Anda di halaman 1dari 28

MODUL PRAKTIKUM

PKK 3

PENYUSUN

SUSILIA IDYAWATI

NURUL HIKMAH ANISSA

NI PUTU ARYANI

BQ. RICCA AFRIDA

ANNA LAYLA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Modul Praktikum
PKK 3 ini telah dapat diperbuat. Mudah-mudahan modul ini bermanfaat bagi kemajuan
pendidikan bidan di Indonesia umumnya, serta dapat digunakan oleh para mahasiswa dan
staf pengajar dalam menjalankan dan menyelenggarakan proses belajar-mengajar di Prodi
Kebidanan Jenjang D.3 STIKES Yarsi Mataram.

Modul ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan proses pembelajaran, yang
diharapkan mahasiswa banyak membaca prosedur pengerjaan praktikum.

Setelah mempelajari dan membaca modul ini, diharapkan tujuan dan kompetensi
pembelajaran dapat tercapai dengan baik, Kiranya pembaca mendapatkan hasil yang
maksimal dari modul ini.

Selamatbelajar. Semoga Allah S.W.T memberikan kemudahan dan memberkati


upaya kita semua.

Penulis
VISI MISI

PRODI KEBIDANAN JENJANG D3 STIKES YARSI MATARAM


Visi

Visi program studi kebidanan jenjang D-3 STIKES Yarsi Mataram adalah menghasilkan
ahli madya kebidanan yang kompetitif dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
keluarga dan masyarakat pada tingkatnasional, regional, berbasis IPTEK dan islami pada
tahun 2025.

Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang kebidanan pada keluarga dan


masyarakat berdasarkan perkembangan IPTEK-Kes dan islami.
b. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kebidanan pada keluarga, masyarakat
berdasarkan perkembangan IPTEK-Kes dan islami.
c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kebidanan berdasarkan
perkembangan IPTEK-Kes dan islami.
d. Menyelenggarakan pengelolaan program studi yang berbasis tata kelola yang baik
dengan prinsip efisien, akuntabel, dan transfaran.

Tujuan
a. Menghasilkan tenaga bidan berkualitas yang mampu mengembangkan ilmu
kebidanan yang berlandaskan nilai-nilai Islami serta mampu bersaing di tingkat
nasional, regional, dan internasional.
b. Menghasilkan penelitian inovatif dan aplikatif dengan pendekatan ilmiah yang
mendorong perkembangan ilmu kebidanan, teknologi kebidanan dalam lingkup lokal,
nasional, regional, dan internasional.
c. Menghasilkan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat secara inovatif agar mampu
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak sepanjang hayat.
d. Terselenggaranya tata kelola program studi yang efisien, transparan dan akuntabel
secara berkesinambungan sehingga dapat menghasilkan manfaat yang baik bagi
lembaga dan masyarakat.

Prodi Kebidanan JenjangD3


Ketua,
Baiq Ricca Afrida, M.Keb
NIK. 3050973

PETUNJUK
1. Baca dan pelajari lembar modul
2. Menyimak penjelasan pembimbing
3. Menanyakan kepada pembimbing tentang materi yang tidak
dimengerti
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................3

VISI MISI.................................................................................................................................4

PRODI KEBIDANAN JENJANG D3 STIKES YARSI MATARAM................................4

DAFTAR ISI.............................................................................................................................6

PENDAHULUAN.....................................................................................................................8

BAB I.........................................................................................................................................9

ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN DAN KB..................................................9

BAB II.....................................................................................................................................13

ASHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL..................................13

BAB III....................................................................................................................................27

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PERINATAL...............................27


PENDAHULUAN

Modul praktikum PKK 3 merupakan bahan ajar yang dapat digunakan oleh
mahasiswa program studi kebidanan jenjang D3 untuk mencapai tujuan
pembelajarn yaitu mahasiswa mampu memahami asuhan kebidanan pada
perempuan dan KB, melakukan asuhan kebidanan kebidanan kegawatdaruratan
maternal dan asuhan kebidanan kegawatdaruratan perinatal.
BAB I
ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN DAN KB
PELAKSANAAN PRAKTIK
Pelaksanaan praktik dalam kegiatan konseling menggunakan ABPK menilai bagaimana Anda
melakukan konseling dengan ABPK. Langkah-langkah dalam tahapan kerja ini disesuaikan
dengan kondisi dari klien.

A. Tujuan
Melakukan praktik konseling pada saat sebelum dan setelah pelayanan kontrasepsi.
B. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan
 Kursi dan meja
 Lembar balik ABPK
 Buku catatan
 Ballpoint
2. Tahapan Kerja

No LANGKAH KEGIATAN KASUS

1. Siapkan lingkungan yang nyaman.

2. Sambut kedatangan klien dengan hangat dan


penuh hormat.

3. Tanyakan dan gali alasan kunjungan klien.

4. Dorong klien untuk berbicara bebas dan


bertanya selama berinteraksi.

5. Gunakan lembar balik alat bantu pengambilan


keputusan ber KB.

6. Bila diperlukan, merujuk pada halaman


“kebutuhan khusus”. Konseling untuk klien
kunjungan ulang

7. Tanyakan apakah klien puas dengan metode


yang dipakai. merasa tidak nyaman dengan
metode, kecemasan adanya efek samping,
ataupun ketakutan-ketakutan karena pemakaian
metode.

8. Tanyakan apakah klien mempunyai masalah


dengan metode yang dipakai, misalnya

9. Periksa ada tidak adanya perubahan status


kesehatan atau kebutuhan klien.

10. Ajak klien untuk memilih suatu tindakan.


Untuk klien baru, atau klien yang datang
kembali untuk mengganti metode baru

11. Tanyakan apakah klien telah mempunyai


pemikiran tentang suatu metode.

12. Diskusikan metode-metode yang sesuai dengan


kebutuhan dan keadaan klien.

13. Stimulasi perasaan klien (positif atau negatif)


tentang penggunaan suatu metode, seperti
rumor yang pernah didengar, kecemasan dan
ketakutan kemungkinan timbulnya efek
samping.

14. Ajak klien untuk memilih suatu metode.

15. Bahas tentang pilihan perlindungan ganda.

16. Periksa apakah klien dapat tetap pada pilihan


perlindugan ganda.

17. Diskusikan hal-hal penting dari metode pilihan.

18. Periksa apakah secara medis klien memenuhi


syarat penggunaan suatu metode.

19. Bahas kemungkinan efek samping.

20. Jelaskan bagaimana cara menggunakan


metode, termasuk apa yang dapat mereka
harapkan, kapan mereka harus kembali, dan
sebagiannya.

21. Periksa apakah klien memahami informasi


teknis

22. Tentukan bersama klien kapan akan mulai


memakai metode.

23. Sampaikan ke klien hal-hal yang harus diingat


selama memakai metode, termasuk penjelasan
tentang tandatanda bahaya.

24. Periksa apakah klien yakin dengan pemakaian


metode.

25. Tawarkan kondom untuk digunakan sebagai


perlindungan ganda atau sebagai back up.

26. Gunakan halaman tambahan untuk membantu


penjelasan suatu metode. Selama interaksi
(untuk semua tipe klien)

27. Jaga kontak mata dengan klien.

28. Tanggapi semua pernyataan dan pertanyaan


klien

29. Dorong klien untuk kembali apabila ia


mengalami masalah, mempunyai pertanyaan
atau ke khawatiran.

30. Jelaskan konsep teknis dengan bahasa yang


dipahami klien.

31. Dorong klien untuk membuat suatu keputusan.

32. Perhatikan apakah klien terlihat nyaman dalam


menggunakan lembar balik ABPK.
33. Gunakan tab pada saat yang tepat.

34. Bila perlu, meminta klien untuk mengamati dan


meunjuk pada hal tertentu dari halaman untuk
klien pada lembar balik.

35. Gunakan lembar balik selama waktu konsultasi.

C. Petunujuk Penyerahan Laporan


1. Anda harus menyerahkan laporan praktikum satu minggu setelah praktik
dilakukan atau sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh instruktur/pembimbing
praktik.
2. Laporan dibuat dalam bentuk dokumentasi SOAP.
3. Penilaian laporan ditentukan oleh kesesuaian dengan kasus.
BAB II
ASHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Praktik His
1. Tujuan
Melaksanakan pemeriksaan his untuk pemantauan kemajuan persalinan.
2. Prosedur Kerja
Alat dan bahan yang harus disediakan:
 Jam tangan dengan jarum detik
 Ballpoint
 Kertas

NO LANGKAH/TUGAS KASUS

1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan.

2. Menjelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan.

3. Mencuci tangan.

4. Mengatur ibu pada posisi yang nyaman.


5. Meletakan bantalan jari tangan diatas fundus ibu.

6. Mengamati timbulnya kontraksi yang ditandai dengan:

 fundus yang mulai menegang


 ibu terlihat menyeringai (menahan sakit)

7. Menghitung lamanya kontraksi dengan menggunakan jam


(hitungan detik) sampai kontraksi menghilang (fundus
tidak menegang/lembek) dan rasakan kekuatannya.

8. Mengulangi menghitung lamanya kontraksi seperti


langkah dan 7 dan amati selama 10 menit (berapa kali
timbul kontraksi).

9. Mencuci tangan

10. Mencatat hasil observasi.

B. Praktik Partograf
1. Tujuan
Melaksanakan pengisian partograf untuk pemantauan kemajuan persalinan
2. Prosedur kerja:
Alat dan bahan yang harus disediakan:
 Partograf
 Ballpoint warna biru/hitam

Tahapan Kerja

NO LANGKAH/TUGAS KASUS

INFORMASI TENTANG IBU

1. Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada


saat memulai asuhan persalinan.

2. Catat waktu kedatangan (tertulis sebagai: ‘jam atau


pukul’ pada partograf).
3. Perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten.

4. Catat waktu pecahnya selaput ketuban, jika ketuban


sudah pecah sebelum ibu datang ke bidan.

5. Catat waktu mulainya his, jika his telah ada sebelum ibu
datang ke bidan.

KONDISI JANIN

6. Nilai dan catat Denyut Jantung Janin (DJJ) setiap 30


menit (lebih sering jika terdapat tanda-tanda gawat janin).
 Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis
yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
 Hubungkan titik yang satu dengan titik yang
lainnya dengan garis tegas dan bersambung
 Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada
ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi
partograf.

7. Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan


pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika
selaput ketuban pecah.
 Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di
bawah lajur DJJ.
 Gunakan lambang-lambang berikut ini:
- U: Selaput ketuban masih utuh (belum
pecah).
- J: Selaput ketuban sudah pecah dan air
ketuban jernih.
- M: Selaput ketuban sudah pecah dan air
ketuban bercampur mekonium.
- D: Selaput ketuban sudah pecah dan air
ketuban bercampur darah.
- K: Selaput ketuban sudah pecah tetapi air
ketuban tidak mengalir lagi (’kering’).
 Jika terdapat mekoniium, pantau DJJ dengan
seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin
selama proses persalinan.
 Jika ada tanda-tanda gawat janin (DJJ < 100
x/menit atau > 180 x/menit), maka ibu harus
segera dirujuk.
 Jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu
ke tempat yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat darurat obstetri dan bayi
baru lahir.

8. Nilai penyusupan antar tulang (molase kepala janin)


setiap kali melakukan pemeriksaan dalam.
 Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di
bawah lajur air ketuban.
 Gunakan lambang-lambang berikut ini:
0: Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dapat di palapsi.
1: Tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan.
2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih tetapi masih dapat dipisahkan.
3: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih dan tidak dapat dipisahkan.

KEMAJUAN PERSALINAN

9. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih


sering dilakukan jika ada indikasi):
 Tanda ’X’ harus dicantumkan di garis waktu yang
sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
 Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan
serviks yang sesuai dengan besarnya pembukaan
serviks yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
dalam.
 Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif
persalinan, temuan pembukaan serviks harus
dicantumkan pada garis waspada.
 Pilih angka yang sesuai dengan pembukaan
serviks dan cantumkan tanda ’X’ pada ordinat
atau titik silang garis dilatasi serviks dan garis
waspada.
 Catat waktu aktual di motak pada lajur waktu
dibawah lajur pembukaan serviks.
 Hubungkan tanda ’X’ dari setiap pemeriksaan
dengan garis utuh (tidak terputus).
 Jika pembukaan serviks melewati garis waspada,
harus dipertimbangkan adanya penyulit, ibu harus
segera dirujuk .
 Jika pembukaan serviks telah melampaui garis
bertindak maka hal ini menunjukan perlu
dilakukan tindakan untuk menyelesaikan
persalinan.

10. Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala


(perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian
terbawah janin telah memasuki rongga panggul.
 Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan
serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian
terbawah janin. Tetapi ada kalanya penurunan
bagian terbawah janin baru terjadi setelah
pembukaan 7 cm Tulisan ”turunnya kepala” dan
garis tidak teputus dari 0 – 5, tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks.
 Berikan tanda ’O’ yang ditulis pada garis waktu
yang sesuai.

11. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10


menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik:
 Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam 10
menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang
tersedia dan di sesuaikan dengan angka yang
mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan.
 Nyatakan lamanya kontraksi dengan:
- Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya
kurang dari 20 detik.
- Beri arsir di kotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40
detik.
- Isi penuh kotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya lebih
dari 40 detik.

12. Jika proses persalinan dibantu dengan pemberian drip


oksitosin (di rumah sakit), dokumentasikan setiap 30
menit jumlah oksitosin yang diberikan per volume cairan
IV dan dalam satuan tetesan per menit.
 Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan
/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan
kolom waktunya.

KONDISI IBU

13. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh Nilai dan catat nadi
ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih
sering jika ada indikasi).
 Beri tanda titik (•) pada kolom waktu yang sesuai.
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam
selama fase aktif persalinan (lebih sering jika ada
indikasi).
 Beri tanda panah (↕) pada kolom waktu yang
sesuai.
 Nilai dan catat temperatur ibu (lebih sering jika
terjadi peningkatan mendadak atau jika diduga
adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur
tubuh pada kotak yang sesuai.

14. Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya


setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jika
memungkinkan setiap kali ibu berkemih, lakukan
pemeriksaan aseton dan protein dalam urine.

15. Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan


klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan
terpisah tentang kemajuan persalian. Cantumkan juga
tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.

16. Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu selama
masa nifas (terutama dalam kala IV persalinan).
 Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur
berikut:
- data atau informasi umum
- Kala I
- Kala II
- Kala III
- Bayi Baru Lahir
- Kala IV

C. Praktik Pemeriksaan Dalam


1. Tujuan
Melaksanakan pemeriksaan dalam
2. Prosedur kerja
Alat dan bahan
 Apron
 Bak instrument kecil
 Sarung tangan steril
 Kapas DTT
 Kom sedang tertutup (berisi air DTT)
 Bengkok
 Kain
 Tempat sampah basah/medis
 Waskom berisi larutan klorin

Tahapan kerja

NO LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih


mengalir.

2. Keringkan dengan handuk kering dan bersih.

3. Minta ibu untuk berkemih dan mencuci area genitalia


dengan sabun dan air (jika ibu belum melakukannya).

4. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemeriksaan


dilakukan.

PELAKSANAAN

5. Jelaskan prosedur pemeriksaan pada ibu.

6. Tutupi badan ibu dengan sarung atau selimut.

7. Minta ibu untuk berbaring telentang dengan posisi dorsal


recumbent.
8. Gunakan sarung tangan DTT atau steril.

9. Lakukan vulva hygiene jika dirasakan perlu.

10. Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka


atau massa (benjolan) termasuk kondiloma, varikositas
vulva atau rektum, atau luka parut di perineum.

11. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak


darah, perdarahan per vaginam atau mekonium:
 Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan
pemeriksaan.
 Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan kenali
bau air ketuban.
 Jika terlihat pewarnaan mekonium, nilai apakah
kekentalannya dan periksa DJJ:
- Jika mekonium tidak kental dan DJJ
normal, teruskan memantau DJJ dengan
seksama menurut petunjuk pada partograf.
Jika ada tanda-tanda akan terjadi gawat
janin, lakukan rujukan segera.
- Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk
segera.
- Jika tercium bau busuk, mungkin telah
terjadi infeksi.

12. Dengan hati-hati pisahkan labia mayor dengan jari manis


dan ibu jari. Masukkan dengan hati-hati jari telunjuk yang
dikuti dengan jari tengah. Jangan mengeluarkan kedua
jari tersebut sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Jika
selaput ketuban belum pecah, jangan lakukan amniotomi
13. Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan
adanya riwayat robekan perineum atau tindakan
episiotomi sebelumnya.

14. Nilai pembukaan dan penipisan serviks.

15. Pastikan tali pusat dan/atau bagian-bagian kecil tidak


teraba. Jika teraba, lakukan tindakan yang sesuai dan
segera lakukan rujukan.

16. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan


apakah bagian tersebut telah masuk ke dalam rongga
panggul. Bandingkan tingkat penurunan kepala hasil
periksa dalam dengan hasil pemeriksaan melalui papasi
abdomen untuk menentukan kemajuan persalinan

17. Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan tidak ada


moulase dan periksa kesesuaian ukuran kepala janin
dengan keadaan jalan lahir. 18. 19. 20. 21. 22.

18. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari


pemeriksaan dengan hati-hati.

19. Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %


dan lepaskan kedua sarung tangan tersebut secara terbalik
dan rendam dalam larutan dekontaminasi selama 10
menit.

20. Cuci tangan dan keringkan dengan menggunakan


handukyang bersih dan kering.

21. Bantu ibu untuk memakai pakaiannya kembali dan


mengambil posisi yang nyaman.

22. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu.

D. Praktik Penilaian Awal Persalinan


1. Tujuan
Melakukan penilaian awal persalinan.
2. Prosedur kerja
Alat dan bahan
 Buku KIA
 Stethoscope
 Termometer
 Jam
 Baki
 Kartu status pasien
 Lembar balik konseling

Tahapan Kerja

NO LANGKAH/TUGAS KASUS

1. Menyambut ibu dan keluarga.

2. Memperkenalkan diri.

Meninjau kartu antenatal (jika ada)

3. Meninjau/menanyakan mengenai usia kehamilan

4. Meninjau/menanyakan mengenai riwayat kehamilan


terdahulu:
- Paritas
- Riwayat operasi caesar
- Berat badan bayi
- Masalah selama kehamilan dan persalinan
terdahulu

5. Meninjau/menanyakan mengenai masalah-masalah


dengan kehamilannya

Riwayat

6. Menanyakan apa yang dirasakan ibu

7. Menanyakan mengenai kontraksi :


- Kapan mulai terasa
- Frekuensi
- Durasi
- Kekuatannya

8. Menanyakan mengenai adanya cairan vagina :


- Perdarahan vagina
- Lendir darah
- Air ketuban (kapan, warna, bau dan jumlah)

9. Menanyakan mengenai gerakan janin

10. Menanyakan mengenai istirahat dan apa yang terakhir


dimakan.

11. Menanyakan mengenai terakhir buang air kecil/besar.

12. Catat temuan pada partograf apabila ibu telah masuk


kedalam fase aktif. Bila masih fase laten, catat hasil
pemeriksaan pada lembar observasi
Pemeriksaan Fisik

13. Memeriksa tanda-tanda vital: - Tekanan darah - Suhu,


nadi, pernafasan

14. Memeriksa adanya edema pada muka.

15. Memeriksa mata : conjungtiva dan sklera.

16. Melakukan pemeriksaan abdomen: - Luka bekas operasi -


Tinggi fundus uteri - Posisi janin (Leopold I – IV) -
Kontraksi (frekuensi, durasi dan kekuatan) - Detak
jantung janin (DJJ)

17. Memeriksa refleks patela.

18. Mencuci tangan dengan sabun dan air serta


mengeringkannya dengan handuk bersih.

19. Menggunakan sarung tangan DTT atau steril.

20. Menjelaskan prosedur kepada ibu dan memberitahu


kemungkinan ketidaknyamanan selama persalinan.

21. Melakukan pemeriksaan dalam: - Pengeluaran lendir dan


darah dari vagina - Kondisi portio - Ketuban - Pembukaan
- Penurunan bagian terendah Jangan melakukan
pemeriksaan dalam jika ibu melaporkan adanya
perdarahan per vaginam atau jira perdarahan jelas pada
pemeriksaan gemital luar.

22. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.


23. Mencatat hasil temuan dalam partograf.

Pemantauan terus menerus sepanjang kala I persalinan

24. Memeriksa tekanan darah setiap 4 jam.

25. Memeriksa suhu badan setiap 4 jam.

26. Memeriksa denyut nadi setiap 30 menit (½ jam).

27. Memeriksa denyut jantung janin: - Setiap 1 jam pada fase


laten - Setiap 30 menit pada fase aktif

28. Memeriksa kontraksi uterus: - Setiap 1 jam pada fase


laten - Setiap 30 menit pada fase aktif

29. Memeriksa perubahan serviks: - Setiap 4 jam pada fase


laten - Setiap 2-4 jam pada fase aktif

30. Memeriksa penurunan bagian terendah janin: - Setiap 4


jam pada fase laten - Setiap 2-4 jam pada fase aktif

31. Memonitor urin setiap 2 jam.

E. Petunjuk Penyerahan Laporan


1. Anda harus menyerahkan laporan praktikum satu minggu setelah praktik
dilakukan atau sesuai jadwal yang ditentukan oleh instruktur/pembimbing praktik.
2. Laporan dibuat dalam bentuk dokumentasi SOAP.
3. Penilaian laporan ditentukan oleh kesesuaian dengan kasus.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PERINATAL
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Tujuan
Melakukan asuhan kebidanan pada kasus prolaps tali pusat.
B. Prosedur Praktik
Alat dan bahan yang harus disediakan:
 buah baki dan alasnya
 1 buah bak instrumen, berisi: Sarung tangan panjang DTT/steril
 Oksigen dan regulator
 Barakshort, alas kaki
 Waskom berisi larutan chlorin 0,5%
NO Langkah Kerja
1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan pada klien dan atau keluarga.

2. Mempersiapkan alat secara ergonomis, meliputi:


 1 buah baki dan alasnya
 1 buah bak instrumen, berisi:
- Sarung tangan panjang DTT/steril Oksigen dan
regulator
- Barakshort, alas kaki
- Waskom berisi larutan chlorin 0,5%
- Handuk/kain lap tangan
- Stetoskop monoaural/doptone

3. Memberikan oksigen 4 – 6 liter/menit.

4. Mempersiapkan ibu dalam posisi trendelenburg dalam keadaan


miring bertentangan dengan posisi tali pusat.

5. Memakai alat perlindungan diri: barakshort, alas kaki.

6. Mencuci tangan sesuai SOP dan mengeringkan tangan dengan


handuk bersih.

7. Memakai sarung tangan panjang DTT/steril.

8. Memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam vagina.

9. Mendorong kepala/bagian terendah janin ke atas sehingga


mengurangi tekanan pada tali pusat.

10. Menggunakan tangan yang lain untuk menahan/memfiksasi bagian


terendah janin di atas simfisis. 11 12 13 14 15 16 17

11. Mempertahankan posisi pasien dan memfiksasi kepala/bagian


terendah janin di atas PAP sampai ke tempat rujukan/dilakukan
tindakan operatif (SC).

12. Mengeluarkan tangan dari dalam vagina secara obstetrik.

13. Melepaskan sarung tangan secara terbalik dan merendamnya dalam


larutan chlorin 0,5%.

14. Mengevaluasi kesejahteraan janin dengan auskultasi DJJ selama satu


menit.

15. Mencuci tangan sesuai SOP dan mengeringkan tangan dengan


handuk bersih.

16, Memantau DJJ setiap 5 menit.

17. Memberi tahu hasil tindakan pada pasien dan keluarga.

18. Melakukan rujukan dengan prinsip BAKSOKUDO.

C. Petunjuk Penyerahan Laporan


1. Anda harus melakukan praktik ini dibawah penilaian pembimbing lahan,
kemudian melaporkan hasil praktik dalam bentuk dokumentasi SOAP dan
diserahkan pada pembimbing Praktik Kebidanan 3.
2. Penilaian meliputi penilaian praktik dan dokumentasi SOAP.
3. Anda harus menyerahkan laporan praktik satu minggu setelah praktik dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai