PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) angka kematian ibu sangat
tinggi. Pada tahun 2017, sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah
kehamilan dan persalinan. Rasio kematian ibu di negara berkembang setinggi
415 per 100.000 kelahiran, 12 per 100.000 di Eropa dan Amerika Utara dan 7 per
100.000 di Australia dan Selandia Baru. Setiap hari di tahun 2017, sekitar 810
wanita meninggal karena komplikasi terkait kehamilan dan persalinan. Sebagian
besar dari kematian ibu (94%) terjadi di rangkaian sumber daya rendah, dan
negara berpenghasilan menengah ke bawah, dan hampir dua pertiga (65%)
terjadi di wilayah Afrika. (WHO, 2019)
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKI
sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, masih sangat tinggi dibandingkan
perkiraan Kementerian Kesehatan. Data lain ditunjukkan oleh Bank Dunia yang
menyatakan bahwa sejak 2000, AKI di Indonesia menunjukkan tren menurun,
dengan menyebutkan bahwa rasio AKI di Indonesia sebesar 177 per 100.000
kelahiran hidup pada 2017. ( Susiana 2019)
Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development
Goals (SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2030. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika
dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih
sangat tinggi. AKI di negara-negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per 100.000
kelahiran hidup.Bahkan, AKI di Singapura sebesar 2-3 per 100.000 kelahiran
hidup.( Susiana, 2019).
Jumlah kematian ibu yang di himpun dari pencatatan program kesehatan
keluarga di Kementrian Kesehatan pada tahun 2021 menunjukkan 7.389
kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun
2020 sebesar 4.627 kematian.(Profil Kesehatan Indonesia, 2021).risiko,
pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. (Profil Kesehatan
Indonesia, 2021).
1
2
kurun waktu satu tahun. Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat
kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester, dibandingkan jumlah sasaran
ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan
K6 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit enam kali pemeriksaan serta minimal 2 kali
pemeriksaan dokter sesuai jadwal yang dianjurkan pada tiap semester,
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu
satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan
terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan
kehamilannya ke tenaga Kesehatan. (Profil Kesehatan Indonesia, 2021)
Sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2021 cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil K4 cenderung fluktuatif. Pada tahun 2021 angka K4 sebesar
88,8%. Angka ini meningkat disbanding tahun sebelumnya. Peningkatan
cakupan K4 dapat dipengaruhi adanya adaptasi baru pada situasi pandemic
COVID-19 di tahun 2021, karena pada tahun sebelumnya masih banyak
pembatasan hampir kesemua layanan rutin termasuk pelayanan Kesehatan ibu,
seperti ibu hamil menjadi enggan ke puskesmas atau fasilitas Kesehatan lainnya
karena takut tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan
kelas ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan saran
prasana termasuk alat pelindung diri (APD). (Profil Kesehatan Indonesia, 2021)
Pelayanan Kesehatan ibu hamil (K4) pada tahun 2021 menunjukkan
secara nasional telah mencapai target RPJM 2021 sebesar 88,8% dari target
85%. Terdapat 17 provinsi yang telah mencapai target RPJMN 85%. Provinsi
tertinggi di DKI Jakarta sebesar 114,5%, diikuti Jwa Barat sebesar 98,8% dan
Banten sebesar 95,7%. Terdapat dua provinsi dengan capaian 50%, yaitu Papua
dan Papua barat. Pelayanan Kesehatan ibu hamil (K6) pada tahun 2021 di
Indonesia sebesar 63% dengan provinsi tertinggi yaitu Provinsi Sumatera Utara
sebesar 84,6%, diikuti banten sebesar 84,2%, dan Kepulauan Bangka Belitung
sebesar 82,8%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2021)
Persalinan di fasilitas pelayanan Kesehatan pada tahun 2021 di Indonesia
sebesar 90.9%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2020 sebesar 86%
yang belum mencapai target RENSTRA 2020. Namun demikian, pada tahun
2021 indikator ini telah memenuhi target RENSTRA 2021 sebesr 90,92%
4
Berdasarkan latar belakang di atas dan juga ditinjau dari hasil cakupan
asuhan kehamilan, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan, cakupan kunjungan neonatus, cakupan kunjungan nifas dan
cakupan pelayanan KB yang telah dicapai oleh Provinsi Aceh khususnya
Kabupaten Bireuen masih dalam usaha pencapaian sesuai dengan target
nasional yang telah ditetapkan, sehingga penulis tertarik membuat Laporan
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu di Bidan Praktik Mandiri Mardiani
Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari asuhan kebidanan komprehensif ini adalah untuk
menerapkan asuhan kebidanan komprehensif kepada ibu mulai dari
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana (KB)
secara komprehensif dan berkesinambungan menggunakan SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data secara lengkap pada ibu K mulai
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB di Bidan Praktik Mandiri
Mardiani Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.
b. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada ibu K mulai hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB di Bidan Praktik Mandiri Mardiani
Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.
c. Mampu membuat perencanaan tindakan pada ibu K mulai hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, dan KB di Bidan Praktik Mandiri Mardiani Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireuen.
d. Mampu melaksanakan tindakan pada ibu K mulai hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, dan KB di Bidan Praktik Mandiri Mardiani Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireuen.
e. Mampu membuat evaluasi pada ibu K mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir, dan KB di Bidan Praktik Mandiri Mardiani Kecamatan Peusangan
Kabupaten Bireuen.
7
C. Manfaat
Adapun manfaat penyususnan proposal Tugas Akhir adalah sebagai berikut :
1) Bagi institusi pendidikan
Sebagai metode penilaian pada mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya
dalam menyiapkan laporan studi kasus, mendidik dan membimbing
mahasiswa agar lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan.
2). Bagi lahan praktik
Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan melalui pendekatan manajemen asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, BBL, dan KB secara komprehensif.
3). Bagi klien
Mendapatpelayanan asuhan kebidanan secara komprehensifyang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
4). Bagi penulis
Dapat dijadikan pengalaman dan ilmu pengertahuan dalam memberikan
asuhan kebidanan komprehensif kepada klien mulai dari kehamilan,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan Keluarga Berencana.
D. Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penulis
membatasi ruang lingkup asuhan kebidanan komprehensif ini meliputi asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana
pada ibu K PMB Mardiani Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab, adapun
sistematika dalam penulisan dari masing-masing sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi konsep dasar teori tentang kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
masa nifas dan Keluarga Berencana, standar asuhan kebidanan,
kewenangan bidan dan tinjauan teori manajemen asuhan kebidanan.
8