Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan keluarga di

tentukan dan di ukur dengan jumlah angka kematian ibu dan kematian bayi.

Menurut definisi WHO “kematian maternal merupakan kematian seorang

wanita hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk

mengakhiri kehamilan”. Angka kematian maternal ialah jumlah kematian

maternal di perhitungkan terhadap 1000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini di

beberapa negara malahan terhadap 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka

kematian perinatal merupakan jumlah anak yang tidak menunjukkan tanda-

tanda hidup waktu dilahirkan, dan jumlah anak yang meninggal dalam minggu

pertama dalam kehidupannya (Sarwono, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2018 berjumlah 4.226

kematian ibu, sedangkan pada tahun 2019 AKI di Indonesia terdapat 4.221

kematian ibu. Jadi, jumlah AKI di Indonesia pada tahun 2018-2019

mengalami penurunan sebanyak 0,18% (Kemenkes, 2020). Jumlah AKI

provinsi Jawa Timur tahun 2018 sebanyak 91,45 per 100.000 kelahiran hidup,

sedangkan tahun 2019 sebanyak 89,81 per 100.000 kelahiran hidup. Jadi,
jumlah AKI tahun 2018-2019 mengalami penurunan sebanyak 1,79 per

100.000 kelahiran hidup (DinKes, 2020). Untuk AKI di kabupaten Pamekasan

tahun 2019 sebanyak 14 per 100.000 kelahiran hidup , sedangkan tahun 2020

terdapat 14 per 100.000 kelahiran hidup. Jadi, jumlah AKI tahun 2018-2019

tidak ada perubahan atau tetap (DinKes, 2021). Di PMB Mutiara AKI tahun

2019 tercatat 0 dari 110 kelahiran hidup (PWS KIA, 2020), sedangkan tahun

2020 tercatat 0 dari 116 kelahiran hidup (PWS KIA, 2021).

Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2017

sebanyak 24 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan, pada tahun 2019 tercatat

26.395 bayi meninggal (Kemenkes, 2020). Jumlah AKB di Jawa Timur pada

tahun 2018 sebanyak 23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan, tahun 2019

AKB di Jawa Timur tercatat 23 per 1000 kelahiran hidup. Jadi, jumlah AKB

di Jawa Timur tahun 2018-2019 tidak ada perubahan atau tetap (DinKes,

2020). AKB di kabupaten Pamekasan tahun 2019 sebanyak 75 per 1000

kelahiran hidup, Sedangkan pada tahun 2020 adalah 40 per 1000 kelahiran

hidup. Jadi, jumlah AKB tahun 2019-2020 di Pamekasan mengalami

penurunan yaitu 46,67% (DinKes, 2021). PMB Mutiara AKB tahun 2018

tercatat 0 dari 110 kelahiran hidup (PWS KIA, 2020), sedangkan tahun pada

2020 tercatat 0 dari 116 kelahiran hidup (PWS KIA, 2021).

Terdapat berbagai penyebab terjadinya Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia tahun 2019 antara lain: lain-lain 31,06%, perdarahan 30,33%,

hipertensi dalam kehamilan 25,25%, infeksi 4,90%, gangguan sistem darah


4,74%, dan gangguan metabolik 3,72% (Kemenkes, 2020). Penyebab AKI di

Jawa Timur tahun 2018 adalah lain-lain 32,57%, pre-eklampsi/eklampsi

31,32%, perdarahan 22,8%, gangguan metabolik 9,77%, infeksi 3,64%

(DinKes, 2020). Sedangkan penyebab AKI tahun 2019 di Jawa Timur adalah

pre-eklampsi/eklampsi 31,15%, perdarahan 24,23%, lain-lain 23,08%,

gangguan metabolik 13,85%, infeksi 6,73% (DinKes, 2020). Penyebab AKI di

pamekasan tahun 2019 adalah perdarahan 35,71%, pre-eklampsi/eklampsi

28,57%, lain-lain 21,44%, dan jantung 14,28 (DinKes, 2020). Dan untuk

penyebab tahun 2020 adalah PE 28,60%, perdarahan 28,57%, jantung

21,41%, infeksi 7,14, emboli 7,14%, lain-lain 7,14% (DinKes, 2021).

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan

pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari keempat

sampai enam bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan

(Prawirohardjo, 2014). Persalinan ialah proses dimana bayi, plasenta, dan

selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 mingvgu)

tanpa disertai penyulit, persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi

dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum dapat

dikategorikan inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan


atau pembukaan serviks (APN, 2016). Menurut (Wahyuni, 2012) bayi baru

lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan37-42 minggu atau 294 hari

dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram, bayi baru lahir (newborn

atau neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia empat minggu.

Keluarga Berencana (KB) dapat memastikan bahwa setiap orang/pasangan

mempunyai akses informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan

waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan, dan jumlah anak. Dengan

demikian diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, kehamilan

yang masuk dalam kategori “4 terlalu”, yaitu terlalu muda atau terlalu tua

untuk kehamilan, terlalu sering dan terlalu banyak anak (Prawirohardjo,

2014).

Upaya dalam menurunkan angka kematian ibu dapat dilakukan dalam

pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan. Pelayanan/penanganan

komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu hamil seperti

merencanakan kehamilan yang sehat, meningkatkan upaya pengawasan ibu

hamil baik kehamilan normal maupun kehamilan beresiko, meningkatkan gizi

ibu hamil, sosialisasi terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan. Upaya

terhadap ibu bersalian seperti halnya menolong ibu dalam proses persalinan

normal dan segera merujuk apabila ada suatu komplikasi yang bukan

wewenang bidan, kesterilan alat juga sangat penting untuk menghindari

terjadinya infeksi pada ibu. Sedangkan untuk ibu nifas bidan memberikan

asuhan seperti pengenalan tanda bahaya pada masa nifas, memantau


pemulihan kesehatan ibu nifas, dan meningkatkan gerakan Keluarga

berencana (KB) (DinKes, 2020).

Peran bidan dalam menurunkan angka AKB dapat dilakukan dengan

melakukan pemantauan pada bayi saat kunjungan, melakukan pelayanan rutin

posyandu, dan mengenali tanda-tanda bahaya pada bayi dan segera melakukan

tindakan apabila kita mengenal sejak dini dapat menurunkan AKB. Salah satu

pelayanan yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah penimbangan.

Mengingat data yang dilaporkan oleh 25 provinsi kepada Direktorat Gizi

Masyarakat, dari tahun 2019 bayi baru lahir yang dilaporkan ditimbang berat

badannya memiliki berat badan lahir rendah (BBLR) maka pemantauan gizi

ibu hamil sangat diperlukan untuk menekan angka kematian bayi dengen

kasus BBLR lebih rendah (Kemenkes, 2020).

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kematian ibu dan bayi yang

disebabkan oleh beberapa factor selain penyakit yang menyertai kehamilan,

persalinan juga ada yang disebabkan karena factor kelalaian penolong atau

bidan, maka penulis tertarik menyusun studi kasus agar dapat memberikan

asuhan kebidanan pada pasien secara komprehensif dengan judul “LAPORAN

TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY

“R” 26 TAHUN G2P1A0 DI PMB MUTIARA JL.RAYA KRAMAT

KECAMATAN TLANAKAN”.
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “R” 26 Th

G2P1A0pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB melalui

manajemen kebidanan Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil

menggunakan manajemen kebidanan Varney dan dokumentasi SOAP

b. Melakukan melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin

menggunakan manajemen kebidanan Varney dan dokumentasi SOAP

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas

menggunakan manajemen kebidanan Varney dan dokumentasi SOAP

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir

menggunakan manajemen kebidanan Varney dan dokumentasi SOAP

e. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada penggunaan alat

kontrasepsi menggunakan manajemen kebidanan Varney

C. Gambaran Kasus

Pada gambaran kasus, penulis bekerja sama dengan pasien NY “R” 26 Th,

G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu. Pemeriksaan antenatal care pertama tanggal 28

Februari 2021 dengan ibu tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan keadaan umum
ibu baik, TTV normal (TD: 120/70 mmHg, N: 80x/menit, S: 36,7ºC, RR:

20x/menit), TFU 31 cm, TBJ 2.945 gram, kepala belum masuk PAP, Hb 12,2gr% ,

DJJ 138x/menit, gerakan janin aktif, dan ibu sudah mendapatkan tablet FE 90

tablet. Tanggal 02 Februari 2021 pemeriksaan antenatal care ke dua, hasil

pemeriksaan keadaan ibu dan janin baik. Tanggal 07 Februari 2021 jam 05.30

WIB ibu melahirkan secara spontan, belakang kepala, menangis spontan, warna

kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan, A – S 9 - 10, keadaan

umum ibu baik, TTV normal (TD:120/80mmHG, N:82x/menit), TFU 2 jari bawah

pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 150 cc. Tanggal 07

Februari 2021 pada 6 jam post partum jam 11.00 WIB, hasil pemeriksaan keadaan

umum ibu baik, TTV normal, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahan

± 10 cc. Pada bayi, hasil pemeriksaan suhu 36,8 ºC, pernafasan 48x/menit, tali

pusat tidak ada perdarahan, BB 2.800gr, PB 48 cm, sudah diberikan vit K1 dan Hb

0. Tanggal 13 Februari 2021 melakukan pemeriksaan kedua (6 hari postpartum)

pada ibu nifas dan bayi, hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, TTV normal

(TD: 110/70 mmHg, N: 82x/menit, S: 36,5 ºC, RR: 22x/menit), TFU pertengahan

pusat-simpisis, lochea sanguinolenta dan keadaan umum bayi baik, TTV normal

(N: 130x/menit, RR: 48x/menit, S: 36,8 ºC, tali pusat kering dan sudah lepas hari

ke 5, menyusu kuat. Tanggal 16 Maret 2021 dilakukan pemilihan kontrasepsi, dan

dilaksanakan KB suntik 3 bulan.


D. Waktu dan Tempat Pengambilan Studi Kasus

1. Waktu

Mulai Januari sampai bulan Maret 2021.

a. Antenatal care ke – 1 pada tanggal 28 Januari 2021, jam 08.00 WIB

b. Antenatal care ke – 2 pada tanggal 02 Februari 2021, jam 10:00 WIB

c. Persalinan pada tanggal 07 Februari 2021, jam 05.30 WIB

d. Post partum dan Neonatus ke – 1 pada tanggal 07 Februari 2021, jam 10.00

WIB

e. Post partum dan Neonatus ke – 2 pada tanggal 13 Februari 2021, jam 08.00

WIB

f. KB (Keluarga Berencana) pada tanggal 16 Maret 2021, jam 09.00 WIB

2. Tempat

a. Tempat lahan praktek pemantauan pasien di PMB Mutiara “Juma’ani,

S.Tr.Keb” Desa Kramat Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan.

Anda mungkin juga menyukai