnya seperti polusi udara, faktor genetik
dan lain-lainnya (Sudoyo,2006).
Akibat lanjut atau dampak yang dapat terjadi pada PPOK ialah gagal
napas, gagal napas disini terbagi menjadi dua yaitu gagal napas kronik
dimana dapat diketahui dengan adanya hasil analisis gas darah P02 < 60
mmHg dan PCO2 >60 mmHg dan pH normal. Sedangkan yang kedua yaitu
gagal napas akut dengan tanda :Sesak napas dengan atau tanpa sianosis ,
Sputum bertambah dan purulen, Demam, Kesadaran menurun.
Rata-rata kematian akibat PPOK meningkat cepat, terutama pada
penderita laki-laki usia lanjut. Bronkitis ditandai dengan adanya sekresi
mukus bronkus yang berlebihan dan tampak dengan adanya batuk produktif
selama 3 bulan atau lebih dan setidaknya berlangsung selama 2 tahun berturut
– turut, serta tidak disebabkan oleh penyakit lain yang mungkin menyebabkan
gejala tersebut (Lawrence M. Tierney, 2007).
Berdasarkan data yang di dapatkan dari ruang dahlia Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2016 dari bulan Mei
sampai Juni sebanyak 122 orang. Penyakit PPOK merupakan penyakit
terbanyak yang terdapat di ruang rawat inap dahlia Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2016.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya ilmiah akhir Ners adalah memberikan


gambaran tentang hasil praktek elektif profesi Ners dengan
mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan : Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) Di
Ruangan Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adnaan WD
Payakumbuh Tahun 2016.
3

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari karya ilmiah akhir Ners adalah :


a. Memahamikonsep secara teoritis pada klien dengan Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK).
b. Melakukan penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK).
c. Mengaplikasikan jurnal pada Tn.B dengan gangguan sistem
pernafasan di ruang dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2016.
d. Membandingkan teori, asuhan keperawatan dengan jurnal atau
Critical Journal

C. Manfaat
1. Bagi Pasien PPOK
Sebagai tambahan informasi dan dapat menambah pengetahuan
tentang penyakit PPOK, serta dapat menyikapi dan mengatasi penyakit
dengan PPOK.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK), sehingga dapat dilakukan tindakan keperawatan yang segera
untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien dengan penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK).
3. Bagi Pembaca
Memberi pengertian atau pengetahuan dan pengambilan keputusan
yang tepat kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan mengatasi
jika ada penderita penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK).
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang lebih mendalam dalam memberikan asuhan
keperawatan khususnya pada pasien dengan penyakit Paru Obstruksi
Kronik (PPOK).

Anda mungkin juga menyukai