Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIK KEBIDANAN II

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.S


DENGAN KETUBAN PECAH DINI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG D3
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN Menurut WHO tahun 2016, kejadian KPD
berkisar 5-10% dari semua kelahiran.
KPD preterm 1% dari semua
● kehamilan dan 70% kasus KPD
Latar Belakang
terjadi pada kehamilan aterm. Adapun
Ketuban Pecah Dini (KPD)
30% kasus KPD merupakan
merupakan penyebab terbesar
penyebabkelahiran prematur. Di
persalinan premature dengan berbagai
Indonesia ketuban pecah dini berkisar
akibatnya. Hal tersebut juga
4,4-7,6 % dari seluruh kehamilan.
merupakan salah satu risiko
 Angka kejadian ketuban pecah dini
yang mempunyai kontribusi teradap
berkisar antara 3-18 % yang terjadi
kematian bayi sebagai akibat infeksi
pada kehamilan preterem, sedangkan
yang dapat berasal dari serviks dan
pada kehamilan atern 8-10 %
vagina. Kurangnya cairan ketuban
(Riskesdas NTB, 2018).
tentu saja akan mengganggu
Data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota
kehidupan janin bahkan dapat
Mataram pada tahun 2021 ada 10
mengakibatkan kondisi gawat janin.
kasus terbanyak di ruang berasalin
obstetri dan gynecologi salah satunya
adalah Ketuban Pecah Dini (KPD)
sebanyak 250:1863x100% = (13,4
%)kasus. 
Tujuan
Tujuan Khusus
Tujuan Umum 1. Mahasiswa mampu melakukan
Pengkajian data subjektif dan objektif
Tujuan dari laporan ini adalah untuk pada Ny S dengan persanalinan
mengetahui upaya pencegahan Patologis
2. Mahasiswa mampu merumuskan
ketuban pecah dini, salah satunya diagnosa, masalah dan kebutuhan pada
dengan suplemen vitamin C dan Ny S dengan peralinan Patologis secara
penting untuk mengetahui dosis sistematis
yang efektif.Pembahasan dalam 3. Mahasiswa mampu merumuskan
laporan ini menunjukkan bahwa diagnosa dan masalah potensial pada
pemberian suplemen vitamin C 100 Ny S dengan  dengan persalinan
Patologis
mg per hari pada wanita hamil 4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi
selama masa kehamilannya dapat kebutuhan akan tindakan segera pada
mencegah ketuban pecah dini Ny S dengan  persalinan  Patologis.
(PPROM/PROM).Pemberian dosis 5. Mahasiswa mampu menyusun rencana
besar suplemen Vitamin C tidak asuhan pada Ny S  dengan  persalinan
Patologis
dianjurkan karena dapat
6. Mahasiswa mampu melaksanakan
menyebabkan reaksi yang tindakan kebidanan pada Ny S dengan
merugikan seperti yang terkait persalinan Patologis
dengan stres oksidatif. 7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan yang telah
dilaksanakan pada Ny S dengan
 persalinan  Patogis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Persalinan
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita
melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang
teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai
dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses
persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam
(Mayles, 1996).

Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan


serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan ibu sendiri).
Etiologi
Sampai sekarang sebab-sebab mulai timbulnya persalinan tidak
diketahui dengan jelas, banyak teori yang dikemukakan, namun
masing-masing teori ini mempunyai kelemahan-kelemahan.
Beberapa teori timbulnya persalinan:
1. Teori penurunan hormone
2. Teori plasenta menjadi tua
3. Teori distensi rahim
4. Teori iritasi mekanik
5. Induksi partus (Rohani,dkk.2010)

Sedangkan menurut (Wiknjosastro, 2005) beberapa teori


mengemukakan etiologi dari persalinan adalah:
1. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone
2. Pengaruh prostaglandin
3. Struktur uterus
4. Sirkulasi uterus
5. Pengaruh saraf dan nutrisi
Fisiologis persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori
yang komplek. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan
biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari
berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon
progesterone dan estrogen. Progesteron merupakan penenang
bagi otot – otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi
1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin
meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan
uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi
otot – otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion
servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik
menyebabkan uterus berkontraksi .
Jenis Persalinan
1. Persalinan Spontan, jika persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir

2. Persalinan Buatan, persalinan yang berlangsung dengan


bantuan tenaga bantuan dari luar, misalnya ekstraksi
dengan forceps/atau dilakukannya operasi section caesarea

3. Persalinan Anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk


persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
misalnya dengan pemberian pitocin dan prostaglandin.
(Oktarina, 2016)
Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas.
Agaknya banyak faktor yang memegang peranan dan
bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang
dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori
oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori
prostaglandin.
Tanda Dan Gejala Persalinan
1. Lightening Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng.

2. Pollikasuria Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan


epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan
kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.

3. False labor Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks.

4. Perubahan cervix Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix


menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak,
kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi
pembukaan dan penipisan.

5. Energy Sport Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira


24-28 jam sebelum persalinan mulai.

6. Gastrointestinal Upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-


tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
hormon terhadap sistem pencernaan.
Tahapan Persalinan
Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I
berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase
aktif.

kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1
jam pada multi.

Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban (Wiknjosastro, 2008).Dimulai segera setelah
bayi lahir sampai dengan lahirnya placenta (30 menit).

Kala IV ( 2 jam post partum)


Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah lahir, tinggi fundus uteri 2
jari bawah pusat. Pemantauan Selama 2 jam pertama pascapersalinan :Pantau
tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan yang
terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam
satu jam kedua kala IV.
Konsep Dasar Asuhan Persalinan
Tujuan Asuhan Persalinan :
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat yang optimal (Asuhan persalinan normal, 2008).

1. Melihat tanda dan gejala kala II


2. Menyiapkan pertolongan persalinan
3. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
4. Menyipakan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
meneran
5. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
6. Menolong kelahiran bayi
7. Penangan bayi baru lahir
8. Penangan bayi baru lahir
9. Menilai perdarahan
10. Melakukan prosedur pasca persalinan
Pengertian Ketuban pecah dini (KPD)

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum


terdapat tanda - tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam
belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecahnya ketuban
sampai terjadi kontraksi rahim disebut Kejadian ketuabn pecah
dini (Manuaba, 2010: 229).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa KPD


adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda
persalinan. Ketuban pecah dini yang terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu disebut KPD preterm sedangkan ketuban
pecah dini yang terjadi setelah usia kehamilan 37 minggu disebut
KPD aterm.
Etiologi
1. Infeksi (Infeksi genetalia, Infeksi amnionitis /
koreoamnitis)
Servik yang tidak mengalami kontraksi ( Inkompetensia )
2. Trauma
3. Faktor Paritas
4. Riwayat ketuban pecah dini
5. Tekanan intra uteri yang meningkat secara berlebihan
6. Usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
( primi tua)
Mekanisme terjadinya Ketuban Pecah Dini

Mekanisme ketuban pecah dini ini terjadi karena pembukaan


prematur servik dan membran terkait dengan pembukaan
terjadi devolarisasi dan nekrosis serta dapat di ikuti pecah
spontan jaringan ikat yang menyangga membran ketuban,
dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enzim
proteolitik, enzim kolagenase. Masa interval sejak ketuban
pecah dini sampai terjadi kontraksi disebut fase laten
(Manuaba,2010: 119).
Komplikasi akibat ketuban pecah dini (Varney 2010)

1. Persalinan prematur
2. Infeksi pada ibu dan janin , pada ibu terjadi korioamnionitis,
pada bayi terjadi septikemia, pneumonia, dan pada umumnya
terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi.
3. Hipoksia dan asfiksia
4. Sindrom deformitas janin
Penatalaksanaan sesuai sop di rumah sakit RSUD Kota
Mataram
1. Anamnesa pasien
2. Observasi tanda- tanda vital dan DJJ,pemeriksaan dalam dan lepold
3. Memberikan Antibiotok ( injeksi Cefoperazone 2X1 misoprostol 1/2
Tab/bag) 1 tablet 200mcg (1/4=50mcg )

Jika hamil prematur


1. Observasi (suhu rektal, distres janin )
2. Kortikosteroid
3. SC

Jika hamil Aterm


jika kelainan obstetri seperti ( Disteres janin,letak lintang,bed obstetri
hyat,infertilitas, grandemultipara,elderly primigravida,persalinan
obstruktif ).
jika letak kepala (Indikasi induksi, infeksi dan waktu).
Indikasi induksi (jika gagal) •reaksi uterus tidak ada •kelainan letkep •fase
laten dan aktif memanjang • Distres janin •Ruptur uteri iminens •Ternyata
CPD
Indikasi dan induksi (jika berhasil ) •Persalinan pervaginam, Kolaborasi
dengan Dokter
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS
PADA NY “S” DENGAN KPD
DI RSUD KOTA MATARAM
BAB
PEM IV
BAH
ASA
N
DATA SUBJEKTIF (S)

Berdasarkan data subjektif di atas ibu


mengatakan bahwa keluar air sejak
tanggal 1-12-2022 pukul 00:00 wita,
mengatakan kencang-kencang,
gerakan janin masih dirasakan. Ibu
mengatakan hamil ke 2, tidak pernah
keguguran, usia 31 tahun, HPHT 28-
02-2022.

Sobande dan Albar (2013) menyimpulkan


bahwa ada hubungan antara paritas
dan kejadian ketuban pecah dini.
Dimana wanita dengan paritas yang
tinggi lebih banyak menghadapi
kejadian ketuban pecah dini. Dari 169
wanita yang melahirkan kejadian
ketuban pecah dini lebih besar terjadi
pada multipara dimana insidennya
adalah 44% atau sebanyak 75 wanita.
DATA OBJEKTIF (O)

Berdasarkan data objektif pada ny “S”


didapatkan hasil k/u baik, TD;
100/80 mmHg, N; 84 x/m, RR; 20
x/m. S; 36,7°c, BB saat ini; 64 kg,
HTP 5 Desember 2022, VT Ø 2 cm
eff 25% ketuban (-) teraba kepala,
denominator belum jelas, kepala
turun H I, tidak teraba bagian kecil
janin/tali pusat.

Ketuban pecah dini terjadi sekitar 4,5-


7,6% dari seluruh. Dalam keadaan
normal 8– 10% wanita hamil
aterm akan mengalami ketuban
pecah dini. Ketuban pecah dini
preterm terjadi pada 1%
kehamilan.
ANALISIS (A)
Analisa ini ditegakkan berdasarkan
pengumpulan data subjektif yaitu ibu
mengatakan bahwa keluar air sejak
tanggal 1-12-2022 pukul 00:00 wita,
mengatakan kencang-kencang, gerakan
janin masih dirasakan. Ibu mengatakan
hamil ke 2, tidak pernah keguguran, usia
31 tahun, HPHT 28-02-2022, dan data
objektif yaitu Berdasarkan data objektif
pada ny “S” didapatkan hasil k/u baik,
TD; 100/80 mmHg, N; 84 x/m, RR; 20
x/m. S; 36,7°c, BB saat ini; 64 kg, HTP 5
Desember 2022, VT Ø 2 cm eff 25%
ketuban (-) teraba kepala, denominator
belum jelas, kepala turun H I, tidak
teraba bagian kecil janin/tali pusat.

Sehingga berdasarkan analisa diatas bahwa


diagnosa yang di dapatkan yaitu Ny. “S”
usia 31 tahun G2P1A0H1 UK 37-38
minggu T/H/IU kondisi ibu dan janin
baik dengan ketuban pecah dini <12 jam.
PENATALAKSANAAN (P)
Berdasarkan penatalaksanaan KPD dari RS yang telah diterapkan yaitu:
1. Pasien datang ke RS
2. Berikan antibiotik (Misoprostol ¼ tablet melalui vagina, Inj. Sefoperazone 2x1,
observasi dilakukan setiap 6 jam)
3. Batasi pemeriksaan dalam
4. Melakukan pemeriksaan air ketuban, kultur dan bakteri
5. Observasi tanda infeksi dan distres janin

Jika hamil prematur


1. Observasi suhu rektal
2. Observasi distres janin
3. Berikan kortikosteroid
4. Lakukan SC
 
Jika hamil aterm dengan letak kepala
1. Lakukan induksi atas indikasi infeksi dan waktu terjadinya KPD
2. Jika berhasil dengan tindakan induksi maka lakukan persalinan pervaginam
3. Jika gagal (reaksi uterus tidak ada, kelainan letak kepala, fase laten dan aktif
memanjang, distres janin, ruptur uteri imminens, ternyata CPD /chepapelvic
disproportion)

Jika hamil aterm dengan kelainan obstetri (distres janin, letak lintang, bed
obtetric hyst, infertilitas, grandemultipara, elderly primigravida, partus lama, letak
sunsang, CPD) maka lakukan SC.
BAB V
PENUTUP

Dalam bab terakhir penyusun studi kasus yang


berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil dengan Ketuban Pecah Dini di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram“
ini penulis dapat membuat simpulan dan
saran sebagai berikut :
● Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Analisa data yang didapatkan
Hamil dengan Ketuban Pecah Dini dari Ny. S berdasarkan pengumpulan
didokumentasikan dengan data subjektif dan data objektif
menggunakan pendekatan metode adalah G2P1A0H1 39-40 minggu
SOAP diantaranya sebagai berikut : dengan Ketuban Pecah Dini
Berdasarkan data subjektif (KPD)Janin tunggal/ Hidup / Intra
yang didapatkan berdasarkan Uterin.
anamnesa yang dilakukan pada Ny.S Penatalaksanaan yang
umur 31 tahun hamil 9 bulan anak diberikan kepada Ny. S adalah
kedua.Saat ini ibu mengeluh keluar menginformasikan hasil
air dari jalan lahir sejak tanggal 02- pemeriksaan, memberikan asuhan
12-2022 pukul 00.00 WITA.Data sayang ibu, berkolaborasi dengan
objektif yang didapatkan dokter kandungan untuk pemberian
berdasarkan pemeriksaan umum, terapi serta memantau TTV, DJJ,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kontraksi uterus dan keluhan ibu
penunjang.Berdasarkan selama masa konservatif dan akan
pemeriksaan umum dan fisik dilakukan terminasi kehamilan
keadaan ibu saat ini keseluruhan apabila ada tanda-tanda inpartu
hasil dalam batas normal.ketuban yang ditandai dengan sakit perut
negatif yang artinya pasien hingga menjalar kepinggang serta
mengalami ketuban pecah dini adanya kemajuan pembukaan.
(KPD).
Saran
● Bagi Institusi Pendidikan ● Bagi Mahasiswa
Diharapkan untuk lebih Diharapkan untuk lebih aktif
mengarahkan kepada mahasiswa dan melakukan pengkajian dalam
cara pengkajian kasus kasus kegawatdaruratan pada
kegawatdaruratan yang baik dan nyonya ‘’” S “ yang ada di lahan atau
sesuai dengan konsep yang ada, agar instansi terkait agar dapat
mahasiswi tidak mengalami melakukan pendokumentasian
kesulitan dalam melakukan dengan baik, dan data – data yang di
pendokumentasian dalam dapat lengkap dan akurat
pengkajian dalam kasus
kegawatdaruratan pada nyonya ‘’” S
“ yang ada di lahan.

● Bagi RSUD Kota Mataram


Diharapkan untuk menjaga
kualitas dalam memberikan
pelayanan pada klien.
SEKIAN
TERIMAKASIH....

Anda mungkin juga menyukai