DISUSUN OLEH:
ZULRIFATUL WASI’IN
NIM: 027SYEBID20
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Asuhan
kebidanan komprehensif pada Ny.“N” dengan kehamilan 36 minggu di UPT BLUD
Puskesmas jembatan Kembar”
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka
menyelesaikan program Praktik Kebidanan 3 STIKES YARSI Mataram. Terselesainya
penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Zulkahfi S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku Ketua STIKES YARSI Mataram, yang
telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk melakukan Praktik Kebidanan 3 di
UPT BLUD Puskesmas Jembatan Kembar.
2. Ns.Iwan Kusmayadi AS selaku kepala UPT BLUD Puskesmas Jembatan Kembar
yang telah mengizinkan kami Praktik Kebidanan 3 di Puskesmas Jembatan Kembar.
3. Baiq Ricca Afrida.,M.Keb selaku Kepala Prodi DIII Kebidanan STIKES YARSI
Mataram, yang telah memberikan kami kesempatan untuk Praktik Kebidanan 3 di
UPT Puskesmas Jembatan Kembar.
4. Susilia Idyawati,M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Akademik kami yang telah
meluangkan waktunya untuk selalu mendidik dan membimbing kami selama praktik.
5. Esty Prihartini,Amd.Keb selaku Pembimbing Lahan di UPT BLUD Puskesmas
Jembatan Kembar yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam Praktik
Kebidanan 3.
6. Hj.Novi Kristanti,Amd.Keb selaku bidan koordinator di UPT BLUD Puskesmas
Jembatan Kembar yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam Praktik
Kebidanan 3.
7. Seluruh staf UPT BLUD Puskesmas Jembatan Kembar yang telah memberikan
bimbingan selama kami praktik.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu penulis mengucapkan
terimakasih telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.
Dengan terselesainya laporan ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun berharap semoga laporan asuhan kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.
Mataram,Maret-Mei 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut data WHO (World Health Organization) tahun 2021 AKI secara global
yang terjadi pada pada tahun 2021 mengalami sedikit penurunan dari tahun 2020. Tahun
2020 terjadi sebnayak 213 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), sedangkan pada tahun
2021 terjadi sebnayak 208 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), angka ini masih cukup
jauh dari target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun
2030 AKI turun menjadi 70 per 100.000 KH dan AKB 12 per 1000 kelahiran hidup.
(sumber: data WHO, 2021).
Data World Health Organitation (WHO) mengenai status kesehatan nasional pada
capaian target Sustainable Development Goals (SDGs) menyatakan secara global sekitar
830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan,
dengan tingkat AKI di Indonesia sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data WHO 99% kematian ibu akibat masalah kehamilan, persalinan atau
kelahiran. Rasio AKI masih di rasa cukup tinggi sebagaimana ditargetkan menjadi 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. (sumber: WHO, 2018).
Menurut WHO 75% kematian neonatus pada minggu pertama kehidupan dan 1 juta
kematian neonatus pada 24 jam pertama kehidupan disebabkan prematuritas, asfiksia,
infeksi, dan cacat lahir (WHO, 2020).Di seluruh dunia, sekitar 25% dari semua kematian
neonatal disebabkan oleh asfiksia. Menurut data dari World Health Organization (WHO)
setiap tahunnya sekitar 3% (3,6juta) dari 120 juta bayi baru lahir dinyatakan mengalami
asfiksia, dan hampir 1 juta bayi tersebut dinyatakan meninggal akibat asfiksia. (sumber:
WHO, 2020).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sebanyak 7.389 ibu di Indonesia
meninggal pada 2021. Jumlah tersebut meningkat 59,69% dibandingkan tahun
sebelumnya yang sebanyak 4.627 orang. Sebagian besar kematian ibu pada 2021
disebabkan oleh Covid-19, yakni 2.982 orang. Sebanyak 1.320 ibu meninggal akibat
pendarahan pada tahun lalu. Ada pula 1.077 ibu yang meninggal akibat hipertensi dalam
kehamilan. Penyakit jantung menjadi penyebab kematian dari 335 ibu di Indonesia
sepanjang tahun lalu. Ibu yang meninggal dunia akibat infeksi dan gangguan metabolik
masing-masing sebanyak 207 orang dan 80 orang. Lalu, sebanyak 65 ibu meninggal
akibat gangguan sistem peredaran darah. Sebanyak 14 ibu lainnya meninggal akibat
abortus. Sedangkan, terdapat penyebab lainnya yang merenggut nawa 1.309 ibu di
Indonesia sepanjang tahun lalu. (sumber: Kementerian Kesehatan 2021).
Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan bahwa angka kematian neonatal sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup. Di
Indonesia Asfiksia menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB).
Setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia,
hampir 1 juta bayi ini meninggal (sumber: Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan laporan dari Kabupaten/Kota, jumlah kasus kematian Ibu di provinsi
NTB terjadi peningkatan, jumlah kasus kematian Ibu pada tahun 2020 sebanyak 122
meningkat sebanyak 25 kasus dibandingkan tahun 2019 sebanyak 97 Kasus Kematian
Ibu. Jumlah kasus kematian ibu terbanyak terdapat di kabupaten Lombok Timur dengan
kasus sebanyak 43 dan kabupaten Lombok Tengah yaitu 29 kasus kematian ibu.Angka
kematian ibu di Provinsi NTB mengalami peningkatan dari tahun 2019 sebesar 93.92 per
100.000 kelahiran hidup menjadi 119.05 per 100.000 kelahiran hidup. (sumber: Profil
Kesehatan Dikes Provinsi NTB, 2021).
Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi NTB menunjukkan bahwa jumlah kasus
kematian ibu selama tahun 2019 adalah 97 kasus, sedikit menurun dibandingkan tahun
2018 dengan jumlah kematian ibu 99 kasus. Kematian ibu pada tahun 2019 pada ibu
hamil 17,52%. Berdasarkan kelompok umur, kematian ibu terbanyak terjadi pada usia
20-34 tahun yaitu sebanyak 58,77%, usia >35 tahun sebanyak 36,08% dan usia <20
tahun sebanyak 5,15%. Dari 97 kasus kematian pada tahun 2019, 39 kasus disebabkan
oleh hipertensi dalam kehamilan, 22 kasus oleh karena perdarahan, 12 kasus karena
gangguan metabolik (diabetes melitus dll), 6 kasus disebabkan karena infeksi dan 18
kasus karena penyebab lain-lain. (sumber: Profil Dikes NTB, 2019).
Berdasarkan profil Kesehatan Provinsi NTB pada tahun 2021-2022 Kasus
kematian bayi tahun 2021 lebih rendah dibandingakan tahun 2020. Kasus kematian bayi
dilaporkan tahun 2020 sebesar 858 kasus dan menurun 47 kasus menjadi 811 kasus
kematian bayi pada tahun 2021. Pada tahun 2021 jumlah kematian bayi sebesar 811
kematian dan dari jumlah tersebut 611 kematian atau 83,97 persen terjadi pada masa
neonatal. Penyebab kematian neonatal terbesar di sebabkan oleh BBLR dan Asfiksia.
Dimana kasus asfiksia tertinggi pada Kabupaten Lombok Timur sebesar 85 kasus,
disusul Lombok Tengah sebanyak 35 kasus, Lombok Barat 21 kasus asfiksia, Sumbawa
21 kasus, Lombok Utara 21 kasus, Kota Mataram sebanyak 19 kasus, Bima 13 kasus
asfiksia, dan Dompu sebanyak 5 kasus asfiksia. (sumber: Profil Diskes NTB, 2021-
2022).
Berdasarkan laporan surveilans di Kabupaten Lombok Barat, kematian ibu tahun
2019 tercatat 6 kasus, kasus ini lebih tinggi dalam 4 tahun terakhir. Faktor penyebab
kematian adalah kasus perdarahan sebanyak 2 kasus, 1 kasus karena hipertensi dan 3
kasus karena penyebab lainnya. Ditinjau dari usia ibu saat meninggal tahun 2019 ini,
sebagia ibu meninggal antara 20-34 tahun (3 orag) dan diatas 35 tahun sebanyak 3 orang.
Sedangkan dilihat dari kondisi/fase maternal, sebagian besar ibu meninggal saat masa
nifas (3 orang) dan saat bersalin 2 orang. (sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Barat, 2020).
Berdasarkan laporan profil kesehatan di lombok barat dalam 6 tahun jumlah angka
kematian bayi cenderung menurun namun juga fluktuatif. Tercatat pada tahun 2013
jumlah kematian bayi mencapai 90 kasus, kemudian pada tahun 2014 turun menjadi 13
kasus dan di 2015 naik lagi menjadi 42 kasus. Angka kematian bayi cenderung fluktuatif
setiap tahunnya, tahun 2014 angka kematian bayi mencapai 4,21 kemudian terus
menurun sampai tahun 2017 dan naik lagi pada tahun 2018 dengan angka kematian bayi
mencapai 1,74. (sumber: Profil Dikes Kabupaten Lombok Barat, 2020).
Berdasarkan rekapitulasi PWS KIA UPT BLUD Puskesmas Jembatan Kembar,
pada Desember tahun 2022, jumlah akses pelayanan KIA untuk (K1) sebanyak 623 dan
jumlah kumulatif sebanyak 122.16%, (K4) sebanyak 586 dan jumlah kumulatif
sebanyak 114.90%, (K6) sebanyak 517 dan jumlah kumulatif sebanyak 111.96%, deteksi
faktor resiko dan komplikasi oleh masyarakat di puskesmas sebanyak 106 dan jumlah
kumulatif sebanyak 103.92%, pelayanan komplikasi maternal ditemukan sebanyak 86
dan jumlah kumulatif sebanyak 84.31%, pelayanan komplikasi maternal tertangani
sebanyak 86 dan jumlah kumulatif sebanyak 84.31%. sedangkan data LINAKES yang
diperoleh sebanyak 606 dan jumlah kumulatif sebanyak 123.67%, data LIN.NON
NAKES sebanyak 0 dan jumlah kumulatif sebanyak 0%, data LIN. FASKES sebanyak
606 dan jumlah kumulatif sebanyak 123.67%. sedangkan data kunjungan nifas sebanyak
604 dan jumlah kumulatif sebanyak 123.27%. (sumber: Rekapitulasi PWS KIA UPT
BLUD Puskesmas Jembatan Kembar Desember, 2021).
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap
ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus
dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana termasuk KB
pasca persalinan. Sedangkan upaya percepatan penurunan AKB harus dilakukan
melaului terobosan-terobosan atau program-program yang mempunyai daya ungkit kuat
untuk menurunkan AKB. AKB berpengaruh signifikan terhadap Usia Harapan Hidup
(UHH), penurunan AKB akan meningkatkan UHH. (Sumber: Ditjen Kesehatan
Masyarakat, Kemenkes RI, 2019).
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif dengan
penerapan manajemen kebidanan pada kehamilan 36 minggu dengan
menggunakan manajemen 7 langkah varney di UPT BLUD Puskesmas Jembatan
Kembar.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada Ny. “N” dengan
kehamilan 36 minggu.
b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasar pada Ny “N” dengan
kehamilan 36 minggu.
c. Mahasiswa dapat menentukan diagnose dan masalah potensial pada Ny. “N”
dengan kehamilan 36 minggu.
d. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada Ny. “N” dengan
kehamilan 36 minggu.
e. Mahasiswa mampu menentukan rencana asuhan menyeluruh pada Ny. “N”
dengan kehamilan 36 minggu.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat pada Ny. “N” dengan kehamilan 36 minggu.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada Ny. “N”
dengan kehamilan 36 minggu.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Kebidanan khususnya dan pemberian
asuhan kebidanan pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1.1
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.5
Gambar 1.6
Tabel 1.1
Tabel 1.2
3. Personal Hygiene
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang
kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena bertambahnya
aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil cenderung menghasilkan
keringat yang berlebih, sehingga perlu menjaga kebersihan badan secara
ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan juga dapat untuk
mendapatkan rasa nyaman bagi tubuh.
a. Mandi
Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi pancuran
dengan shower atau mandi berendam tidak dilarang. Pada umur
kehamilan trimester III sebaiknya tidak mandi rendam karena ibu hamil
dengan perut besar akan kesulitan untuk keluar dari bak mandi rendam.
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah
dada, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan. Pada
saat mandi supaya berhati–hati jangan sampai terpeleset, kalau perlu
pintu tidak usah dikunci, dapat digantungkan tulisan”ISI” pada pintu.
Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin.
b. Perawatan vulva dan vagina
Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap mandi,
setelah BAB / BAK, cara membersihkan dari depan ke belakang
kemudian dikeringkan dengan handuk kering. Pakaian dalam dari katun
yang menyerap keringat, jaga vulva dan vagina selalu dalam keadaan
kering, hindari keadaan lembab pada vulva dan vagina Penyemprotan
vagina (douching) harus dihindari selama kehamilan karena akan
mengganggu mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan
penyemprotan vagina yang kuat (dengan memakai alat semprot) ke
dalam vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin ketika sehabis
BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya membersihkan vulva tidak
boleh menyemprot sampai ke dalam vagina.Deodorant vagina tidak
dianjurkan karena dapat menimbulkan dermatitis alergika.Apabila
mengalami infeksi pada kulit supaya diobati dengan segera periksa ke
dokter.
c. Perawatan gigi
Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena konsumsi
kalsium yang kurang, dapat juga karena emesis-hiperemesis
gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan timbunan kalsium di
sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan untuk mencari
kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi, perawatan gigi juga
perlu dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin
pencernaan yang sempurna. Untuk menjaga supaya gigi tetap dalam
keadaan sehat perlu dilakukan perawatan sebagai berikut:
1) Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama hamil
2) Makan makanan yang mengandung cukup kalsium (susu, ikan)
kalau perlu minum suplemen tablet kalsium.
3) Sikat gigi setiap selesai makan dengan sikat gigi yang lembut.
d. Perawatan kuku.
Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu dipotong secara
teratur, untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu bantuan orang
lain. Setelah memotong kuku supaya dihaluskan sehingga tidak
melukai kulit yang mungkin dapat menyebabkan luka dan infeksi.
e. Perawatan rambut.
Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu sering
mencuci rambut untuk mmengurangi ketombe. Cuci rambut hendaknya
dilakukan 2– 3 kali dalam satu minggu dengan cairan pencuci rambut
yang lembut, dan menggunakan air hangat supaya ibu hamil tidak
kedinginan.
4. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar,
nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau
pergelangan tangan karena akan mengganggu sirkulasi darah.Stocking
tungkai yang sering dikenakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat
menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang
longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang makin
berkembang. Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali bahu yang
lebar sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu.Sebaiknya memilih
BH yang bahannya dari katun karena selain mudah dicuci juga jarang
menimbulkan iritasi.
Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah menyerap
airsehingga untuk mencegah kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan
iritasi apalagiibu hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung
kemih oleh pembesaran uterus.Korset dapat membantu menahan perut bawah
yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian korset tidak boleh
menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan dianjurkan korset yang
dapat menahan perut secara lembut. Korset yang tidak didesain untuk
kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus,
korset seperti ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
5. Eliminasi (BAB dan BAK)
a. Buang Air Besar(BAB) Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi.
Obstipasi ini kemungkinan terjadi disebabkan oleh :
1) Kurang gerak badan
2) Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan
3) Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon
4) Tekanan pada rektum oleh kepala
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi
dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka
dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul yang memudahkan
timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi dengan minum
banyak air putih, gerak badan cukup, makan-makanan yang berserat
seperti sayuran dan buah-buahan.
b. Buang Air Kecil (BAK)
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan
kandung kemih oleh pembesaran uterus. Dengan kehamilan terjadi
perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah.
Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur sehingga
ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat
mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih
sering sisa (residu) yang memudahkan terjadinya infeksi.kandung
kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu dengan banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin.
6. Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual.Hubungan seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah :
a) Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut. Posisi
perempuan diatas dianjurkan karena perempuan dapat mengatur
kedalaman penetrasi penis dan juga dapat melindungi perut dan
payudara. Posisi miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut
yang membesar terutama pada kehamilan trimester III.
b) Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan hati –
hati karena dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga kemungkinan
dapat terjadi partus prematur, fetal bradicardia pada janin sehingga
dapat menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti dilarang.
c) Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin
d) Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila
meniupkan udara ke vagina dapat menyebabkan emboli udara yang
dapat menyebabkan kematian.
e) Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai kondom
supaya dilanjutkan untuk mencegah penularan penyakit menular
seksual.
Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil
bila:
1) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa
nyeri atau panas.
2) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
3) Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
4) Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.
5) Serviks telah membuka
6) Plasenta letak rendah
7) Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm,
mengalami kematian dalam kandungan atau sekitar 2 minggu
menjelang persalinan.
Gerak tubuh yang harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah:
1) Postur tubuh.
Posisi tubuh supaya dengan tulang belakang tetap tegak
2) Mengangkat beban dan mengambil barang.
Mengangkat beban dan mengambil barang tidak boleh sambil
membungkuk, tulang belakang harus selalu tegak, kaki sebelah
kanan maju satu langkah, ambil barang kemudian berdiri dengan
punggung tetap tegak. Ketika mengangkat beban hendaknya
dibawa dengan kedua tangan, jangan membawa beban dengan
satu tangan sehingga posisi berdiri tidak seimbang, menyebabkan
posisi tulang belakang bengkok dan tidak tegak.
3) Bangun dari posisi berbaring.
Ibu hamil sebaiknya tidak bangun tidur dengan langsung dan
cepat, tapi dengan pelan – pelan karena ibu hamil tidak boleh
ada gerakan yang menghentak sehingga mengagetkan janin.
Kalau akan bangun dari posisi baring, geser terlebih dahulu
ketepi tempat tidur, tekuk lutut kemudian miring (kalau
memungkinkan miring ke kiri), kemudian dengan perlahan
bangun dengan menahan tubuh dengan kedua tangan sambil
menurunkan kedua kaki secara perlahan. Jaga posisi duduk
beberapa saat sebelum berdiri.
4) Berjalan.
Pada saat berjalan ibu hamil sebaiknya memakai sepatu / sandal
harus terasa pas, enak dan nyaman. Sepatu yang bertumit tinggi
dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat
hamil ketika stabilitas tubuh terganggu dan edema kaki sering
terjadi. Sepatu yang alasnya licin atau berpaku bukan sepatu yang
aman untuk ibu hamil.
5) Berbaring.
Dengan semakin membesarnya perut maka posisi berbaring
terlentang semakin tidak nyaman. Posisi berbaring terlentang
tidak dianjurkan pada ibu hamil karena dapat menekan pembuluh
darah yang sangat penting yaitu vena cava inferior sehingga
mengganggu oksigenasi dari ibu ke janin. Sebaiknya ibu hamil
membiasakan berbaring dengan posisi miring ke kiri sehingga
sampai hamil besar sudah terbiasa. Untuk memberikan
kenyamanan maka letakkan guling diantara kedua kaki sambil
kaki atas ditekuk dan kaki bawah lurus.
6) Exercise/senam hamil
Gambar 1.7