PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut data dari World Health Organization (WHO), diperkirakan pada
tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. 99% dari semua kematian ibu terjadi di negara berkembang. Antara
tahun 1990 dan 2015, kematian ibu di seluruh dunia menurun sekitar 44%. Antara
tahun 2016 dan 2030, sebagai bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
targetnya adalah untuk mengurangi rasio kematian ibu global hingga kurang dari 70
per 100.000 kelahiran hidup. Di sub-Sahara Afrika, sejumlah negara mengurangi
separuh tingkat kematian ibu mereka sejak tahun 1990. Di wilayah lain, termasuk
Asia dan Afrika Utara, bahkan kemajuan yang lebih besar telah terjadi. Antara
tahun 1990 dan 2015, rasio kematian ibu global (jumlah kematian ibu per 100 000
kelahiran hidup) menurun hanya 2,3% per tahun antara tahun 1990 dan 2015.
Namun, peningkatan angka percepatan penurunan kematian ibu diamati sejak tahun
2000 dan seterusnya. Di beberapa negara, penurunan tahunan kematian ibu antara
tahun 2000–2010 di atas 5,5%. Angka kematian ibu di negara berkembang pada
tahun 2015 adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan 12 per 100.000
kelahiran hidup di negara maju (WHO, 2018).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs.
Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada
periode tahun 1994- 2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar
307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran
hidup namun pada tahun 2012 , Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan
on the track (terus menurun) dan pada SDKI (Survey Data Kesehata Indonesia)
2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015,
berdasarkan data SUPAS (Survey Penduduk Antar Sensus) 2015 baik AKI maupun
AKB menunjukan penurunan (AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/ 1000 KH)
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016).
Jumlah kasus kematian Bayi turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi
32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 di semester I sebanyak 10.294 kasus.
Demikian pula dengan angka kematian Ibu turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi
4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester I) sebanyak 1712 kasus
(Kemenkes RI, 2017).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan k1 dan k4 telah
memenuhi target Rencana Stategis (Renstra ) pada tahun 2016 yaitu 74 %. Dimana
K1 100% dan K4 85,3% (Kemenkes RI, 2016).
Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menunjukkan
kecenderungan peningkatan. Pada tahun 2016 indikator kinerja direktorat kesehatan
masyarakat tahun dengan target pada tahun 2016 77% dengan capaian target
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2016 yaitu 100,4% dari relasi
77,3% (Kemenkes RI, 2016).
Cakupan masa nifas (KF3) di Indonesia menunjukkan kecenderungan
peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2016 yaitu dengan presentasi
84%. Akan tetapi, pada tahun 2016 terapat penurunan cakupan KF3 pada tahun
2016 yaitu lebih rendah dibandingkan tahun 2015. Penurunan tersebut disebabkan
karena beberapa factor salah satunya adalah penetapan sasaran kabupaten/kota
terlalu tinggi, serta kondisi geografi yang sulit di beberapa wilayah dan kurangnya
kesadaran serta pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan
pada saat nifas (Kemenkes RI, 2016).
Persentase peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur di Indonesia pada
tahun 2016 sebesar 74,8%. Tiga provinsi yang memiliki persentase tertinggi yaitu
Maluku Utara sebesar 87,03%, Kepulauan Bangka Belitung sebesar 83,92%, dan
Sulawesi Utara sebesar 83,84%. Sedangkan capaian terendah terdapat di Provinsi
Nusa Tenggara Timur sebesar 63,24%, Sumatera Barat sebesar 63,73%, dan DKI
Jakarta sebesar 67,46%. Cakupan presentase tempat pelayanan KB di Indonesia
tahun 2016 yaitu yang tertinggi pada Praktek Bidan Mandiri 53,43%, faskes KB
pemerintah 16,6%, praktek dokter 12,99%, jejaring lainnya 12,5%, faskes KB
swasta 5,77% (Kemenkes RI, 2016). Pada tahun 2015 jumlah penurunan AKI di
DIY sangat signifikan yaitu sebesar 29 kasus. Penurunan kematian juga terjadi pada
AKN, AKB, dan AK Balita. Dari hasil SDKI menunjukkan bahwa AKB DIY
menduduki peringkat lima besar terbaik secara nasional besama dengan Kalimantan
Timur, DKI Jakarta, Riau, dan Sulawesi Tengah. Meskipun begitu, DIY belum
mampu memenuhi target MDGs (Millenium Development Goals) karena AKB
tahun 2012 masih berada di angka 24 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes DIY,
2016).
Jumlah kematian ibu di Kabupaten Kulon Progo dalam kurun waktu 6 tahun
terakhir terlihat fluktuatif yaitu mengalami penurunan pada tahun 2012 yaitu 3
kasus, namun di tahun 2013 kembali mengalami peningkatan sebanyak 7 kasus,
tahun 2014 sebanyak 5 kasus dan turun lagi pada tahun 2015 sebanyak 2 kasus
kematian ibu yaitu di wilayah kerja Puskesmas Lendah II dan wilayah kerja
Puskesmas Pengasih II. Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Kulon Progo
dari tahun 2011 sampai tahun 2015 cenderung fluktuatif, pada tahun 2013
mengalami kenaikan sebanyak 18,23 / 1000 kelahiran hidup dan turun kembali
Pada tahun 2014 menjadi 11,50 / 1000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2015
sebesar 9,7 / 1000 kelahiran hidup (Dinkes Kulon Progo, 2016).
Dalam keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang rencana strategis kementrian kesehatan tahun
2015-2019 disebutkan dalam Bab I bahwa program Indonesia sehat dilaksanakan
dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat yang dilakukan dengan strategi
pengurus utama kesehatan dalam pembangunan, penguatan prommotif preventif
dan pemberdayaan masyarakat. Mengoptimalisasikan system rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of
care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Dalam pilar juga disebutkan bahwa
jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit
serta kendali mutu dan kendali biaya. Dalam Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan 2015-2019 salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat dengan target salah satu indikatornya,
yaitu AKI (Angka Kematian Ibu) pada tahun 2019 turun menjadi 306/100.000
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).
Continuity of care atau asuhan berkelanjutan asuhan yang diperlukan dalam
menangani permasalahan di komunitas sehingga bidan dapat secara terus-menerus
melakukan perawatan dan memberikan asuhan sesuai kebutuhan klien dan
berkelanjutan. Dalam hal ini, artinya tidak dapat melimpahkan wewenang kepada
bidan atau petugas lain dalam memberikan asuhan didalam komunitas sehingga
perawatan dan pelayanan yang diberikan lebih berkualitas (Aticeh, Gita Nirmala
Sari, Willa Follona, 2014).
Upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk menurunkan AKI
(Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) adalah salah satu
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program
tersebut menitikberatkan kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat dalam
melakukan upaya deteksi dini, menghindari resiko kesehatan pada ibu hamil, serta
menyediakan akses pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di
tingkat puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan
neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK) (Budijanto, D, Dkk, 2016).
Pada Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan bahwa kewenangan bidan dalam pelayanan
kebidanan meliputi hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir sedangkan pada
Permenkes Nomor 631/Menkes/ Per/III/2011 sebagaimana telah diubah dengan
Permenkes Nomor 2562/Menkes/ Per/XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan
Persalinan bahwa pelayanan jaminan persalinan dilaksanakan secara berjenjang
pada pelayanan tingkat lanjut dan tingkat dasar. Pelayanan tingkat lanjut meliputi
pemeriksaan kehamilan dengan risti, persalinan risti, komplikasi dan KB pasca
persalinan dan pada pelayanan tingkat dasar meliputi pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan KB pasca salin, serta
pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan rujukan
(Sariyati, Endang Wahyati Y. dan C. Tjahjono Kuntjoro, 2016).
Bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan
kesehatan ibu hamil yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil untuk
melakukan ANC (Antenatal Care) sebanyak 12 sampai 13 kali selama masa
kehamilan. Untuk daerah terpencil cukup 4 kali sebagai kasus yang tercatat. Bidan
juga mempunyai peran dan tugas untuk memotivasi dan memberikan dukungan
kepada wanita yang akan bersalin yang akan berpengaruh dalam pemilihan tempat
bersalin. Peran dan tugas bidan dalam nifas yaitu untuk mengetauhi ibu dan
bayinya untuk melakukan asuhan dan memberikan pendidikan kesehatan yang
diperlukan. Peran bidan kepada Bayi Baru Lahir yaitu dengan memerikan
penatalaksanaan sesuai dengan kebutuhan bayi serta imunisasi yang akan
dijadwalkan sesuai dengan umur bayi. Dalam KB (Keluarga Berencana) bidan
memiliki peran untuk melakukan penyuluhan tentang keluarga berencana untuk
mengatur jarak kehamilan maupun menghentikan kehamilan. (Nadzifah K, 2014)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kulon Progo pada tahun 2016
bahwa cakupan kunjungan K1 di Kabupaten Kulon Progo untuk ANC (Antenatal
Care) sebanyak 11.573 (94,1%) dari target nasinal 100% dan K4 sebanyak (10.435
(84,8%) dari target nasional 94% yang membuktikan bahwa masyarakat setempat
sudah mulai sadar akan pentingnya ANC (Antenatal Care). Persalinan oleh nakes
sebanyak 10.581(91,3%) dari target nasional 95%. Kunjungan nifas sebesar 10,581
(90,1%) dari target nasional 95% sedangkan untuk kunjungan neonatus yang sudah
mendapatkan KN 1 sebesar 10,709 (95,8%) dan KN lengkap sebanyak 10,635
(95,1%) kb baru 86,311 (89,5%) sedangkan peserta KB aktif sebanyak 96,385
(98,5%). Namun, menurut Dinas Kesehatan Ponorogo pada tahun 2016 salah satu
penyebab rendahnya kunjungan ibu hamil, nifas dan Bayi Baru Lahir (BBL)
dikarenakan ada yang pindah tempat tinggal, keinginan ibu yang malas untuk
melakukan kunjungan dan juga ibu berpindah tempat periksa atau pindah bidan.
Dari data diatas menunjukkan bahwa masyarakat di Kabupaten Kulon Progo sudah
mulai sadar akan pentingnya kunjungan ibu hamil, persalinan di nakes nifas, Bayi
Baru Lahir BBL) dan KB (Dinkes Kulon Progo, 2016)
Kebudayaan dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan, karena kebudayaan berhubungan dengan budi atau akal. Kebudayaan
adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
keilmuan, sosial, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain untuk keperluan
masyarakat. Selain itu, tidak ditemukan sejumlah pengetahuan dan perilaku
budaya yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan menurut ilmu
kedokteran atau bahkan memberikan dampak kesehatan yang kurang
menguntungkan bagi ibu dan anaknya. Faktor-faktor sosial budaya khususnya
mitos-mitos yang masih berlaku disuatu daerah tertentu merupakan salah satu
penyebab komplikasi ibu hamil, bersalin dan nifas. Masyarakat banyak yang masih
mempercayai bahwa mitos-mitos yang berlaku didaerahnya merupakan tinggalan
nenek moyang yang masih memiliki peran yang berarti untuk kelancaran proses
kehamilan dan persalinannya. Salah satu contoh pengaruh sosial budaya yang
masih melekat yaitu kurangnya gizi pada akibat berbagai pantangan dalam
makan, sehingga karena budaya yang masih tetap merekapegang akibatnya
banyak atau tingginya angka kematian ibu. Mitos-mitos tentang kehamilan yang
masih banyak beredar dimasyarakat tidak boleh minum es karena bayinya akan
besar, tidak boleh makan-makanan yang amis-amis misalnya makan udang karena
persalinannya akan lama dan tidak boleh makan buah-buahan seperti nanas,
durian, mentimun, mitos ini sangat dpercaya oleh sebagian masyarakat karena
akan menyebabkan keputihan. Bahkan mereka percaya bahwa nanas bisa
menyebabkan keguguran. Faktanya mengkonsumsi nanas dan mentimun justru
disarankan karena kaya akan vitamin C dan serat yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan.
Pengetahuan ibu hamil tentang mitos-mitos yang ada didaerahnya akan
mempengaruhi sikap dan perilaku ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Menurut Notoatmojo (2010), pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku dengan didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku dengan tidak didasari oleh pengetahuan. (Komalasari, dkk, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan asuhan Continuity of
Care pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan juga
keluarga berencana di Puskesmas Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi
DIY.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas,
Bayi Baru Lahir (BBL) dan KB Pada Ny.S Umur 21 Tahun G1P1A0Ah0 Di
Puskesmas Nanggulan”.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan,
Nifas, Bayi Baru Lahir (BBL) dan KB Pada Ny.S Umur 21 Tahun G1P1A0Ah0
Di Puskesmas Nanggulan.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi data subyektif pada kasus Asuhan Kebidanan
Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir (BBL) dan
KB Pada Ny.S Umur 21 Tahun G1P1A0Ah0 Di Puskesmas Nanggulan.
b. Mengidentifikasi data objektif pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif
Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir (BBL) dan KB Pada Ny.S
Umur 21 Tahun G1P1A0Ah0 Di Puskesmas Nanggulan.
c. Menentukan masalah pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif
Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir (BBL) dan KB Pada Ny.S
Umur 21 Tahun G1P1A0Ah0 Di Puskesmas Nanggulan.
d. Mengidentifkasi penatalaksanaan pada kasus Asuhan Kebidanan
Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir (BBL) dan
KB Pada Ny.S Umur 21 Tahun G1P1A0Ah0 Di Puskesmas Nanggulan.
D. Manfaat
1. Bagi perpustakaan UNISA
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu bagi pembaca
laporan studi kasus di perpustakaan yang telah penulis buat.
2. Bagi isntitusi Puskesmas
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan penanganan
kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi
Baru Lahir (BBL), dan KB Di Puskesmas Nanggulan.
3. Subyek penelitian masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan penanganan segera dari
tenaga kesehatan.
E. Ruang lingkup
1. Ruang lingkup materi
Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara lengkap dengan adanya identifikasi data subyektif, identifikasi data
obyektif, menentukan masalah dan identifikasi penatalaksanaan. “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir
(BBL) dan KB Pada Ny.S Umur 21 Tahun G1P1A0Ah0 Di Puskesmas
Nanggulan”. Alasan dilakukannya asuhan komprehensif ini adalah untuk
mendeteksi dini adanya komplikasi sehingga dapat menurunkan atau
menghilangkan angka kesakitan ibu dan bayi.
2. Ruang lingkup responden
Ruang lingkup responden dalam penelitian ini adalah Ny. S Umur 21 Tahun
G1P0A0 mulai dari hamil dengan umur kehamilan 17 minggu lebih 3 hari,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.
3. Ruang lingkup waktu
Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sejak mulainya pembuatan
proposal, ujian proposal, membuat laporan hasil serta ujian hasil mulai dari
bulan Mei 2018-Juni 2019.
4. Ruang lingkup tempat
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Nanggulan.
F. Keaslian Penelitian
1. Annisa Desitriyani tahun 2016 yag berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny. A G2P1A0 Gravida 39 Minggu Di BPM Hj.W Desa Cilampeni
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung” dengan menggunakan design
penelitian observasional deskriptif dengan design studi kasus. Subjek dalam
studi kasus ini adalah Ny.A umur 27 tahun dengan hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan KB. Instrument yang digunakan format asuhan kebidanan pada
ibu hamil, nersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB menurut Varneydengan teknik
pengambilan data menggunakan data primer dan sekunder.
Persamaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus peneliti adalah sama-sama
menggunakan satu responden dari mulai ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir, dan keluarga berencana.
Perbedaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus peneliti adalah studi kasus
diatas dengan responden dengan kehamilan kedua, jumlah persalinan satu dan
abortus tidak pernah serta dengan responden ibu hamil 39 Minggu sedangkan
studi kasus peneliti dengan respnden kehamilan pertama, belum pernah bersalin
dan tidak pernah abrtus dengan umur kehamilan responden 17 minggu 3 hari.
2. Asri Nur Fitri Hidayati tahun 2016 yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny.Y G4P3A0 Di Bidan Praktik Madiri Bidan Hj.Imas R
Yusfar Amd.Keb Bandung” dengan menggunakan design penelitian
observasional deskriptif dengan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini
adalah Ny.Y umur 38 tahun dengan hamil, bersalin nifas, bayi baru lahir, KB.
Instrument yang digunakan format asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas bayi baru lahir dan KB menurut Varney dengan teknik pengambilan data
menggunkan data primer dan sekunder.
Persamaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus peneliti adalah sama-sama
menggunakan satu responden dari mulai ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir, dan keluarga berencana.
Perbedaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus peneliti adalah studi kasus
diatas dengan responden dengan kehamilan keempat, jumlah persalinan tiga dan
tidak pernah abortus sedangkan studi kasus peneliti dengan responden
kehamilan pertama, belum pernah bersalin dan tidak pernah abortus.
3. Desi Marwita tahun 2017 yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.D Masa
Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Bidan Praktek Mandiri Hj.
Rukni Lubis Jalan Luku 1 No 289 Kec. Medan Johor Kota Madya Medan”
dengan menggunakan design penelitian observasional deskriptif dengan desain
studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah Ny. D umur 40 tahun dengan
hamil, bersalin nifas, bayi baru lahir, KB. Instrument yang digunakan format
asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas bayi baru lahir dan KB
menurut Varney dengan teknik pengambilan data menggunakan data primer
dan sekunder.
Persamaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus peneliti adalah sama-sama
menggunakan satu responden dari mulai ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir, dan keluarga berencana.
Perbedaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus peneliti adalah studi kasus
diatas dengan responden dengan kehamilan kelima, jumlah persalinan 3 dan
abortus satu kali serta dengan respnden ibu hamil 39 Minggu sedangkan studi
kasus peneliti dengan responden kehamilan pertama, belum pernah bersalin dan
tidak pernah abortus dengan umur kehamilan responden 17 minggu 3 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kasus
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 280 harai (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Masa
awal kehamilan disebut trimester pertama yang dimulai dari konsepsi
sampai minggu ke 12 kehamilan. Pada masa ini terjadi perubahan produksi
dan pengaruh hormonal serta perubahan anatomi dan fisiologi (Bayu
Irianti dkk, 2015).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3
triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4
sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Ratna Dewi
Pudiastuti, 2012).
b. Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Pada Ibu Hamil
1) Perubahan Fisiologi
Menurut Ummi Hani ddk, 2011, berikut ini beberapa perubahan
fisiologo pada ibu hamil :
a) System Reproduksi
Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan
hormone estrogen dan progesterone, uterus akan mengalami
hipertrofi dan perkembangan janin, pertambahan amnion dan
perkembangan plasenta dari yang berukuran 30 gr menjadi 1000
gr. Selain itu akn terjadi perlunakan pada isthmus uteri pada
pembesaran plasenta pada satu sisi uterus.
Pada serviks, terjadi hipervaskularisasi dan pelunakan pada
servik peningkatan hormone estrogen dan progesterone.
Peningkatan lendir serviks yang disebut dengan operculum.
Kerapuhan meningkat sehingga mudah berdarah saat berseggama
yang diikuti dengan tanda Chadwick, tanda goodel dan keputihan.
Pada vagina terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa
vagina, hipervaskularissi pada vagina sehingga adanya tanda
Chadwick dan keputihan. Sedangkan pada ovarium tidak terjadi
pembentuka folikel baru dan hanya terlihat perkembngan dari
korpus luteum yang diikuti dengan amenorea.
b) System pencernaan
Pada mulut danbgusi terjadi peningkatan estrogen dan
progesteron meningkatkan aliran drah kerongga mulut,
hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi
edema dan hiperplastis, ketebalan epithelial berkurang sehingga
gusi lebih rapuh, timbulnya mutah menyebabkan kebersihan
mulut terganggu dn meningkatkan rasa asam dimulut.
Pada lambung terjadi relaksasi pada otot-otot pencernaan
antara lainperistaltik dilambung sehingga pencernaan makanan
oleh lambung menjadu lebih lama dan mudah terjadi peristaltic
balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan
hormone HCG juga dapat menyebabkan ibu hamil merasakan
mual dan muntah.
Pada usus halus terjadi relaksasi sehingga penyerapan
makanan menjadi lebih maksimal. Relaksai juga terjadi pada usus
besar sehigga penyerapan air menjadi lebih lama dan ibu
mengalami konstipasi dan bahkan menyebabkan hemoroid.
c) System Kardiovaskuler
Pada jantung terjadi hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi
ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong keatas,
jantung terangkat keatas dan berotasi kedepan, antara minggu ke-
14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15
kali permenit kemudian menetap sampai aterm.
Pada volume dan komposisi darah selama hamil terjadi
percepatan produksi SDM (normal : 4-5,5 juta mm3). Persentasi
kenaikan bergantung kepada jumlah besi yang tersedia. Massa
SDM meningkat 30-33% pada kehamilan aterm, jika ibu
mengonsumsii suplemen besi. Apabila idak mengonsumsi
suplemen besi, SDM hanya meningkat 17% pada beberapa
wanita.
Pada sirkulasi darah, terjadi gangguan sirkulasi darah akibta
pembesaran dan pernekanan uterus terutama pada vena pelvis
ketika duduk dan vena cava inferior ketika berbaring, peningkatan
penyerapan kapiler.
d) System Perkemihan
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap
selanjutntya merupakan akibat kompresi pada trimester kedua,
kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati
kearah abdomen . uterta memanjang sampai ,5 cm karena
kadnung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa
hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra.
Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai
sekitar 1500 ml. Pada saat yag sama, pembesran uterus menekan
kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun
kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
e) System Integumen
Pada muka terjadi perubahan warna bercak hipergimnetasi
kecoklatan pada kulit didaerah tonjolan maksila dan dahi,
khususny pada wanita hamil berkulit hitam akibat peningkatan
hormone estrohen dan progesterone, serta hormone
melanokortikoropin. Pada kulit terjadi hipersensitivitas alergan
plasenta sehingga ibu gatal-gatal.
Pada system integument juga terjadi peningkatan klenjar
apocrine akibat peningkatan hormone, kelenjar tersebut
meningkat terutama akibat berat badan dan kegiatan metabolic
yang meningkat, peningkatan aktivitas kelenjar sebasea sehingga
keringat bertambah.
Pada perut terdapat garis pogmentasi dari simfisis pubis
sampai ke bagian atas fundus di garis tengah tubuhb diinduksi
hormone timbul. Pada primigrafida garis mulai terlihatmpada
bulan ketiga terus memanjang siring dengan meningginya fundus.
Pada multigravida, keseluruhan garis seringkali muncul sebelum
bulan ketiga. Terdapat juga tanda regangan yang timbul pada 50-
90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan yang dapat
disebabkan oleh kerja adenokortikosteroid, menunjukkan
pemisahan jaringan ikat (kolagen) dibawah kulit. Garis-garis yang
sedikit cekung ini cenderung timbul didaerah dengan regangan
maksimum (misalnya di abdomen, paha dan payudara).
f) Payudara
Pada terjadi hipervaskularisasi pembuluh darah akibat
peningkatan hormone estrogen dan progesterone. Selain itu, juga
terjadi peningkatan hormone somatomamotropin untuk produksi
ASI sehingga menjadi lebih besar.
g) System Pernapasan
Peningkatan vaskularisasi pada hidug yang merupakan
respon terhadap peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada
traktus pernapasan atas. Oleh karena kapiler membesar,
terbentuklah edema dan hipereremia dihidung, faring, laring,
trakea, dan bronkus.
Bagian toraks dan diagfragma dengan semakin membesarnya
uterus, maka akan mengalami desakan pada diafragma sehingga
naik 4 cm, terjadi pelebaran sudut toraks dari 68 menjadi 103
derajat, peningkatan progesterone menyababkan peningkatan
pusat saraf untuk konsumsi oksigen.
h) System Neurologi dan Muskuloskeletal
Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibbat perubahan
pada system pernapasan, tekanan uterus pada saraf, keletihan, dan
sirkulasi yang buruk pada tungkai sehingga mengalamai kram
terutama pada kaki.
Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang
bertambah besar dan berat membuat wanita mengalami sikap
yang dapat menekan saraf ulnar, median, dan skiatik, terjadi
hiperventilasi dan menyebabkan kesemutan.
Terjadi hipertensi postural yang berhubungan dengan
perubahan hemodinamis, hipoglikemi, penumpukan darah
dibagian tungkai sehingga mengurangi arah balik vena dan
mengurangi curah jantung.
2) Perubahan Psikologi Ibu Hamil
Berikut ini perubahan psikologi ibu hamil menurut Asrinah,
Shinta Siswoyo Putri, Dewie Sulistyorini, Ima Syamrotul Muflihah &
Dian Nirmala sari, 2010 :
a) Pada kehamilan trimester I
Pada trimester pertama, seorang ibu akan selalu mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang
hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuh akan selalu
diperhatikan secaraa seksama.
Hasrat utntuk melakukan hubungan seksual, pada perempaun
trimester ini berbeda-beda. Walaupun beberapa perempuan
memiki gairah seks yang itnggi, kebanyakan mengalami
penurunan libido. Keadaan ini menciptakan adanya kebutuhan
untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur denga suami.
Banyak perempuan merasa butuh dicintai dan merasakan
keinginan kuat intuk mencintai, namun tanpa berhubungan seks.
Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran
payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran.
Reaksi pertama seorang laki-laki ketika mengetahui dirinya
akan menjadi ayah adalah kebanggaan atas kemampuannya untuk
mempunyai keturunan cercampur dengan keprihatinan akan
kesiapannya menjadi seorang ayah dan pencari nafkah bagi
keluarganya. Seorang calon ayah akan sangat memperhatikan
keaadaaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari
berhubungan seks karena takut mencederai bayinya.
b) Pada kehamilan trimester II
Trimester kedua biasanya ibu sudah merasa sehat. Tubuh
ibu telah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan
rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurag. Ibu telah
menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy
serta pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula
ibu mampu meraskan gerakan janinnya. Banyak ibu merasa
terlepas dari dari rasa tidak nyaman, seperti dirasakannya pada
trimester pertama dan merasakan naiknya libido.
c) Pada kehamilan trimester III
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahirann bayinya. Kadang ibu merasa khawatir bila bayinya
lahir sewaktu-waktu. Ibu sering merasa khawatir kalau bayinya
lahir tidak normal. Kenanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan cenderung menghindari orang atau benda
apa saja yang dianggapnya membahayakan bayi.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu merasa aneh atau jelek. Di
sampung itu ibu mulai merasa sedih karena berpisah ari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima semasa hamil.
c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
1) Kebutuhan Fisik Dan Kebutuhan Psikologi
a) Kebutuhan Fisik ibu hamil trimester I, II, III menurut Asrinah,
Shinta Siswoyo Putri, Dewie Sulistyorini, Ima Syamrotul
Muflihah & Dian Nirmala sari, 2010 :
(1) Oksigen
Meningkatnya jumlah progesterone selama kehamilan
memengaruhi pusat pernapasan, CO2 menururn dan O2
meningkat, akan bermanfaat bagi janin. Kehamilan
menyebabkan hiperventilasi, di mana keadaan CO2 menurun.
Pada trimester II, janin membesar dan menekan diafragma,
menekan vena cava inferior, yang menyebabkan nafas
pendek-pendek.
(2) Nutrisi
(a) Kalori
Jumlah kalori yang dibutuhkan ibu hamil setiap
harinya adalah 2500 kalori. Total pertambahan berat
badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
(b) Protein
Jumlah protei yang diperlukan oleh ibu hamil
adalah 85 gr perhari. Sumber protein bisa diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan atau hewani. Kekuranan protein
menyebabkna kelahiran premature, anemia dan edema.
(c) Kalsium
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil adalah 1,5 kg
per hari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin.
Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu, keju yoghurt
dam kalsium karbonat.
(d) Zat besi
Diperlukan dengan jumlah 3 mg perhari terutama
setalah trimester II. Kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
(e) Asam folat
Jumlah yang dibutuhkan adalah 400 mikrogram
perhari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan
anemia megaloblastik pada ibu hamil.
(f) Air
Ibu dianjurkan untuk minum 6-8 gelas (1500-2000
ml) air, susu dan jus tiap 24 jam. Sebaiknya membatasi
minuman yang mengandung kafein seperti the, cokelat,
kopi dan minuman yang mengandung pemanis buatan
(sakarin) karena bahan ini mempunyai reaksi silang
terhadap plasenta
(3) Personal hygiene
Sebaiknya gunakan pancurang atau gayung pada saat
mandi, tidak diajurkan berendam dalam bathtub dan
melakukan vaginal douche. Selain mandi, mengganti celana
dalam secara rutin minimal sehari dua kali sangat dianjurkan.
(4) Pakaian
Hal yang perlu diperhatikan adalah pakaian harus
logger, bersih, tidak ada ikatan yang ketat, bahan yang mudah
menyerap keringat, pakai bra yang menyongkong payudara,
memakai sepatu ber hak rendah, pakaian dalam selalu bersih.
(5) Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK.
Tindakan pencegahan yng dapat dilakukan untuk konstipasi
adalah dengan mengonsumsi makanan berserat tinggi, banyak
minum air putih. Sedangkan untuk sering BAK tiak
dianjurkan untuk megurangi asupan cairan karena akan
menyebabkan dehidrasi.
(6) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang
selama tidak ada riwayat peyakit seperti sering abortus dan
kelahiran premature, perdarahan pervagina, koitus harus
dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu pertama
kehamilan, bila ketuban sudah pecah koitu dilarang karena
dapat menyebabkan infeksi jain intra uteri.
(7) Mobilisasi/Body Mekanik
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang
punggung bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh
bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika
hamil.
(8) Exercise/Senam Hamil
Dengan senam hamil akan banyak memberi manfaat
dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain
dapat melatih pernapasan, relaksasi, menguatkan otot
panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar.
(9) Istirahat/Tidur
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode
istirahat, terutama saat hamil tua. Posisi berbaring miring
dianjurkan untuk meingkatkan perfusi uterin dan oksigenasi
fetoplasental. Relaksasi adalah mebebaskan pikiran dan
beban dari ketegangan, yang degan sengaja diupayakan dan
dipraktikan.
(10) Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan
untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan kemanitan
ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus
toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus.
b) Kebutuhan Psikologi Ibu hami trimester I, II dan III
(1) Dukungan Keluarga
(a) Ayah-ibu kandung maupun mertua sangat mendukung
kehamilan.
(b) Ayah-ibu kandung maupun mertua sering berkunjung
dalam periode ini.
(c) Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
(d) Walaupun ayah-ibu kandung maupun mertua ada di
daerah lain, sangat didambakan dukungan melalui
telepon, surat atau doi dari jauh.
(e) Selain itu, ritual tradisional dalam periode ini seperti
upacara 7 bulanan pada beberapa orang, mempunyai arti
tersendiri yang tidak boleh diabaikan.
(2) Dukungan dari tenaga kesehatan
(a) Aktif melalui kelas antenatal.
(b) Pasif dengan memberikan kesempatan pada mereka yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi.
(c) Tenaga kesehaan harus mamp mengenali keadaan yang
ada disekitar ibu hamil/pasca bersalin yaitu suami atau
saudara kandung ibu serta fakor penunjang.
(3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Peran keluarga, khususnya suami, sangat diperlukan
bagi seorang perempuan hamil. Keterlibatan dan dukungan
yang diberikan suami guna kehamilan akan memperat
hubungan ayah anak suami istri.
(4) Persiapan menjadi orang tua
Kehamilan dan peran sebagai orangtua dapat dianggap
sebagai masa transisi atau peralihan. Terlihat adanya
perlaihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang
baru, serta ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang
baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga baru.
2) Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Dan Penanganannya
Menurut Bayu Irianti, dkk (2015), berikut ini ketidaknyamanan atau
keluhan yang sering terjadi pada ibu hamil :
c) Trimester I
(1) Mual Muntah
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut
emesis gravidarum atau morning sickness merupakan suatu
keadaan mual yang terkadang disertai muntah (frekuensi
kurang dari 5 kali). Selama kehamilan, sebanyak 70-85%
wanita mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk 2012).
Dari hasil penelitian Lacasse (2009) dari 367 wanita hamil,
78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama dengan
derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami muntah ringan,
45,3% mengalami muntah sedang dan 2,5% mengalami mual
muntah berat. Pada trimester dua, 40,1% wanita masih
mengalami mual muntah dengan rincian 63,3% mengalami
mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang
dan 0,8% mengalami mual muntah berat.
Penyebab pasti morning sickness belum diketahui
dengan jelas, akan tetapi mual muntah dianggap sebagai
masalah multifaktorial. Teori yang berkaitan adalah factor
hormonal, system vestibular, pencernaan, psikologi,
hiperolfaction, genetic dan factor evolusi. Berdasarkan factor
dtufi prospektif pda 9000 wanita hamil mengalami mual
mutah, didapatkan hasil ririko mual muntah menigkat pada
primigavida, wanita yang pendidikannya kurang, merokok,
kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual
muntah pada kehamilan sebelumnya.
Penanganan yang dapa dilakukan oleh bidan antara lain :
(a) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan
memodifikasi jumlah dan ukuran makanan. Makan
dengan jumlah kecil dan minum cairan yag mengandung
elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengonsumsi
makanan yang tiggi protein dapat mengurangi mual dan
melambatkan aktivitas gelombang dysrhytmic pada
lambung terutama pada trimester pertama deibandingkan
dengan makanan yang didominasi oleh karbohidrat atau
lemak.
(b) Menghindari keteganagn yang dapat meningkatkan stress
dan mengganggu istirahat tidur.
(c) Meminum air jahe dapat mengurangi gejala mual mutah
secra signifikan karena dapat meningkatkan mortilitas
saluran cerna, yaitu dengan menggunakan 1gr jahe
sebagai minuman selama hari.
(d) Melakukan akupuntur atau hypnosis dapat mengurangi
mual dan muntah secara signifikan
(e) Menghindari konsumsi kopi/kafein, tembakau dan
alcohol, karena selain dpat menimbulkan mual dan
muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan untuk
embrio, serta menghambat sintesis protein.
(f) Berikan tablet vitamin B6 1,5mg/hari untuk
meningkatkan metabolism serta mencegah terjadinya
enchepalopaty.
(2) Hipersalivasi
Air liur yang berlebih atau dalam bahasa medis disebut
hipersalivasi atau sialorrrehea atau ptyalism adala
peningkatan sekresi air liur yang berlebihan (1-2 L/hari).
Sebesar 2,4% wanita hamil pada trimester pertama
mengalami peningkatan air liur (Freen, 1994). Keadaan ini
dihubungkan dengan munculnya mual muntah pada trimester
pertama. Berdasarakan penelitian pada wanita hamil
dijepang, ptyalism berhubungan dengan riwayat hiperemesis
gravidarum (Suzuki, 2013). Hipersalivasi disebabkan oleh
peningkatakn keasaman didalam mulut atau peningkatan
asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar mengalami
sekresi berlebihan.
Hipersalivasi dapat diatasi dengan menyikat gigi,
berkumur atau menghisap permen yang mengandung mint.
(3) Pusing
Pusing biasanya terjadi pada awal kehamilan. Penyebab
pasti belum diketahui. Akan tetapi diduga karena pengaruh
hormone progesterone yang memicu dinding pembuluh
darah melebar, sehingga megakibatkan terjadinya penurunan
tekanan darah dan membuat ibu merasa pusig.
Dlam keadaan fisiologis, keluhan ini akan menghilang
dengan sendirinya. Penangaan yang tepat tentu harus dengan
mengetahui lebih dulu penyebabnya. Bidaan harus mampu
melakukan pegakjian penyebab pusing karena akan
berpengaruh pada penetalaksanaan yang diakukan yaitu :
(a) Bila disebabkan oleh hromon mkan penanganannya
cukup dengan istirahat an tidur serta menghilangkan
stres.
(b) Bila disebabkan oleh anemia dan hipertensi maka harus
diatsi dulu factor penyebabnya. Dalam hal ini bidan
harus melakukan kolaborasi dengan dokter kandungan.
(c) Jika disebabkan karena hipotensi atau tekanan darah
rendah maka dapat diatasi dengan mengurangi aktivitas
dan meghemat pegeluaran energy, kemudian juga dapat
diatasi dengan menghindari gerakan mendadak seperti
dari posisi duduk atau jongkok lagsung ke posisi berdiri.
(4) Mudah Lelah
Pada awal kehamilan, wanita sering mengeluhkan udah
lelah. Peyebab pastinya belum diketahui. Teori yan muncul
yaitu diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolism
dasar pada awal kehamilan. Selain itu, peningkatan
rpogesteron memiliki efek menyebabkan tidur. Keluhan ini
akan hilang pad akhir trimester pertama.
Asuhan kebidanan yang dapat dilakukan yaitu :
(a) Meyakinkan ibu bhawa kelelahan adalah hal yang
normal dan bahwa kelelahan akan hilang secara spontan
pada trimester II
(b) Melakukan pemeriksaan kadar zat besi
(c) Menganjurkan ibu untuk beristirahat disiang hari
(d) Menganjurkan ibu untuk minum lebih banyak, karena
efek dari dehidrasi adalah kelelahan
(e) Menganjurkan ibu untuk melakukan latihan fisik
(olahraga) ringan
(f) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan
seimbang
(5) Heart Burn
Sebesar 17-45% wanita hamil mengeluh rasa terbakar
pada dada atau dalam bahasa medis disebut heartburn.
Heartburn disebabkan oleh peningkatan hormone
progesterone dan esterogen dan relaxing yag mengakibatkan
relaksasi oto-otot termasuk system pencernaan. Hal tersebut
menurunkan ritme dan mortilitas lambung serta penurunan
tekanan sfingter esophagus bawah. Akibatnya makanan yang
masuk cenderung lambat dicerna sehingga makanan relative
menumpuk. Hal ini menyebabkan rasa penuh atau kenyang
dan kembung (bloated). Berdasarkan studi prospektif
didapatkan gejala heartburn berhubungan dengan emesis.
Langkah pertama untuk mengurangi keluhan heartburn,
yaitu dengan memperbaiki pola hidup. Perubahan pola hidup
ini misalnya menghindari makan tengah malam, menghindari
makan dalam porsi besar, memposisikan kepala lebih tinggi
pada saat terlentang atau tidur, menghindari makanan yang
merangsang terjadinya heartburn, mengunyang permen karet
(menstimulasi peningkatan produksi saliva, sehingga dapat
membantu menetralkan keasaman). Dan mengentikan
konsumsi alcohol maupun rokok.apabila langkah awal
tersebut tidak berhasil, maka perlu diberikan terapi
farmakologis oleh dokter kandungan.
(6) Peningkatan Frekuensi berkemih
Lebih dari 40% wanita hamil berkemih lebih dari 10 kali
perharipada siang hari, dan diikuti pula pada malam hari
yaitu sebesar 72,9% dengan frekuensi lebih dari 4 kali
(Sharma, 2009).
Selama kehamilan, terjadi perubahan yang besar baik
secara anatomi maupun fisiologi dalam system
mperkemihan yang mengakibatkan munculnya keluhan baik
fisiologi ataupun patologi. Perubahan juga terjadi pada
saluran kemih bagian bawah. Peningkatan progesterone dan
estrogen pada kehamilan menyebabkan mukosa pada bledder
(kandung kemih) mejadi hyperemic ( peningkatan jumlah
aliran darah). Peningkatan level progesterone sendiri
menyebabkan bladder mengalami hipotonia. Selain itu, letak
kandung kemih yang bersebekahan degan rahim membuat
kapasitasnya berkurang.
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan untuk
mengurangi keluhan adalah :
(a) Menyarankan untuk latihan kegel.
(b) Tidak menyarankan ibu untuk mengurangu minum.
Mengurangi minum tidak akan megurangi frekuesni
BAK alan tetpi dapat menyebakan ketidaknyamanan,
kelelahan dan dapat masalah lain.
(c) Menyarankan ibu untuk BAK secara teratur, jangan
menahan BAK.
(d) Menyarankan ibu untuk meghindari menggunakan
pakaian ketat karena dapat meningkatkan resiko
terjadinya ISK.
(7) Konstipasi
Konstipasi adalah penurunan frekuensi buang air besar
yang disertai dengan perubahan karakteristik feses yang
menjadi keras sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan
dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada
penderitanya. Pada kehamilan, konstipasi terjadi pada 10-
40% wanita (Vazquez, 2010).
Penatalaksanaan awal konstipasi yaitu denga perubahan
gaya hidup. Perubahan gaya hidup tersebut yaitu berupa
konsumsi makanan berserat (seperti biscuit yang berasala
dari jagung atau gandum) setidaknya 10gr/hari dapat
meningkatka frekuensi defekasi serta melunakkan
konseistensi feses pada 77% wanita hamil dengan keluhan
konstipasi. Apabila penatalaksanaan awal tidak dapat
mengurangi keluhan, maka diberikan terapi farmakologi
berupa laxative oleh dokter kandunga.
d) Trimester II
(1) Pusing
Pusing merupakan timbulnya perasaan melayang karena
peningkatan volume plasma darah yang mengakami
peningkatan hingga 50%. Peningkatan volume plasma akan
meningkatkan sel darah merah sebesar 15-18%. Penigkatan
jumlah sel darah merah akan mempengaruhi kadar
hemoglobin darah, sehingga jika peningkatan volume dan sel
darah merah tidak diimbangi dengan kadar hemoglobin yang
cukup maka akan mengakibatkan anemia.
Perubahan pada komposisi darah tubuh ibu hamil terjadi
mulai minggu ke 24 kehamilan dan akan memunck pada
minggu ke 28-32. Keadaan tersebut akan menetap pada
minggu ke-36.
Terkait dengan keluhan pusing, lemas dan mudah lelah
yang ibu alami, bidan harus dapa melakukan penapisan
terhadap anemia. Jika telah diyakini bahwa keluhan yang
terjadi merupakan efek ri perubahan fisiologi yang terjadi,
anjruka ibu untuk cukup istirahat baik dimalam hari maupun
disiang hari sehingga stamina ibu tetap terjaga. Gejala ini
dpat dikurangi dengan menghindari berdiri secara tiba-tiba
dari keadaan duduk, hindari berdiri dalam waktu lama,
jangan lewatkan waktu makan dan berbaring dalam keadaan
mirjng serta waspadai keadaan anemia.
(2) Sering Berkemih
Seiring bertambahnya usia kehamilan, massa uterus akan
bertambah dan ukuran uterus mengalami peningkatan,
sehingga uterus membesar kearah luar pintu atas panggul
menuju rongga abdomen. Perubahan tersebut menyebabkan
tertekannya kandung kemih yang terletak tepat didepan
uterus. Tertekannya kandung kemih oleh volume uterus yang
semakin bertambah menyebabkan kaapasitas kandung kemih
berkurang, akibatnya daya tamping kandung kemih
berkurang. Hal tersebut memicu meningktnya frekuensi
kencig pada kehamilan trimester II. Asuhan yang dapat
dilakukan oleh bidan terkait seringnya berkemih dijelaskan
lebih lanjut padaa keluhan sering berkemih di trimester III
(3) Nyeri Perut Bawah
Nyeri perut bagian bawah biasa dikeluhkan 10-3-% ibu
hamil pada akhir trimester I atau ketika memasuki trimester
II. Nyeri perut bagian bawah biasanya disebabkan oleh
semakin membesarnya uterus sehinggga keluar dari rongga
panggul menuju rongga abdomen.
Asuhan yang dapat dilakukan oleh bidan terkait nyeri
fisiologis pada bagian bawah perut pada masa kehamilan,
yaitu:
(a) Menganjurkan ibu untuk menghindari berdiri secara tiba-
tiba dari posisi jongkok.
(b) Mengajarkan ibu posisi tubuh yang baik, sehingga
memperingan gejala nyeri yang mungkin timbul.
(4) Nyeri Punggung
Selain dari perubahan uterus yang mengakibatkan
perubahan sttuktur dan postur otot-otot tubuh, pengaruh
hormone pun menyebabkan relaksai ott-otot tubuh.
Berdasarkan penelitian Robbinsn, dkk (2010) mengatakan
bahwa selain pengaruh anatomis, tingkat stress yang
diakibatkan rasa kekhawatiran, tekanan dan pengaruh
psikologis lai selama hamil menjadi factor pendukung
terjadinya nyeri punggung ini. Rangsangan stress
menstimulasi otot-otot menjadi menegang sehingga memicu
timbulnya nyeri ( Robinson dkk, 2010).
Rasa nyeri fisiologis ini dapat dikurangi bahkan dicegah
dengan melakukan latihan-latihan tubuh selama hamil, yaitu
dengan senam hamil. Selain senam hamil beberapa hal lain
yang dapat dilakukan yaitu dengan terapi pijat, akupuntur,
komunikasi yang akan menimbulkan rasa senang dan tenang
pada ibu, menjaga cara mobilisasi dan sikap tubuh yang baik
(Sadr dkk, 2012). Peran bidan dalam mebantu ibu
mengurangi keluhan nyeri pinggang yaitu dengan :
(a) Memberitahu ibu untuk menjaga posisi tubuhnya (body
mechanic).
(b) Menganjurkan ibu untuk melakukan exercise selama
hamil untuk melatih otot-otot tubuh serta membantu
dalam menyesuaikan dengan perubahan fisiologi yang
terjadi.
(c) Menganjurkan ibu untuk mengurngi aktivitasnya serta
menambah waktu istirahat jika diperlukan.
(5) Flek kecoklatan pada wajah dan sikatrik
Perubahan kulit yang terjadi selama kehamilan merupaka
efek dari ketidakseimbangan hormone selama kehamilan,
yang memperngaruhi perubahan pada kulit dan dialami oleh
90% wanita selama kehamilan. Keluhan yang serig dialami
oleh wanita hamil yaitu timbulnya stretch mark dan
hiperpigmetasi pada kulit.
Stretch mark atau strae gravidarum diakibatkan oleh
hiperdistensi yang terjadi pada jaringan kulit akibat
peningkatan ukuran maternal yang menyebabkan peregangan
pada lapisan kolagen kulit terutama pada payudara, abdomen
dan paha. Penyebabnya belum diketahui tetapi diduga akibat
pengaruhkombinasi hormone estrogen, adrenocorticoid, dan
relaxin yang mebgubah kolagen dan elatisitas jringan (Hellen
dkk, 2008).
Hiperpigmentasi pada kehamilan diduga terjadi akibat
peningkatan hormone melanocyt-stimulating (MSH). Hal ini
berkaitan dengan peningkatan estrogen dalam kehamilan,
dimana estrogen berperan dalam melanogenesis (Fraser,
2011).
Sebagai bidan, beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya hal ini yaitu :
(a) Anjurkan ibu untuk menggunakan lotion yang berasal
dari bahan-bahan alami seperti ekstrak tumbuhan, dan
atau minyak alami yang mengandung vitamin A dan E
pada tubuh, terutama lengan, paha dan betis, perut dan
bokong serta payudara dimulai pada awal kehamilan.
(b) Anjurkan ibu untuk menggunakan bra dengan ukuran
yang lebih besar sehingga nyaman bagi ibu dan
mencegah rasa sesak akibat ukuran yang terlalu ketat.
(c) Berithu ibu tentang diet seimbang Selma kehamilan
sehingga mencegah terjadinya penambahan berat yang
berlebihan dan mengakibatkan distensi berlebih yang
akan menimbulkan terjadinya streatch mark
(d) Anjrukan ibu untuk menggunakan pelembab kulit muka
yang mengandung zat pencegah sinar matahari.
Pelembab yang mengandung bahan pencegah sinar UV
dapat mengurangi keterpaparan sinar matahari secara
langsung dan dapat mengurangi terjadinya kloasma atau
melasma gravidarum.
(e) Beri dukungan dan informasi pada ibu bahwa hal
initerjadi pada kebanyakan wanita hamil dan akan
berkurang setelah kehamilan berakhir.
(6) Secret Vagina Berlebih
Peningkatan cairan serviks selama kehamilan karena
pengaruh oeningkatan vaskularisasi dan hipereremia pada
bagian servik vagina dan perineum. Hal ini menyebabkan
terjadi pengentalann mukosa, jaringan ikat melonggar dan
sel-sel otot polos hipertropi. Akibat tingginya kadar estrogen
memicu serviks mengeluarkan discharge atau yang disebut
Leuchorrea.
Seperti halnya asuhan pada peningkatan jumlah keringat
selama kehamilan, pada keluhan leuchorrea ibu disarankan
untuk menjaga kebersihan diringa yaitu dengan mengganti
celana dalam sesering mungkin, serta memelihara kebersihan
alat reproduksinya tetap kering setelah buang air kecil untuk
mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
(7) Konstipasi
Sembelit atau konstipasi adalah suatu keadaan dimana
sekresi dari sisa metabolism nutriri tubuh dalam bentuk feces
mengalami gangguan yang menyebabkan feces menjadi
keras dan meimbulkan kesulitan saat defekasi.
Sebagai seorang pendamping wanita, asuhan yang dapat
dilakukan bidan terkait ketidaknyamanan yang ditimbulkan
akibat melambatya proses pencernaan dan mencegah
terjadinya konstipasin diantaranya :
(a) Mengajrukan ibu untuk mengkonsumsi makanan
mengandung serat.
(b) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhn hidrasinya,
dengan minum palinh sedikit 8-10 gelas air dalam sehari
serta menghindari minuman yang dapat memperberat
kerja system pencernaan seperti teh atau kopi (Trottier,
2012).
(c) Anjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan secara
rutin, baik dengan mengikuti kegiatan senam hamil atau
sekedar berjalan ringan (trackmild) disetiap harinya
(Trottier, 2012)
(d) Jika konstipasi tidak dapat diatasi, penatalaksannan
dilakukan oleh dokter dengan pemberian obat-obatan
yang dapat memperingan keluhan.
(8) Penembahan Berat Badan
Penambahan beratbadan terjadi karena bertambahnya
komposisi uterus, berkembangnya plasenta, janin dan cairan
ketuban. Selain itu penambahan berat badan diakibakan
karena bertambahnya jumlah volume darah, peningkatan
retsni cairan, serta prduksi lemak selama kehamilan.
Asuhan yang dapat bidan lakukan adalah dengan
memeriksa penambahan berat badan ibu setiap kali ibu
melakukan kunjungan antenatal dan menyesuaikannya
dengan indeks massa tubuh ibu sebelum hamil, sehingga
dapat ditentukan jumlah kenaikkan berat badan yang harus
dan atau tidak boleh dialami ibu selama kehamilannya.
Asuhan yang dapat bidan lakukan diantaranya :
(a) Menghitung perkiraan penambahan berat yang
disarankan dengan perhitungan IMT serta menentukan
status IMT ibu.
(b) Memberikan contoh makanan yang baik dikonsumsi ibu
sesuai dengan pengaturan pola makan yang
disarankannya, sehingga penambahan berat bdana ibu
dapat terpantau dengan baik.
(c) Membantu mengatasi keluhan yang dialami ibu,
berkenaan dengan hal yang memperngaruhi pola makan
ibu.
(d) Membantu menghitung kebutuhan kalori ibu dan
menambahkannya sebanyak 500 kkal selama kehamilan
sesuai dengan IMT.
(9) Pergerakan Janin
Pergerakan janin atau quickening yaitu keadaan dimana
ibu merasakan gerakan janin pertama kali pada masa
kehamilannya. Pada multugravia di usia kehamilan antara
16-18 minggu, pada primigraida dirasakan pada minggu ke
18-20. Tetapi ada beberapa studi yang menyatakan bahwa
sebagian ibu merasakan pergerakan janin setelah usia
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Pergerakan janin merupakansalah satu tanda yang
menjadi petunjunk keadaan janin. Jika terjadi gerakan janin
yang melambat atau lebih cepat dapat menjadi penanda
bahwa kebutuhan janin tidak terpenuhi secara adekuat atau
janin dalam keadaan yang tidak baik. Saat ibu merasakan
gerakan janin tidak seperti seharusnya, istirahat dan
pemuuhan nutrisi dan hidrasi merupakan cara awal
penstabilan keadaan janin sebelum dilakukannya
pemeriksaan untuk memastikan penyebab penurunan
kesejahteran janin (Greenow dkk, 2013).
Banyak cara untuk mengevaluasi gerakan janin. Cara
sederhana yang dapat diajarkan bidanpada ibu untuk dapat
mendeteksi dini keadaan janinnya yaitu dengan cara :
(a) Menganjurkan ibu untuk menyiapkan 2 buah wadah atau
kantung.
(b) Menyiapkan manik-manik atatupun koin.
(c) Meminta ibu untuk memindahkann manic-manik tersebut
dari tempat yang satu pada tempat yang lainnya setiap
kali ibu merasakan pergerakan janin dalam waktu 2 jam.
(d) Jika dalam waktu 2 jam didapatkan jumlah manik-manik
atau hasil penghitungan ibu tidak seperti biasanya
(kurang dari 4 atau tercatat lebih banyak 10), maka perlu
diwaspadai bahwa keadaan kesejahteraan janin
terganggu. Sarankan ibu untuk beristirahat dari aktivitas
yang dilakukannya, serta penuhi kebutuhan nutrisi dan
hidrasinya.
(e) Jika ibu tidak merasakan gerakan selama waktu-waktu
penghitungan serta ibu telah beristirahat dan memenuhi
kebutuhan dasar lainnya, sarankan ibu untuk segera
mendatangi tenaga kesehatan untuk dilakukan
pemeriksaan lanjutan.
e) Trimester III
(1) Sering Berkemih
Sering berkemih dikeluhkan sebanyak 60% oleh ibu
selama kehamilan akibat menigkatnya laju Filtrasi
Glomerolus (Sandhu, dkk., 2009). Menjelang akhir
kehamilan, pada nulipara presentasi terendah sering
ditemukan janin memasuki pintu atas panggu, sehingga
menyebabkan kandung kemih terdorong kedepan dank etas,
mengubah permukaan yang semula konveks mejadi konkaf
akibat tekanan.
Asuhan yang dapat diberikan yaitu dengan
menjelaskan pada ibu bahwa sering berkemih merupakan hal
normal akibat dari perubahan yang terjadi selama kehamilan,
menganjurka ibu mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum
tidur agar istirahat ibu tidak akan terganggu.
(2) Varises dan Wasir
Varises adalah pelebaran pembuluh darah balik vena
sehingga katup vena melemah dan menyebabkna hambatan
pada aliran pembuluh darah balik dan biasa terjadi pada
pembuluh balik supervisial. Cara mengatasinya yaitu dengan
melakukan exercise selama kehamilan dengan teratur,
menjaga sikap tubuh yang baik, tidur dengan posisi kaki
sedkiti lebih tinggu selama 10-15 menit dan dalam keadaan
miring, hindari duduk dengan posisi kaki menggantung, dan
gunakan stokingserta mengonsumsi suplemen kalsium.
Hemoroid sering didahului dengan konstipasi. Oleh
karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensi
menyebabkan hemoroid. Asuhan kebidanan untuk mencegah
hemoroid adalah dengan mendindari memaksanakn
mengejam jika saat defekasi tidak ada rangsangan mengejan,
mandi berendam, anjurkan ibu untuk memasukkan kembali
hemoroid kedalam rectum, serta lakukan latihan
mengencangkan perineum.
(3) Sesak Nafas
Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi karena adanya
perubahan pada volume paru yang terjadi akibat perubahan
anatomi toraks selama kehamilan. Dengan demikian
bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan
semakin mempengaruhi keadaan diafragma ibu hamil, di
mana diafragma terdorong ke atas sekitar 4 cm disertai
pergeseran ke atas tulang iga.
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan yaitu dengan
menganjurkan ibu utuk mengurangi aktivitas yang berat dan
berlebihan, disamping itu ibu hamil perlu memperhatikan
posisi pada saat duduk dan berbaring.
(4) Bengkak dan Kram Pada Kaki
Bengkak atau oedem adalah penumpukan atau
retensicairan pada aderah luar sel akiat dari berpindahnya
cairan intraseluler ke eskstraseluler. Oedema pada kaki biasa
dikeluhkan pada usia kehamilan di ats 34 minggu. Sementara
kram pada kaki terjadi karena adanya ganggaun aliran atau
sirkulasi darah pada pembuluh darah paggul yang
disebabkan oleh tertekannya pembuluh tersebut oleh uterus
yang semakin membesar pada kehamilan lanjut. Asuhan
yang bisa diberikan oleh bidan yaiu :
(a) Anjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuhnya,
terutama saat duduk dan tidur. Pada saat posisi tudir
posisikan kaki sedikit tinggi sehingga cairan yang telah
menumpuk dibagian ekstraseluler dapat beralih kembali
pada intraseluler akibat dari perlwanan gaya gravitasi.
(b) Hindari memakai pakaian ketat, bediri lama dan duduk
tanpa sandaran
(c) Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur
(d) Kenakan penyokong abdomen maternal atau korset
untuk mnghilangkan tekanan pada vena panggul
(e) Anjurkan ibu untuk menggunakan stocking untuk dapat
membantu meringankan tekanan yang memperberat kerja
dari pembuluh vena sehingga bisa mencegah varises
(f) Lakukan senam kegel
(g) Gunakan kompres es didaerah vulva untuk mengurangi
bengkak
(h) Lakukan mandi air hangat untuk menenangkan
(i) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
mengandung kalsium dan vitamin B.
(5) Gangguan Tidur dan Mudah Lelah
Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia
(sering berkemih dimalam hari), terbangun di malam hari
dan mengganggu tidur yang nyenyak. Sedangakn wanita yag
mengalami insomnia disebabkan ketidaknyamanan akibat
uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama
kehamilan dan pergerakan jani, terutama janin aktif. Asuhan
kebidanannya adalah :
(a) Mandi air hangat
(b) Minum air hangat, contohnya susu sebelum tidur
(c) Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus
sebelum tidur.
(6) Nyeri Perut Bawah
Nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh muntah
yang berlebihan dan konstipasi yang dialami oleh sebagian
besar ibu dalam kehamilannya. Keluhan ini dapat diatsi
dengan tirah baring, mengubah posisi ibu agar uterus yang
mengalami torsi dapat kembali ke keadaannya semula tanpa
harus diberikan manipulasi.
(7) Heartburn
Perasaan panas pada perut atau heartburns atau
pirosis didefinisikan sebagai rasa terbakar di saluran
pencernaan bagian atas, termasuk tenggorokan. keluhan ini
disebabkan oleh peningkatan kadar progesterone atau
meningkatnya metabolisme yang menyebabkan relaksasi dari
otot polos, sehingga terjadi penurunan pada irama dan
pergerakan lambung dan penurunan tekanan pada spinkter
esophagus bawah.
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan yaitu dengan
mengubah gaya hidup dan pola nutrisi. Perubahan yang
dilakukan adalah dengan menghindari berbaring dalam
wakatu 3 jam setelah makan, perubahan pola nutrisi dengan
menghindari berbaring dalam waktu 3 jam setelah makan.
(8) Kontraksi Braxton Hick
Pada saat trimester akhir, kontraksi dapat sering dapat
sering terjadi setiap 10-20 menit dan juga, sedikit banyak,
mungkin berirama.
Bagi seorang istri dari pasangan suami yang sah, hamil adalah suatu
wasiat dan tugas mulia dari Allah SWT. Anak yang ada didalam
kandungan nantinya akan menjadi pelanjut “nama keluarga”. Karena
itulah, kehadiran seorang anak, sekalipun masih didalam kandungan,
menjadi dambaan setiap keliarga dimuka bumi ini. Bahkan, bagi seorang
isteri yang sedang mengandung, Allah SWT memberinya anugerahm
yakni berupa pahala tanpa henti selama maa hamil yang panjang itu
(Panduan Dakwah Rumah Sakit Muhammadiyah, 2013).
Dalam Q.s. Al-Ahqaaf, Allah SWT berfirman :
2. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Yanti, 2010).
Persalinan adalah proses alamiah yang dialami perempuan,
merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang telah mampu hidup diluar
kandugan melalui beberapa proses seperti adanya penapisam dan
pembukaaan serviks, serta adanya kontraksi yang berlangsung dalam
waktu tertentu tanpa adanya penyulit. Delivery adalah momentum
kelahiran janin sejak kala II (Rohani, Reni Saswita, dan Marisah, 2011).
b. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Yanti, 2010 :
1) His Persalinan
Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya
sebagai berikut :
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut depan
b) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat
intensitasnya
c) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan pembukaan serviks
2) Bloody show (Lendir disertai darah dari jalan lahir)
3) Premature rupture of membrane adalah keluarnya cairan banyak
dengan sekonyog-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat
ketuban pecah atau selaput janin robek.
c. Tahapan Persalinan (Kala I-IV)
Menurut Yanti, 2010 :
1) Kala I
Kala I atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang
dimulai dari his persalinan yan pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I di
bagi menjadi:
a) Fase latent, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0
sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
b) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yaitu terbagi
lagi menjadi :
(1) Fase Accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm
sampai 4 cm yang di capai dalam 2 jam.
(2) Fase Dilatasi Maksimal, dari pembukaan cm sampai 9 cm
yang dicapai dalam 2 jam.
(3) Fase Decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9
cm sampai 10 cm selama 2 jam.
2) Kala II
Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan yang
dimulai dari pembukaan lengkapsampai lahirnya bayi.
3) Kala III
Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai dari
lahirnya bayi sampai dengan lahirnya placenta.
4) Kala IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah placenta lahir. Dalam
klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya
kala IV persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa
dimulainya masa nifas (puerperium), mengingat pada masa ini sering
timbul perdarahan.
d. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Persalinan
Menurut Yanti, 2010 :
1) Faktor Power
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan
yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi
otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan
kerjasama yang baik dan sempurna.
a) His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat : kontraksi
simetris, fundus dominant, kemudian diikuti relaksasi.
b) Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketiban pecah tenaga
yang mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh
kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intra abdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga
mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi.
2) Faktor Passanger
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah factor
janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian
terbawah dan posisi janin.
3) Faktor Passage
Pessage atau faktor jalan lahir dibagi atas :
a) Bagian keras : Tulang panggul (Rangka panggul), dan
b) Bagian lunak : Otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament
4) Psikis ibu
Majunya proses persalinan menyebabkan perasaan ibu hamil
semakin cemas dan rasa cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri
semakin intens, demikian pula sebaliknya. Sensasi nyeri yang diderita
ibu bersalin tersebut berasal dari sinyal nyeri yang timbul saat otot
rahim berkontraksi dengan tujuan mendorong bayi yang ada didalam
rahim keluar.
5) Penolong Persalinan
Salah satu faktor yang memperngaruhi terjadinya kematian ibu
adalah kemampuan dan keterampilan penolong persalinan.
Keterampilan yang diajarkan dalam peatihan asuhan persalinan
normal yang harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi
semua ibu bersalin disetiap tahapan persalinan oleh setiap penolong
persalinan dimananpun hal tersebut terjadi.
Persalinan dan kelahiran bayi dapat tejadi dirumah, puskesmas
atau rumah sakit. Penolong pesalinan dalam hal ini adalah bidan. Jenis
asuhan yang akan diberikan, dapat disesuaikan dengan kondisi dan
tempat persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu
dan bayi baru lahir.
e. Kebutuhan Dasar Selama Persalinan : Fisik Dan Psikologis
1) Kebutuhan fisik
Menurut Ari Sulistiyawati & Esti Nuhraheny, 2010. Berikut
kebutuhan fisik selama bersalin :
a) Makan dan minum peroral
Jika pasien berada dalam situasi yng memungkinkan untuk
makan, biasanya pasien akan makan sesuai dengan keinginannya,
namun ketika masuk dalam persainan fase aktif biasanya ia hanya
menginginkan cairan. Penatalaksanaan paling tepat dan bijaksana
yang dapat dilakukan oleh bidan adalah melihat situasi pasien,
artinya itake cairan dan nutrisi tetap dipertimbangkan untuk
diberikan dengan konsistensi dan jumlah yang logis dan sesuai
dengan kondisi pasien.
b) Akses intravena
Akses intravena adalah tindakan pemasangan infuse pada
pasien. Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan sebagai jalur
obat, cairan atau darah untuk mempertahankan keselamatan jika
sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat dan untuk
mempertahankan suplai cairan bagi pasien.
c) Posisi dan Ambulasi
Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan
bagi pasien. Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi
tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin
sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat (selama tidak ada
kontra indiksidari keadaan pasien). Beberapa posisi yag dapat
diambil atara lain rekumben lateral (mirig), lutut0dada, tangan-
lutut, duduk, berdiri, berjalan dan jogkok.
d) Eliminasi selama persalinan (BAB atau BAK)
(1) Buang Air Kecil (BAK)
Selama proses persalinan, pasien akan mengalami
poliuri sehingga penting untuk difasilitasi agar kebutuhan
eliminasi dapat terpenuhi. Bagi sebagian pasien ada yang
merasa sangat malu untuk mengatakan keinginannya ubtuk
BAB ditempat tidur karena khawatir merepotkan atau
membuat risi orang lain meskipun kepada orang terdekatnya
dan memilih untuk menahannya. Kondisi ini harus dihindari
karena urun yang tertahan didalam kandung kemih akan
menghambat penurunan kepala janin. Bidan harus
meyakinkan bahwa ia siap kapan saja untuk membantu BAK
karena ini merupakan bagian dari tugasnya dalam rangka
membantu persalinan agar berjalan lancar.
(2) Buang Air Besar (BAB)
Jika pasien dapat berjalan sendiri ke tolilet, mka cukup
bagi pendamping untuk menemaninya sampai selesai. namun
jika kondisi tersebut tidk memungkinkan untuk turun dari
empat tidur, maka tanyakan terlebih dahulu posisi apa yang
paling nyaman serta siapa yang akan dimintai bantuan untuk
membersihkannya. Usahakan semaksimal mungkin untuk
tidakk menunjukkan reaksi negative (misalnya menutup
hidung) karena ini akan sangat menyakitkan bagi pasien yang
sedang bersalin.
e) Kebersihan tubuh
Sebagian psien yang akan menjadi proses persalinan tidak
begitu menganggap kebersihan tubuh suatu kebutuhan, karena ia
lebih berfokus terhadap rasa sakit akibat his terutama pada
primipara. Namun bagi sebagian lain akan merasa tidak nyaman.
Tanpa mempertimbangkan apakah kebersihan tubuh ia anggap
kebutuhan atau tidak, bidan atau pendamping sebaiknya tetap
memperhatikan kebutuhan tubuh pasien.
f) Istirahat
Di awal persalinan anjurkan pasien utuk istirahat cukup
sebagai persiapan untuk menghadapi proses persalinan yang
panjang, terutamma pada primipara.
g) Kehadiran Pendamping
Kehadiran seorang yang penting dan dapat dipercaya sangat
dibutuhkan oleh pasien yang akan menjalani proses bersalin.
Individu ini tidak selalu suami atau keluarga, jika diawal
pertemuan bidan sudah dapat “memikat hati” pasien, maka hal ini
merupakan satu hal yang sangat istimewa bagi pasien dan
akhirnya ia akan menjadikan bidan sebagai orang yang paling ia
percaa dalam proses persalinannya.
2) Kebutuhan Psikologis
Menurut Yanti, 2010, berikut kebutuhan psikologis ibu bersalin :
a) Peranan Suami Saat Proses Persalinan dalam Memberikan
Support Kepada Ibu Bersalin
Suami sebagai pendamping isteri ikut memainka peranan
penting dalam mengikuti seluruh proses ini. Berbagai cara yang
dilakukan suami saat isterinya melahirkan antara lain : mengukur
lamanya waktu kontraksi, bernafas seirama dengan isterinya,
membantu menopang isterinya pada detik-detik kontasksi,
memijit-mijit punggung isterinya, menyuguhkan minuman,
menyampaikan pesan isterinya kepada perawat atau dokter,
memberika perhatian yang terus menerus dan mendorong
semangat.
b) Posisioning dan Aktivitas
Untuk membantu ibu agar tetap tenang dang rileks sedapat
mungkin idan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang
diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Saat bidan memberikan
dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, atau membntu
keluarga untuk memebrikan dukungan persalinan.
f. Seksio sesarea
1) Definisi
Seksio secaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut, seksio
sesarea juga dapat didefinisikan sebagai suatu histerotomia untuk
melhirkan janin didalam rahim (Amru Sofian, 2011).
2) Indikasi
Menurut Amru Sofian 2011, berikut indikasi seksio sesarea :
a) Plasenta previa sentralis dan lateralis
b) Panggul sempit. Holmer mengambil batas terendah untuk
melahirkan janin vias naturalis ialah CV=8 cm. panggul dengan
CV (conjugate vera) <8 cm dapat dipastikan tidak dapat
melahirkan janin secara normal, harus diselesaikan dengan seksio
sesarea. Conjugate vera antara 8 dan 10 cm boleh dilakukan
partus percobaan, baru setelah gagal, dilakukan seksio sesarea
sekunder.
c) Disproporsi sefalopelvik : yaitu ketidakseimbangan antara ukuran
kepala dan ukuran panggul.
d) Rupture uteri mengancam.
e) Partus lama (prolongend labor).
f) Partus takmaju (obstructed labor).
g) Distosia serviks.
h) Pre-eklampsia dan hipertensi.
i) Malpresentasi janin (Letak lintang, letak bokong, presentasi dahi
dan muka, presentasi rangkap jika reposisi tidak berhasil, gemeli).
3) Komplikasi
Menurut Amru Sofian 2011, berikut adalah beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi pada ibu dengan seksio sesarea :
a) Infeksi puerperal (nifas)
(1) Ringan : dengan kenaikkan suhu bebrapa hari saja
(2) Sedang : dengan kenaikkan suhu yang lebih tinggi disertai
dehidrasi dan perut sedikit kembung.
(3) Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Infeksi
berat sering kita jumpai pada partus terlantar, sebelum timbul
infeksi nifas telah terjadi infeksi intrapartum karena ketuban
yang telah pecah terlalu lama. Penangannya adalah dengan
pemberian cairan, elektrolit, dan antibiotic yang adekuat dan
tepat.
b) Perdarahan karena
(1) Bayak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
(2) Atonia uteri
(3) Perdarahan pada placental bed
c) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih
bila reperitonialisasi terlalu tinggi.
d) Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
Tatkala seorang ibu hamil sedang dalam keadaan akan melahirkan dan
telah mendapat perawatan, baik oleh bidan, dokter atau mungkin ahli
kedokteran yang canggih, maka hal itu merupakan sebuah ikhtiar yang sangat
terpuji. Meskipun demikian, jangan lupa untuk berdo’a dan bertawakal kepada-
Nya dengan sepenuh hati disertai keyakinan kokoh bahwa Allah-lah yang akan
menolong dan memudahkan persalinan tersebut (Panduan Dakwah Rumah
Sakit Muhammadiyah, 2013).
Diantara tanda-tandakeimanan seseorang adalah tawakala atau berserah
diri kepada Allah SWT dalam segala urusan hidupnya. Diwaktu senang
maupun susah, sehat maupun sakit, seseorang selalu memohon pertolongan
Allah. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut :
َّ ْث ََل يَحْ تَسِبُ َو َمن يَت ََو َّك ْل َعلَى
َّ ّللاِ فَ ُه َو َح ْسبُهُ إِ َّن
َّللا ُ َويَ ْر ُز ْقهُ ِم ْن َحي
َّ بَا ِل ُغ أَ ْم ِر ِه قَدْ َجعَ َل
َ ّللاُ ِل ُك ِل
ش ْيءٍ قَد ًْرا
Artinya : “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah
akan mencukupkan keperluannya, sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-
Nya (yang dikehendaki), sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap sesuatu” (Q.s. at-Thalaq : 3).
3. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (peuperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaa sebelum hamil.
Masa nifas atau puerperium dimuali sejak 2 jam setelaah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Vivian Nanny Lia Dewi &
Tri Sunarsih, 2011).
Masa Nifas (Puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nigas berlagsung selama 6 minggu atau 4 hari (Ambarwati, 2010).
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai
sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
Lamanya nifas ini yaitu kira-kira 608 minggu (Abidin, 2011).
b. Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Pada Masa Nifas
1) Perubahan Fisiologi
a) Perubahan system reproduksi
Menurut Vivian Nanny Lia Dewi & Tri Sunarsih (2011),
berikut perubahan system reproduksi pada ibu nifas :
(1) Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi
adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta keluar akibat kontaksi otot-otot polos uterus.
(2) Involusi tempat plasenta
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
Biasanya luka yang demikian sembuh dengan mejadi parut,
tetapi luka bekas plasenta tidaak meninggalkan parut.
(3) Perubahan Ligamen
Ligament-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia
yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin
lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.
(4) Perubahan Pada Serviks
Serviks mengalami involusio bersama-sama uterus.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks post partum
adalah serviks yang menganga seperti corong. Bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga
seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri
terbentuk semacam cincin.
(5) Lokia
Lokia adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas
dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat
organism berkembang lebih cepat daripda kondisi asam yan
ada vagina normal, bau yang tidak terlalu menyengat dan
memiliki volume yang berbeda pada setiap wanita.
(6) Perubahan pada vagina dan perineum
Vagina yang semula regang akan kembali secara bertahap
pada ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi
lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu keempat.
Sedangkan pada perineum pada proses penyembuhan luka
episiotomy sama dengan luka operasi lain dengan tanda
infeksi yaitu nyeri, merah, panas dan bengkak atau tepian
insisi tidak saling melekat bisa terjadi.
b) Perubahan Tanda-tanda Vital
Menurut Vivian Nanny Lia Dewi & Tri Sunarsih (2011),
berikut perubahan tanda-tanda vital pada ibu nifas :
5. Keluarga Berencana
a. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan
dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Tujuan kontrasepsi adalah
menghindari adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut. Kontrasepsi yang cocok untuk ibu pada masa nifas antara
lain, Metode Amenore Laktasi (MAL), pil progestin (mini pil), suntikan
progestin, kontasepsi implant, dan alat kontrasepsi dalam rahim (Vivian
Nanny Lia Dwi & Tri Unarsi, 2011).
Sebagaimana firman Allah dalam Q.s Annisa Ayat 9 yang berbunyi :
َ َّض ع َ ا ف ً ا َخ ا ف ُ وا ع َ ل َ ي ْ ِه مْ ف َ ل ْ ي َ ت َّق ُ وا َّللا
ِ ً ش ا ل َّ ِذ ي َن ل َ ْو ت َ َر ك ُ وا ِم ْن َخ ل ْ ف ِ ِه مْ ذ ُ ِر ي َّ ة
َ َو ل ْ ي َ ْخ
َو ل ْ ي َ ق ُ و ل ُ وا ق َ ْو ًًل سَ دِ ي د ًا
Fisiologis Patologis
Bersalin
Fisiologis Patologis
Pemantauan Rujuk
kemajuan persalinan
kala IIV dengan
partograf
Bayi Baru Nifas
Lahir
A. Rancangan Laporan
Metode penelitian yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu
hamil, bersalin dan nifas ini adalah metode penelitian Studi Penelaahan Kasus
(Case Study). Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan
melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti
satu orang, sekelompok penduduk yang terkena masalah, atau sekelompok
masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam
dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus ini sendiri,
faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian kasus yang muncul
sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu
perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun didalam studi kasus iniyang diteliti
hanya bentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi berbagai
aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara integratif.
(Notoatmojo, 2018)
B. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas
Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif ini ini adalah sejak mulainya
pembuatan proposal, ujian proposal, membuat laporan hasil serta ujian hasil
mulai dari bulan Mei 2018-Juni 2019.dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai
bulan Juni 2019.
C. Subjek
Ibu hamil primigravida trimester II di Puskesmas Nanggulan, Kulon Progo,
DIY.
D. Jenis Data
1. Data Primer
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula rangsangan dari
luar mengenai indra, dan terjadilah pengindraan, kemudian apabila
rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya
pengamatan. Pada pengindraan tidak disertai keaktifan jiwa, sedangkan
pada pengamatan disertai keaktifan jiwa.
Dalam penelitian, pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang
antara lain meliputi, melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf
aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti. Jadi dalam penelitian bukan hanya mengunjungi,
melihat atau menonton saja, tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian
khusus dan melakukan pencatatan.
b. Alat-alat mekanik (Electronics)
Alat-alat ini antara lain: alat perekam, alat fotografi. Alat-alat tersebut setiap
saat dapat diputar kembali untuk memungkinkan mengadakan analisis
secara teliti.
c. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan
dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Jadi data tersebut
diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau
percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi.
Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui
observasi dapat digali dengan wawancara. (Notoatmojo, 2018)
2. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari buku, jurnal, atau hasil laporan asuhan
komprehensif terdahulu.
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Pemerikasaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi menggunakan satu set alat pemeriksaan ANC.
b. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dengan mengguanakan
checklist pada keadaan yang dialami pasien.
c. Wawancara
Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan klien
menggunakan alat perekam, pedoman wawancara dan alat tulis.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh menggunakan catatan medis untuk memperoleh data
medis melalui buku KIA. Studi kepustakaan mengidentifikasi buku, laporan
penelitian, dan jurnal terbitan tahun 2011-2018 yang berhubungan dengan kasus
yang diteliti.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif,
dilakukan secara detail dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sampai jenuh (Sulistyaningsih, 2011). Tahap-tahap analisis data
dalam asuhan kebidanan komprehensif:
1. Melengkapi data subjektif dan data objektif.
2. Mempelajari dan menelaah data.
3. Mereduksi data dengan melakukan rangkuman dan menyimpulkan sesuai data
yang telah diteliti.
4. Menyusun data dalam satuan.
5. Membandingkan antara teori dengan kasus yang diambil dilahan.
G. Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Penyusunan proposal penelitian BAB I, II, dan III, konsultasi dengan
Pembimbing, Revisi serta mengikuti seminar proposal.
b. Ujian proposal setelah pembimbing menandatangani lembar persetujuan
semina proposal
c. Revisi proposal penelitian, konsultasi dengan pembimbing, menandatangasi
lembar pengesahan, serta melanjutkan penelitian Continuity Of Care.
2. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan studi pendahuluan
b. Mendapat pasien sesuai dengan yang telah diberikan dari institusi
pendidikan UNISA
c. Melakukan informed consent pada pasien
d. Kunjungan pertama (ibu hamil 17 minggu lebih 3 hari) : perkenalan,
informed consent, mengkaji identitas, data sujektif dan data objektif,
melakukan analisa dan observasi ibu hamil. Menanyakan kepada pihak
puskesmas dan pihak institusi pendidikan UNISA untuk pendampingan
asuhan kebidanan komprehensif. Asuhan yang diberikan adalah
menganjurkan ibu untuk sebisa mungkin mengatur pola istirahat untuk
siang minimal 1-2 jam dan malam 7-8 jam dan pola nutrisi dengan
menghindari kafein agar tidak susah tidur, memberikan KIE nutrisi, tanda
bahaya serta ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester 2.
e. Kunjungan kedua (ibu hamil 24 minggu lebih 3 hari): melakukan kunjungan
rumah, melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif, melakukan
analisa serta penatalaksanaan sesuai masalah yang ditemukan serta
melakukan pendokumentasian. Asuhan yang diberikan yaitu KIE nutisi,
KIE ketidaknyamanan, KIE tanda bahaya, KIE pola istirahat.
f. Kunjungan ketiga (ibu hamil 29 minggu) : dilakukan kunjungan rumah,
melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif, melakukan analisa
serta penatalaksanaan sesuai masalah yang ditemukan serta melakukan
pendokumentasian. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE tanda
bahaya trimester 3, nutrisi, tanda bahaya trimester 3, ketidaknyamanan
trimester 3, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan.
g. Kujungan keempat (ibu nifas 6 hari ) : dilakukan kunjungan rumah,
melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif, melakukan analisa
serta penatalaksanaan sesuai masalah yang ditemukan serta melakukan
pendokumentasian. Asuhan yang diberikan adalah KIE nutrisi, istirahat,
personal hygiene, KB, tanda bahaya pada masa nifas serta tanda bahaya
pada bayi, perawatan tali pusat dan ASI ekslusif.
3. Tahap Akhir
a. Penyusunan laporan penelitian Continuity Of Care
b. Konsultasi pembimbing, revisi kemudian setelah mendapatkan tanda tangan
persetujuan dari pembimbing kemudian melakukan ujian.
c. Pengumpulan hard copy laporan penelitian Continuity Of Care.
H. Jalannya Asuhan Kebidanan Komprehensif
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan dan studi dokumentasi di lokasi pengambilan
kasus.
b. Menyususn pendahuluan, tinjauan teori, dan metode pengambilan data
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kunjungan pertama menentukan subjek penelitian yaitu ibu hamil,
melakukan informed consent, sekaligus memberikan asuhan kebidanan
pertama pada responden.
b. Kunjungan saat persalinan, kondisi yang terjadi pada ibu bersalin baik
persalinan fisiologis maupun dengan tindakan didokumentasikan dalam
SOAP perkembangan.
c. Kunjungan masa nifas memperhatikan masa nifas dan keadaan bayi selama
kunjungan.
d. Kunjungan masa neonatus dan menyusui dapat memperhatikan
permasalahan yang muncul selama proses menyusui dan masalah pada
kesehatan bayi.
e. Kunjungan keluarga berencana melakukan pendampingan sampai
pengambilan keputusan metode kontrasepsi apa yang akan dipilih pasangan
suami-istri.
3. Tahap Akhir (Menyusun Laporan)
Setelah melakukan pengambilan data, penulis melakukan analisis data,
menyimpulkan dan menampilkan data pada BAB IV dan BAB V dalam laporan
asuhan kebidanan. Kemudian melakukan bimbingan guna menyempurnakan
laporan asuhan kebidanan.
I. Etika dan Studi Kasus
Meliputi informed concent (lembar persetujuan), kerahasiaan responden dan
keamanan responden.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
674,56 Ha, tegalan 15,71 Ha, ladang 885,5 Ha, lain-lain 889,05 Ha. Kecamatan
dusun, Rukun Warga (RW) 128 buah, Rukun Tetangga (RT) 385 buah, dengan
jumlah penduduk 30.706 jiwa terdiri dari laki-laki 15.116 jiwa dan perempuan
15.623 jiwa sedangkan jumlah kepala keluarga 10.073 (Data Agregat Kab.
1) Visi
Puskesmas dengan layanan prima untuk mendukug Kecamatan Sehat
2) Misi
secara berkelanjtan.
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 21 Tahun
Gol. Darah : A
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Kab.
Kulon Progo
oleh Ny. S saat umur kehailan 12 minggu tepat pada tanggal 05 April 2018
trimester kedua sebanyak 4 kali, dan pada trimester ketiga sebanyak 6 kali.
dengan distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-
24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 sampai
dengan persalinan).
1) Pada saat kunjungan rumah yang pertama yaitu pada tanggal 12 Mei
2018 ibu sudah pada trimester II dengan umur kehamilan 17+3 minggu.
kebutuhan ibu sebelum dan selama hamil, pola eliminasi sebelum dan
dengan keluhan kadang susah tidur, ini merupkan kehamila pertama dan
2018, telah mendapat imunisasi TT Caten pada Oktober 2017, tidak ada
semuanya dalam keadaan normal, keadaan ibu baik, vital sign normal,
yaitu KIE untuk mengatur pola istirahat minimal siang 1-2 jam dan
menganjurkan ibu untuk tetap minum tablet tambah darah (Fe) 1x1
menggunakan air putih ataupun jus jeruk serta tidak boleh selain dari
keduanya, menganjurkan ibu utuk tetap melakukan kunjungan sesuai
dengan tanggal yang sudah dietetapkan atau apbila ibu ada keluhan,
melakukan dokumentasi.
2) Pada kunjungan yang kedua, pada tanggal 30 Juni 2018 ibu masih dalam
ditemukan sclera putih dan konjungtiva merah muda, tidak ada oedema
dan belum teraba dengan jelas sementara unuk Leopold 2-4 belum
teraba dengan jelas. Auskultasi DJJ normal yaitu 155x/menit dan TFU
darah (Fe) 1x1 menggunakan air putih ataupun jus jeruk serta tidak
kunjungan sesuai dengan tanggal yang sudah dietetapkan atau apbila ibu
dan UK : 29 minggu.
pemeriksaan fisik scelra putih serta konjungtiva sedikit pucat, tidak ada
TFU 3 jari diatas pusat, pada fundus terba keras, melenting, kesimpulan
kepala, Leopold II : Pada bagian kanan peurt ibu teraba keras panjang
seperti papan, kesimpulan punggung janin (puki), dan pada bagian kiri
negatif.
Pada kunjungan ini, dapat disimpulkan bahwa Ny.S umur 21 tahun
jam dan malam 7-8 jam, memberikan KIE kepada ibu untuk
mengonsumsi tablet tambah darah 2 kali sehari dimuim dengan air putih
atau air jeruk malam sebelum tidur, memberikan KIE tanda bahaya dan
donor darah oleh kakak kandung dari Ny. S, trasnportasi mobil serta
telah menyiapkan biaya dan jaminan serta perlengkapan untuk ibu dan
1) Pada hasil kunjungan pertama yang dilakukan pada saat Ny. S umur 21
a) Data Subyektif
Berdasarkn hsail yang didapatkan keluhan ibu adalah susah tidur,
b) Data Obyektif
c) Analisa
Analisa awal pada asuhan ini adalah Ny. S umur 21 tahun
Masalah yang ada susah tidur atau gangguan tidur. Pada analisa
Ibu masih bisa tidur dengan minimal tidur siang 1-2 jam dan malam
7-8 jam.
d) Penatalaksanaan
Teori juga mejelaskan bahwa mengatur pola tidur dan minum air
hangat seperti susu dan mandi air hangat juga bisa mengurangi
2) Pada hasil kunjungan kedua yang dilakukan pada saat Ny. S umur 21
a) Data Subyektif
umur kehamilan 24+3 minggu tidak ada keluhan, tidak pusing, tidak
b) Data Obyektif
melakukan perencanaan.
c) Analisa
batas normal.
d) Penatalaksanaan
menganjurkan ibu untuk tetap minum tablet tambah darah (Fe) 1x1
menggunakan air putih ataupun jus jeruk serta tidak boleh selain dari
dengan tanggal yang sudah dietetapkan atau apbila ibu ada keluhan,
melakukan dokumentasi.
3) Pada hasil kunjungan ketiga yang dilakukan pada saat Ny. S umur 21
a) Data Subyektif
b) Data Obyektif
ibu mengalami kenaikan berat badan. Sesuai dengan teori yang ada,
mengalami anemia.
c) Analisa
10,9gr%.
d) Penatalaksanaan
menganjurkan ibu untuk tetap minum tablet tambah darah (Fe) 2x1
menggunakan air putih ataupun jus jeruk serta tidak boleh selain dari
dengan tanggal yang sudah dietetapkan atau apbila ibu ada keluhan,
bayi cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
Seksio secaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut, seksio sesarea juga dapat
secara sectio cesarea dikarenakan saat itu posisi janin masih dalam posisi
Oktober 2018. Ibu melahirkan putri pertamanya pada 03 Okober 2018 jam
10.35 WIB di Rumah Sakit Nyi Ageng Serang. Ibu mengatakan ibu didampingi
dahi dan muka, presentasi rangkap jika reposisi tidak berhasil, gemeli). Dari
atas indikasi yang mengacu pada teori yang ada dan tidak ada kesenjangan
Pada asuhan masa nifas pada Ny. S dilakukan sebanyak 3 kali. Pertama
rumah yaitu saat 6 hari setelah persalinan dan 2 minggu setelah persalinan. Hal
tersebut sejalan dengan yang dijelaskan dalam buku profil kesehatan tahun
2014 yang menyatakan pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang
pada enam jam sampai dengan tiga hari pascapersalinan, pada hari ke-4 sampai
dengan hari ke-28 pascapersalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-
42 pascapersalinan.
awal masa nifas ini ditemukan pengkajian data subyektif bahwa ibu tidak
umum ibu baik, kesadarn komposmentis, vital sign dalam batas normal,
putting susu menonjol, areola hiperpigmetasi, ASI sudah keluar, ibu sudah
bisa menyeusi dengan benar, pada bagian abdomen teradap luka bekas
operasi dengan TFU 2 jari diatas simphysis, kontraksi uterus keras, lochea
Ny. S umur 21 tahun P1A0Ah1 dalam masa Nifas hari ke-6 dengan Post
section secarea.
infeksi maupun tanda bahaya lainnya. Hal tersebut sejalan dengan yang
dijelaskan dalam buku profil kesehatan 2014 bahwa saat masa nifas, ibu
pemeriksaan lochea dan cairan per vaginam lain, pemeriksaan payudara dan
ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk pelayanan keluarga berencana
sejalan dengan konsep teori yang menyatakan saat masa nifas harus
bayi Ny.S umur 6 hari lahir pada tanggal 03 Oktober 2019 jam 10.35 WIB
Dari hasil pemeriksaan diatas bahwa Analisa By. Ny. S umur 6 hari
untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi pada bayi,
menjelaskan kepada ibu perawatan tali pusat dengan prinsip kering dan
kepada ibu mengenai pemakaian popok pada bayi serta menjelskan kepada
kelamin perempuan, berat badan 2785 gram dan panjang badan 47 cm. Hal
ini sesuai dengan teori bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
keseluruhan dimulai dari tangisan bayi, warna kulit dan bibir bayi, tonus
otot bayi dan didapatkan hasil tangisan pada bayi Ny.A sangat kencang,
warna kulit dan bibir kemerahan dan tonus otot baik. Hal tersebut sejalan
dengan konsep teori dimana saat melakukan penilaian awal pada bayi baru
lahir adalah menilai bayi dalam keadaan normal atau tidak, dengan
melakukan penilaian sekilas yaitu melihat warna kulit bayi, tonus otot bayi,
Bayi Ny. S tidak dilakukan IMD karena lahir secara sectio caesarea
infeksi dan disuntikan vit.K di paha kiri untuk mencegah perdarahan pada
otak dan diberikan kepada Ny. S untuk disusui. Hal tersebut sejalan dengan
konsep teori yang menjelaskan bahwa menajeman asuhan bayi baru lahir
perlu), memotong dan perawatan tali pusat, diberikan salep mata, vit.K, Hb-
04 Oktoer 2018, hal ini tidak sesuai dengan teori Saifuddin yang
pemberian vit.k. .
dilakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan yang terdapat pada teori bayi
Ny. S normal dan dalam keadaan sehat. Tali pusat bayi sudah terlepas pada
hari ke empat. Saat pemeriksaan kunjungan ulang, tidak ada masalah yang
Pada kunjungan ini diberikan penjelasan kepada ibu mengenai beberapa alat
terjadi bila digunakan oleh Ny. S. Setelah itu melakukan pendaatan mulai dari
anamnesa dengan hasil ibu tidak ada keluhan dan haid terakhir 24-12-2018, ibu
Pada kunjungan ini hanya dilakukan KIE mengenai apa itu alat kontrasepsi,
kepada ibu bahwa ibu cocok untuk menggunakan KB pil progestin, suntik
lebih praktis dan tidak menganggu pemberian ASI. Namun Ny. S akan
kembali KB Pil Progestin dengan menganjurkan ibu untuk tidak lupa datang
kembali ulang pada tanggal yang sudah ditentukan baik dalam keadaan haid
ataupun tidak haid. Apabila ada keluhan ibu boleh datang kembali ke
Puskesmas.
Dalam pemberian asuhan dari awal masa kehamilan hingga masa antara
yang telah dilakukan ada beberapa keterbatasan seperti tidak bisa dilakukan
berdasarkan buku KIA. Disini juga tidak semuanya mulai dari masa kehamilan
hingga bersalin Ny. S dilakukan pendampigan. Bahkan pada saat persalinan Ny.
A. Simpulan
37+6 minggu di Rumah Sakit Nyi Ageng Serang dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Nanggulan.
2. Pada saat proses persalinan Ny. S berjalan dengan normal. Lahir bayi secara SC
(sectio caesarea) pukul 10.35 WIB langsung menangis dengan berat badan
2785 gram, panjang badan 47 cm dan berjenis kelamin perempuan dengan kulit
kemerahan, tangisan kuat, dan tonus otot aktif. Terdapat luka jahitan operasi
dibagian abdomen.
sebanyak 3 kali. Selama proses masa nifas Ny. S berjalan dengan normal, hanya
saja sempat mengalami bendungan ASI. ASI Ny. S banyak dan mau melakukan
4. Pada bayi Ny. S dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan apapun. Warna kulit dan bibir kemerahan, menyusu dengan kuat dan
berat badannya selalu mengalami Berat badan bayi Ny. S selalu naik di setiap
pemeriksaan karena pemberian ASI yang cukup oleh Ny. S kepada bayinya.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswi
Sebaiknya setiap mahasiswi (khususnya penulis) dapat terus menerapkan
manajemen dan asuhan kebidanan yang telah dimiliki serta terus mengikuti
Ageng Serang sudah sesuai dengan standar kewenangan bidan, maka dari itu
dan bayi baru lahir diharapkan asuhan yang diberikan dapat bermanfaat dan
terlaksana dengan baik dan tepat sehingga kelainan maupun komplikasi dapat
terdeteksi sedini mungkin dan petugas kesehatn khususnya bidan dapat segera
Amru Sofian, 2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : obstetric opertif, obstetric sosial.
Jakarta : EGC.
Ari Sulistiyawati & Esti Nuhraheny, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Penerbit Salemba medika.
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. A G2P1A0 Gravida 39 Minggu Di BPM Hj.W
Desa Cilampeni Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung http://repository.stikes-
aisyiyahbandung.ac.id/file.php?file=mahasiswa&id=493&cd=0b2173ff6ad6a6fb09c9
5f6d5001df6&name=Laporan%20Kompre%20Annisa%20D.pdf Diakses minggu 14
Oktober 18 jam 09.30 WIB.
Asuhan Kebidanan Pada Ny. D Masa Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Bidan
Praktek Mandiri Hj. Rukni Lubis Jalan Luku 1 No 289 Kec. Medan Johor Kota Madya
Medan http://poltekkes.aplikasi-akademik.com/xmlui/handle/123456789/295 Diakses
minggu 14 Oktober 18 jam 10.00 WIB.
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. Y G₄P₃A₀ Di Bidan Praktik Mandiri Bidan Hj.
Imas R Yusfar Am. Keb Bandung Tahun 2016. http://repository.stikes-
aisyiyahbandung.ac.id/file.php?file=mahasiswa&id=489&cd=0b2173ff6ad6a6fb09c9
5f6d50001df6&name=Laporan%20Kompre%20Asri%20NF.pdf Diakses minggu 14
Oktober 18 jam 8. 13 WIB.
Asuhan Kebidanan Kmprehensif Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas, dan
Keluarga Berencana (KB) Di BPM Ny. Retno.
http://repository.ump.ac.id/1809/2/Khomsatun%20Nadzifah%20BAB%20I.pdf
Diakses rabu, 02 Januari 2019 jam 06.15 WIB
Asuhan Komprehensif mulai dari masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan
Perencanaan Keluarga Berencana (KB) pada Ny. K 31 Tahun di Puskesmas 1
Kembaran Kabupaten Banyumas.
http://repository.ump.ac.id/4271/2/Weni%20Rizkiyana%20BAB%20I.pdf Diakses
rabu, 02 Januari 2019 jam 06.15 WIB .
Asuhan kebidanan ini diberikan pada ibu hamil normal trimester III (36-40
minggu), Persalinan, Nifas, Neonatal, dan keluarga berencana secara contunity
of care. http://eprints.umpo.ac.id/4200/2/2%20BAB%201.pdf Diakses jum’at 0
Januari 2019 jam 17.35
Aticeh, Gita Nirmala Sari, Willa Follona, 2014. Konsep Kebidanan. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.
Bayu Irianti, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Berbasis Bukti. Jakarta : Penerbit Sagung Seto.
Elisabeth Siwi Walyani & Th. Endang Puwoastuti, 2015. Asuhan Kebidanan Masa NIfas
dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Hanna Umi, Kusbandiyah Jiarti, Marjati, Yulifah Rita, 2011. Asuhan Kebidanan pada
Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba Medika.
Ina Yuniati, 2010. Catatan Dan Dokumentasi Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Sagung
Seto.
Kemenkes RI, 2016. Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat Tahun 2016.
http://depkes.go.id/resources/download/LAKIP2017/5%20LKj%20Es%201%202016/3
.%20Laporan%20Kinerja%20Tahun%202016%20Ditjen%20Kesmas.pdf Dikases
pada 19 September 2018. Jam 11.05 WIB.
Kemenkes, 2014. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi serta kesehatan seksual.
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK%20No.%2097%20ttg%20Pelayan
an%20Kesehatan%20Kehamilan.pdf. Diaskes tanggal 18 september 2018 : 11.01
WIB.
Rukiyah, Y.A & Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi dan Anak. Jakarta : Trans Info
Media. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-dhonarachm-
888-1-fullteks.pdf . diakses pada tanggal 18 september 2018 : 13.50 WIB.
Sariyati, Endang Wahyati Y. dan C. Tjahjono Kuntjoro, 2016. Peran bidan dalam
pelaksanaan permenkes nomor 631/menkes/ per/iii/2011 sebagaimana telah diubah
dengan permenkes nomor 2562/menkes/per/xii/2011 tentang petunjuk teknis jaminan
persalinan. SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan, Vol. 2 | No. 2 | Th. 2016.
journal.unika.ac.id/index.php/shk/article/download/824/568. Diakses pada 10 Oktober
2018. Jam 13 : 06 WIB.
Setyo Retno Wulandari & Sri Handayani, 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Vivian Nanny Lia Dewi & Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta
: Penerbit Salemba Medika.
Yanti (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama.