Anda di halaman 1dari 33

IBU DENGAN KISTA OVARIUM

OLEH :

N.Nenok Ida Kurnia, SST


NIP. 19660411 198803 2 005

UPT PUSKESMAS SALAWU


KABUPATEN TASIKMALAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di lakukan dengan prioritas pada upaya

peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga melalui peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat dan keluarga antara lain di

tentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu kelompok

penduduk yang rawan dan strategis.Salah satu target yang telah ditentukan dalam

Millennium Development Goals (MDGs 2015) tujuan ke 5 yaitu meningkatkan

kesehatan ibu serta mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua

perempuan dimana target yang akan dicapai dari tahun 1990 sampai tahun 2015

adalah mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah kematian.

Berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan

reproduksi diantaranya penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Kista

ovarium adalah kantung yang berisi cairan, yang normalnya berukuran kecil yang

terletak di indung telur (ovarium) ovarium adalah suatu penyakit gangguan organ

reproduksi wanita.Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi

yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya (Nugroho, 2012).

Umumnya kista ini jinak, sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa

kista yang ganas. Beberapa faktor penyebab kista ovarium diantaranya adalah

gangguan reproduksi (pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofisis dan

ovarium. Gejala yang ditemui adalah nyeri saat menstruasi, nyeri perut dibagian

1
bawah, nyeri saat hubungan seksual, nyeri punggung dan terkadang sampai

bagian kaki, disertai nyeri saat buang air kecil atau buang air besar. Kebanyakan

kista ini jinak, sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista yang ganas. Di

antara kista ovarium ini ada yang bersifat neoplastik (memerlukan operasi) dan

ada yang bersifat nonneoplastik (tidak memerlukan operasi) (Nugroho, 2012).

Kista ovarium dapat berbahaya bila kista berubah menjadi ganas sehingga

memerlukan tindakan pengangkatan kista. Kista juga penyakit yang ditakuti

banyak wanita, selain kejadiannya yang cukup banyak dan sering tanpa disadari

atau gejala, kista juga dikhawatirkan dapat mengganggu kesuburan. Namun,

bukan berarti seorang wanita yang menderita kista tidak bisa hamil. Selama

pertumbuhan kista tersebut tidak menghambat proses pembuahan, maka

kehamilan bisa tetap terjadi.

Insiden kista ovarium di Indonesia tidak ditemukan data pasti, menurut

Wiknjosastro (2010) karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik.

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista

ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita

berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa pubertas.

Beberapa penelitian menggambarkan insiden kista di berbagai rumah sakit

seperti di RS. Kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita setiap tahun.

Nasdaldy, (2009) mengatakan bahwa menurut data hasil penelitian di Rumah

Sakit Umum Cipto Mangunkusumo terdata pada tahun 2008 terdapat 428 kasus

penderita kista endometriosis, 20% diantaranya meninggal dunia, sedangkan pada

2
tahun 2009 terdata 768 kasus penderita kista endometriosis, dan 25% diantaranya

meninggal dunia.

Hasil penelitian Siringo (2013) mengenai Karakteristik Penderita Kista

Ovarium Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit St Elisabeth Medan Tahun 2008 -

2012 , menemukan bahwaProporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista

tertinggi yaitu kista ovarium jinak (94,8%). Proporsi penderita kista ovarium

berdasarkan ukuran diamer kista tertinggi yaitu 3,83 – 7,52 cm (40,5%). Proporsi

penderita kista ovarium berdasarkan keluhan tertinggi yaitu nyeri abdomen bawah

(67,7 %). Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status haid tertinggi yaitu

masih haid (87,9%).

Penyakit ginekologi ditemukan kista ovarium mengalami penurunan,

Walaupun kasus kista ovarium mengalami penurunan, namun perlu penanganan

lebih lanjut untuk mencegah komplikasi. Berdasarkan uraian latar belakang, maka

penulis bermaksud untuk memaparkan kasus kista ovarium dalam makalah ini.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep teori kista ovarium?

2. Bagaimana cara penegakkan diagnosa kista ovarium pada ibu?.

3. Apa fakor penyebab kista ovarium pada ibu?.

3
4. Bagaimana penatalaksanaan kista ovarium pada ibu?.

5. Apa komplikasi kista ovarium pada ibu?.

C. Tujuan

1. Mengetahui penegakkan diagnosa kista ovarium pada ibu .

2. Mengetahui jenis kista ovarium pada ibu .

3. Mengetahui fakor penyebab kista ovarium pada ibu .

4. Mengetahui penatalaksanaan kista ovarium pada ibu .

5. Mengetahui komplikasi kista ovarium pada ibu .

D. Manfaat

Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam

perkembangan Ilmu Kebidanan patologi, obstetri dan ginekologi. Menjadi bahan

masukan bagi instansi kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan

penatalaksanaan asuhan kebidanan dan obstetri ginekologi khussnya kista

ovarium.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam

semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi serta fungsi dan

prosesnya (Manuaba, 2009).

2. Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan

a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

b. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk

PMS-HIV/AIDS.

c. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi

d. Kesehatan reproduksi remaja

e. Pencegahan dan penanganan infertile

f. Kanker pada usia lanjut

g. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik,

mutilasi genital, fistula, dll.

5
3. Hak-hak reproduksi

Konferensi internasional kependudukan dan pembangunan, disepakati hal-hal

reproduksi yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara

utuh, baik kesehatan rohani dan jasmani, meliputi :

a. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi

b. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi

c. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi

d. Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan

e. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan

f. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan

reproduksinya

g. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk

perlindungan dari pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual

h. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang berkaitan

dengan kesehatan reproduksi

i. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya

j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga

k. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam berkeluarga dan

kehidupan kesehatan reproduksi

l. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang

berkaitan dengan kesehatan reproduksi

6
4. Gangguan alat reproduksi wanita

Menurut Hadibroto (2012) gangguan alat reproduksi wanita pada

umumnya bersumber dari uterus, ovarium, endometrium, serviks. payudara

dan alat genital.

a. Pada alat Genital

Penyakit sistem reproduksi wanita yang sering terjadi ini biasanya pada

wilayah uterus, ovarium, endomentriosis, serviks dan vagina.Ovarium

adalah salah satu organ reproduksi wanita yang berbentuk organ kecil

terletak disamping rahim wanita. Organ Reproduksi ini berfungsi untuk

pembuatan hormon, termasuk hormon estrogen yang memicu terjadinya

menstruasi. Kista ovarium merupakan salah satu gangguan pada organ

ovarium, Penyakit kista ovarium termasuk dalam jenis tumor jinak yang

terdiri dari kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang

berkembang di dalam ovarium. Tumbuhnya kista biasanya akan

menyebabkan terganggunya siklus haid, mengurangi kesuburan wanita

dan rasa sakit yang luar biasa disekitar perut.

b. Gangguan Kesehatan Endometriosis

Penyakit Endometriosis adalah kondisi jaringan endometrium wanita

berada di luar wilayah rahim namun berada di oviduk, ovarium, ataupun di

jalur luar rahim wanita. Gejala penyakit endometriosis yang paling umum

7
adalah rasa nyeri pada bagian perut, pinggang yang sakit, serta rasa tidak

nyaman saat menstruasi.

c. Infeksi vagina

Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan

bau yang sangat menyengat dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini

biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif khususnya bagi

mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan

seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual.

d. Penyempitan Oviduk

Oviduk (saluran telur) yang menyempit, bisa disebabkan karena genetis

atau karena kuman jenis tertentu. Penyempitan Oviduk, menyebabkan

sulitnya terjadi kehamilan pada wanita, karena jalan sperma menjadi

terhalangi.

e. Kemandulan (Infertilitas)

Kemandulan Wanita bisa disebabkan karena penyakit maupun gangguan

pada Sistem Reproduksi. Salah satu tanda paling mudah mengetahui

gangguan kesehatan ini adalah, terjadinya keterlambatan menstruasi atau

bahkan tidak terjadi menstruasi sama sekali. Gangguan ini bisa diatasi

dengan terapi makanan, atau pengobatan dengan dokter spesialis.

f. Kanker Payudara

Kanker payudara tidak hanya terjadi pada wanita, bahkan pria juga

mempunyai risiko kanker payudara. Namun memang wanita memiliki

8
resiko lebih tinggi dibandingkan pria. Hal tersebut dikarenakan jaringan

lemak pada payudara wanita jauh lebih besar. Dan Kanker payudara bisa

menyerang wanita yang sudah menikah maupun belum menikah.

Pencegahan kanker payudara bisa dilakukan dengan pola makan dan hidup

sehat, serta hindari penggunaan Bra yang terlalu ketat /  sempit.

B. Konsep Dasar Kista Ovarium

1. Pengertian

Kista adalah kantong yang berisi cairan seperti balon berisi air dan

dapat tumbuh dimana saja, kista ovarium bermacam-macam jenisnya. Kista

ovarium yang berada didalam ovarium atau permukaan ovarium (indung telur)

disebut juga kista ovarium atau tumor ovarium.

Kista ovarium sering terjadi pada wanita dimasa reproduksinya.

Sebagian besar kista ovarium terbentuk karena perubahan kadar hormon yang

terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium

(Nayla, 2007).

Kis4ta ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau

setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium).Kista ovarium

biasanya tidak bersifat kanker, tetapi walaupun kista tersebut berukuran kecil,

diperlukan perhatian lebih lanjut untuk memastikan bahwa kista tersebut tidak

berupa kanker (Setiati, 2009).

9
Kista ovarium disebut juga kista neoplastik merupakan jenis kista

ovarium yang mengarah pada penyakit neoplasma, yaitu penyakit yang

mengarah pada keganasan atau cenderung kearah tumor (Setiati, 2009).

Kista merupakan kantong berisi cairan seperti balon berisi air (Owen,

2005). Menurut Arianto (2009), kista dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya

bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium

(indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Kista ovarium sering

terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk

karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan

pelepasan sel telur dari ovarium.

Saifuddin (2010) menyatakan bahwa ukuran dan jenis kista ovarium

bisa bervariasi, ada yang berisi cairan jernih yang biasanya disebut kista

fungsional, berisi darah seperti kista merah (rubrum), kista berisi gigi, rambut,

dan cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan ikat yang padat

seperti fibroma. Kebanyakan kista ini jinak, sementara sebagian kecil lainnya

bisa berupa kista yang ganas. Di antara kista ovarium ini ada yang bersifat

neoplastik (memerlukan operasi) dan ada yang bersifat nonneoplastik (tidak

memerlukan operasi).

Jadi kista ovarium adalah suatu kantong yang berisi cairan yang

tumbuh didalam ovarium (indung telur). Kista terbentuk karena perubahan

kadar hormon selama siklus haid dan kista ovarium tidak bersifat kanker.

Tetapi kista ovarium mengarah pada keganasan atau cenderung kearah tumor.

10
2. Manifestasi klinis

Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala.

Namun kadang – kadang kista dapat menyebabkan beberapa masalah seperti :

a. Bermasalah dalam pengeluaran urin secara komplit

b. Nyeri selama hubungan seksual

c. Masa di perut bagian bawah dan biasanya bagian – bagian organ tubuh

lainnya sudah terkena.

d. Nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus menstruasi

e. Wanita post monopouse : nyeri pada daerah pelvik, disuria, konstipasi

atau diare, obstruksi usus dan asietas.

3. Jenis-jenis kita ovarium

Kista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang

bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari korpus luteum.

Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang merupakan neoplasma. Oleh

karena itu kista ovarium dibagi dalam 2 golongan:

a. Non-neoplastik (fungsional)

1) Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia

foliculi. Setiap bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai

kematian ovum disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada

masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan

folikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista

11
yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Tidak

jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga

terjadi suatu haematoma folikuler.

2) Kista lutein Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar

kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal darI

corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu

terjadi pada masa vascularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak

jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis

dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi

reabsorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggalah cairan

yang jernih atau sedikit bercampur darah.

Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam

lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein

terbenam dalam jaringan-jaringan perut.

b. Neoplastik

Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis:

1) Cystadenoma mucinosum

Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar

yang pernah dilaporkan adalah 328 pound. Tumor ini mempunyai

bentuk bulat, ovoid atau bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang

rata dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan.

2) Cystadenoma serosum

12
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum,

tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali. Dinding luarnya dapat

menyerupai kista mucinosum. Pada umumnya kista ini berasal dari

epitel permukaan ovarium (germinal ephitelium).

3) Kista dermoid

Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovary bedanya ialah bahwa

tumor ini bersifat kistik, jinak dan elemen yang menonjol ialah

eksodermal. Sel-selnya pada tumor ini sudah matang. Kista ini jarang

mencapai ukuran yang besar.

4. Faktor Penyebab Timbulnya Kista Ovarium

Penyebab timbulnya kista ovarium adalah terjadinya gangguan

pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri

dan timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi (Setiati,

2009)

Menurut Suwandy (2012), faktor penyebab timbulnya kista ovarium

diantaranya adalah riwayat kista ovarium terdahulu, siklus haid tidak teratur,

menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda dan penderita kanker

payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen).

Menurut Herlina (2014) faktor Penyebeb Terjadinya Kista Ovarium

diantaranya :

a. Faktor Reproduksi

13
Riwayat reproduksi (kehamilan-persalinan) terdahulu serta durasi dan

jarak reproduksi memiliki dampak terbesar pada penyakit ini, paritas yang

rendah dan infertilitas (kemandulan), menarche (pertama kali mendapat

menstruasi) dini dan menopause yang terlambat meningkatkan resiko

untuk berkembangnya kista ovarium.

Owen (2005) wanita yang menderita kista ovarium dikaitkan dengan

susahnya wanita tersebut menjadi hamil, menstruasi yang terlalu muda

atau bahkan berakhirnya menstruasi terlalu tua dikarenakan adanya

gangguan di ovarium (indung telur) wanita. Mulai menstruasi pertama

antara 12-13 tahun dan menarche lambat berusia 18 tahun, pada awal 40-

50 tahun menstruasi berhenti dan dinamakan menopause.

Bila sel telur berhasil dikeluarkan saat ovulasi namun tidak terjadi

pembuahan, maka indung telur otomatis berhenti memproduksi estrogen

maupun progesteron. Penurunan mendadak hormon tersebut menyebabkan

turunnya selaput lendir rahim dan terjadilah menstruasi. Apabila pelepasan

telur karena salah satu hormon rendah maka folikel tersebut menjadi kista.

Peningkatan insiden kista ovarium pada wanita lajang, biarawati, dan

wanita nulipara (tidak memiliki keturunan) menunjukan ovulasi yang

teratur yang tidak diselingi dengan kehamilan, meningkatkan predisposisi

wanita mengidap keganasan.

Kehamilan yang multiple (kembar) dapat meningkatkan efek protektif

menghadapi perkembangan kanker ovarium. Apabila dibandingkan

14
dengan wanita nulipara, satu sampai dua kehamilan menghasilkan resiko

relatif (RR) 0,49-0,97. Wanita dengan jumlah kehamilan lebih dari tiga

memiliki penurunan resiko sebanyak 0,35-0,76 apabila dibandingkan

dengan populasi kontrol.

b. Faktor Hormonal

Penggunaan hormon estrogen pada terapi gejala menopause berhubungan

dengan peningkatan resiko insiden maupun tingkat mortalitas kista

ovarium. Beberapa literatur menunjukkan penggunaan terapi sulih hormon

jangka panjang (> 5-10 tahun) mengakibatkan peningkatan resiko 1,5 –

2,0 kali lipat. Peningkatan resiko secara spesifik terlihat pada wanita

pengguna hormon estrogen tanpa disertai progesteron.

c. Faktor Genetik

Pada umumnya kista ovarium bersifat sporadis/tidak beraturan. Pada

familial/hubungan keluarga dan herediter/keturunan dilaporkan hanya 5-

10%. Riwayat keluarga merupakan faktor penting dalam memasukkan

apakah seorang wanita memiliki resiko terkena kista ovarium. Rata-rata,

resiko seorang wanita untuk mengidap kista ovarium, resiko nya akan

meningkat menjadi 4-5%. Dalam kasus dimana terdapat dua anggota

keluarga yang mengidap kista ovarium, resiko pada wanita ini akan

meningkat menjadi 7%.

d. Faktor gaya hidup

15
Pada sebuah penelitian disebutkan diet wanita pengidap kanker ovarium

dapat ditemukan pada pola diet Barat, yaitu tinggi daging dan sedikit

sayuran. Hal tersebut kemungkinan berhubungan dengan tingginya angka

insiden kista ovarium. Sayur-sayuran, tidak termasuk buah-buahan,

dikatakan memiliki efek yang menguntungkan, sementara mengonsumsi

tinggi daging dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengidap kista

ovarium. Beberapa penelitian juga menyatakan konsumsi tembakau

meningkatkan angka kejadian kista ovarium pada wanita terutama jenis

tumor musinosa.

5. Tanda dan Gejala Kista Ovarium

Kista ovarium yang berukuran kecil tidak menunjukkan gejala atau rasa sakit

kecuali kalau kista tersebut pecah atau terpuntir sehingga menyebabkan rasa

sakit yang hebat di daerah perut bagian bawah dan daerah tersebut menjadi

kaku. Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan

gejala, seperti rasa sakit pada panggul, sakit pinggang, sakit saat berhubungan

seksual, serta perdarahan rahim yang abnormal (Setiati, 2009).

Menurut Setiati (2009), munculnya gejala klinis pada kista ovarium

diakibatkan tiga hal berikut:

a. Pertumbuhan kista yang dapat menimbulkan tekanan pada alat-alat

disekitarnya.

b. Aktivitas hormonal, khususnya jenis kista yang memproduksi hormon.

16
Menurut Herlina (2014) gejala penyakit kista ovarium akan terjadi jika ukuran

kista ovarium cukup besar. Karena jika kista ovarium yang masih berukuran

kecil jarang yang akan menyebabkan gejala.

a. Gangguan haid

Gejala penyakit kista ovarium akan membuat gangguan pada haid.

Gangguan pada haid yang terjadi bisa berupa siklus haid yang tidak tentu,

karena selalu berubah ubah setiap bulan nya. gangguan haid yang lain juga

bisa akan mengalami pendarahan pada saat di luar jadwal haid, dan

pendarahan yang terjadi juga bisa tidak hanya sekali karena akan berbeda

beda pada setiap wanita yang mengalaminya.

b. Nyeri panggul

Gejala penyakit kista ovarium yang akan terjadi nyeri di bagian panggul.

Nyeri panggul biasa nya berlangsung ketika masa haid, dan juga bisa

melebihi hingga masa haid selesai. Nyeri panggul akan terasa

menyakitkan hingga banyak wanita yang minum obat untuk mengatasi

rasa nyeri pada saat terjadi.

c. Gangguan pencernaan

Gejala penyakit kista ovarium juga akan di rasakan pada sistem

pencernaan tubuh. karena posisi atau letak rahim yang tidak terlalu jauh

dengan sistem pencernaan maka akan membuat gangguan pencernaan

pada gejala penyakit kista ovarium.

17
d. Perut kembung

Perut kembung merupakan gejala penyakit kista ovarium. Perut kembung

di karenakan perut banyak gas di dalam nya, karena tidak dapat di olah

dengan baik pada saat ada nya kista ovarium. Selain itu gejala penyakit

kista ovarium juga akan membuat wanita akan lebih cepat untuk

merasakan kenyang walaupun hanya makan sedikit.

6. Pemeriksaan Dini Kista Ovarium

Menurut Setiati (2009), keberadaan kista ovarium sudah dapat dideteksi

secara dni, yaitu dengan melalui tiga cara berikut:

a. Pemeriksaan secara berkala dan teratur, minimal setahun sekali

Jika pada pemeriksaan pertama kista ovarium yang tidak terlalu besar

ditemukan, dengan batasan 5 sentimeter, maka harus dilakukan follow up

setiap tiga bulan sekali.

b. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor

berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor

itu.

c. Pemeriksaan dengan USG

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah

tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor

kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga

18
perut yang bebas dan yang tidak diperlukan juga pemeriksaan anamnesis

untuk menanyakan riwayat penyakitnya, seperti bagaimana menstruasi,

apakah ada nyeri atau tidak dan sebagainya.

d. Pemeriksaan fisik dan laboratorium

Kista ovarium yang mengarah pada kanker memang dapat diperkirakan

melalui USG karena gambaran tertentu dapat terlihat, misalnya dinding

yang menebal atau tidak beraturan.

Pertumbuhan dalam kista yang mengarah pada kanker dapat diketahui.Selain

itu pemeriksaan ini tidak spesifik. Jika ditemukan kista berdiameter lebih dari

lima sentimeter atau kurang dan hasil USG menunjukkan kecurigaan ke arah

kanker dan tumor marker-nya diperiksa tinggi, maka pemerikaan ke arah

kanker harus dipikirkan.

Seandainya kista tersebut adalah kanker, maka harus dilakukan follow updan

obat-obatan kemoterapi harus diberikan berdasarkan jenis sel-sel dan

stadiumnya. Jika ternyata kista ovarium tersebut menjadi kanker indung telur,

tindakan operasi harus segera dilakukan. Semua itu harus dilakukan dengan

hati-hati, jangan sampai kista ovarium tersebut pecah karena kista yang pecah

dapat menyebar.

7. Komplikasi Kista Ovarium

19
Menurut Wiknjosastro (2005), komplikasi yang dapat terjadi pada kista

ovarium yaitu:

a. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan

pembesaran kista dan menimbulkan gejala klinik yang minimal. Akan

tetapi bila perdarahan terjadi dalam jumlah banyak, akan terjadi distensi

cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.

b. Putaran tungkai

Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm. Putaran

tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi, adanya putaran tangkai

menimbulkan tarikan terhadap peritonium perietale dan ini menimbulkan

rasa sakit. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan

darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan terjadi

perdarahan didalamnya.

c. Infeksi pada tumor

Terjadi jika di dekat kista ada kuman patogen, seperti appendisitis, atau

salpingitis.

d. Robek dinding kista Terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula sebagai

akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan di perut. Bila terjadi robekan

disertai hemoragi maka akan terjadi perdarahan dan menimbulkan nyeri

yang berlangsung terus-menerus.

e. Perubahan keganasan

20
Dapat terjadi pada beberapa kista seperti kistadenoma ovari serosum,

kistadenoma ovari musinosum. Oleh sebab itu, setelah diangkat perlu

pemeriksaan yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan.

Menurut Setiati (2009), gejala-gejala yang sering muncul dari adanya kista

ovarium yaitu:

a. Menstruasi yang datang terlambat dan disertai rasa nyeri.

b. Nyeri menstruasi hebat dan terus menerus.

c. Terjadi pembesaran di perut.

d. Muncul gejala-gejala penekanan akibat pembesaran kista.

e. Jika kista bertangkai, rasa nyeri perut tidak muncul dengan tiba-tiba, tetapi

muntah-muntah dapat terjadi sebagai akibat tangkai kista yang terpuntir.

f. Luas permukaan endometrium menjadi lebih tebal sehingga menstruasi

jadi lebih banyak.

g. Muncul rasa nyeri, perasaan penuh atau tertekan pada daerah perut.

h. Permbengkakan tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit.

8. Pencegahan Kista Ovarium

Menurut Setiati (2009), cara pencegahan kista ovarium yaitu :

a. Menggunakan kontrasepsi oral atau pil KB. Ini disebabkan oleh

kemampuan kontrasepsi ini dalam mencegah produksi sel telur.

Ketiadaan sel telur di dalam ovarium berarti tidak ada cairan yang dapat

digunakan untuk mengisi folikel.

b. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung antioksidan tinggi.

21
c. Menjaga kebersihan sekitar daerah kewanitaan dilakukan untuk mencegah

sel-sel tumor berkembang oleh bakteri.

d. Menjalani pola hidup sehat seperti pola makan yang baik dan berolahraga

secara teratur.

9. Pengobatan Kista Ovarium

Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosasebagai kista ovarium

yang berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi

pengangkatan biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium

tumbuh lebih besar. Penyembuhan dari kista juga tergantung pada jenisnya

masing-masing. Kista neoplastik jinak dapat disembuhkan. Akan tetapi,

penderita kista neoplastik ganas, sampai saat ini belum ada yang dinyatakan

sembuh. Kemungkinan kambuh, tergantung dari penanganan atau operasi

yang pertama kali dilakukan (Setiati, 2009).

10. Penatalaksanaan

a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan

bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.

b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan

menghilangkan kista.

c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista

ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen

dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang

22
diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada

distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan

gurita abdomen sebagai penyangga.

d. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang

pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan

kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi

napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti

tanda-tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi (Lowdermilk.dkk.

2005).

23
C. Kerangaka Teori

Kesehatan resproduksi

Fisiliogis Patologis

uterus ovarium endomentri serviks payudara


osis

Kista Faktor Penyebab :


ovarium Faktor Reproduksi
Faktor Hormonal
Genetik
Gaya hidup
Jenis kista

Non-neoplastik Neoplastik

Terapi

Komplikasi

Bagan 2.1 Kerangka alur pikir

Sumber : Cunningham, 2005 dan Saifuddin 2007

24
BAB III

PEMBAHASAN

Penegakkan diagnosis pada kasus kista ovarium adalah dengan keluhan sakit

saat berkemih dan merasakan adanya benjolan pada perut bagian bawah, mempunyai

riwayat nyeri yang sangat hebat pada saat menstruasi kemudian dari hasil

pemeriksaan USG diperoleh adanya kista. Dalam hal ini gejala klinis yang ditemukan

diantaranya adalah sakit saat berkemih, adanya benjolan pada perut bagian bawah,

dan nyeri saaat menstruasi. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2009) mengatakan

wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala. Namun kista dapat

menyebabkan beberapa masalah seperti pengeluaran urin secara komplit, nyeri

selama hubungan seksual. Adanya masa di perut bagian bawah dan biasanya bagian-

organ tubuh lainnya sudah terkena.Nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus

menstruasi.

Penyebab kista ovarium terjadi pada wanita yang menderita kista ovarium

dikaitkan dengan susahnya wanita tersebut menjadi hamil, menstruasi yang terlalu

muda atau bahkan berakhirnya menstruasi terlalu tua dikarenakan adanya gangguan

di ovarium (indung telur) wanita. Mulai menstruasi pertama antara 12-13 tahun dan

menarche lambat berusia 18 tahun, pada awal 40-50 tahun menstruasi berhenti dan

dinamakan menopause.

Menurut Herlina (2014) Riwayat reproduksi (kehamilan-persalinan) terdahulu

serta durasi dan jarak reproduksi memiliki dampak terbesar pada penyakit ini, paritas

25
yang rendah dan infertilitas (kemandulan), menarche (pertama kali mendapat

menstruasi) dini dan menopause yang terlambat meningkatkan resiko untuk

berkembangnya kista ovarium.

Bila sel telur berhasil dikeluarkan saat ovulasi namun tidak terjadi

pembuahan, maka indung telur otomatis berhenti memproduksi estrogen maupun

progesteron. Penurunan mendadak hormon tersebut menyebabkan turunnya selaput

lendir rahim dan terjadilah menstruasi. Apabila pelepasan telur karena salah satu

hormon rendah maka folikel tersebut menjadi kista. Tidak adanya hormon

progesteron terdeteksi oleh hipotalamus, yang langsung menstimulasi indung telur

dengan meningkatkan produksi gonadotropine releasing hormone (GnRH), yang

merangsang pituitari untuk juga menghasilkan folicle stimulating hormone (FSH) dan

LH. Indung telur menghasilkan estrogen dan androgen, yang menstimulasi lebih

banyak folikel lagi untuk ovulasi.

kista ovarium disebabkan oleh faktor hormonal, menurut teori Herlina (2014)

mengatakan bahwa penggunaan hormon estrogen pada terapi gejala menopause

berhubungan dengan peningkatan resiko insiden maupun tingkat mortalitas kista

ovarium. Selanjutnya kista pada ovarium disebabkan oleh faktor genetik atau

keturunan. Kista ovarium disebabkan oleh karena adanya mutasi pada gene BRCA1

yang berlokasi pada kromosom 17q dan gene BRCA2 yang berlokasi pada kromosom

13q. Berdasarkan penelitian epidemiologi, dikenal 3 kelainan genetik yang

berhubungan dengan kista ovarium. Namun kelainan genetik ini tidak hanya

26
menyebabkan keganasan pada ovarium saja, akan tetapi juga menyebabkan eganasan

pada organ lain secara bersamaan, sehingga merupakan suatu sindroma.

kista ovarium disebabkan oleh gaya hidup yang buruk, misalnya konsumsi

lemak yang berlebih, sebagian besar lemak yang dikonsumsi sehari-hari sebaiknya

tidak lebih 10% berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% berasal dari lemak tidak jenuh

ganda atau sama dengan konsumsi lemak 78 gram (1,5-3 sendok makan), sedangkan

konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah kurang dari 300 mg dalam sehari

sedangkan Menurut The National Health and Medical Research Council (NHMRC),

mengonsumsi 2 jenis buah dan 5 jenis sayuran per hari danMengonsumsi 3 sampai 5

porsi sayur dan 2 sampai 3 porsi, seperti yang direkomendasikan Pedoman Gizi

Seimbang, Undang-Undang Kesehatan No. 36, 2009.

Menurut penelitian Heri Saputra tahun 2012 menyebutkan insiden Kista

Ovarium yang tinggi didapati pada populasi dengan konsumsi kopi per kapitanya

tinggi. Byers dalam penelitiannya menjumpai adanya hubungan diet yang rendah

serat dan kurang vitamin A dengan peningkatan insiden Kista Ovarium.

Penelitian lain yang dilakukan Siringo (2013) karakteristik wanita penderita

kista ovarium di Rumah Sakit Elisabeth Medan 2008-20012 menemukan bahwa

penderita kista ovarium dengan pada wanita dengan haya hidup yang buruk sebesar

0,7% dari 116 kasus, uji chi aquare menunjukkan tidak ada hubungan antara gaya

hidup dengan kejadian kista ovarium.

Anjuran puasa, pada dasarnya adalah menjaga muntah atau akan terjadi

regurgitasi (yaitu naiknya makanan ke tenggorokan). Jika hal tersebut terjadi,

27
makanan yang dimakan bisa saja masuk ke paru-paru dan mempengaruhi pernapasan,

serta menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Ternyata aturan ini sudah sesuai

dengan standar kesehatan dan dilakukan demi keselamatan nyawa pasien saat sedang

menjalani operasi.

Selanjutnya dilakukan dawer cateter, pemasangan kateter urine dapat

dilakukan untuk diagnosis maupun sebagai terapi. Indikasi pemasangan kateter urine

untuk diagnosis adalah untuk menghindari kontaminasi air kemih. Tindakan yang

dilakukan adalah tindakan pembedahan. Hal ini sesuai dengan Lowdermilk.dkk

(2005), yang mengatakan bahwa penatalaksanaan kista diantaranya adalah

pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah,

misalnya laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.

Setelah dilakukan pembedahan kemudian dilakukan perawatan pasca

operasi,serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu

pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan

kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat

dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.

komplikasi akibat kista ovarium, namun menurut Wiknjosastro (2005),

komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium yaitu diantaranya adalah biasanya

terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista dan

menimbulkan gejala klinik yang minimal. Akan tetapi bila perdarahan terjadi dalam

jumlah banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut

mendadak.

28
Selain itu pula dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm.

Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi, adanya putaran tangkai

menimbulkan tarikan terhadap peritonium perietale dan ini menimbulkan rasa sakit.

Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor

dengan akibat pembesaran tumor dan terjadi perdarahan didalamnya.

Terjadi jika di dekat kista ada kuman patogen, seperti appendisitis, atau

salpingitis ataupun robek dinding kista Terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula

sebagai akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan di perut. Bila terjadi robekan

disertai hemoragi maka akan terjadi perdarahan dan menimbulkan nyeri yang

berlangsung terus-menerus. Komplikasi lain adalah dapat terjadi pada beberapa kista

seperti kistadenoma ovari serosum, kistadenoma ovari musinosum. Oleh sebab itu,

setelah diangkat perlu pemeriksaan yang seksama terhadap kemungkinan perubahan

keganasan (Najani, L 2008)

29
BAB IV

PENUTUP

Kista ovarium adalah kantung yang berisi cairan, yang normalnya berukuran

kecil yang terletak di indung telur (ovarium) ovarium adalah suatu penyakit gangguan

organ reproduksi wanita.K ista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi

yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Beberapa faktor

penyebab kista ovarium diantaranya adalah gangguan reproduksi (pembentukan

hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Gejala yang ditemui adalah nyeri

saat menstruasi, nyeri perut dibagian bawah, nyeri saat hubungan seksual, nyeri

punggung dan terkadang sampai bagian kaki, disertai nyeri saat buang air kecil atau

buang air besar.

dengan demikian, ibu siharapkan dengan koseling yang diberikan tenatang

kista ovarium, responden dapat mengetahui apabila terdapat faktor risiko dapat diatasi

sedini mungkin. Bidan sebaiknya bidan memberikan pelayanan kebidanan yang

efektif dengan mengacu pada manajemen pelayanan kebidanan khususnya dalam

penatalaksanaan wanita yang mengalami kista ovarium.

30
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2011. Kista Ovarium. Available online: http:// www. Medinuc. Com

Depkes RI.2011.Kista Ovarium.Available online http:// www.medinuc.com

Fadhilah (2014) Karakteristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita
Insani Pematang Siantar tahun 2011-2013. http://www.usu.ac.id

Hadibroto, B.,R., 2012. Laparoskopi pada kista Ovarium. Jurnal Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

Herlina 2014. Penyebab Dan Jenis Jenis Kista Ovarium


http://kistaovarium.web.id/penyebab-dan-jenis-jenis-kista-ovarium/

Hidayatin, A. 2010.GambaranFaktor-Faktor Penyebab Kista Ovarium di RSU. H.


Adam Malik Medan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Tidak Dipublikasikan

Kespro : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-kesehatan-
reproduksi.html/

Lee. John. 2014.Mengenal Gangguan Hormonal dan Kista Ovarium .


http://www.Sehatraga.com

Llewellyn, D., 2002. Dasar – dasar Obstetri Dan Gynekology. Jakarta: Hipokrates

Manuaba (2002) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, serta KB, PenerbitEGC :


Jakarta.

Nayla, S. 2007. Kista Ovarium. Available online: http://fordearest.wetpaint.


com/page/kista+ovarium#update.

Nugroho,T,. 2010. Buku Ajar Ginekologi. Yogyakarta : Nuha Medika

31
Owen, E. (2005). Panduan Kesehatan Bagi Wanita. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya

Penyebab Dan Jenis Jenis Kista Ovarium. Tersedia


http://kista`ovarium.web.id/penyebab-dan-jenis-jenis-kista-ovarium/Posted on
January 17, 2016

Prawihardjo, Sarwono (2006). Ilmu Kebidanan, Penerbit Yayasan Bina Pustaka,:


Jakarta

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Setiati, E. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: Andi.

Wiknjosastro,H., 2007. Ilmu Kandungan Edisi II. Jakarta Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo

32

Anda mungkin juga menyukai