Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

DI PUSKESMAS GOGAGOMAN

KOTAMOBAGU BARAT

Untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Diajukan Oleh

PUTRI NURFATIKA RUBYANTO

NIM. 0201002005

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA


MEDIKA KOTA KOTAMOBAGU

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, merupakan suatu
keadaan yang fisiologis namun bisa menjadi patologis yang bisa
mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan kematian. Maka dari itu pelayanan
kebidanan dalam kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir harus
ditangani oleh petugas kesehatan yang kompeten demi keselamatan ibu
dan bayi. Continuity of care (COC) merupakan serangkaian kegiatan
pelayanan berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, dan keluarga berencana. (Sunarsih, 2020 : 39). Kehamilan
adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin di dalam tubuhnya
(yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar
40 minggu atau 9 bulan dihitung dari awal periode menstruasi terakhir
sampai melahirkan (Katmini, 2020 : 29).
Angka Kematian Ibu (AKI) menurut World Health Organization
(WHO) tahun 2020 masih sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal
akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap
hari, dan sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan
dan persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang
mencapai 462 per 100.00 kelahiran hidup, sedangkan AKI di negara maju
sebesar 11 per 100.000 kelahiran hidup (World Health Organization,
2020). Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar
235 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN secretariant, 2020).
Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2020 berjumlah 2,4 juta yang meninggal pada
bulan pertama kehidupan. WHO telah menetapkan beberapa negara yang
memiliki tingkat kematian Neonatus tinggi, Indonesia menempati
peringkat ke-7 di dunia setelah China dengan angka kematian 60.000 bayi
(World Health Organization, 2020). Menurut WHO 75% kematian

1
2

neonatus pada minggu pertama kehidupan dan 1 juta kematian


neonatus pada 24 jam pertama kehidupan di sebabkan Prematuritas,
Asfiksia, infeksi dan cacat lahir (World Health Organization, 2020).
Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 190 jiwa, Vietnam 49 jiwa, Thailand 26 jiwa, Brunei
Darussalam 27 jiwa, Malaysia 29 jiwa. Sebagian besar kematian ibu terjadi
di negara berkembang karena kurang mendapat akses pelayanan kesehatan
kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan prsalinan disertai keadaan
sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih tergolong rendah
(Indah, Firdayanti dan Nadiah, 2019). Angka Kematian Bayi (AKB) pada
tahun 2021 secara global sebesar 17 dari 1.000 bayi lahir hidup. Namun,
jika di bandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara ASEAN
(Association of South East Asian Nations), AKB Indonesia berada di
urutan ke-5 tertinggi dari 10 negara. Pada tahun 2021, Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia jauh lebih tingi dari Singapura yang hanya 0,8
dari 1.000 bayi lahir hidup. Kematian bayi neonatal Indonesia juga lebih
tinggi dibanding negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Thailand,
Brunei Darussalam, serta Vietnam. Sedangkan Myanmar merupakan
negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki angka kematian bayi
neonatal tertinggi, yakni sebanyak 22,3 dari 1.000 bayi lahir hidup. Angka
kematian bayi neonatal Laos, Kamboja, dan Filipina juga lebih tinggi
dibanding Indonesia.
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2021
sebanyak 7.389 jiwa. Jumlah tersebut meningkat sebesar 59,69% di
bandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 4.627 jiwa yang meninggal.
Sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 disebabkan oleh Covid-19,
yakni 2.982 jiwa, ibu yang meninggal akibat hipertensi dalam kehamilan
sebanyak 1.077 jiwa, ibu yang meninggal dunia akibat infeksi sebanyak
207 jiwa, gangguan metabolik sebanyak 80 jiwa, dan gangguan sistem
peredaran darah sebanyak 65 jiwa, serta ibu meninggal akibat abortus
sebanyak 14 jiwa. Sedangkan pada tahun 2020, ibu meninggal akibat
3

Pendarahan sebanyak 1.320 jiwa, penyakit jantung 335 jiwa, dan terdapat
penyebab lainnya yang merenggut nyawa ibu di Indonesia sebanyak 1.309
jiwa. (Kementerian Kesehatan RI, 2021). Dan kasus Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2020 sampai dengan bulan Agustus terdapat 9.78 kasus
per 1.000 kelahiran hidup sementara target Indonesia pada tahun 2024
AKB yaitu 16 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebabnya yaitu
BBLR, Asfiksia dan kelainan bawaan, BBLR dan prematuritas masih
menjadi penyebab utama kematian bayi di Indonesia. (Kementerian
Kesehatan RI, 2020).
Menurut BKKBN, peserta KB aktif diantara pasangan usia subur
(PUS) tahun 2020 sebesar 67,6%. Angka ini meningkat dibandingkan
tahun 2019 sebesar 63,31% berdasarkan data profil keluarga Indonesia,
tahun 2019. Pada tahun 2020, kesertaan Ber-KB Provinsi Bengkulu
memiliki presentase tertinggi sebesar 71,3%, diikuti kaliamantan Selatan
dan Jambi. Sedangkan Provinsi Papua memikili kesertaan Ber-KB
terendah 24,9%, diikuti oleh Papua Barat dan NTT (Profil Kesehatan RI,
2020).
Menurut hasil pendataan keluarga tahun 2021, BKKBN
menunjukkan bahwa angka prevelensi PUS peserta KB di indonesia pada
tahun 2021 sebesar 57,4%. Berdasarkan distribusi provinsi, angka
prevelensi pemakaian KB tertinggi adalah Kalimantan selatan (65,5%),
sedangakn terendah adalah Papua (15,4%), Papua barat (29,4%) dan
Maluku (33,9%), sedangkan provinsi DKI Jakarta tidak terdaftar grafik di
atas dikarenakan data yang bersumber dari Carik Jakarta belum
terintegrasi ke dalam data hasil pendataan keluarga tahun 2021, (Profil
Kesehatan, 2021).
Dari data BKKBN Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun
2021, jumlah peserta KB aktif sebanyak 184.267 jiwa, yang menggunakan
IUD sebanyak 10.694 jiwa, MOW sebanyak 6.110 jiwa, MOP sebanyak
351 jiwa, Kondom sebanyak 746 jiwa, Implant sebanyak 37.265 jiwa, KB
Suntik sebanyak 97.506 jiwa, dan KB PIL sebanyak 31.595 jiwa (Dinas
4

Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, 2021). Pada tahun 2021 diperoleh data
cakupan ibu hamil di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 75,2%, Persalinan
di fasilitas Kesehatan mencakup 79,4%, kunjungan nifas lengkap 75,3%,
peserta KB aktif sebanyak 56,6% dan untuk kunjungan KN1 sebanyak
54,3% (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, 2021).
Dari data BKKBN Kotamobagu tahun 2020, jumlah peserta KB
aktif sebanyak 16.865 jiwa, yang menggunakan IUD sebanyak 858 jiwa,
MOW sebanyak 688 jiwa, MOP sebanyak 16 jiwa, Kondom sebanyak 81
jiwa, Implant sebanyak 4.620 jiwa, KB Suntik sebanyak 6.752 jiwa, KB
Pil sebanyak 3.850 jiwa. Sedangkan data dari BKKBN Kotamobagu 2021,
jumlah peserta KB aktif sebanyak 12.323 jiwa, yang menggunakan IUD
sebanyak 667 jiwa, MOW sebanyak 538 jiwa, MOP sebanyak 17 jiwa,
Kondom sebanyak 46 jiwa, Implant sebanyak 4.642 jiwa, KB suntik
sebanyak 3.880 jiwa, dan PIL sebanyak 2.533 jiwa. Dan pada tahun 2022
data BKKBN Kotamobagu dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak
9.063 jiwa, yang menggunakan IUD sebanyak 507 jiwa, MOW sebanyak
463 jiwa, MOP sebanyak 20 jiwa, Kondom sebanyak 31 jiwa, Implant
sebanyak 2.360 jiwa, KB suntik sebanyak 4.057 jiwa, dan PIL sebanyak
1.566 jiwa (BKKBN Kotamobagu, 2020-2022).
Data Dinas Kesehatan Kotamobagu tahun 2022 diperoleh AKI
(belum tuntas laporan) dan AKB sebanyak 8 kasus, diantaranya Aspirasi 2
kasus, Asfiksia sebanyak 2 kasus, kelainan kongenital 4 kasus. Cakupan
sasaran ibu hamil sebanyak 2.218 jiwa, K1 1.736 jiwa (78,2%) dan K4
sebanyak 1.452 jiwa (65,4%). Cakupan ibu bersalin dengan sasaran 1.448
jiwa (65,2%), jumlah yang ditolong oleh tenaga Kesehatan non fasilitas
kesehatan tidak ada, dan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga
Kesehatan difasilitas Kesehatan sebanyak 1.448 jiwa (65,2%). Cakupan
bayi dengan sasaran sebanyak 1.334 jiwa (60,1%), KN1 sebanyak 1.334
jiwa (60,1%), KN2 belum ada laporan, sedangkan KN3 sebanyak 1.069
jiwa (48,1%). Cakupan ibu nifas dengan sasaran sebanyak 1.448 (65,2%),
KF1 sebanyak 1.448 jiwa (65,2%), KF2 sebanyak 1.437 jiwa (64,7%),
5

KN3 sebanyak 1.284 jiwa (57,8%), KF4 sebanyak 1.250 jiwa (56,3%)
(Dinas Kesehatan Kotamobagu, 2022).
Data dari Puskesmas Gogagoman pada tahun 2020, jumlah ibu
hamil K1 sebanyak 632 jiwa, K4 sebanyak 535 jiwa, ibu bersalin sebanyak
791 jiwa, ibu nifas KF1 sebanyak 560 jiwa, KF2 sebanyak 560 jiwa, KF3
sebanyak 420 jiwa dan cakupan bayi KN1 sebanyak 203 jiwa. Data tahun
2021 di Puskesmas Gogagoman, jumlah ibu hamil K1 sebanyak 568 jiwa,
K4 532 jiwa, jumlah ibu bersalin sebanyak 412 jiwa, jumlah ibu nifas KF1
sebanyak 504 jiwa, KF2 sebanyak 504 jiwa, KF3 sebanyak 484 jiwa dan
jumlah cakupan bayi KN1 sebanyak. Data tahun 2022 di puskesmas
gogagoman, jumlah ibu hamil K1 sebanyak 323 jiwa, K4 sebanyak 170
jiwa, ibu bersalin sebanyak 412 jiwa, jumlah ibu nifas KF1 sebanyak 211
jiwa, KF2 sebanyak 211, KF3 sebanyak 100 jiwa, dan cakupan bayi KN1
sebanyak 549 jiwa (Puskesmas Gogagoman, 2020-2022).
Ny. S adalah seorang multigravida G2P1A0 usia kehamilan saat ini
27 minggu 0 hari dengan HPHT 10 Juni 2022 dan HPL 17 Maret 2023.
Pada saat pemeriksaan pertama tanggal 16 Desember 2023 dilakukan
pemeriksaan Antropometri, di dapatkan hasil BB : 61 kg, TB : 151 cm, dan
Lila : 27 cm, Leopold 1 : TFU 20 cm, Leopold 2 : Punggung kanan,
Leopold 3 : Presentasi kepala, Leopold 4 : Belum masuk pintu atas
panggul (Konvergen). Lalu di lakukan Tanda-tanda vital, didapatkan TD :
120/70 mmhg, N : 80x/menit, RR : 20x/menit, suhu : 36,5ºC, dan
pemeriksaan HB : 11,5gr/dl. Ny. S tidak memiliki Riwayat penyakit yang
membahayakan kehamilan dan persalinannya saat ini. Artinya Ny. S hamil
dengan kondisi kesehatan yang baik.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dengan cara Continuity of
Care di Puskesmas Gogagoman Tahun 2022.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
“Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S di
6

Puskesmas Gogagoman”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada multigravida tanpa faktor resiko menggunakan pola
pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan Varney.
2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif penulis
mampu :
a. Mampu melakukan pengkajian data dasar dari masa hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. S di
Puskesmas Gogagoman
b. Mampu melakukan perumusan diagnosa/masalah aktual dari masa
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada
Ny. S di Puskesmas Gogagoman
c. Mampu melakukan perumusan diagnosa/masalah potensial dari masa
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada
Ny. S di Puskesmas Gogagoman
d. Mampu melakukan tindakan segera/kolaborasi dari masa hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. S di
Puskesmas Gogagoman.
e. Mampu melakukan rencana tindakan/intervensi dari masa hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. S di
Puskesmas Gogagoman
f. Mampu melakukan implementasi dari masa hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. S di Puskesmas
Gogagoman
g. Mampu melakukan evaluasi dari masa hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. S di Puskesmas
Gogagoman
7

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menerapkan pelaksanaan asuhan kebidanan secara
komprehensif dengan Continuity of Care, diharapkan ilmu kebidanan
berkembang sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
Evidence Based dalam praktik kebidanan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Dapat mempraktikkan teori yang didapat secara langsung di
lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas serta pelayanan KB, dapat
meningkatkan kemajuan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di
masyarakat, dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
berpikir secara kritis dan melaksanakan asuhannya secara
komprehensif. Dan dalam rangka memenuhi tugas proposal program
DIII Kebidanan di IKTGM Kotamobagu.
b. Bagi klien dan keluarga
Hasil asuhan kebidanan komprehensif ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan bagi klien dan keluarga, dapat diterapkan
sehari-hari oleh klien dan keluarga untuk asuhan yang telah
diberikan, dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi-
komplikasi yang dapat mempengaruhi kesehatan klien dan keluarga.
c. Bagi institusi Pendidikan
Dapat menjadi bahan yang dapat menambah wawasan atau referensi
khususnya dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan komprehensif.
d. Bagi Puskesmas Gogagoman
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan
secara komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai