Anda di halaman 1dari 16

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MAGELANG
TAHUN

1
PEDOMAN PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan kapan, dimana, jam berapa …dsb

DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (inisial) : Tn.H
2..Umur : 31th
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan
5. Agama
6. Alamat lengkap
7. Komposisi keluarga

NO NAMA JENKEL UMUR HUB DG KK AGAMA PENDDK PEKERJAAN KET

Genogram
Membuat susunan hubungan antar anggota keluarga minimal 3 generasi. Simbol-simbol yang biasa
digunakan.

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien yang sakit

Meninggal Menikah Pisah

Cerai Cerai Anak angkat

Aborsi Kembar Tinggal dalam satu rumah

8. Tipe Keluarga
9. Budaya; Suku, bahasa yang digunakan, pantangan, kebiasaan yang ada hub. dg masalah kes.
10. Agama; kegiatan di rumah, di masyarakat

11. Status Sosial Ekonomi keluarga; pekerjaan anggota klg, penghasilan, pemenuhan kebut.sehari-hari,
tabungan/asuransi.
12. Kebutuhan rekreasi keluarga; yang dilakukan dalam keluarga, yang dilakukan di luar rumah

2
II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
13. Tahap perkembangan Keluarga saat ini, tugas perkembangan saat ini
14. Tugas tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
15. Riwayat keluarga inti
16. Riwayat keluarga sebelumnya; riwayat hubungan keluarga, konflik antar keluarga.

III. LINGKUNGAN
17. Karakteristik rumah; status rumah, denah rumah, keadaan rumah, kebiasaan perawatan rumah, sistem
pembuangan sampah, sistem pembuangan air kotor, kepemilikan/penggunaan jamban, kondisi air yang
digunakan, pendapat keluarga ttg masalah kesehatan dan lingkungan.
18. Karakteristik tetangga dan komunitas; adat dan kebiasaan komunitas sekitar, pola pergaulan, persepsi
keluarga terhadap komunitas.
19. Mobilitas geografis keluarga; sarana transportasi yg digunakan keluarga
20. Interaksi dengan masyarakat; peran keluarga di masyarakat

IV. STRUKTUR KELUARGA


21. Pola komunikasi keluarga.
22. Struktur kekuatan keluarga.
23. Struktur peran
24. Nilai dan norma budaya

V. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi afektif
26. Fungsi sosialisasi
27. Ffungsi perawatan kesehatan
28. Fungsi reproduksi
29. Fungsi ekonomi

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


30. Stressor jangka panjang dan pendek
31. Kemampuan keluarga berspon terhadap stressor/masalah
32. Strategi dan koping yg digunakan

VII. HARAPAN KELUARGA


33. harapan keluarga terhadap perawat, masalah kesehatan.

VIII. DATA TAMBAHAN


1. Nutrisi.
2. Eliminasi
3. Istirahat Tidur
4. Aktivitas sehari-hari
5. Merokok.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
ANGGOTA KELUARGA
PEMERIKSAN
Bp. A Ibu.A An. A dst
KEPALA
TTV
BB/TB
MATA
HIDUNG
MULUT
LEHER
DADA
ABDOMEN
TANGAN
3
KAKI
K.UMUM

ANALISA DATA

NO D A T A DX. KEPEAWATAN

SCORING
NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN
1 Sifat masalah
Skala :
 Tidak/kurang sehat 3
 Ancaman kesehatan 2
 Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
 Mudah 2
 Sebagian 1
 Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala :
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani 0
 Masalah tidak dirasakan.

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWTAN

INTERVENSI
TUJUAN EVALUASI INTERVENSI
DX. KEPERAWATAN
TUM TUK KRITERIA STANDAR

IMPLEMENTASI
NO DX. KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

FORMAT EVALUASI SUMATIF


NO PERNYATAAN ( TIK ) YA TIDAK KET

4
PENJELASAN PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN
I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala Keluarga
5. Komposisi keluarga

No Nama Umur Sex (L/P) Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Hubungan

Genogram
Membuat susunan hubungan antar anggota keluarga minimal 3 generasi. Simbol-simbol yang biasa
digunakan.

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien yang sakit

Meninggal Menikah Pisah

Cerai Cerai Anak angkat

Aborsi Kembar Tinggal dalam satu rumah

6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
5
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan.
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu stataus sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Contoh:
keluarga bapak A mempunyai ang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua
berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga
dengan usia anak sekolah.
12. Tahap perkembangan keluarga yang berlum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
13. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (stataus imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
14. Riwayat keluarga sebelumnya.
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

III. Pengkajian lingkungan


15. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan ,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan , peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank,
jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah

6
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat,yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.-
17. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga interaksinya dengan masyarakat.
19. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

V. Struktur keluarga
20. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
21. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku.
22. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal.
23. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan
dengan kesehatan.

V. Fungsi keluarga.
24. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiiki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
25. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

7
26. Fungsi perawatan kesehatan.
Menjelaskan sajauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat-
sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga malaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.

Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga
adalah:
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengel masalah kesehatn, yang perlu dikaji
adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah-masalah k
esehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah
c. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, yang perlu dikaji adalah:
1) Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran,
komplikasi, prognosa dan cara perawatannya)
2) Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan
3) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan

8
4) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga
(anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan/ finansial, fasilitas
fisik, psikososial)
5) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat, hal yang perlu dikaji adalah:
1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.
2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh
dari fasilitas kesehatan
3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas
kesehatan
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

27. Fungsi reproduksi


Hal yangperlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga
28. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a. Sejauhma keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarg amemanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga.

VI. Stres dan koping keluarga


29. Stresor jangka pendek dan panjang
a. Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu 6 bulan.
b. Sresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stresor
31. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarg abila menghadapi permasalahan.
32. Strategi adaptasi disfungsional

9
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan

VII. Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
ANGGOTA KELUARGA
PEMERIKSAN
Bp. A Ibu.A An. A dst
KEPALA
TTV
BB/TB
MATA
HIDUNG
MULUT
LEHER
DADA
ABDOMEN
TANGAN
KAKI
K.UMUM

VIII. Harapan keluarga


Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada.
A. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.
Tipologi dari diagnosis keperawatan:
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
Contoh :
a. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (anak N), keluarga bapak Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gangguan kurang gizi”
b. Keterbatasan pergerakan pda lanjut usia (Ibu Y) keluarga bapak A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
(rematik).
c. Perubahan peran dalam keluarga (bapak A) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenai masalah peran sebagai suami.
2. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya : lingkungan
rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang
tidak adekuat.
10
Contoh :
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi.
b. Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak N) keluarga bapak Y berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga melakkukan stimulasi terhadap balita.
c. Resiko gangguan pergerakan pada lansia (ibu Y) keluarga bapak A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak.
3. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Contoh :
a. Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak K
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga bapak X.
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak I.

Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari tugas perawatan
kesehatan keluarga. Khusus untuk diagnosis keperawatan potensial (sejahtera/”wellness”)
menggunakan/boleh tidak menggunakan etiologi.
Dalam satu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 (satu) diagnosis keperawatan
keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang ditemukan
dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut:

Skala untuk menentukan prioritas


Asuhan Keperawatan Keluarga
(Bailor dan Maglaya, 1978)

SCORING.

NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN


1 Sifat masalah
Skala :
 Tidak/kurang sehat 3
 Ancaman kesehatan 2
 Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
 Mudah 2
 Sebagian 1
 Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1

11
4 Menonjolnya masalah
Skala :
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani 0
 Masalah tidak dirasakan.

Skoring :
1. Tentukan skore untuk setiap kriteria.
2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

Skore X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :


Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih berat diberikan
pada tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari
dan dirasakan oleh keluarga.

Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu
memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah..
b. Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
c. Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
d. Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat :
dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
b. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
c. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah.
d. Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.
Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skore yang tertinggi yang terlebih
dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

12
B. Perencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum
dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan
tujuan khusus yang ditetapkan.

C. Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga


Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini:
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara:
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekuensi tipa tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara:
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,
dengan cara:
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:
a. Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

D. Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam watu kali kunjungan ke keluarga.
Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.


S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah dilakkukan intervensi
keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerina berkurang.

13
O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara obyektif setelah dilakkukan intervensi
keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan
diagnosis.
P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan
evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi
yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.

CATATAN
Diagnosa Keperawatan
Terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian.
Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) menggunakan atau boleh tidak menggunakan
etiologi. Contoh penulisan Diagnosa Keperawatan Keluarga :

A. AKTUAL/TERJADI DEFISIT/GANGGUAN KESEHATAN: Dari hasil Pengkajian


didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.

CONTOH:
1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada balita ( anak ….), keluarga
Bapak ….. b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gangguan mobilisasi.
2. Perubahan peran dalam keluarga bapak …. b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran sebagai suami.
3. Keterbatasan gerak pada lanjut usia Ibu …. Keluarga bapak …. b/d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan
gerak (rematik)

B. RESIKO/ANCAMAN KESEHATAN; sudah ada data yang menunjang namun belum


terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekwat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekwat.
CONTOH:
1. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak …. b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah komunikasi.
2. resiko gangguan perkembangan pada balita (anak ….) keluarga bapak ….b/d
ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap balita.
3. resiko gangguan pergerakan pada lansia (ibu ….) keluarga bapak ….b/d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan
gerak.

C. POTENSIAL/KEADAAN SEJAHTERA/WELLNESS; suatu keadaan dimana keluarga


dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
CONTOH:
1. potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (ibu ….) keluarga
bapak ….
2. Potensial peningkatan status kesehatanpada bayi keluarga bapak ….

14
3. potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga
bapak ….

Khusus pada diagnosis potensial boleh tidak


menggunakan etiologi.

Rencana Keperawatan
Penetapan tujuan mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. Dimana tujuan umum mengacu kepada
penyelesaian masalah, sementara tujuan khsus mengacu kepada penyelesaian etiologi. Tujuan dilengkapi
dengan kriteria yang merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

Tanda tangan Perawat


Membubuhkan tanda tangan dan nama jelas petugas kesehatan yang melakukan pengkajian.

Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila
tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan perawatan mungkin tidak
dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

S : hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan,
misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
O : hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. Misal :
BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan diagnosa
keperawatan.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses
asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL

Gangguan bersihan jalan nafas Berduka disfungsional perubahan penampilan


Pola nafas inefektif peran.
Resiko gangguan perfusi jaringan Konflik peran
Resiko injuri Gangguan citra diri
Gangguan keseimbangan cairan Gangguan harga diri
Gangguan rasa nyaman Perubahan proses pikir : waham
Gangguan/keterbatasn mobilitas fisik Perubahan sensori persepsi : halusinasi
Intoleransi Aktivitas Kerusakan interaksi sosial
Menyusui inefektif Distress Spritual
Gangguan nutrisi Konflik keputusan
Kerusakan integritas kulit Isolasi sosial
Kurang perawatan diri Perubahan dalam proses keluarga
Gangguan pola tidur Resiko perilaku kekerasan
Perubahan pola eliminasi Resiko gangguan tumbuh kembang
Perubahan pola seksualitas Gangguan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Perubuhan suhu tubuh Resiko terjadinya penyakit akibat lingkungan yang
Resiko infeksi/resiko penyebaran infeksi tidak sehat.
Resiko timbulnya penyakit yang dapat Potensial sejahtera.
dicegah oleh imunisasi (PD31) DLL
Koping keluarga/individu inefektif
15
DATA-DATA YANG TERKAIT DENGAN ETIOLOGI
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. KM mengenal masalah disebabkan karena:
1. Ketidaktahuan tentang fakta.
2. Rasa takut akan akibat bila masalah diketahui à sosial-ekonomi-psychologis.
3. Sikap dan falsafah hidup.

B. KM mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat disebabkan karena:


1. Tidak mengerti mengenai sifat, berat dan luasnya masalah.
2. Masalah tidak begitu menonjol
3. Rasa takut dan menyerah disebabkan karena tidak dapat memecahkan masalah.
4. Kurang pengetahuan mengenai jalan keluar.
5. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan.
6. Ketidak cocokan pendapat diantara anggota keluarga.
7. Rasa takut akan akibat-akibat dari tindakan à sosial-ekonomi-psychologis.
8. Tidak tahu fasilitas kesehatan yang ada atau fasilitas kesehatan tidak terjangkau (ongkos dan
lokasi).
9. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
10. Salah persepsi karena informasi salah

C. KM merawat/menolong anggota keluarga yang sakit karena:


1. Tidak mengetahui keadaan penyakit.
2. Tidak mengetahui ttg sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3. Tidak adanya fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
4. Kurang pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan prosedur keperawatan.
5. Fasilitas yang ada dikeluarga kurang untuk perawatan
6. Sikap negatif terhadap yang sakit.
7. Adanya konflik individu.
8. Sikap/pandangan hidup.
9. Perilaku mementingkan diri sendiri.

D. KM memelihara lingkungan rumah yang bisa mempengaruhi kesehatan dan pengembangan pribadi
anggota keluarga karena:
1. Daya emban keluarga tidak seimbangàkeuangan, tanggung jawab, fisik.
2. kurang dapat melihat keuntungan/manfaat pemeliharan lingkungan dimasa yang akan datang.
3. Ketidak tahuan tentang higiene sanitasi.
4. Adanya konflik personal/psikologisàkrisis identitas, rasa iri & merasa bersalah.
5. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.
6. Sikap/pandangan hidup.
7. Ketidak kompakan keluargaà sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh tak acuh
terhadap anggota keluarga.

E. KM menggunakan sumber/fasilitas di masyarakat guna pemeliharan kesehatan karena:


1. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada.
2. Tidak memahami keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan.
3. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan.
4. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan.
5. Rasa takut akan akibat dari tindakanàpsychologis, sosial dan keuangan.
6. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukanàbiaya dan lokasi.
7. Tidak ada fasilitas yang diperlukan.
8. Tidak ada atau kurangnya sumber daya keluarga,
9. Rasa asing atau tidak adanya dukungan dari masyarakat
10. Sikap dan falsafah hidup.
================================================================
KET: KM = Ketidak Mampuan Keluarga
Sumber: Perawatan Kesehatan Keluarga Suatu Proses, hal.45-48
16

Anda mungkin juga menyukai