PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyatakan secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena
Ibu (AKI) sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup. Sebanyak 99%
juta kematian. Dari 10 juta kematian bayi, hampir 90 % kematian bayi terjadi
35 kematian per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 175.000 kematian bayi
1
2
anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi
dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand (UNICEF, 2017).
Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) ini tidak hanya mampu menilai
baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Pada tahun 2017 terdapat 305
jumlah kasus kematian ibu tahun 2017 yang sebanyak 475 kasus. Dengan
penurunan dari 88,05 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi
78,60 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018. Sebesar 57,24% kematian
maternal terjadi pada waktu nifas, 25,42% pada waktu hamil, dan sebesar
17,38% pada waktu persalinan. Penyebab kematian ibu adalah pre eklampsia /
Tengah, 2018)
sebesar 8,37 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten / kota dengan AKB
terendah adalah Kota Surakarta yaitu 2,8 per 1.000 kelahiran hidup dan
3
tertinggi adalah Rembang (17 per 1.000 kelahiran hidup). (Dinas Kesehatan
pada tahun 2018 sebanyak 19 kasus dari 25.074 kelahiran hidup atau sekitar
75,77 per 100.000 KH. Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan dari
tahun-tahun sebelumnya yaitu 88 per 100.000 KH pada tahun 2017 dan 121,5
per 100.000 KH pada tahun 2016. Jika dilihat dari jumlah kematian ibu, juga
terdapat penurunan kasus yaitu 23 kasus pada tahun 2017 menjadi 19 kasus di
tahun 2018. Pada tahun 2018 sebanyak 37% kematian ibu disebabkan karena
Eklampsia dan 26% karena perdarahan. Sebagian besar ibu sudah mengalami
faktor resiko hipertensi, hal ini dapat memperberat kehamilan ibu apabila ibu
karena penyakit mengalami penurunan jika dibanding tahun 2017, hal tersebut
dikarenakan saat Ante Natal Care (ANC) ibu hamil sudah mendapatkan
perawatan oleh dokter Spesialis Obgyn dan dokter Spesialis penyakit dalam.
Sedangkan kondisi saat meninggal paling banyak masih terjadi pada masa
nifas yaitu sebanyak 79%, terdapat kenaikan dibandingkan dengan tahun 2016
kematian ibu sebagai pembanding jumlah kematian ibu masa nifas (Dinas
tahun 2018 jumlah kematian bayi yang terjadi di Kota Semarang sebanyak 160
(AKB) sebesar 6,38 per 1.000 KH. Jumlah kematian bayi di Kota Semarang
cenderung terjadi penurunan dalam lima tahun terakhir (Dinas Kesehatan Kota
Semarang, 2018).
Semarang pada tahun 2016 terdapat 1 kasus, pada tahun 2017 sebanyak 1
kasus, pada tahun 2018 sebanyak 1 kasus, pada tahun 2019 tidak terdapat
kasus kematian ibu, pada tahun 2020 pada bulan Januari-Oktober sebanyak 1
Menur data AKB pada tahun 2016 terdapat 8 kasus, pada tahun 2017
sebanyak 7 kasus, pada tahun 2018 terdapat 6 kasus, pada tahun 2019
yaitu sebesar 71,98% dan yang terendah di Papua sebesar 25,73%. Terdapat
lima provinsi dengan cakupan KB aktif kurang dari 50% yaitu Papua, Papua
Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Kepulauan Riau. (Kemenkes RI,
2017)
pasang. Dari seluruh PUS yang ada, sebesar 73,7% adalah peserta KB aktif.
Cakupan peserta KB aktif Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 sebesar 73,69%,
64,78%, dan Kendal 66,38%. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018).
Keluarga Berencana (KB). Pada tahun 2016, jumlah PUS yang berhasil didata
sebanyak 14.117 orang (5,4%) dengan jumlah peserta KB aktif yang dibina
Data KB pada tahun 2019 terdapat 4.820 akseptor KB, pada tahun
Bangetayu, 2020).
pada tahun 2020 bulan Januari-September tidak terdapat AKI dan AKB.
Kunjungan ibu hamil K1 sebanyak 362 pasien dan K4 sebanyak 241 pasien.
primisekundi, umur ibu lebih dari 35 tahun, partus macet, pre-eklampsia berat,
anemia, jarak anak kurang dari 2 tahun, umur ibu 18 tahun, febris, fetal
distress, plasenta previa, partus tak maju, serotinus, tulang sympisis menonjol,
6
kista bartolini, suspek IUFD, suspek CPD, kontraksi lembek, riwayat abortus
Semarang sebagai upaya deteksi dini dan ikut serta dalam menurunkan AKI
dan AKB.
B. Perumusan Masalah
Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas, dan Keluarga Berencana pada Ny. R Umur
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana pada Ny. R Umur
2. Tujuan Khusus
data, dan evaluasi) pada ibu bersalin Ny. R Umur 20 Tahun di PMB
data, dan evaluasi) pada bayi baru lahir Ny. R Umur 20 Tahun di PMB
data, dan evaluasi) pada ibu nifas Ny. R Umur 20 Tahun di PMB Esti
data, dan evaluasi) pada ibu akseptor keluarga berencana Ny. R Umur
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam mengambil kebijakan dan
3. Bagi Peneliti
asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan
4. Bagi Masyarakat