Anda di halaman 1dari 23

PETUNJUK PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengumpulan Data
I. IDENTITAS UMUM / DATA UMUM
a) Nama kepala keluarga, diisi tentang kepala keluarga inti
b) Alamat dan nomot telepon, diisi tentang jalan, RT, RW,
kelurahan, wilayah kerja Puskesmas dan nomor telepon
jika ada
c) Pekerjaan kepala keluarga, diisi tentang pekerjaan utama
kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga, diisi tentang pendidikan
terakhir kepala keluarga
e) Komposisi keluarga, diisi tentang semua data keluarga
yang tinggal serumah saat ini.

No Nama Jenis Hub Umur Pend Status Ket


Kel Dengan Imunisasi
Kel

Table 1.3 Daftar Komposisi Keluarga


*status imunisasi hanya untuk balita
II. Genogram
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan pohon keluarga. Genogram diisikan minimal 3
generasi. Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga.
Berikut adalah petunjuk penulisan genogram keluarga menurut
Friedman:
Gambar 2.2 Genogram

Laki – laki Perempuan Meninggal Kasus Utama

----------
Kawin Cerai anak tiri

Serumah aborsi / keguguran


Gambar 2.3 Bagan Genogram
III. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
IV. Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarfa serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkais dengan kesehatan.
V. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat memengaruhi kesehatan.
VI. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi keluarga hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,
namun dengan menonton TV dan mendengarkan rasio juga
merupakan aktivitas rekreasi.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua
dari keluarga.
2. Tahap Pekembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhii keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut terpemuhi

3. Riwayat Keluarga Inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayatpenyakit keturunan, rieayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian biasa
digubakan terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi),
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Dijelaskan mengenai riwayat kesehat pada keluarga dari
pihak suami dan istri, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga, serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.

C. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah
jendela,pemanfaatan ruangan, peletakan perabot rumah tangga,
jenis septic tank dan jarak septic tank dengan sumber minum
yang digunakan serta denah rumah.
2. Karakterisitik Tetangga dan Komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakterisitik dari tetangga dan
komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, dan budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan yang ada dan sejauh mana
keluarga berinteraksi dengann masyarakat
5. Sistem Pendukung Keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari
anggota keluarga, dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
memengaruhi orang lain untuk mengubah prilaku
3. Struktur Peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga,
baik secara formal maupun informal
4. Nilai atau Norma Keluarga
Menjelaskan mengenal nilai norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji, yaitu gambar diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya.bagaimanan kehangatan
tercipta dari anggota keluarga, dan bagaimana keluarga
mengembanglan sikap saling menghargai.
2. Fungsi Sosialisasi
Hal perlu dikaji bagaimana berinteraksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya, dan prilaku.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengatahuan keluarga menganai sehat-sakit,
serta melakukan penjajakan 2 tentang 5 fungsi kesehatan
keluarga. Hal-hal yang perlu dikasi sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan.
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi: pengertian, tanda/gejala, faktor penyebab dan
faktor yang memengaruhi, serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
adalah pengetahuan keluarga terhadap
dampak/konsekuensi penyakit. Jika tidak mampu
mengambil keputusan dikaji lagi penyebab
ketidakmampuan tersebut. Hal yang perlu dikaji
diantaranya:
1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifa dan
luasnya masalah.
2) Apakan masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap
masalah yang dialami
4) Apakan keluarga merasa takut akan akibat dari
tindakan penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif
terhadap masalah kesehatan
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan, dan
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatas masalah.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit: Yang perlu dikaji
adalah:
1) Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan
penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosa dan cara perawatannya
2) Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sifat
dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
3) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-
sumber yang ada dalam keluarga (anggota
keluarga yang bertanggung jawab, sumber
keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial.)
4) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, dan
5) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah, baik fisik maupun
fisiologis yang sehat. Hal yang perlu dikaji adalah:
1) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-
sumber keluarga yang dimiliki
2) Sejauh mana keluarga melihat keuntungan-
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan
3) Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya
higien sanitasi
4) Sejauh mana keluarga mengetahui upaya
pencegahan penyakit
5) Sejauh mana sikap dan pandangan keluarga
terhadap higien sanitasi, dan
6) Sejauh mana kekompakan antar anggota
keluarga.
e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
menggunalan fasilitas/pelayanan kesehatan di
masyarakat. Hal yang perlu dikaji adalah:
1) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan
fasilitas kesehatan
2) Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-
keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas
kesehatan
3) Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang
kurang baik terhadap petugas kesehatn, dan
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau
oleh keluarga.
4. Fungsi Reproduktif
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
jumlah anggota keluarga, dan metode apa yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5. Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan pangan,
sandang, dan papan.
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada
dimasyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan
keluarga.
6. Stres dan Koping Keluarga
a) Stressor Jangka Pendek dan Panjang
1) Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami
keluarga memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari 6 bulan
2) Stressor jangka panjang yaitu, stressor yang
dialami keluarga memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 6 bulan
b) Kemampuan Keluarga Berespon terhadapa
Situasi/Stressor
hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
berespon terhadap situasi stressor.
c) Strategi Koping yang Digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
d) Strategi Adaptasi Fungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaaan fisik, tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik (Head To Toe)
8. Harapan Keluarga
pada pengkajian akhir, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

F. Menyusun Analisis Data


Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan
keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi
keluarga, dan koping keluarga, baik yang besifat aktual, risiko,
maupunn sejahtera. Tipologi atau sifat dari diagnosis keperawatan
keluarga adalah aktual, risiko dan sejahtera.
1. Tipologi diagnosis keperawatan keluarga bersifat aktual berarti
terjadi defisit/gangguan kesehatan dalam keluarga dan dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
2. Diagnosis keperawatan keluarga bersifat risiko (ancaman
kesehatan) berarti sudah ada datang yanga menunjang, namun
belum terhadu gangguan, misalnya lingkungan rumah yang
kkurang bersih atau pola makan tidak adekuat.
3. Diagnosis keperawatan keluarga bersifat keadaan sejahtera
(wellness) merupakan suatu keadaan di mana keluarga dalam
keadaan sejahtera sehingga kesehatan perlu ditingkatkan

Table 1.4 Analisa Data


No Data Etiologi Problem
Data subjectif 3
Masalah
Keperawatan
Data objectif

1. Perumusan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah penilaian tentang respon idividu,
keluarga ata komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang actual dan potensial (Nadira, 2017). Diagnose keperawatan
dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, komponen
diagnose keperawatan meliputi:
a. Problem atau masalah.
Yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhi kebutuhan dasar
manusia yang di alami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Etiologi atau penyebab.
Yaitu suat pernyatan yang dapat menyebabkan masah
dengan mengacu kepada lima tugas keluarga.

c. Tanda dan gejala.


Yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung.
1) Diagnosis Aktual
Merupakan masalah keperawatan yang sedang di
alami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat
secara cepat.
Contoh :
a) Penampilan peran tidak efektif pada keluarga tn.R
(berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal perannya dalam keluarga)
b) Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada Ny. S
(Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat kesehatan anggota keluarga)
2) Diagnosis Resiko
Merupakan masalah keperawatan yang belum
terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan
actual dapat terjadi cepat apabila tidak segera mendapat
bantuan dari perawat.
Contoh :
a) Resiko penurunan curah jantung pada tn. P
(berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga)
b) Resiko defisit nutrisi pada An. A keluarga Tn. F
(berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memenuhi kebutuhan anggota
keluarga)

3) Diagnosis “wellness”/keadaan sejahtera.


Merupakan suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan.
Contoh :
a) Kesiapan peningkatan konsep diri pada keluarga
Tn. R
b) Kesiapan peningkatan pengetahuan pada
keluarga Tn. P
c) Kesiapan peningkatan konsep diri pada keluarga
Ny. S

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Tabel 1.5
Skala Prioritas Masalah
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah:
a.) Tidak/ kurang sehat 3
b.) Ancaman kesehatan 2 1
c.) Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah :
a) Mudah 2
b) Sebagian 1 2
c) Tidak dapat 0
3 Potensial untuk dicegah:
a) Tinggi 3
b) Cukup 2 1
c) Rendah 1
4 Menonjolnya masalah:
a) Masalah yang benar- 2
benar harus segera
ditangani 1
b) Ada masalah tetapi 1
tidak segera ditangani
c) Masalah tidak 0
dirasakan
Total Score
Sumber : Padila, (2012)
Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan :

= Nilai
Cara melakukan Skoring adalah :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor
diagnosa keperawatan keluarga

Faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas:


a. Kriteria sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat diatasi/diubah:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan
untuk mengatasi masalah.
2) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan
tenaga.
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu
4) Sumber daya masyarakat: dalam bentuk fasilitas,
organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

c. Kriteri potensi masalah untuk dicegah:


1) Kepelikan dari masalah (berhubungan dengan beratnya
penyakit/masalah
2) Lamanya masalah(berhubungan dengan jangka masalah
itu ada)
3) Tindakan yang sedang dijalankan (adalah rindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah)
4) Adanya kelompok high risk menambah posisi untuk
mencegah masalah.
d. Menonjolnya masalah
Perawat perlu menilai presepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersesbut. Nilai skor yang tertinggu
yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
a.) Resiko perfusi miokard tidak efektif d.d ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan Hipertensi
b.) Resiko perfusi renal tidak efektif d.d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan Hipertensi
c.) Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan Hipertensi

4. Intervensi Keperawatan Keluarga


Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan
oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Sedangkan tindakan
keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan
pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi (PPNI, 2018)
a. Kualitas Rencana
1) Harus berdasarkan masalah yang jelas
2) Harus realitas
3) Sesuai dengan tujuan
4) Dibuat secara tertulis
5) Dibuat bersama keluarga.
b. Langkah-langkah Perencanaan
Berdasarkan pada penentuan masalah keperawatan perlu
dipertimbangan faktor:
1) Pengetahuan yang ada, teknologi &tindakan menangani
masalah
2) Sumber daya keluarga: fisik, tenaga, dan keuangan
3) Sumber daya perawat: pengetahuan, keterampilan, dan
waktu
4) Sumber daya masyarakat: fasilitas, organisasi, masyarakat,
dan dukungan msyarakat.
c. Menetukan Tujuan
1) Tujuan merupakan akhir yang dituju dengan semua usaha.
2) Tujuan: pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan
dari tindakan keperawatan yang terdiri dari jangka panjang
dan jangka pendek.
3) Tujuan jangka panjang/umum: target dari kegiatan atau
hasil akhir yang diharapkan dari rangkaian proses
penyelesaian masalah keperawatan (penyelesaian satu
diagnosis). biasanya berorientasi pada perubahan perilaku:
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Misal: setelah
dilakukan kunjungan,keluarga tentang gizi kurang.
Contoh Intervensi Kemungkinan Diagnosa Keperawatan untuk keluarga dengan hipertensi
N DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
O KEP
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Resiko perfusi Setelah Setelah dilakukan Keluarga 1. Klien mampu Tindakan yang dilakukan :
miokard tidak dilakukan pengkajian selama 3 mengatahui mengontrol pola 1. Perawatan Jantung
efektif d.d pengkajian x 24 jam didapatkan cara merawat makan a. Observasi
ketidakmampuan selama 3x24 dengan kriteria hasil anggota 2. Klien rutin a) Monitor tekanan darah
keluarga dalam jam keluarga sebagai berikut : keluarga mengontrol b. Terapeutik
merawat anggota mampu Perfusi Miokard dengan tekanan darahnya a) Berikan diit jantung yang
keluarga dengan merawat 1. Takikardi hipertensi sesuai
Hipertensi anggota dengan membaik b) Fasilitasi pasien dan
hipertensi 2. Denyut nadi keluarga untuk
radial membaik memodifikasi gaya hidup
3. Tekanan darah sehat
membaik c) Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress
c. Edukasi
a) Anjurkan beraktivitas fisik
bertahap
d. Kolaborasi
a) Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
2. Resiko perfusi Setelah Setelah dilakukan Keluarga 1. Klien mampu Tindakan yang dilakukan :
renal tidak dilakukan pengkajian selama 3 mengatahui memonitor nyeri a) Pencegahan syok :
efektif d.d pengkajian x 24 jam didapatkan cara merawat 2. Klien mampu 1. Observasi
ketidakmampuan selama 3x24 dengan kriteria hasil anggota mengontrol pola a. Monitor status
keluarga dalam jam keluarga sebagai berikut : keluarga makan kardiopulmonal
merawat anggota mampu Perfusi Renal dengan 3. Klien rutin b. Monitor status cairan
keluarga dengan merawat 1. Nyeri abdomen hipertensi mengontrol 2. Terapeutik
Hipertensi anggota dengan menurun tekanan darah a. Berikan oksigen untuk
hipertensi 2. Mual menurun mempertahankan saturasi
3. Muntah menurun < 94
4. Tekanan darah b. Pasang kateter urine
membaik untuk menilai produksi
5. Bising usus urine
membaik c. Lakukan skin test untuk
6. Keseimbangan mencegah reaksi alergi
asam basa 3. Edukasi
membaik a. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
b. Anjurkan menghindari
allergen
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian IV
b. Kolaborasi pemberian
antiinflmasi
3. Resiko perfusi Setelah Setelah dilakukan Keluarga 1. Klien mampu Tindakan yang dilakukan :
serebral tidak dilakukan pengkajian selama 3 mengatahui menjawab a) Manajemen peningkatan tekanan
efektif d.d pengkajian x 24 jam didapatkan cara merawat pertanyaan intracranial
ketidakmampuan selama 3x24 dengan kriteria hasil anggota perawat dengan 1. Observasi
keluarga dalam jam keluarga sebagai berikut : keluarga baik a. Monitor tanda / gejala
merawat anggota mampu Perfusi Serebral dengan 2. Klien mampu peningkatan TIK
keluarga dengan merawat 1. Tingkat hipertensi mengontrol nyeri b. Monitor status pernapasan
Hipertensi anggota dengan kesadaran 3. Klien mampu c. Monitor intake dan output
hipertensi meningkat mengontrol cairan
2. Kognitif kecemasan 2. Terapeutik
meningkat 4. Klien rutin a. Berikan posisi semifowler
3. Sakit kepala mengontrol b. Cegah terjadinya kejang
menurun tekanan darah c. Pertahankan suhu tubuh
4. Kecemasan normal
menurun 3. Kolaborasi
5. Nilai rata-rata a. Kolaborasi pemberian
tekanan darah sedasi dan anti konvulsan
membaik b. Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis
c. Kolaborasi pemberian
pelunak tinja
Tabel 1.6 Format Perencanaan Asuhan Keperawatan
20

5. Implementasi Asuhan Keperawatan


Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi (Wartonah, 2015).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).
Jenis Implementasi Keperawatan Dalam pelaksanaannya terdapat
tiga jenis implementasi keperawatan, yaitu:
a. Independent Implementations adalah implementasi yang
diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien dalam
mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya:
membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL),
memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan
lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi,
pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-kultural, dan lain-lain.
b. Interdependen/Collaborative Implementations Adalah tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau
dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam
pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso
gastric tube (NGT), dan lain-lain.
c. Dependent Implementations Adalah tindakan keperawatan atas
dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal:
pemberian nutrisi pada pasien sesuai dengan diit yang telah
dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai
dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
6. Evaluasi Asuhan Keperawatan
Evaluasi adalah proses keberhasilan tindakan keperawatan yang
membandingkan antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan
menilai efektif tidaknya dari proses keperawatan yang dilaksanakan serta
hasil dari penilaian keperawatan tersebut digunakan untuk bahan
perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. Evaluasi
keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan
guna tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari
rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti, 2017)
Komponen catatan perkembangan, antara lain sebagai berikut:
Kartu SOAP (data subjektif, data objektif, analisis/assessment, dan
perencanaan/plan) dapat dipakai untuk mendokumentasikan evaluasi dan
pengkajian ulang :
1. S ( Subjektif ): data subjektif yang diambil dari keluhan klien,
kecuali pada klien yang afasia.
2. O (Objektif): data objektif yang diperoleh dari hasil observasi
perawat, misalnya tanda-tanda akibat penyimpangan fungsi fisik,
tindakan keperawatan, atau akibat pengobatan.
3. A (Analisis/assessment): Berdasarkan data yang terkumpul
kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi
diagnosis atau masalah potensial, dimana analisis ada 3, yaitu
(teratasi, tidak teratasi, dan sebagian teratasi) sehingga perlu
tidaknya dilakukan tindakan segera. Oleh karena itu, sering
memerlukan pengkajian ulang untuk menentukan perubahan
diagnosis, rencana dan tindakan.
4. P (Perencanaan/planning): perencanaan kembali tentang
pengembangan tindakan keperawatan, baik yang sekarang
maupun yang akan dating (hasil modifikasi rencana
keperawatan) dengan tujuan memperbaiki keadaan
kesehatan klien. Proses ini berdasarkan kriteria tujuan yang
spesifik dan priode yang telah ditentukan

No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1 S:

O:

A:

P:

Tabel 1.7 Format Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai