KOMPREHENSIF
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya
DESI SARIPUDIN
2119083
PENDAHULUAN
Usia adalah bagian yang sangat penting dari status reproduksi. Usia ini
dikaitkan pada peningkatan atau penurunan fungsi tubuh, sehingga sangat
mempengaruhi status kesehatan bagi seseorang. Penyebab kematian maternal
yaitu salah satunya adalah usia ibu, usia ibu yang aman untuk kehamilan dan
persalinan yaitu pada usia 20 sampai 30 tahun. Salah satu factor penyebab
hipertensi pada kehamilan yaitu ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun atau
ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun lebih berisiko tinggi mengalami
hipertensi pada kehamilan dibandingkan ibu hamil yang berusia normal sekitar
20-30 tahun (Susi Sriwahyuni, et al. 2020). Usia ibu merupakan salah satu factor
risiko yang berhubungan dengan kualitas kehamilan atau berkaitan dengan
kesiapan ibu dalam reproduksi. Pada ibu dengan usia kurang dari 20 tahun,
perkembangan alat–alat reproduksi belum matang sehingga sering timbul
komplikasi persalinan, sedangkan pada ibu dengan usia lebih dari 35 tahun, mulai
terjadi regresi sel–sel tubuh. (Wiknjosastro 2012)
Pada usia ≥ 35 tahun organ kandungan menua jalan lahir tambah kaku, ada
kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi persalinan macet dan
perdarahan. Umur ibu juga mempengaruhi kapasitas tropiknya, sehingga pada ibu
dengan umur lebih tua cenderung mempunyai bayi yang berat badannya lebih
rendah. Selain itu hal yang paling dikhawatirkan jika usia ibu diatas 35 tahun ialah
kualitas sel telur yang di hasilkan juga tidak baik. Ibu yang hamil pada usia ini
punya resiko 4 kali lipat di banding sebelum usia 35 tahun. Kehamilan pada usia >
35 tahun dapat juga terjadi hipertensi. Insiden hipertensi yang makin meningkat
dengan bertambahnya usia. Arteri akan kehilangan elastisitas atau kelenturan
sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku.
Terjadinya preeklamsi pada kehamilan dengan usia terlalu tua karena kesehatan
ibu sudah menurun, banyaknya penyakit, system imun sudah menurun, asupan
makanan tidak dijaga. Pada usia >35 tahun, otot-otot dasar panggul tidak elastis
lagi sehingga mudah terjadi komplikasi baik saat hamil maupun persalinan seperti
pre-eklampsi,hipertensi, diabetes mellitus, anemia yang juga dapat mengakibatkan
kelahiran prematur atau BBLR. (Wiknjosastro 2012)
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
hamil dengan kehamilan trimester III, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
dengan menggunakan metode Varney dan pendokumentasian SOAP.
2.2 Persalinan
2.2.1 Definisi Persalinan
Pelahiran bayi adalah periode dari awitan kontraksi uterus yang regular
sampai ekspulsi plasenta. Proses terjadinya hal ini secara normal disebut
persalinan (labor) suatu istilah yang pada konteks obstetric mengambil beberapa
konotasi dari bahasa inggris. Menurut New Shorter Oxford English Dictionary
(1993), toil, trouble, suffering, bodily exertion, especially when painful, and an
outcome of work merupakan karakteristik persalinan dan terlihat dalam proses
persalinan. Konotasi tersebut, seluruhnya, tampaknya sesuai dan menekankan
perlunya tenaga medis untuk mendukung kebutuhan perempuan yang sedang
bersalin, terutama dalam peredaan nyeri secara efektif. (Cuningham dkk, 2014).
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian
kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
(Kurniarun, 2016)
2.2.2 Macam-Macam Persalinan
Macam-macam persalinan (Kurniarun,2016) adalah sebagai berikut:
1.Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui
jalan lahir ibu tersebut.
2.Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps,
atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
3.Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
2.2.3 Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
Persalinan berdasarkan umur kehamilan (Kurniarun,2016):
1. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 gr.
2. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau
bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
3. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau
bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
4. Partus maturus atau a’terme
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau
bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
5. Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.
2.2.4 Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Menurut (Kurniarun,2016) sebab mulainya persalinan belum diketahui
dengan jelas. Agaknya banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama
sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah:
penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh
janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya
persalinan adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim
lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot
rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga oxytocin bertambah dan meningkatkan
aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat
tanda-tanda persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi
yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian
pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot
dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi
kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak
terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi
janin, dan induksi (mulainya ) persalinan.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena,
intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur
kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi
otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya
kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer
pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.
Asuhan sayang ibu dan bayi yang dapat diberikan oleh bidan adalah
dengan menanyakan pada diri kita sendiri “Bagaimanakah bila hal
tersebut atau masalah tersebut terjadi pada saya sendiri atau terjadi pada
keluarga saya”. Persalinan merupakan proses alami atau fisiologis.
Setiap perempuan yang menginginkan kehamilan dan bayinya, pastilah
akan melalui suatu proses persalinan. Tanpa seorang penolong, proses
persalinan tetap dapat berlangsung. Namun, yang menjadi
permasalahan adalah apakah proses persalinan tersebut berjalan sesuai
yang diharapkan, yang berarti apakah ibu dan bayi dapat terselamatkan?
Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi dalam persalinan, maka diperlukan peran seorang bidan yang
dapat menurunkan kematian ibu dan bayinya. Mengingat bahwa
persalinan merupakan suatu proses yang alami, maka jika tidak ada
indikasi, bidan diharapkan tidak melakukan intervensi yang tidak perlu
terutama tanpa persetujuan ibu. Dengan demikian, diharapkan
persalinan akan berlangsung aman dan nyaman sesuai yang diharapkan
bidan, ibu, dan keluarganya. Selain itu, asuhan saying ibu dan bayi
dapat diberikan oleh bidan pada setiap kala persalinan dengan
mengacu pada hak-hak klien.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap tuberculosis
Cara pemberian dan dosis:
• Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
• Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio
musculus deltoideus),dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
Efek samping:
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul
bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi
dalam waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2–10 mm.
Penanganan efek samping:
• Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan
antiseptik
• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar
anjurkan orangtua membawa bayi ke dokter.
(Setiyani, 2016)
b. Vaksin DPT-HB-HiB
Deskripsi:
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan
untuk pencegahan terhadap difteri,
tetanus, pertusis (batuk rejan),
hepatitis B, dan infeksi
Haemophilus influenzae tipe b
secara simultan.
Cara pemberian dan dosis:
• Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada anterolateral
paha atas.
• Satu dosis anak adalah 0,5 ml
Kontra indikasi:
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan
saraf serius .
Efek samping:
Reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada
lokasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar
kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demamtinggi, irritabilitas
(rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam
setelah pemberian.
Penanganan efek samping:
• Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI
atau sari buah).
• Jika demam pakaikan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
• Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.
(Setiyani, 2016)
c. Vaksin Hepatitis B
Deskripsi:
Adalah vaksin virus recombinan
yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infecious,berasal dari
HBsAg
Cara pemberian dan dosis:
• Dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB PID, secara intra-muskuler, sebaiknya
pada anterolateral paha.
• Pemberian sebanyak 3 dosis.
• Dosis pertama usia 0–7 hari, dosis berikutnya interval minimum 4
minggu (1 bulan).
Kontra indikasi:
Penderita infeksi berat yang disertai kejang.
Efek Samping:
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di
sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari.
Penanganan Efek samping:
• Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI
atau sari buah).
• Jika demam pakaikan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat
(Setiyani, 2016)
d. Vaksin Polio
- Vaksin Polio Oral
Deskripsi:
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri
dari suspensi viruspoliomyelitis
tipe 1,2, dan 3 (strain Sabin) yang
sudahdilemahkan.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap poliomielitis
Cara pemberian dan dosis:
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, denganinterval setiap dosis minimal 4 minggu.
Kontra indikasi:
Pada individu yang menderita “immune deficiency” tidak ada efek
yang berbahaya yang timbulakibat pemberian polio pada anak yang
sedang sakit.
Efek Samping:
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah
mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti bisa.
Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi
dosis ulang.
(Setiyani, 2016)
- Vaksin PolioInactive Polio Vaccine (IPV)
Deskripsi:
Bentuk suspensi injeksi.
Indikasi:
Untuk pencegahan poliomyelitis
pada bayi dan anak
immunocompromised, kontak di
lingkungan keluarga dan pada
individu dimana vaksin polio oral
menjadi kontra indikasi.
Cara pemberian dan dosis:
• Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan
dosis pemberian 0,5 ml.
• Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-turut 0,5 ml harus diberikan
pada interval satu atau dua bulan.
• IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai dengan
rekomendasi dari WHO.
• Bagi orang dewasa yang belum di imunisasi diberikan 2 suntikan
berturut-turut dengan interval satu atau dua bulan.
Kontra indikasi:
• Sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit kronis
progresif.
• Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya.
• Penyakit demam akibat infeksi akut: tunggu sampai sembuh.
• Alergi terhadap Streptomycin.
Efek samping:
Reaksi lokal pada tempat penyuntikan: nyeri, kemerahan, indurasi dan
bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan bisa
bertahan selama satu atau dua hari.
(Setiyani, 2016)
e. Vaksin Campak
Deskripsi:
Vaksin virus hidup yang
dilemahkan.
Indikasi:
Pemberian kekebalan aktif
terhadap penyakit campak
Cara pemberian dan dosis:
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau
anterolateral paha, pada usia 9–11 bulan.
Kontra indikasi:
Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu
yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia,
limfoma.
Efek samping:
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.
(Setiyani, 2016)
(Vivian, 2014)
b. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk
mempertahankan tingkatkekebalan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan. Imunisasi lanjutandiberikan kepada anak usia bawah tiga
tahun (Batita), anak usia sekolah dasar, danwanita usia subur. Vaksin yang
diberikan adalah: vaksin DT, vaksin TD. (Setiyani, 2016)
c. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang
paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode
waktu tertentu.Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah
sebagai berikut :
a) Backlog Fighting
Backlog Fightingmerupakan upaya aktif yang dilakukan untuk
melengkapi imunisasi dasar kepada anak yang berumur 1–3 tahun.
Kegiatan Backlog fighting ini diprioritaskan pada desa yang selama
2 (dua)tahun berturut-turut tidak mencapai UCI (Universal Child
Immunization). (Setiyani, 2016)
b) Crash Program
Crash program merupakan kegiatan yang ditujukan untuk wilayah
yang memerlukan intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya
KLB. Kriteria pemilihan daerah yang akan dilakukan crash program
adalah angkakematian bayi akibat PD3I tinggi, infrastruktur (tenaga,
sarana, dana) kurang. Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak
mencapai UCI. Crash program bisadilakukan untuk satu atau lebih
jenis imunisasi, misalnya campak, atau campakterpadu dengan polio.
(Setiyani, 2016)
c) PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
PIN merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara
serentak di suatu negara dalam waktu singkat.Kegiatan PIN ini
bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran suatupenyakit
(misalnya polio). Imunisasi yang diberikan pada PIN diberikan
tanpamemandang status imunisasi sebelumnya. (Setiyani, 2016)
d) Sub-PIN
Sub PIN merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi dilaksanakan
pada wilayah terbatas (beberapa provinsi atau kabupaten/kota).
(Setiyani, 2016)
e) Catch up Campaign Campak
Catch up campaign campak merupakan suatu upaya untuk
memutuskan transmisi penularan virus campak pada anak usia
sekolah dasar. Kegiatan ini dilakukandengan pemberian imunisasi
campak secara serentak kepada anak sekolah dasardari kelas satu
hingga kelas enam atau yang sederajat, serta anak usia 6–12 tahun
yang tidak sekolah, tanpa mempertimbangkan status imunisasi
sebelumnya.Pemberian imunisasi campak pada waktu catch up
campaign campak di sampinguntuk memutus rantai penularan, juga
berguna sebagai booster atau imunisasiulangan (dosis kedua).
(Setiyani, 2016)
f) Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI)
Pedoman pelaksanaan imunisasi dalam penanganan KLB
disesuaikan dengansituasi epidemiologis penyakit masing-masing
(Setiyani, 2016)
2. Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu. Macam- macam vaksin imunisasi
pilihan yaitu ; vaksin MMR, Hib,Tifoid,Varisela, Hepatitis A, Influensa,
Pneumokokus, Rotavirus, Japanese Ensephalitis dan HPV. (Setiyani, 2016)
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. T G2P1A0 37 Minggu Di
Praktek Mandiri Diany Saripudin
Amd.Keb Kota Cimahi Tahun 2022
6. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang dipakai : Tidak ada
b. Keluhan : Tidak ada
c. Kontrasepsi yang lalu : Pil KB
d. Lamanya pemakaian : 1 tahun
e. Alasan Berhenti : Ibu mengatakan ingin mempunyai
anak kembali
7. Riwayat penyakit yang lalu : Ibu mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit berat seperti hipertensi, diabetes, asma, ginjal,
jantung
8. Pola Nutrisi
a. Makan : 3 X/hari (teratur)
b. Pantang makan : Tidak ada
c. Minum : 7-8 gelas / hari
9. Pola eliminasi
a. BAB : 1X/hari
b. BAK : 5-6X/hari
c. Masalah : tidak ada
10. Pola tidur
a. Malam : 8 jam
b. Siang : 2 jam
c. Masalah : Tidak ada
11. Data sosial
a. Dukungan suami : Suami sangat mendukung pada
kehamilan ini
b. Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung pada
kehamilan ini
c. Masalah : Tidak ada
E. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
a. Rambut : Bersih, tebal, tidak ada benjolan
b. Wajah : Simetris , tidak ada oedema
c. Mata : Sklera tidak ikterik , konjungtiva merah
muda (normal)
d. Hidung : Simeteris , tidak ada pengeluaran , tidak
ada polip
e. Telinga : Simetris , tidak ada pengeluaran
f. Mulut : Simetris , tidak ada lesi dan tidak ada
stomatitis
g. Gigi : Simetris , tidak ada karies dan bersih
2. Leher
a. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
b. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
c. Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
3. Dada
a. Jantung : Bunyi reguler
b. Paru – paru : Tidak ada wheezing
c. Mamae : Simetris , puting susu menonjol,
hiperpigmentasi, tidak ada benjolan dan
tidak ada pengeluaran
4. Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk : Simetris
- Striae : Tidak ada
- Luka Operasi : Tidak ada
b. Palpasi
- TFU : 27 cm
- TBBJ : 2.325 gram
- Posisi Janin
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak ada lentingan
yaitu bokong
Leopold II
- Kanan : Teraba bagian terkecil janin yaitu
ekstermitas
- Kiri : Teraba keras, memanjang yaitu
punggung (PUKI)
Leopold III : Teraba bulat, keras yaitu kepala belum
masuk PAP
c. Auskultasi
- DJJ : 142 X/menit, bunyi regular
5. Ekstremitas Atas dan Bawah
a. Atas
- Bentuk kuku : Simetris, pendek, dan bersih
- Refleks Patela : (+) Positif
- Oedema : Tidak ada
b. Bawah
- Bentuk kuku : Simetris pendek, dan bersih
- Refleks Patela : (+) Positif
- Oedema : Tidak ada
6. Kulit
a. Warna : Kuning langsat
b. Turgor : Normal
8. Data penunjang (Laboratorium)
a. Pemeriksaan Urine
- Protein : Tidak dikaji
- Reduksi : Tidak dikaji
- Urobilin : Tidak dikaji
- Bilirubin : Tidak dikaji
b. Pemeriksaan darah
- HB : 11,9 g/dL
- Golongan Darah :A
- VDRL : Tidak dikaji
c. Pemeriksaan pap smear : Tidak dikaji
III. Analisa
G2P1A0 usia kehamilan 37-38 minggu janin hidup tunggal intrauterine
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat
dengan TD: 120/70 mmHg, N: 80X/menit, S: 36.5C, P: 20X/menit,
BB: 57 kg, TB: 163 cm, TFU : 27 cm dan janin dalam keadaan sehat
yaitu DJJ: 142x/menit dengan usia kehamilan 37 minggu.
Evaluasi : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
seperti sayuran, kacang kacangan, buah buahan agar kebutuhan nutrisi
ibu terpenuhi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi makanan yang
bergizi
3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengatur pola istirahat dan beristirahat
ketika lelah, tidak bekerja terlalu berat, tidak lama berdiri, tidur siang
1-2 jam dan malam 7-8 jam
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia beristirahat yang cukup
4. Memberitahu ibu tentang bahaya kehamilan trimester III yaitu:
a. Pecah ketuban sebelum waktunya
b. Terjadi perdarahan
c. Demam yang tinggi
d. Gerakan janin yang berkurang
e. Anemia Berat
f. Nyeri kepala yang hebat
Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda bahaya trimester III dan
bersedia periksa ke tenaga kesehatan bila mengalami salah satu tanda
tersebut.
5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat folamil genio 1x1 setiap
hari setelah makan untuk membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan janin, mendukung kesehatan ibu, memberi nutrisi pada
otak janin dan mencegah kecacatan dalam kehamilan
Evaluasi : Ibu bersedia minum folamil secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk terus menjaga kebersihan diri seperti mandi
2x/hari, keramas rambut 2x seminggu, menggosok gigi 2x sehari,
ganti pakaian dalam 2x sehari dan bila merasa lembab, membersihkan
daerah genetalia sehabis mandi BAK dan BAB dari arah depan
kebelakang untuk mencegah penyebaran kuman dari anus ke vagina.
Evaluasi : Ibu bersedia menjaga kebersihan diri.
7. Memberitahu ibu tanda tanda persalinan seperti ibu merasa ingin
meneran, perineum menonjol, vulva vagina membuka, adanya
tekanan pada spinghter anus.
Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda tanda persalunan
8. Menganjurkan ibu untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya
1 minggu kemudian pada tanggal 2 Mei 2022 atau bila ada keluhan.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk datang kembali sesuai dengan tanggal
yang telah ditentukan dan apabila ada keluhan.
I. DATA SUBJEKTIF
A. Keluhan Utama
Ny. T mengatakan mules mules sejak pukul 16.00 WIB.
B. Riwayat Obstetri
HPHT : 11 Agustus 2021
Tafsiran Persalinan : 17 Mei 2022
Ukuran Kehamilan : 39 minggu 1 hari
Obat yang dikonsumsi : Folamil genio
III. ANALISA
G2P1A0 Parturient aterm kala I fase aktif
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal
dengan hasil : TD = 120/70 mmhg, N=80x/menit, S=36,8, R=20x/menit
TFU= 26cm, DJJ= 143x/menit, Pembukaan 5
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberi dukungan kepada ibu
Evaluasi : ibu merasa tenang
3. Memberikan ibu asupan cairan dan nutrisi serta menganjurkan eliminasi,
mobilisasi
Evaluasi : ibu telah meminum teh manis dan memilih gerakan mobilisasi
yaitu dengan berjalan
4. Memberikan KIE miring ke kiri kepada ibu
Evaluasi : ibu bersedia dan melakukannya
5. Memberikan KIE teknik relaksasi ketika kontraksi yaitu dengan ibu tetap
tenang, tarik nafas dari hidung pelan-pelan dan keluarkan dari mulut
secara perlahan.
Evaluasi : ibu mengerti dan melakukannya
6. Menganjurkan ibu posisi yang nyaman
Evaluasi : ibu mengerti dan melakukannya
7. Memijat punggung ibu agar rasa nyeri berkurang
Evaluasi : ibu merasa senang karena nyeri terasa berkurang
8. Memantau kemajuan persalinan
Evaluasi : melakukan pendokumentasian menggunakan lembar observasi
dan partograf
KALA II
Tanggal/jam pengkaji : 11 Mei 2022/20.40 WIB
Tempat pengkajian : Ruang bersalin
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan sudah merasa mulas yang semakin sering dan sudah ada
keinginan untuk meneran.
II. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg
R : 20 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36,5 C
Pemeriksaan dalam
Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm ( Lengkap )
Ketuban : Pecah sejak pukul 20.40 WIB
Penurunan kepala : Station +2
Presentasi : Kepala
Posisi : Ubun-ubun kecil
Molase : 0, menumbung
III. ANALISA
G2p01a0 parturient aterm kala II
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu akan segera
melahirkan
Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
KALA III
Tanggal / jam pengkaji : 11 Mei 2022 /20.50 WIB
Tempat : Ruang bersalin
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih merasa mules
III. ANALISA
P2a0 kala III
IV. PENATALAKSANAAN .
1. Memberitahu ibu bahwa akan di sutikan oksitosin secara IM di paha
sebelah kanan 1/3 paha luar.
Evaluasi : oksitosin telah diberikan pukul 20.50
2. Melakukan penjepitan tali pusat menggunakan klem ± 3 cm dari tali pusat
bayi dan menjepit klem kedua jarak 2 cm dari klem pertama.
Evaluasi : tali pusat telah terjepit
3. Memotong tali pusat diantara 2 klem dengan tangan kiri dan tangan kanan
tetap melindungi bayi dari guntinng kemudian mengikatnya
KALA IV
Tanggal/jam pengkajian : 11 Mei 2022 / 21.15 WIB
Tempat : Ruang bersalin
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih merasakan mules, namun lega atas kelahiran bayinya.
III. ANALISA
P2a0 kala IV
IV. PENATALAKSANAAN
1. Mengecek kelengkapan plasenta
Evaluasi : plasenta lahir lengkap
2. Mengecek luka laserasi
Evaluasi : tidak terdapat luka laserasi
3. Menilai ulang kontraksi
Evaluasi : kontraksi uterus keras
4. Mengajarkan keluarga masase uterus dan diberikan pengertian jika uterus
lembek segara beri tahu bidan dan jika bagian perut keras berarti kontraksi
baik
Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti atas pejelasan yang diberikan
5. Membersihkan badan ibu menggunakan air bersih pasca persalinan dan
membantu ibu memakai pakaian
Evaluasi : ibu tampak bersih dan nyaman
6. Melakukan IMD selama 1 jam
Evaluasi : bayi berhasil melakukan IMD
7. Mengajurkan ibu untuk makan dan minum agar tenaga ibu cepat pulih
Evaluasi : ibu mengerti, serta ibu mau makan dan minum
8. Memberikan vit K kepada bayi dan salep mata satu jam setelah lahir.
Evaluasi : vit K dan salep mata telah diberikan.
9. Dekontaminasi alat partus set ke dalam klorin 0,5 % selama 10 menit
Evaluasi : melakukan dekontaminasi alat
10.Melakukan pemantauan kala IV yaitu observasi TD, His, Nadi, TFU,
Kotraksi kandung kemih dan pendarahan setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2 serta observasi suhu setiap 1
jam.
Evaluasi : pemantauan telah dilakukan
I. DATA SUBJEKTIF
A. Status kesehatan
1. Keluhan utama : ibu mengatakan masih merasa mulas
2. Pada 6 jam terakhir
Ibu mengatakan sudah makan roti dengan teh, tidak ada pantangan
makanan. ibu sudah BAK dan belum BAB.
3. Riwayat persalinan sekarang
4. Riwayat mobilisasi
Ibu mengatakan sudah dapat miring kanan/kiri, duduk, turun dari
tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk ganti pembalut dan BAK
tidak dibantu/ sendiri.
III. ANALISA
P2a0 postpartum 6 jam
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluaga hasil pemeriksaan fisik bahwa ibu dalam
keadaan baik dengan hasil : TD = 110/80 mmhg, N = 80x/menit,
R=20x/menit, S=36,5
Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberi tahu ibu untuk tidur/beristirahat saat bayi tidur
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukannya
3. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI ekslusif 6 bulan tanpa tambahan/
makanan apapun
Evaluasi : ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Mengajari ibu untuk melakukan perawatan payudara dirumah agar
produksi ASI lebih banyak dan tidak ada bendungan ASI dengan cara
menyusui sendiri
Evaluasi : ibu mau diajari dan melakukannya
5. Memberitahu untuk konsumsi makanan yang bergizi dan mengandung
protein yang tinggi serta tinggi serat utuk mempercepat proses
peyembuhan jahitan perineum seperti daging dan ikan
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas seperti pengeluaran cairan
berbau busuk dari jalan lahir, terjadi pendarahan pada jalan lahir, ibu
merasa demam, pusing, pandangan kabur, kejang dan tanda bahaya pada
bayi seperti tali pusat mengeluarkan nanah dan berbau, bayi tidak mau
menyusu, badan bayi berwarna kuning segera beritahu ibu untuk
membawa bayi kepetugas kesehatan terdekat.
Evaluasi : ibu dapat mengerti dan mampu menjelaskan kembali tanda
bahaya nifas dan bayi
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 18 Mei
2022
Evaluasi : ibu mengerti dan akan datang pada kunjungan ulang
8. Melakukan pendokumentasian asuhan yang telah diberikan
Evaluasi : pendokumentasian telah dilakukan
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
1) Identitas Bayi
Nama bayi : By. Ny. T
Umur bayi : 8 jam
Tanggal/Jam lahir : 11 Mei 2022/ 20:50 WIB
Jenis Kelamin : Laki Laki
B. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan Maternal
a. Penyakit jantung : tidak ada
b. Diabetes melitus : tidak ada
c. Penyakit ginjal : tidak ada
d. Penyakit hati : tidak ada
e. Hipertensi : tidak ada
f. Penyakit kelamin : tidak ada
g. Riwayat abortus : tidak ada
2. Riwayat kesehatan prenatal
a. HPHT : 11 Agustus 2021
b. TP : 17 Mei 2022
c. Imunisasi TT : 2 kali
d. BB Ibu : Sebelum hamil : 47 kg
Setelah hamil : 57 kg
e. Keluhan TM I : Mual
Keluhan TM II : Tidak ada keluhan
Keluhan TM III : Sakit Pinggang
f. Pendarahan : tidak ada
g. Pre-eklamsi : tidak ada
h. Eklamsi : tidak ada
i. Diabetes Gestasional : tidak ada
k. Poly/oligohyramion : tidak ada
l. Infeksi : tidak ada
3. Riwayat kesehatan intranatal
a. Tanggal lahir / Jam : 11 Mei 2022 / 20:50 WIB
b. Tempat : Praktek Mandiri Bidan
c. Penolong : Bidan
d. Jenis persalinan : Normal
e. Ketuban pecah : Pecah pada pukul 20.40 WIB
f. Penyulit : Tidak ada
4. Riwayat postnatal
a. APGAR Score : 9/9
II. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,5oC
Nadi : 138 x/menit
Respirasi : 45x/menit
4. Anthropometry
a. Berat badan : 2800 g
b. Panjang badan : 45 cm
c. Lingkar kepala : 33 cm
d. Lingkar dada : 34 cm
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Tidak ada masa , bentuk simetris, distribusi rambut di
puncak kepala merata, hitam, tekstur lurus, jumlah tipis,
tidak ada kelainan
b. Muka : Tidak ada oedema , tidak pucat
c. Mata : Bentuk simetris sklera putih, konjugtiva tidak anemis,
reflek labirin (+)
d. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada cuping hidung, tidak ada polip
e. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran
f. Mulut : bentuk simetris, tidak ada labioskizis palatoskizis atau
labiopalatoskizis , reflek rooting (+) , reflek sucking (+)
g. Leher : adanya reflek tonic kneck (+), tidak ada pembengkakkan,
tidak ada kelenjar limfe dan kelenar tiroid
h. Dada : bentuk simetris, frekuensi bunyi nafas 45x/menit, bunyi
jantung 138/menit, lingkar dada 34 cm
i. Tangan : bentuk simetris, jumlah kelengkapan normal, reflek
grasping (+), kulit terlihat keriput
j. Abdomen : tidak ada cekungan, tidak ada pendarahan tali pusat, tidak
ada benjolan sekitar daerah perut
k. Genetalia : terlihat penis, teraba testis dan skrotum
l. Ekstermitas : bentuk simetris, pergerakkan normal, jumlah jari lengkap,
reflek babinski (+),
m. Punggung : tidak ada pembengkakkan, terlihat simetris, tidak ada
cekungan pada tulang punggung
n. Anus : adanya anus, berlubang
o. Kulit : verniks ada, warna kemerahan, tidak ada pembengkakkan,
tidak ada tanda lahir, kulit keriput
III. ANALISA
Neonatal cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 8 jam
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada orang tua bayi bahwa kondisi bayi
dalam keadaan baik- baik saja
Evaluasi : orang tua telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memandikan bayi
Evaluasi : bayi sudah di mandikan
3. Mengganti pakaian bayi dengan pakaian bersih dan kering
Evaluasi : bayi sudah dipakaikan pakaian bersih dan kering
4. Menjaga kehangatan bayi
Evaluasi : bayi telah memakai topi
5. Membantu ibu untuk menyusui bayinya
Evaluasi : ibu menyusui bayinya
6. Mengajarkan ibu mengenai teknik menyusui yang baik yaitu badan bayi
harus dekat dengan ibu, puting susu dan areola harus tercakup mulut bayi,
dan bayi tidak mengeluarkan bunyi saat menyusui.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bisa melakukannya
7. Memberikan imunisasi Hb0 0,5 mg secara intramuskular di paha kanan
anterolateral.
Evaluasi : imunisasi Hb0 telah diberikan pada bayi jam 06:15 WIB
8. Memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat
Evaluasi : ibu mengerti dan memahami tentang perawatan tali pusat
9. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 18 Mei 2022
Evaluasi : ibu paham dan mengerti
10. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin minimal
setiap 2-3 jam sekali
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukannya
11. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan
Evaluasi : hasil pemeriksaan telah didokumentasikan
I. DATA SUBJEKTIF
Status kesehatan
Keluhan utama : Ibu mengatakan merasa sedikit lelah karena bayinya suka
terbangun di malam hari dan harus menyusui bayinya
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
a) Makan
Frekuensi : 3x/hari
Jenis makanan : nasi, sayur, dan lauk-pauk
b) Minum
Frekuensi : 8 gelas/hari
Jenis minuman : air putih, teh, susu
b. Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : padat
Warna : kuning
b) BAK
Frekuensi : 3x/hari
Warna : jernih
Konsistensi : cair
c. Istirahat
a) Tidur siang : 2 jam/ketika bayi tidur ibu pun istirahat
b) Tidur malam : ±7 jam/hari
II. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,7°C
4. Berat badan : 52 kg
5. Payudara
Inspeksi : Bentuk simetris, areola kecoklatan, puting susu
menonjol, pengeluaran ASI
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
6. Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, tidak ada luka jahitan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
TFU : pertegahan pusat dan simpisis pubis
Kontraksi uterus : keras
Kandung kemih : kosong
7. Genetalia
Inspeksi : Tidak terdapat luka jahitan, tidak ada oedema,
darah berwarna merah kecoklatan (lochea
sanguelenta), pengeluaran ±10 cc
8. Ekstremitas
a. Atas : Simetris, tidak ada oedema,
b. Bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada luka atau
bekas luka, tidak ada varises.
III. ANALISA
P2a0 post partum 6 hari
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam kondisi normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk beristirahat atau tidur siang pada saat bayi
tertidur dan mengurangi pekerjaan rumahnya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya
3. Memotivasi agar ibu memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau on demand
(sesuai keinginan bayi), sehingga pemberian ASI menjadi optimal
Evaluasi : ibu mengerti dengan hal yang telah dijelaskan.
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut apabila dalam 4 jam
pembalut sudah penuh atau maksimal 6 jam ibu harus mengganti pembalut
walaupun pembalut belum penuh.
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham serta dapat menyebutkan kembali
konseling yang telah diberikan.
5. Menjelaskan mengenai tanda bahaya post partum seperti demam, keluar
darah banyak dari vagina, payudara bengkak atau mengeluarkan nanah.
Evaluasi : Ibu mengerti mengenai tanda bahaya post partum.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 25 Mei
2022
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang
7. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan
Evaluasi : hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya tidak demam. Dalam sehari bayi BAK 9-10 kali
dan BAB 3 kali. Bayi hanya diberikan ASI 2-3 jam sekali atau ketika bayi
menangis, dan pola tidur bayi pada malam hari sering terbangun pada pukul 12.00
WIB, atau 02.00 WIB dini hari, dan pada siang hari bayi sering tertidur
III. ANALISA
Neonatal cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari
IV. PETALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan cara menjaga kehangatan bayi dengan cara memakaikan baju,
topi, kaos kaki dan membungkus atau membedong bayi dengan pernel
serta menyelimuti dengan kain bersih.
Evaluasi :Ibu mengerti cara kehangatan bayi
3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan lainnya.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya 2 jam sekali atau sesuai
dengan keinginan bayi.
Evaluasi : Ibu mengerti waktu untuk menyusui bayinya
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi yaitu malas atau tidak mau
menyusu, kejang, nafas tidak normal, bayi kuning, merintih, tampak biru
pada ektremitas, demam, jika a da tanda bahaya jika ada tanda bahaya
pada bayi ibu harus segera memeriksakan bayinya ke petugas kesehatan.
Evaluasi : Ibu mengerti tanda bahaya pada bayi.
6. Menjelaskan mengenai personal hygiene seperti memandikan bayi 2 kali
sehari dengan air hangat dan dijemur setiap pagi selama 15 menit pada
pukul 08:00 WIB.
Evaluasi : Ibu mengetahui dan akan menerapkannya
7. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25 Mei 2022.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia untuk kunjungan ulang.
8. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan
Evaluasi : hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.
I. DATA SUBJEKTIF
A. Status Kesehatan
1. Alasan
Ny. T melakukan kunjungan nifas 2 minggu ke PMB Diany
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih kurang tidur dan kelelahan karena bayi masih
suka begadang.
3. Riwayat Obstetrik : P2A0
5. Pola sehari-hari
a. Pola Tidur : Ibu mengatakan bayi selalu terbangun
sekitar pukul 02.00 atau 03.00 dan bayi
lebih banyak tidur ketika siang hari
g. Pola menyusui :
a) Frekuensi menyusui : Setiap bayi ingin menyusu
b) Durasi : Sampai bayi merasa kenyang
c) Keluhan : Tidak ada keluhan
h. Pola eliminasi
a) BAK : 8x/hari
b) BAB : 6x/hari
Konsistensi : lembek, cair
6. Riwayat Post Partum
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
a) Makan
Frekuensi : 3x/hari
Jenis makanan : nasi, sayur, dan lauk-pauk
b) Minum
Frekuensi : 8 gelas/hari
Jenis minuman : air putih, teh, susu
b. Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : padat
Warna : kuning
b) BAK
Frekuensi : 3x/hari
Warna : jernih
Konsistensi : cair
c. Istirahat
a) Tidur siang : 2 jam/ketika bayi tidur ibu pun istirahat
b) Tidur malam : ±7 jam/hari
d. Pola aktivitas
Jalan-jalan, melakukan pekerjaan rumah yang ringan dan merawat
bayinya
e. Kebiasaan menyusui
Posisi : duduk
Durasi : 25 menit/sampai bayi kenyang
Keluhan : tidak ada keluhan
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dan normal
Evaluasi: ibu sudah mengetahui keadaan nya dan memahami hasil
pemeriksaan
2. Memberi tahu ibu pola istirahat agar ibu tidak mudah lelah dengan cara
tidur siang ketika bayi sudah tidur
Evaluasi : ibu dapat memahami apa yang di anjurkan dan ibu sudah bisa
mengatur waktu istirahat dengan cukup
3. Memastikan ibu masih memberikan ASI ekslusif
Evaluasi : ibu mengatakan bayi nya masih di beri ASI ekslusif
4. Memberitahu kepada ibu tentang konsumsi makanan yang bergizi seperti
sayuran, daging, buah buahan
Evaluasi : ibu dapat memahami tentang penting nya mengkonsumsi makan
bergizi dan sudah melakukan nya
5. Memberikan konseling jenis-jenis kontrasepsi KB beserta efek sampingnya
Evaluasi : ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi IUD
6. Melakukan pendokumentasian SOAP
Evaluasi : SOAP sudah didokumentasikan
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas/Biodata
1. Identitas bayi
Nama bayi : By. N
Umur bayi : 2 minggu
Tanggal/Jam lahir : 11 Mei 2022/ 20.50 WIB
Jenis kelamin : laki laki
B. Status Kesehatan
1. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksaan bayinya.
2. Keluhan : Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat, tidak
demam serta tidak ada keluhan lainnya.
3. Riwayat kesehatan : Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat,
tidak demam, batuk ataupun pilek.
4. ASI : Ibu mengatakan bayinya masih diberikan ASI
eksklusif.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu bahwa hasil pemeriksaan bayinya dalam keadaan
normal.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya dalam keadaan
normal
2. Memastikan ibu utuk masih menyusui bayinya dengan ASI eksklusif
selama 6 bulan penuh tanpa tambahan
Evaluasi : ibu masih memberikan ASI eksklusif tanpa tambahan apapun
3. Memberitahu ibu untuk menjemur bayinya agar kebutuhan vitamin D bayi
terpenuhi.
Evaluasi : ibu bersedia untuk menjemur bayi setiap pagi.
4. Memberitahu tanda bahaya pada bayi yaitu tidak mau menyusu, demam,
tidur terus-terusan, berwarna kuning , untuk segera mengujungi fasilitas
kesehatan untuk melakukan pemeriksaan.
Evaluasi : ibu mengerti tentang tanda bahaya pada bayi
5. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang imunisasi bayi selajutnya pada
tanggal 11 Juni 2022
Evaluasi : ibu bersedia untuk imunisasi bayi berikutnya
6. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan.
Evaluasi : hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.
I. DATA SUBJEKTIF
A. Status Kesehatan
1. Alasan
Ny. T melakukan kunjungan nifas 2 minggu ke PMB Diany
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3. Riwayat Obstetrik : P2A0
4. Pola sehari-hari
a. Pola Tidur : ibu mengatakan terkadang terbangun pada
malam hari ketika bayi menangis
b. Pola menyusui :
a) Frekuensi menyusui : setiap bayi ingin menyusu
b) Durasi : sampai bayi merasa kenyang
c) Posisi : duduk
c) Keluhan : Tidak ada keluhan
6. Riwayat Post Partum
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
a) Makan
Frekuensi : 3x/hari
Jenis makanan : nasi, sayur, dan lauk-pauk
b) Minum
Frekuensi : 8 gelas/hari
Jenis minuman : air putih, teh, susu
b. Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : padat
Warna : kuning
b) BAK
Frekuensi : 3x/hari
Warna : jernih
Konsistensi : cair
c. Istirahat
a) Tidur siang : 2 jam/ketika bayi tidur ibu pun istirahat
b) Tidur malam : ±7-8 jam/hari
d. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, perawatan bayi dan diri)
Jalan-jalan, melakukan pekerjaan rumah yang ringan dan merawat
bayinya
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
b. Dada : Pernapasan normal, tidak ada wheezing, frekuensi
20x/menit, dan bunyi jantung 80x/menit
c. Payudara : Simetris, putting susu tidak tenggelam, tidak lecet,
ada nya pengeluaran.
d. Abdomen : Tidak ada pembesaran benjolan, tfu tidak teraba
e. Ekstermitas : Simetris, tidak ada oedema, dan varices, reflex
patella (+) baik, tungkai simetris, tidak ada
siarnosis, tugor baik
f.Genetalia : Tidak ada bekas luka jahitan, lochea serosa
III. ANALISA
P2A0 post partum 6 minggu
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dan normal
Evaluasi: ibu sudah mengetahui keadaan nya dan memahami hasil
pemeriksaan
2. Memberi tahu ibu pola istirahat agar ibu tidak mudah lelah dengan cara
tidur siang ketika bayi sudah tidur
Evaluasi : ibu dapat memahami apa yang di anjurkan dan ibu sudah bisa
mengatur waktu istirahat dengan cukup
3. Memastikan ibu masih memberikan ASI ekslusif
Evaluasi : ibu mengatakan bayi nya masih di beri ASI ekslusif
4. Memberitahu kepada ibu tentang konsumsi makanan yang bernutrisi dan
bergizi
Evaluasi : ibu dapat memahami tentang penting nya mengkonsumsi makan
bergizi dan sudah melakukan nya
5. Memberi konseling mengenai alat kontrasepsi yang akan digunakan ibu
untuk menjarangkan anak.
Evaluasi : ibu memilih alat kontrasepsi IUD
6. Melakukan pemasangan kontrasepsi IUD
Evaluasi : Kontrasepsi sudah dipasangkan
7. Melakukan pendokumentasian SOAP
Evaluasi : SOAP sudah didokumentasikan