PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
angka kehamilan remaja pada kelompok usia 15-19 tahun mencapai 48 dari
1000 kehamilan. Untuk kehamilan terlalu muda atau kurang dari 20 tahun
sekitar 10,3% sehingga dapat menyebabkan kematian pada ibu secara tidak
zaman ini, wanita cepat mengalami menstruasi, selain itu cepat menikah dan
hamil sehingga resiko untuk melahirkan menjadi tinggi. Karena secara medis,
perempuan terlalu muda (usia <20 tahun) tidak disarankan untuk menikah
terlebih dahulu karena ketika hamil lalu melahirkan akan berisiko karena alat
Menurut WHO (2018) secara global terdapat angka kelahiran remaja usia 15-
tinggi yaitu pada tahun 2016 tercatat 4.759 pernikahan remaja (Fatimah, dkk.
kehamilan atau persalinan. Dari tahun 2000 - 2017, rasio kematian ibu global
menurun sebesar 38% dari 342 kematian menjadi 211 kematian per 100.000
pada tahun 2015 menjadi 305/100.000 KH. Selain itu penurunan Angka
jumlah kematian ibu maternal di provinsi Jawa Barat sebanyak 696 orang
2016, kematian ibu sebanyak 799. Jumlah Kematian ibu dengan proporsi
kematian pada Ibu Hamil 183 orang (19,9/100.000), pada Ibu Bersalin 224
orang (24,47/100.000 KH), dan pada Ibu Nifas 289 orang (31,57/100.000
KH). Kematian ibu sebanyak 696 orang terjadi pada ibu hamil 183 orang
(26,29%), ibu bersalin 224 orang (32,18%), dan ibu nifas sebanyak 289 orang
orang (65,5%) dan >35 tahun sebanyak 191 orang (27,44%). Angka
Kematian bayi pada tahun 2017 sebesar 3,4/1.000 KH, menurun 0,53 poin di
banding tahun 2016 sebesar 3,93/1.000 KH. Dari kematian bayi sebesar
3,4/1.000 KH, terdapat angka kematian neonatal (bayi berumur 0-28 hari)
sudah melampaui target MDGs yang pada tahun 2015 harus sudah
sedangkan AKB berjumlah 114 kasus. AKI dan AKB sedikit menurun
dibandingkan tahun 2015, dimana AKI terdapat 40 kasus dan AKB terdapat
pada tahun 2018 terdapat 1 kasus kematian ibu dan 12 kasus kematian bayi.
Sedangkan pada tahun 2017 terdapat 1 kasus kematian ibu, sehingga tidak
ada perubahan kasus kematian ibu dan 11 kasus kematian bayi sehingga
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan suatu
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Hal tersebut memilik
Asean sudah menempati posisi 40-60 per 100 ribu kelahiran hidup.
(SUPAS) 2015 masih menempati posisi 305 per 100 ribu kelahiran hidup.
Indonesia sendiri Kasus Kematian Ibu (AKI) menurun mulai dari 2015 hingga
kasus kematian ibu. Jika di tahun 2015 AKI mencapai 4.999 kasus maka
ditahun 2016 sedikit mengalami penurunan menjadi 4.912 kasus dan ditahun
AKI AKB
tahun. Akan tetapi angka tersebut masih tinggi. Di Jawa Barat sendiri
sebelumnya seperti dapat dilihat dari Gambar 1.2. ( Dinkes Provinsi Jawa Barat,
2016).
Angka Kematian Ibu dan Bayi di
Jawa Barat
6000
5000
4000 4803
4306 3979
3000 3702
2000
1000
0 850 781 748 799
2011 2013 2014 2016
AKI AKB
Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan data profil kesehatan Jawa Barat
tahun 2015 yaitu sebesar 96/100.000 kelahiran hidup. Terdapat penyebab tidak
langsung kematian ibu seperti 3 terlambat dan 4 terlalu. 4 terlalu antara lain
terlalu muda (usia <20 tahun), terlalu tua (usia >35 tahun), terlalu sering (jarak
kurang dari 2 tahun) dan terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 3). Hal tersebut
menjelaskan berbagai bukti bahwa 4 terlalu merupakan salah satu faktor resiko
yang dapat menyebabkan meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
rata-rata kelahiran pada remaja ASFR (Age Specific Fertility Rate) usia 15
sampai 19 tahun di Indonesia meningkat dari 35 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2007 menjadi 48 per 1000 pada tahun 2012 (BKKBN, 2012).
Kehamilan remaja berdampak terhadap peningkatan angka mordiitas dan
mortalitas baik pada ibu maupun bayinya. Berbagai penelitian tentang dampak
pada ibu dua sampai empat kali lipat, persalinan dengan Section Secarea (SC),
Berat Lahir Rendah), kecacatan bayi dan asfiksia (Fatimah,dkk. 2018). Tingginya
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Keberhasilan upaya kesehatan ibu
diantaranya dapat dilihat dari indicator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah
pengelolaanya tetapi bukan karena sebab – sebab lain seperti kecelakaan atau
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun
(Hardiyanti, 2014).
Terlalu Muda (Primi Muda) adalah ibu hamil pertama pada usia kurang dari
20 tahun. Dimana kondisi panggul belum berkembang secara optimal dan kondisi
mental yang belum siap menghadapi kehamilan dan menjalankan peran sebagai
ibu (BKKBN, 2008). Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, angka kehamilan remaja pada kelompok usia 15-19 tahun mencapai
48 dari 1000 kehamilan. Untuk kehamilan terlalu muda atau kurang dari 20 tahun
sekitar 10,3% sehingga dapat menyebabkan kematian pada ibu secara tidak
langsung. Masih tingginya angka pernikahan dini di masyarakat turut
ini, wanita cepat mengalami menstruasi, selain itu cepat menikah dan hamil
perempuan terlalu muda (usia <20 tahun) tidak disarankan untuk menikah
terlebih dahulu karena ketika hamil lalu melahirkan akan berisiko karena alat
Salah satu kehamilan berisiko tinggi adalah kehamilan pada usia muda.
Kehamilan terlalu muda adalah hamil pada usia kurang dari 20 tahun. Secara
kesakitan dan kematian ibu dan bayi, serta pertumbuhan dan perkembangan fisik
ibu terhenti atau terhambat. Adapun secara mental masih belum siap
Gabungan faktor fisik dan mental yang belum matang akan meningkatkan resiko
Penyulit pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan kurun
waktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut akan makin
ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun. Dimana kondisi panggul
belum berkembang secara optimal dan kondisi mental yang belum siap
mencegah komplikasi pada ibu hamil adalah dengan memberikan asuhan yang
berkualitas serta dapat mendeteksi komplikasi, yaitu melakukan pemeriksaan
kehamilan atau Antenatal Care (ANC). Tujuan dari ANC adalah untuk menjaga
agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik
dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat (Depkes RI, 2014).
kontrasepsi sampai usia cukup untuk hamil, dan apabila ibu tersebut sudah
selama hamil, bersalin dan nifas. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang
kesehatan ibu.
masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir atau asuhan komprehensif
Deteksi dini risiko tinggi kehamilan dan persalinan dapat menurunkan angka
kematian ibu dan memantau keadaan janin. Melalui deteksi dini, kelainan yang
mungkin timbul cepat diketahui dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh
buruk yang berujung pada kematian ibu. Angka kematian ibu menggambarkan
banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
dalam masa nifas (42 hari setelah masa nifas) per 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2012). Oleh karena itu pemberian pelayanan yang berkualitas
dan tepat bagi ibu maupun bayi sangat berperan untuk menurunkan AKI & AKB.
Pelayanan yang berkualitas bagi ibu terutama meliputi pelayanan pada masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir atau asuhan komprehensif
2015).
Raya Batujajar No. 383 Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Salah
satu Puskesmas yang di tunjuk sebagai lahan praktik Mahasiswi Program Studi
(D-3) Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi, merupakan salah satu
Intranatal Care (INC), Postnatal Care (PNC), Neonatal dan Keluarga Berencana
Ny. L merupakan kehamilan dengan resiko tinggi usia kurang dari 20 tahun.
NOVEMBER 2019”.
B. Rumusan Masalah
Kebidanan Komprehensif pada Ny.L dengan resiko tinggi (usia <20 tahun) di
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
d. Mampu melakukan asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny.L G1P0A0
1) Bagi Penulis
pendidikan.
2) Bagi Institusi
4) Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
mulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40
minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Terbagi dalam triwulan
yaitu triwulan pertama pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
kedua dari bulan keempat sampai enam bulan dan triwulan ketiga dari bulan
hari atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir.Pembuahan terjadi ketika
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperineum dan vulva, sehingga pada
b. Rahim
Semakin besar usia kandungan maka semakin besar pula janin yang
c. Payudara
dilepaskan dari pengaruh hormon saat hamil, yaitu estrogen, progesteron dan
somatomamotrogin.
sebagian hanya terjadi peningkatan ringan, sementara yang lain volume darah
hampir mejadi dua kali lipat. Hypervolemia imbas kehamilan ini memiki fungsi
penting:
3) Melindungi ibu dan janin terhadap efek buruk gangguan aliran balik vena
e. Sistem respirasi
ibu hamil akan bernafas lebih dari sekitar 20 sampai 25% daripada biasanya.
f. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian
progesterone.
g. Traktus Urinaris
Karena turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam
produski air dalam tubuh makin lancar sehingga pembentukan urine akan
bertambah.
h. Kulit
gravidarum livide atau alba, areola mamae, papila mamae, linea nigra, pipi
i. Sistem Muskuloskeletal
Adanya sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua disebabkan oleh
tidak adanya otot abdomen. Bagi wanita yang kurus lekukan lumbalnya lebih
dari normal dan menyebabkan lordosis dan gaya beratnya berpusat pada kaki
bagian belakang. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang berulang terutama
dibagian punggung. Selain sikap tubuh yang lordosis, gaya berjalan juga
berbeda dibandingkan ketika tidak hamil, yang kelihatan seperti akan jatuh,
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester III
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu juga ibu
mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan janinnya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan sudah
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari dari kehadiran bayi
kehadiran sang bayi. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester tiga. Wanita
(Varney, 2008).
Pada periode ini pula ibu hamil mulai menyadari kehadiran bayi sebagai
mahluk yang terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar dengan kehadiran
a. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, pendarahan
pasca persalinan, sepsis puerperalis. Sedangkan kelebihan konsumsi
makanan pada ibu hamil akan berakibat kegemukan, preeklampsi dan janin
terlalu besar. Hal penting yang harus di perhatikan adalah cara mengatur
menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS).
b. Kebutuhan Energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil
untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kalori per hari, yang
terdiri atas :
1) Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68
% selama kehamilan, atau 12% atau 75-100 gram per hari.
2) Zat Besi
Diberikan pada usia kehamilan 12 minggu sebesar 30-60 gram
setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk
mencegah anemia postpartum.
3) Asam Folat
Kebutuhan Asam folat selama trimester I sebesar 280 mikrogram,
trimester II sebesar 660 mikrogram, dan trimester III sebesar 470
mikrogram. Asam folat sebaiknya diberikan pada 28 hari setelah ovulasi
atau 28 hari setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak
dibentuk pada minggu pertama kehamilan.
4) Kalsium
Kadar kalsium pada ibu hamil mengalami penurunan sebesar 5 %,
karena itu, asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama
kalsium adalah susu, dan hasil olahannya udang, sarang burung, sarden
dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti sayuran
warna hijau.
a. Obat-obatan
Prinsip: sedapat mungkin menghindari pemakaian obat-obatan
selama kehamilan, terutama dalam triwulan I. perlu dipertimbangkan
apakah manfaat pemberian obat lebih besar dibandingkan bahayanya
terhadap janin.
1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut.
2) Dianjurkan memakai kutang yang menyokong payudara.
3) Disarankan memakai sepatu dengantumit yang tidak terlalu tinggi.
4) Pakaian dalam selalu bersih bersih.
f. Mandi
Mandi perlu diperhatikan untuk kebersihan/ hygine, terutama untuk
perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah.
Dianjurkan menggunakan sabun lembut/ ringan. Jangan sampai
tergelincir di perigi dan jagalah kebersihannya. Dounching dan mandi
berendam tidak dianjurkan.
g. Perawatan Payudara
Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi
makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah
dirawat. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka
putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan menggunakan baby oil dan air hangat. Apabila putting
susu kedalam, hal ini dapat dilakukan dengan cara memutar dan
menarik-narik keluar dengan cara hofman.
h. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada kehamilan berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering berkemih. Konstipasi terjadi
karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek
rileks terhadap otot-otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,
desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahanya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan
banyak minum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong.
Minum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat
merangsang gerakan peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami
dorongan , maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi
konstipasi.
i. Persiapan Persalinan
Meskipun perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika
ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak jauh hari
sebelumnya. Ini dimasukkan agar terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan atau persalinan maju dari perkiraan,semua perlengkapan
yang dibutuhkan sudah siap (Mochtar, 2013).
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu, yang
Yang Meskipun hal itu adalah fisiologis, namun tetap perlu diberikan suatu
Tabel 2.1
Ketidaknyamanan Pada Trimester III Dan Cara Mengatasi
No Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1. Sering buang air a. Penjelasan mengenai sebab terjadinya.
kecil b. Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing.
c. Perbanyak minum pada siang hari.
d. Jangan kurangi minum untuk mencegah
nokturia, kecuali jika nokturia sangat
mengganggu tidur di malam hari.
e. Batasi minum kopi, teh dan soda.
f. Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran
kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
dengan berbaring miring ke kiri dan kaki
ditinggikan untuk mencegah diuresis.
2. Hemoroid a. Hindari konstipasi.
b. Makan makanan yang beserat dan banyak
minum.
c. Gunakan kompres es atau air hangat.
d. Dengan perlahan masukkan kembali anus
setiap selesai BAB.
3. Keputihan a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap
hari.
b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan
mudah menyerap.
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur.
4. Keringat bertambah. a. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar.
secara perlahan b. Tingkatkan asupan cairan.
akan meningkatkan c. Mandi secara teratur.
sampai
5. Sembelit a. Tingkatkan diet asupan cairan.
b. Konsumsi buah prem atau jus prem.
c. Minum cairan dingin atau hangat terutama
saat perut kosong.
d. Istirahat cukup.
e. Senam hamil.
f. Membiasakan buang air besar secara teratur.
g. Buang air besar segera setelah ada
dorongan.
6. Napas sesak a. Jelaskan penyebab fisiologinya.
b. Dorong agar secara sengaja mengatur laju
dan dalamnya pernapasan pada kecepatan
normal yang terjadi.
c. Merentangkan tangan di atas kepala serta
menarik napas panjang.
d. Mendorong postur tubuh yang baik,
melakukan pernapasan interkostal.
7. Nyeri ligamentum a. Berikan penjelasan mengenai penyebab
rotondum nyeri.
b. Tekuk lutut kearah abdomen.
c. Mandi air hangat.
d. Gunakan bantalan pemanas pada area yang
terasa sakit hanya jika tidak terdapat
kontraindikasi.
e. Gunakan sebuah bantal untuk menopang
uterus dan bantal lainnya letakkan di antara
lutut sewaktu dalam posisi berbaring miring.
8. Perut kembung a. Hindari makanan yang mengandung gas.
b. Mengunyah makanan secara sempurna.
c. Lakukan senam secara teratur.
d. Pertahankan saat buang air besar yang
teratur.
9. Pusing atau sinkop a. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
b. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan
yang hangat dan sesak.
c. Hindari berbaring dalam posisi telentang.
10. Sakit punggung atas a. Gunakan posisi tubuh yang baik.
dan bawah/ sakit b. Gunakan bra yang menopang dengan ukuran
pinggang yang tepat.
c. Gunakan kasur yang keras.
d. Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan
punggung.
e. Tidur menyamping
f. Pijatan lembut pada bagian yang sakit
11. Varises pada kaki a. Tinggikan kaki sewaktu berbaring.
b. Jaga agar kaki tidak bersilangan.
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
d. Senam untuk melancarkan peredaran darah.
e. Hindari pakaian atau korset yang ketat.
Sumber : Sulistyawati, 2011
1. Sering Berkemih
2. Varises
3. Sesak Napas
dengan punggung tegak, jika perlu disangga dengan bantal pada bagian
tertekannya vena.
menggantung, pada saat tidur posisikan kaki sedikit tinggi serta melakukan
sirkulasi.
5. Kram kaki
Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat lelah pada ibu hamil
Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat lelah pada ibu hamil
8. Heartburn
Peningkatan kadar progesteron atau meningkatnya metabolisme
dada yang memungkinkan untuk makanan dan asam lambung untuk lolos
refluks.
yaitu dengan menganjurkan ibu untuk tetap tenang selama kontraksi ini tidak
a. Perdarahan Pervaginam
normal bila ada tandatanda seperti keluarnya darah merah segar atau
bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, atau dicurigai
karena sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
c. Penglihatan Kabur
bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari
(Sulistyawati,2009).
cairan ibu tidak terasa,berbau amis dan berwarna putih keruh,berarti yang
intrapartum (Sulistyawati,2009).
Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring untuk
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.Bayi harus
bergerak 3x dalam 1 jam atau minimal 10x dalam 24 jam.Jika kurang dari
yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk dan
(Sulistyawati,2009).
h. Kejang
dan terjadinya gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga
akan selalu berupaya dan meminta kerjasama yang baik dari suami atau
Persiapan yang perlu dipersiapkan antara lain ; Bidan, Alat, Keluarga, Surat,
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index) dimana metode ini
ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi
baik dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang
0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk
Daulay, 2015)
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan antenatal. Hal ini
berat badan selama kehamilan didasarkan pada BMI atau IMT ibu hamil. Apabila
penambahan berat badan kurang dari 9 kg selama kehamilan atau kurang dari
tinggi badan dilakukan saat kunjungan yang pertama, apabila tinggi badan
kurang dari 145 cm, ibu termasuk dalam kategori mempunyai faktor risiko tinggi.
Saat hamil terjadi penurunan tekanan darah. Setelah usia kehamilan 20-32
minggu tekanan darah kembali normal. Peningkatan tekanan darah harus selalu
eklampsia, gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan lain - lain. Standar
Mandriawati, 2008).
kualitasnya. (Setiawan,2011).
(KEK)
Sumber: (Sirajuddin,2012)
kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara
lain: KEK, anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi. Ibu hamil yang menderita KEK dan
(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal
(Sumber :Prawirohardjo,2012).
menggunakan rumus Mc. Donald’s. Pengukuran tinggi fundus uteri ini dapat
Usia kehamilan (hitungan bulan) = Tinggi Fundus Uteri (dalam cm) X 2/7
Usia kehamilan (hitungan minggu) = Tinggi Fundus Uteri (dalam cm) X 8/7
(Saifuddin, 2010).
(Minggu)
16 Pertengahan pusat-symfisis
24 Setinggi pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat
(Sumber: Marmi, 2011)
jantung janin selama satu menit penuh. Pemeriksaan denyut jantung janin
harus dlakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar
Gambaran DJJ:
3. Normal:antara 120-160x/menit
(Setiawan, 2011).
Lakukan pemeriksaan denyut jantung janin pada daerah yang paling jelas
terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
perlindunga
(selang waktu minimal)
n
6. Pemberian Tablet Fe
Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang
kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan
60 mg zat besi) 2 kali sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 9% atau kurang
dari pada salah satu kunjungan tingkatan tablet zat besi menjadi 3 kali 1
semua ibu hamil sebanyak 1 kali tablet selama 90 hari. Jumlah tersebut
mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan yaitu 100 mg.
2. Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2-3 kali
Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet zat besi
a) Pemeriksaan HB
adalah salah satu upaya untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil.
pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema.
preeklampsia.
pertama kali datang diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil
fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan <16 minggu,
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
8. Tatalaksana Kasus
9. Temu Wicara
penanganan.
i. Jadwal Kunjungan ANC
r Minimal Dianjurkan
I 1X Sebelum minggu ke 16
buku KIA, isi setiap kali ibu melakukan kunjungan antenatal lalu
preeclampsia
ganda
yang dihadapi. Faktor itu bisa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor
medis dan faktor non medis. Faktor medis meliputi, usia, paritas,
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun
2006).
sampai 30 tahun, lebih atau kurang dari usia tersebut adalah berisiko.
ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan
Pada ibu hamil usia < 20 tahun biasanya disebabkan oleh kurang
2. Mengalami perdarahan
rahim yang terlalu lemah dan belum matur secara fisiologis untuk
hamil. Biasanya disebabkan oleh plasenta previa, abortus, solusio
3. Keguguran
2009).
4. Infeksi
menyebabkan infertilitas.
5. Keracunan kehamilan
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil
menyebabkan kematian.
sebelum cukup bulan. KPD dapat terjadi karena ibu hamil usia <
(Varney, 2009).
2. Persalinan Lama
3. Perdarahan
dan masa nifas. Ibu dengan usia muda lebih berisiko terkena
saat persalinan dan nifas. Setelah kala III daerah bekas insersio
hamil dengan usia < 20 tahun hal ini sering terjadi karena
1. Premature
Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan adalah kelahiran
premature yang kurang dari 37 minggu. Hal ini terjadi karena saat
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang
dari 2500 gram. Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu muda
menyalurkan bahan nutrisi dari ibu ke janin dan proses ini biasa
kandungan (Arvin,2010).
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan. Ibu
lahir rendah.
3. Cacat bawaan
kelainan genetika dan kromosom, infeksi, virus rubella serta faktor gizi
atau kematian perinatal yang disebabkan berat badan kurang dari 2500
Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia
(Soetjiningsih, 2004).
bentuk komplikasi. Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
b. Masalah Psikologis
umurnya pada waktu kawin relatif masih muda. Tetapi untuk remaja
ekonomi).
4) Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5
6) Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
ini.
kongenital
15) Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia
BAB III
Ibu hamil Trimester III usia kehamilan 37 minggu dengan faktor resiko
tinggi usia <20 tahun di Puskesmas Batujajar Kabupaten Bandung
Barat
Pengumpulan Data
Anamnesa
Observasi Studidokumentasi
3.2. Pendekatan Desain Penelitian
melalui analisis kasus individual secara lengkap dan teliti, serta memberikan
Puskesmas Batujajar.
2019.
Objek penelitian dalam kasus komprehensif ini adalah Ny.L usia 19 tahun
dan By.Ny.L mulai dari usia kehamilan 37 minggu sampai dengan masa nifas
6 minggu.
3.5. Metode Pengumpulan Data
DI PUSKESMAS BATUJAJAR
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas/Biodata
Telp : 0812xxxxxxxx
B. Status Kesehatan
4. Riwayat Menstruasi
b. Siklus : 28 hari
e. Teratur/Tidak : Teratur
b. TP : 11 November 2019
7. Pola Sehari-Hari
1. Pola Nutrisi
a. Makan
b. Minum
2. Pola Eliminasi
a. BAK
b. BAB
4. Personal Hygiene
2xsehari
Mandi 2xsehari
Setiap mandi
Gosok gigi Setiap mandi
3xminggu
menggunakan sabun
Payudara Setiap mandi
Menggunakan sabun
kemudian di
bersihkan memakai
Setiap mandi
baby oil.
menggunakan sabun.
Menggunakan sabun.
8. Riwayat Imunisasi
1) Status Perkawinan :
kehamilan ini.
13. Data Sosial
beresiko.
bidan.
kesehatan.
kehamilan.
A. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
R : 20 ×/mnt , S : 36,7 °C
d. Berat Badan : 65 kg
e. BB sebelum hamil : 58 kg
2. Kepala
ketombe
Sklera : putih
pengeluaran
pengeluaran
3. Leher
a. Dada
vesikuler
b. Payudara
Bentuk : Simetris
Keadaan : Bersih
kanan
5. Pemeriksaan Kebidanan
a. Abdomen
1) Inspeksi
kehamilan
Striae : Ada
2) Palpasi
TFU : 31 cm
melenting (bokong).
Leopold IV : Divergen
Perlimaan : 3/5
TBBJ : (31-11) x 155 = 3.100 gram
3) Auskultasi
a. Atas
Kebersihan : Bersih
LILA : 27 cm
b. Bawah
8. Genetalia
a. Vulva/Vagina
Keadaan : Normal
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
b. Perineum
9. Anus
B. Data Penunjang
Hb : 12,3 gr%
III. ANALISA
2. Masalah :
2. Sakit pinggang
IV. PENATALAKSANAAN
dan janin dalam keadaan baik. Ibu tampak senang dengan hasil
pemeriksaan.
usia <20 tahun tentu kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu hamil dan
memberitahu ibu dampak yang timbul dengan umur ibu beresiko (kurang
dan anemia.
dialami ibu pada usia kehamilan trimester III diantaranya sesak nafas,
insomnia, kram betis, oedema kaki sampai tungkai, rasa tidak nyaman
akibat adanya penekanan pada perineum, dan rasa khawatir atau cemas.
: sakit kepala berat, penglihatan kabur, mual muntah yang terus menerus,
bengkak pada muka dan tangan, nyeri abdomen, gerakan janin berkurang
dan keluar cairan pervaginam. Ibu mengerti dan akan segera pergi ke
kehamilan.
mengurangi efek samping mual, diminum dengan air putih atau air jeruk,
penyerapannya.
Oktober 2019 atau segera datang apabila ada keluhan. Ibu mengerti dan
DI PUSKESMAS BATUJAJAR
05 November Subjektif :
2019
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
/ 09.00 WIB Objektif :
A. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda vital
S : 36,6ºC
2. Kepala
3. Leher
vesikuler
5. Pemeriksaan Kebidanan
Abdomen
Palpasi :
TFU : 31 cm
panggul (kepala).
Leopold IV : Divergen
Perlimaan : 3/5
Auskultasi :
Bawah
Analisa :
Penatalaksanaan :
segera mempersiapkannya.