Anda di halaman 1dari 4

AKI & AKB (PROFIL KESEHATAN JAWA TIMUR 2017) :

1. Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung meningkat pada dua tahun terakhir. Hal
ini bukan berarti menunjukkan hasil kinerja yang menurun tetapi adanya faktor dukungan
baik dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan yang
semakin membaik. Peningkatan keterampilan klinis petugas di lapangan tetap dilakukan
dengan melibatkan multi pihak dari Forum Penakib Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/
Kota. Menurut Supas tahun 2016, target untuk AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2017, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 91 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan gambaran AKI per Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun
2017 adalah sebagai berikut.

Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2017 tertinggi terdapat di Kabupaten Mojokerto
yaitu sebesar 171,88 per 100.000 kelahiran hidup atau kematian ibu pada tahun 2017 di
Kabupaten Mojokerto sebanyak 29 orang. Sedangkan AKI terendah ada di Kabupaten
Malang yaitu sebesar 46,48 per 100.000 kelahiran hidup atau kematian ibu pada tahun 2017
di Kabupaten Malang sebanyak 18 orang. Untuk Kota Mojokerto, Kota Blitar dan Kota
Madiun tahun 2017 tidak ada kematian ibu. Walaupun capaian AKI di Jawa Timur sudah
memenuhi target Renstra dan Supas, AKI harus tetap diupayakan menurun. Angka Kematian
Ibu (AKI) per Kabupaten Kota pada Tahun 2017 di Provinsi Jawa Timur adalah sebagai
berikut.

Berikut proporsi penyebab terjadinya kematian ibu :

Grafik tersebut menunjukkan bahwa tiga penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun
2017 adalah penyebab lain-lain yaitu 29,11% atau 154 orang, Pre Eklamsi / Eklamsi yaitu
sebesar 28,92% atau sebanyak 153 orang dan perdarahan yaitu 26,28% atau sebanyak 139
orang. Sedangkan penyebab paling kecil adalah infeksi sebesar 3,59% atau sebanyak 19
orang. Dari grafik tren penyebab kematian ibu menunjukkan bahwa penyebab kematian ibu
oleh karena penyebab lain-lain cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir, penyebab
lain-lain ini lebih banyak disebabkan oeh faktor penyakit yang menyertai kehamilan. Upaya
menurunkan kematian Ibu karena perdarahan dan Pre Eklamsi / Eklamsi terus dilakukan dan
waspada pada penyebab lain-lain.

2. Angka Kematian Bayi

Keadaan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang
diperoleh dari laporan rutin relatif sangat kecil, Namun bila dihitung angka kematian absolut
masih tinggi yaitu sebanyak 4.059 Bayi meninggal pertahun dan sebanyak 4.464 balita
meninggal pertahun. Dalam satu hari berarti sebanyak 11 bayi meninggal dan 12 balita
meninggal. sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa
Timur) diharapkan mendekati kondisi di lapangan. Untuk mencapai target Nasional,
dukungan lintas program dan lintas sektor serta organisasi profesi yang terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sangat diharapkan.
Penyebab AKI meningkat

Banyak hal yang dapat menyebabkan ibu meninggal selama hamil dan melahirkan.
Berdasarkan data dari Direktorat Kesehatan Ibu tahun 2010- 2013, salah satu penyebab utama
kematian ibu adalah karena pendarahan. Pada tahun 2010 sebanyak 35,1% dan pada tahun
2013 sebanyak 30,3% sebagai penyebab kematian ibu adalah karena pendarahan (Infodatin,
2014). Beberapa penyebab kematian ibu selain pendarahan adalah hipertensi, infeksi, partus
lama, dan abortus. Pendarahan yang dimaksud dalam konteks ini adalah pendarahan dalam
kehamilan serta dalam proses melahirkan, ataupun setelah melahirkan. Terkait dengan
kematian ibu selama kehamilan dan melahirkan, ada juga kematian bayi yang diantaranya
disebabkan oleh berat bayi lahir rendah (BBLR), kesulitan bernafas, dan infeksi.

Menurut SDKI 2017, angka kematian neonatal (AKN) adalah 15

Anda mungkin juga menyukai