Anda di halaman 1dari 83

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT

UMUM ALIYAH I KOTA KENDARI

TAHUN 2020

OLEH :

NINING CHAERUNNISAH

NIM: 917312910106.005

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


KENDARI
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang telah

dipublikasikan pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai

angka 289.000 jiwa. Di mana terbpagi atas beberapa Negara, antara lain

Amerika Serikat mencapai 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia

Tenggara 16.000 jiwa. Untuk AKI di negara- negara Asia Tenggara

diantaranya Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per 100.000 kelahiran

hidup dan tahun 2015 mencapai 207 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170

per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup,

Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran

hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup. Memang jika dilihat dari

nilai rata-rata AKI di Indonesia masih jauh lebih tinggi daripada negara asia

Tenggara lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya kelompok kehamilan

berisiko (Kurniati, 2017).

WHO pada tahun 2017 AKI di dunia masih tinggi dengan jumlah 289.000

jiwa. Beberapa Negara berkembang AKI yang cukup tinggi seperti di Afrika

Sub-Saharan sebanyak179.000 jiwa, Asia Selatan sebanyak 69.000 jiwa, dan di

Asia Tenggara sebanyak 16.000 jiwa. AKI di Negara – Negara Asia Tenggara

salah satunya di Indonesia sebanyak 190 per 100.000 kelahiran hidup

(Ikrawanty, 2019).

2
Menurut WHO, kejadian ketuban pecah dini (KPD) atau insiden PROM

(prelobour rupture of membrane) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran.

KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi

pada kehamilan aterm. Pada 30% kasus KPD merupakan penyebab kelahiran

premature. (Nur Rohmawati, 2018).

Faktor yang dapat menyebabkan kematian ibu ini diantaranya adalah

pendarahan 60-70%, pre-eklamsia dan eklamsia 10-20%, dan infeksi 10-20%.

Infeksi pada kehamilan 23% dapat disebabkan oleh kejadian ketuban pecah

dini (Ikrawati,2019).

, AKI dan AKB di Indonesia pada tahun 2015 masing-masing ialah 305

per 100.000 kelahiran hidup dan 32 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu

penyebab mortalitas ibu dan neonatus adalah kejadian ketuban pecah dini.

Hingga saat ini belum ada data yang dapat menunjukkan secara pasti angka

kejadian KPD secara nasional (Teuku, 2018).

Ketuban pecah dini terjadi pada 6-19% kehamilan (Wals, 2008).

Insiden ketuban pecah dini berkisar antara 8-10 % pada kehamilan aterm atau

cukup bulan, sedangkan pada kehamilan preterm terjadi pada 1% kehamilan

Pada kehamilan aterm 90% terjadi kelahiran dalam 24 jam setelah ketuban

pecah.

Faktor penyebab ketuban pecah dini belum diketahui atau tidak dapat

ditemukan secara pasti. Namun, kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi

antara lain adalah paritas, kelainan selaput ketuban, usia ibu, serviks yang

3
pendek, infeksi, serviks inkompeten, trauma, gemeli, hidramnion, kelainan

letak, alkohol, dan merokok (Nugrahini dkk, 2017).

Pada penelitian (Maria & Sari, 2016), ibu dengan usia kehamilan 37-42

minggu (aterm) kemungkinan memiliki risiko 3,300 kali lebih mengalami KPD

dibandingkan dengan usia kehamilan <37 minggu atau >42 minggu (preterm

dan postterm). (Hastuti dkk, 2016), ibu dengan usia <20 tahun dan >35 tahun

memiliki risiko 4,95 lebih besar mengalami KPD dibandingkan dengan ibu

dengan usia 20-35 tahun. (Irsam dkk 2014), paritas berhubungan dengan angka

kejadian KPD dengan p=0,007. Ibu yang anemia memilki risiko KPD sebesar

7,8 kali dibandingkan ibu yang tidak anemia (Sudarto, 2015).

Menurut (Human Development Report, 2010), Sampai saat ini KPD

preterm masih menjadi masalah di dunia termasuk Indonesia dan memerlukan

perhatian yang besar, karena prevalensinya yang cukup tinggi, angka kejadian

KPD di dunia mencapai 12,3% dari total angka persalinan, semuanya tersebar

di negara berkembang di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand,

Myanmar, dan Laos.

Berdasarkan data dari Rumah Sakit Aliyah I Kota Kendari tahun 2018

di dapatkan ibu bersalin yang mengalami Ketuban pecah dini berjumlah 94

orang dari 679 persalinan (7,1%) angka kejadian KPD bertambah pada tahun

2019 sebanyak 101 orang dari 872 persalinan (8,6%) dan pada tahun 2020 dari

bulan Januari-Juni berjumlah 36 orang dari 315 persalinan (8,7%). (Rekam

Medik Rumah Sakit Umum Aliyah I, 2020).

4
Berdasarkan angka kejadian Ketuban Pecah Dini yang semakin

bertambah terhadap ibu bersalin, maka penulis telah melakukan penelitian

dengan judul “Studi Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan

Masalah Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Aliyah I Kota

Kendari Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas pada latar belakang, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan tahap pengkajian data dasar

pada Ibu Bersalin dengan kasus KPD di Ruang Bersalin RSU Aliyah I

Kota Kendari Tahun 2020 ?

2. Bagaimana menetapkan asuhan kebidanan tahap Diagnosa Aktual pada Ibu

Bersalin dengan KPD Dini di Ruang Bersalin RSU Aliyah I Kota Kendari

Tahun 2020 ?

3. Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada tahap Diagnosa

Potensial pada Ibu Bersalin dengan Kasus KPD di Ruang Bersalin RSU

Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020 ?

4. Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Tahap tindakan

segera/kolaborasi pada ibu Bersalin dengan Kasus KPD di Ruang Bersalin

RSU Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020 ?

5. Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Tahap Perencanaan

pada Ibu Bersalin dengan Kasus KPD di RSU Aliyah I Kota Kendari

Tahun 2020 ?

5
6. Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada tahap Implementasi

pada Ibu Bersalin dengan Kasus KPD di RSU Aliyah I Kota Kendari

Tahun 2020 ?

7. Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada tahap Evaluasi pada

Ibu Bersalin dengan Masalah KPD Di RSU Aliyah I Kota Kendari Tahun

2020 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan

Kasus KPD Di RSU Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

2.1 Mampu melakukan asuhan Kebidanan tahap Pengkajian data dasar pada

Ibu Bersalin dengan Kasus KPD di RSU Aliyah I Kota Kendari Tahun

2020.

2.2 Mampu menentukan asuhan kebidanan tahap Diagnosa masalah aktual

pada Ibu Bersalin dengan Kasus KPD di RSU Aliyah I Kota Kendari

Tahun 2020.

2.3 Mampu menentukan asuhan Kebidanan tahap diagnosa Masalah

Potensial pada ibu bersalin dengan kasus KPD di RSU Aliyah I Kota

Kendari Tahun 2020.

2.4 Mampu melakukan asuhan Kebidanan tahap----tindakan----

segera/kolaborasi---- pada---- Ibu---- Bersalin---- dengan---- KPD di

RSU Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020.

6
2.5 Mampu melakukan asuhan Kebidanan tahap Perencanaan pada Ibu

Bersalin dengan Kasus KPD di RSU Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020.

2.6 Mampu melakukan asuhan Kebidanan Tahap Pelaksanaan pada Ibu

Bersalin dengan kasus KPD di RSU Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020.

2.7 Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Tahap Evaluasi Pada Ibu Bersalin

dengan kasus KPD di RSU Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk

mencegah dan menanggulangi KPD pada ibu bersalin di masa yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

2.1 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi yang

berharga dalam menyusun rencana kebijakan penanganan ketuban pecah

dini melalui upaya peningkatan asuhan kebidanan yang berkualitas.

2.2 Bagi Bidan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

meningkatkan asuhan kebidanan yang berkualitas terhadap Ibu Bersalin

dengan KPD

7
2.3 Bagi Peneiti

Penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis

khususnya dalam meningkatkan asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

dengan KPD.

8
BAB-----II----

TINJAUAN-----PUSTAKA----

A. Tinjauan Teori Medis----

1. Tinjauan--tentang---persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin----turun----ke----dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal

ialah proses pengeluaran---- janin yang---- terjadi---- pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan---- dengan----presentasi----

belakang kepala, tanpa komplikasi----baik ibu----maupun janin (Ikrawanty,

2018).

1.1. Jenis-Jenis----Persalinan-

1.1.1. Persalinan—Spontan--

Adalah—persalinan—yang—berlangsung—dengan—tenaga—ibu--

sendiri,--tanpa adanya----bantuan dari luar misalnya ekstraksi dari----

foceps/vakum atau----sectio----caessarea.

1.1.2. Persalinan----Anjuran---

Adalah persalinan yang----berlangsung bila kekuatan----yang di

perlukan----untuk----persalinan----ditimbulkan dari luar----dengan----

jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin, prostaglandin

(Damayanti, dkk, 2014:Oktarna, 2016; Prawirohardjo,2014).

1.2. Sebab-sebab----Terjadinya----Persalinan

1.2.1. Teori Penurunan----Hormon.--

1.2.2. Teori Distensi----Rahim--

9
1.2.3. Teori Iritasi----Mekanik--

1.2.4. Teori Plasenta----menjadi----Tua--

1.2.5. Teori----Prostaglandin--

1.2.6. Teori----oxytosin--

1.3. ---Tanda-tanda-------persalinan--

1.3.1. --Terjadinya--his----persalinan

1.3.1.1. ---Pinggang terasa----sakit----dan----mulai----menjalar kedepan.

1.3.1.2. Teratur dan----interval----yang---- makin---- pendek---- dan----

kekuatannya---- makin---- besar. ----

1.3.1.3. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.

1.3.1.4. Penambahan----aktivitas---- (seperti berjalan) ----maka----his----

tersebut semakin----meningkat.

1.3.1.5. Dilatasi----dan----effacement

1.3.2. Keluarnya---lendir-------bercampurdarah (show)

1.4. Faktor-faktor---terjadinya---persalinan---

1.4.1. Power----

1.4.1.1. His adalah kontraksi uters karena otot-otot polos rahim bekerja. Sifat

his yang baik yaitu kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi

dan relaksasi.

1.4.1.2. Tenaga ibu

1.4.2. Passenger (faktor janin)

1.4.3. Passage (jalan lahir)

1.4.4. Psikologi ibu.

10
1.4.5. Faktor penolong

1.4.6. Faktor posisi ibu

1.5. Tahap-tahap persalinan

1.5.1. Kala I (fase pembukaan)

1.5.1.1. Fase laten

Berlangsung selama 8 jam, terjadi sangat lambat hingga mencapai 3

cm.

1.5.1.1.1. Fase aktif, di bagi menjadi 3 fase yaitu:

1.5.1.1.2. Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi

4 cm.

1.5.1.1.3. Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari 4 menjadi 9.

1.5.1.1.4. Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali.

1.5.2. Kala--II--

1.5.3. Kala—III0000(kala pengeluaran uri)

1.5.4. Kala--IV--( kala pengawasan)

1.5.4.1. Memeriksa—tingkat---kesadaran.

1.5.4.2. Memeriksa--tanda-tanda--vital.

1.5.4.3. Kontraksi----uterus.

1.5.4.4. Jumlah---perdarahan.

2. Tinjauan---Tentang---Ketuban---Pecah Dini--

2.1. Pengertian Ketuban Pecah Dini

Ketuban--pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban

11
sebelum persalinan. Pecahnya selaput ketuban disebabkan proses

biokimia yang terjadi dalam kolagen matriks ekstra selular amnion,

korion, dan apoptosis membran janin (Jannah, 2018).

2.2. Anatomi Air Ketuban

Normalnya volume cairan ketuban pecah pada usia kehamilan 10-

20 minggu, sekitar 50-250 ml. Ketika memasuki minggu 30-40,

jumlahnya mencapai 500-1500 ml dan ciri-ciri kimiawi dari air ketuban

adalah: Air ketuban putih kekeruhan, berbau khas amis, reaksinya agak

alkalis atau netral, berat jenis 1.008. Komposisi terdiri atas 98% air.

Sisanya albumin, urea, asam uric, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo,

verniks kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6 gr%

perliter terutama sebagai albumin. (Marni, 2015).

Fungsi air ketuban :

1. Melindungi Janin

2. Memungkinan janin bergerak bebas

3. Menjaga tubuh janin

4. Meratakan tekanan pada uterus saat partus sehingga serviks

membuka.

2.3. Klasifikasi

2.3.1 KPD—preterm---

2.3.2 KPD—aterm----

2.4 Etiologi

2.4.1 Infeksi---

12
2.4.2. ---Jumlah--paritas

2.4.3. Serviks--yang--inkompeten

2.4.4. Tekanan—intera--uterin

2.4.5. Trauma

2.4.6. Kelainan---letak

2.5. Tanda &---Gejala

Adapun tanda dan gejala:

2.5.1. Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.

Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak,

mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes dengan ciri

pucat dan bergaris warna darah.

2.5.2. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus di produksi

sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin

yang sudah terletak dibawah biasanya mengganjal atau menyumbat

kebocoran untuk sementara.

2.5.3. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin

bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

13
2.6. Diagnosis

Menegakkan diagnosa KPD sangat penting. Karena diagnosa yang

positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirlan bayi

terlalu awal atau melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada

indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti akan

membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan

mengancam kehidupan janin, ibu dan keduanya. Oleh karena itu di

perlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa KPD di tegakkan

dengan cara:

2.6.1 Anamnesa

Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang

banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas, dan perlu

juga di perhatikan warna, keluarnya cairan tersebut his belum teratur

atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir dan darah.

2.6.2 Inspeksi

Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari

vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,

pemeriksaan ini akan lebih jelas.

2.6.3 Pemeriksaan dengan Spekulum

Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar

cairan dari orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak

keluar, fundus uteri di tekan, penderita di minta batuk, mengejan atau

mengadakan manuvover valsava, atau bagian terendah di goyangkan,

14
akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada

fornik anterior.

2.6.4 Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dalam didapat cairan di dalam vagina dan selaput

ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai pemeriksaan dalam vagina

dengan toucher perlu di pertimbangkan, pada kehamilan yang kurang

bulan yang belum dalam persalian tidak perlu di adakan pemeriksaan

dalam. Karena pada waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan

mengakumulasi segmen bawah Rahim dengan flora vagina yang

normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen.

2.6.5 Pemeriksaan Laboratorium

a. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi,

bau dan pH-nya.

b. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban,

urine, secret vagina.

c. Secret vagina ibu hamil Ph : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak

berubah warna.

d. Tes Lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi

biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7-7,5,

darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif.

e. Mikroskopis (tes pakis) dengan meneteskan air ketuban pada gelas

objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan

gambaran daun pakis.

15
2.7 Komplikasi

2.7.1 Pada---Ibu

adalah intrapartal--- dalam persalinan, infeksi--- puerparalis/masa

nifas, partus---lama,--- pendarahan------post---partum,---

meningkatkan---tindakan operatif obstetric---(khususnya SC),

morbiditas---dan---mortalitas---maternal.

2.7.2 Pada---Janin

2.7.3 --Prematuritas---

2.7.3.1 Respiratory—Distress---Syndrome (RDS).

2.7.3.2 ----Hiperbilirubinemia

2.7.3.3 Anemia---

2.7.3.4 Sepsis-----

2.7.3.5 Retinopathy---Of----Prematurity (ROP)

2.7.3.6 Intraventricular------Hemorrhage (IVH)

2.7.3.7 Necrotizing---Enterocolitis (NEC)

2.8 Penatalaksanaan..

Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal

seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostsol 25 ug–50 ug

intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Apabila ada tanda-tanda

infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri. Bila

skor pelvik <5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika

tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio caesarea. Apabila skor

pelvik >5, induksi persalinan.

16
Menurut Yulianti, L. (2014) perawatan pendahuluan

penatalaksanaan penderita dengan KPD yaitu drips oksitosin dengan


½
ampul intramuscular dalam 500 cc RL mulai dengan 8 tetes/menit

setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat maksimal 40

tetes/menit dan dilakukan penilaian ulang setiap 4 jam. Bila ibu tidak

masuk fase aktif setelah pemberian oksitosin, lakukan section

sesarea.

B. Tinjauan---Teori---asuhan---Kebidanan

1. Pengetian asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan

yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan

pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalaah dalam bidang

kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas, dan bayi baru lahir, serta keluarga

berencana.

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang di lakukan oleh bidan sesuai dengan

wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose masalah

kebidanan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

Manajemen kebidanan dan prosesnya perlu dijelaskan untuk

memberikan kesamaan pandangan. Seorang bidan dalam menerapkan

manajemen perlu lebih kritis dalam melakukan analisis untuk

mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial. Kadang kala bidan juga

17
harus segera bertindak untuk menyelesaikan masalah tertentu dan mungkin

juga melakukan kolaborasi, konsultasi dan bahkan segera merujuk klien.

2. Langkah dan proses dalam asuhan kebidanan.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masaalah secara sistematis,

mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi, selanjutnya langkah-langkah proses manjemen

kebidanan akan di jabarkan sebagai berikut :

2.1 Langkah 1: pengkajian data dasar

Bidan mengumpulkan informasi yang akurat, relevan, dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan data subyektif dan data

obyektif.

Langkah ini di lakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data

yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara lengkap, yaitu:

2.1.1 Identitas pasien

2.1.2 Riwayat kesehatan

2.1.3 Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhanya

2.1.4 Pemeriksaan tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu

2.1.5 Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

Data secara garis besar dapat di klasifikasikan menjadi data

subyektif dan data obyektif. Pada waktu mengumpulkan data

subyektif bidan harus mengembangkan hubungan antara personal

yang efektif dan data pasien yang di wawancarai, lebih

18
memperhatikan hal-hal yang menjadi keluhan utama pasien dan yang

mencemaskan, berupaya mendapatkan data/fakta yang sangat

bermakna dalam kaitan dengan masalah pasien.

Pada waktu mengumpulkan data obyektif bidan harus

memperhatikan ekspresi dan perilaku pasien, mengamati perubahan dan

kelainan fisik, memperhatikan aspek sosial budaya pasien,

menggunakan teknik yang tepat dan benar, melakukan pemeriksaan

yang terarah dan berkaitan dengan keluhan pasien.

Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan

langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus

yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau

tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam tahap pendekatan ini

harus komperhensif meliputi data subyektif , data obyektif dan hasil

pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi/masukan klien

yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan

apakah sudah tepat, lengkap, dan akurat.

2.2 Langkah II : Identifikasi diagnosa masalah actual

Bidan menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Kriteria perumusan

diagnose dan masalah diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan,

masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien dan dapat diselesaikan

dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

19
Pada langkah-- ini di identifikasi terhadap data dasar yang sudah

di kumpulkan di interpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa

dan masalah yang spesifik. Rumusan dan diagnosa masalah keduanya

digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasikan seperti

diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering

berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami pada ibu bersalin dengan

ketuban pecah dini yang diidentifikasikan oleh bidan sesuai dengan

hasil pengkajian.

Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah

diagnosa yang ditegakan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan

memenuhi standar diagnosa kebidanan.

2.3 Langkah III : Identifikasi diagnosa masalah potensial.

Pada---langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau

diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa

yang suda diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila masalah/diagnose potensial ini

benar-benar terjadi. Diagnosa potensial pada ibu dengan ketuban pecah

dini adalah persalinan lama, infeksi.

2.4 Langkah IV: mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera/kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter

dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

20
kesehatan lain sesuai dengan kondisi ibu bersalin dengan KPD.

Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses

penatalaksanaan kebidanan. Penjelasan diatas menujukan bahwa bidan

dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas

masalah/kebutuhan yang dihadapi klienya. Setelah bidan merumuskan

tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah

potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan

tindakan segera untuk segera ditangani pada bayi baru lahir tersebut.

Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan

mandiri, kolaborasi atau bersifat rujukan seperti :

2.4.1 Bidan berkolaborasi pada pemeriksaan laboratorium.

2.4.2 Melakukan kolaborasi pemberian obat-obatan.

2.4.3 Segera mempersiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan dalam

kasus emergency dan segera merujuk pasien bila ada kelainan atau

gangguan yang terjadi pada pasien ketempat dengan fasilitas yang

lebih memadai termasuk bila pasien mengalami komplikasi yang perlu

dikonsultasikan kepada dokter dalam pelaksanaan maka bidan perlu

melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

2.5 Langkah V : Merencanakan asuhan yang komprehensif/menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang

21
diidentifikasi atau antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar

yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Suatu rencana asuhan harus sama-sama disetuju oleh bidan dan

pasien agar rencana asuhan itu efektif, karena pada akhirnya wanita

itulah yang akan melaksanakan rencana atau tidak. Oleh karena itu

dalam langkah ini termasuk membuat dan mendiskusikan rencana

dengan pasien, begitu juga termasuk penegasan akan langkah

selanjutnya.

Semua keputusan dibuat dalam merencanakan asuhan yang

komprehensif harus merefleksikan alasan yang benar, berdasarkan

pengetahuan, teori yang berkaitan pada up to date serta divalidkan

dengan asumsi mengenai apa yang tidak diinginkan. Rasional yang

berdasarkan asumsi dari perilaku pasien yang tidak divalidasikan,

pengetahuan teoritas yang salah atau tidak memadai, atau data dasar

yang tidak lengkap adalah tidak sah akan menghasilkan asuhan pasien

yang tidak lengkap dan mungkin juga tidak aman.

2.6 Langkah VI :: Pelaksanaan/implementasi

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah kelima di laksanakan secara efisien

dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan

atau dengan anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak

melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya (memastikan langkah tersebut benar-

22
benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan

dokter dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien yang

mengalami kompikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap

terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.

Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan

meningkatkan mutu asuhan.

2.7 Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar

telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benarefektif dalam pelaksanaannya.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif

sedangkan sebagian belum efektif.

Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan

pengkajian yang memperjelas proses pemikiriran yang mempengaruhi

tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses

penatalaksanaan tersebut berlangsung dalam situasi klinik dan dua

langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.

C. Dokumentasi SOAP

Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan

kebidanan adalah SOAP, yang merupakan salah satu metode

pendokumentasian yang ada.

23
Soap merupakan singkatan dari :

3.1. Subjektif----(S)

3.1.1. pengumpulan data klien melalui anamnesa.

3.1.2. diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami, keluarga

3.1.4. Data---subjektif--- menguatkan---diagnose yang---akan---

dibuat.

3.2.---Objektif---(O)

3.2.1.Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari fisik

klien, hasil Lab, tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam

data focus untuk mendokumentasi assessment.

3.2.2. Tanda gejala objektif yang diperoleh hasil pemeriksaan (tanda

KU, Sign, pemeriksaan fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan

dalam/laboratorium, dan pemeriksaan penunjang) dengan

inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

3.2.3. Data ini memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang

berhubungan dengan diagnose. Data psikologis, hasil

observasi yang jujur, informasi kajian dan teknologi (Hasil

LAB, sinar X, rekaman CTG, dll) dan informasi dari keluarga

atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini, Apa

yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang

berarti dari diagnose yang ditegakkan.

24
3.3. Assesment (A)

3.3.1 Sering menganalisa adalah suatu yang penting dalam mengikuti

perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan baru

cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil

tindakan yang tepat.

3.3.2.Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.

3.3.2.1 Diagnosa/ Masalah

Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai

kondisi klien hamil, bersalin, nifas, BBL berdasarkan hasil

analisa data yang didapat.

Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga

kebutuhan klien terganggu, kemungkinan menganggu

kehamilan/kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.

3.3.2.2 Antisipasi masalah lain yang diagnose menggambarkan

pendokumentasian, perencanaan, dan evaluasi berdasarkan

assessment.

3.4. Planning (P)

3.4.1 –Perencanaan--

3.4.2. –Implementasi---

3.4.3 ---Evaluasi---

25
C. Kerangka Teoritis Penanganan pada Ketuban Pecah

Dini

Menurut (Tri, 2017) berikut adalah gambaran mengenai

penanganan KPD---

Table 2.1-- Kerangka Teoritis KPD---

Standar operasional prosedur ketuban pecah dini

Pengertian Ketuban pecah dini (KPD) atau sering disebut premature

rupture of the membrane (PROM) adalah keadaan pecahnya

selaput ketuban sebelum persalinan. Bila KPD terjadi

sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut KPD dalam

kehamilan premature

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah dalam penanganan kasus

ketuban Pecah dini

Penanganan 1. Konservatif

Rawat di rumah sakit dengan tirah baring.

2. Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau

eritromisin bila tidak tahan ampisilin dan metronidazol 2

x 500 mg selama 7 hari).

3. Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air

ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak lagi

keluar.

4. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu dan

tidak ada infeksi, tes busa negative berikan

26
dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan

kesejahteraan janin. Terminasi pada umur kehamilan 37

minggu.

5. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak

ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), dexametason,

dan induksi sesudah 24 jam.

Yulianti, L. (2014) perawatan pendahuluan

penatalaksanaan penderita dengan KPD yaitu drips

oksitosin dengan ½ ampul intramuscular dalam 500 cc

RL mulai dengan 8 tetes/menit setiap 30 menit

ditambah 4 tetes sampai his adekuat maksimal 40

tetes/menit dan dilakukan penilaian ulang setiap 4 jam.

Bila ibu tidak masuk fase aktif setelah pemberian

oksitosin, lakukan section sesarea.

27
D. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka Konsep Penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Pengkajian---Data--Dasar

Perumusan---diagnosa---masalah--

aktual

Perumusan---diagnosa---masalah

--potensial

Asuhan kebidanan ibu


bersalin dengan ketuban
Identifikasi---kebutuhan---tindakan
pecah dini
---kolaborasi

Perencanaan---asuhan

---kebidanan

Implementasii----

Evaluasi---

Ket :

: Variabel Independen

: variabel dependen

Gambar 2.2

28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

studi kasus asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian telah dilaksanakan di ruang Bersalin Rumah Sakit Umum

Aliyah I Kota Kendari.

2. Waktu

Penelitian telah dilakukan pada 27 agustus – 29 agustus 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang akan

dikaji karakteristiknya. Populasi adalah wilayah generalisas yang terdiri

dari objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Ariani, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin

dengan KPD bulan Januari - Juni di ruang bersalin RSU Aliyah I Kota

Kendari sebanyak 36 kasus.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah ibu bersalin dengan KPD di Rumah

Sakit Umum Aliyah I Kota Kendari. Teknik pengambilan sampel

29
menggunakan accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang ada

saat penelitian dilaksanakan sesuai dengan kriteria masalah dan bersedia

menjadi responden (Ariani, 2015).

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data (Anggita, 2018). Instrumen yang digunakan selama melakukan

penelitian ini adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan Ketuban Pecah Dini dan Data perkembangan menggunakan

SOAP.

E. Metode pengumpulan data

Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer

dan data sekunder (Anggita, 2018).

1. Data primer

1.1 Wawancara

Yaitu metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data dimana

penelitian mendapatkan keterengan atau penelitian secara lisan dari

seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap

berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Anggita, 2018)

Pada kasus ini wawancara dilakukan pada bidan dan keluarga pasien.

1.2 Observasi

Observasi adalah suatu prosedur yang terencana antara lain

meliputi: melihat, mencatat jumlah data, syarat aktivitas tertentu yang

30
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Anggita, 2018).

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar status pasien.

1.3 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik

pasien secara sistematis dengan cara:

1.3.1 Inspeksi

Suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematis dengan

menggunakan indra penglihatan, pandangan dan penciuman sebagai

suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara

berurutan mulai dari kepala sampai kaki.

1.3.2 Palpasi

Adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat teraba

dengan menggunakan bagian tangan yang berbeda untuk mendeteksi

jaringan, bentuk tubuh, persepsi getaran atau pergerakan dan konsistensi.

Palpasi ini digunakan untuk memeriksa daerah payudara dan daerah

abdomen.

1.3.3. Perkusi

Adalah mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk menghasilkan

getaran yang mengajar melalui jaringan tubuh. Perkusi dilakukan refleks

pattela kiri dan kanan.

31
1.3.4 Auskultasi

Adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk

mendeteksi perbedaan dari normal. Dilakukan untuk memeriksa detak

jantung janin (Anggita, 2018).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek

penelitian.

2.1. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan pada obyek penelitian, namun melalui dokumen. Pada kasus ini

data diambil di ruang bersalin Di RSU Aliyah I Kota Kendari.

2.2. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari ilmu

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Penelitian dimamfaatkan teori-

teori yang sudah ada dibuku hasil penelitian lain untuk kepentingan

penelitian.

2.3. Alat-alat yang digunakan

Alat dan bahan yang digunakan dengan teknik pengumpulan data antara

lain :

2.3.3. Alat dan bahan pengambilan data :

2.3.3.1. Format pengkajian data ibu hamil.

2.3.3.2. Alat tulis (buku dan bolpoint).

2.3.3.3. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi

2.3.3.4. Timbangan berat badan.

32
2.3.3.5. Alat pengukur tinggi badan.

2.3.3.6. Pita pengukur lingkar lengan atas.

2.3.3.7. Tensimeter

2.3.3.8. Thermometer

2.3.3.9. Stetoskop

2.3.3.10. Meteran ukur

2.3.3.11. Doppler

2.3.3.12. Jam tangan

2.3.4. Alat dan bahan untuk dokumentasi

2.3.4.1. Status atau catatan pasien

2.3.4.2. Dokumen yang ada di ruang Bersalin RSU Aliyah I Kota Kendari.

F. Pengolahan dan Penyajian Data

Penyajian data di sajikan dalam bentuk studi kasus asuhan kebidanan

dengan 7 langkah Varney.

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu memandang adanya

rekomendasi dari pihak instasi dengaan mengajukan permohonan izin

kepada instasi tempat penelitian dalam hal ini di RSU Aliyah I Kendari.

Setelah mendapat persetujuan kegiatan pengumpulan data bisa dilakukan

dengan menekankan pada masalah etika antara lain :

1. Informed consent menjadi responden

Kepada para responden yang memenuhi kriteria inklusi diberikan lembar

pernyataan peneliti untuk bersedia menjadi responden penelitian disertai

33
judul penelitian dan manfaat penelitian.Bila subyek menolak maka peneliti

tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberi kode tertentu.

3. Confidentialy (kerahasiaan)

Informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin oleh peneliti.

Data hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu yang berhubungan

dengan penelitian ini (Nursalam, 2012).

34
BAB IV

HASIL TINJAUAN KASUS

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Aliyah I berlokasi di Jalan Bungguasi Kel.

Rahandouna Kec.Poasia Kota Kendari (Latitude : -3,99894, Longitude :

122,54763, S 4o0`0,9987”E 122o32`48,50871”), dengan luas tanah 2.179

m2 dan luas bangunan 1.000 m2 dengan bangunan dua lantai dan luas lahan

parkiran terbagi dua, di halaman depan RS seluas 350 m 2 dan di halaman

belakang 828 m2 dengan lokasi yang sangat strategis dan dikelilingi oleh

pusat pertumbuhan ekonomi, social dan budaya sehingga sangat potensial

untuk perkembangan dimasa mendatang (Profil RSU Aliyah,2019.

2. Keadaan Pelayanan RSU Aliyah

Rumah Sakit Umum Aliyah merupakan rumah sakit swasta dengan

jumlah tempat tidur 60 TT dengan rincian 56 TT untuk pasien rawat inap,

1 TT ruang isolasi dan 3 Tempat tidur perawatan bayi, dan ditunjang oleh

9 dokter spesialis dan 7 dokter umum dan 3 dokter gigi, adapun fasilitas

pelayanan rumah sakit terdiri dari pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan

penunjang medik. Sarana pelayanan rawat jalan melayani poliklinik yaitu

polikilinik kebidanan/kandungan, poliklinik anak, poliklinik penyakit

dalam, poliklinik bedah, poliklinik patologi dan anatomi, poliklinik gigi

dan mulut, poliklinik umum. Untuk pelayanan rawat inap melayani

spesialis yaitu kebidanan/kandungan, anak, penyakit dalam, syaraf, bedah.

35
B. HASIL PENELITIAN

MANAJAMEN ASUHAN KEBIÐANAN INTRA NATAL CARE PADA NY.

“A" DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM

ALIYAH I KOTA KENDARI TANGGAL 27-08-2020

No-----Register-- : 03/31/64

Tanggal-----jam masuk-- : 27-08-2020, jam 00.00 wita

Tanggal -----jam pengkajian--: 27-08-2020, jam 08.00 wita

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

1.Data Subyektif

1.1 Biodata atau Identitas Ibu/Suami

Nama : Ny.A / Tn F

Umur : 22 tahun / 32 tahun

Suku : Flores/Bungku selayar

Agama : Islam/islam

Pendidikan : SI/SI

Pekerjaan : IRT/PNS

Alamat : BTN Wardana

Lama Nikah : 7 tahun

36
1.2 Data Biologis/Fisiologi

1.2.1 Keluhan utama: Ibu mengatakan keluar air-air jernih dari jalan lahir berbau

amis dan merasakan pegal-pegal pada punggung sejak tanggal 27-08-2020 pukul

24.00 WITA.

1.2.1.1 Riwayat keluhan utama

a. Mulai timbul : sejak tanggal 27-08-2020 pukul 24.00 wita

b. Sifat keluhan : hilang timbul

c. Lokasi keluhan: abdomen tembus belakang

d. Pengaruh keluhan pada fungsi tubuh : mengganggu aktivitas ibu

e. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan : Ibu berbaring diatas tempat tidur

menarik nafas panjang dan mengelus-elus perut dan pinggangnya.

1.2.1.2 Riwayat kesehatan yang lalu

a. Riwayat penyakit sekarang : Ibu mengatakan saat ini tidak sedang

menderita penyakit seperti batuk, demam, dan flu.

b. Riwayat penyakit sistemik

1. Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit jantung

2. Ginjal : Ibu mengatakan tidak merasa nyeri pada pinggang kiri ataupun

kanan dan tidak sakit pada saat BAK.

3. Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan batuk sampai

kurang lebih 3 minggu.

4. Hepatitis : Ibu mengatakan pada kuku,mata,dan kulitnya tidak pernah

berwarna kuning.

37
5. DM (diabetes melitus) : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

penyakit DM sebelumnya.

6. Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi

selama dan sebelum hamil.

7. Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang disertai

keluar busa dari mulut.

8. Lain-lain: Ibu mengatakan tidak pernah punya penyakit lain seperti

malaria, AIDS, dan penyakit menular seksual.

12.1.3. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit

menular seperti epilepsy, TBC, Hepatitis, dan penyakit menurun seperti jantung,

asma, hipertensi, DM.

1.2.1.4 Riwayat Reproduksi

a. Riwayat Haid

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28-30 hari

Durasi : 5-7 hari

Dismenhorea : Ada

Perlangsungan : Normal

b. Riwayat obstetric

A. Kehamilan sekarang

1. HPHT : 21-11-2019

2. TP: : 28-8-2020

38
3. UK : 39 minggu—4-- hari--

4. gerakan-- janin dirasakan sejak umur kehamilan 20 minggu sampai sekarang.

5. Sejak amenore tidak ada spotting/blooding, sakit kepala/pusing kadang- kadang

timbul, mual muntah pada trimester 1.

6. Imunisasi TT lengkap 2 kali yaitu TT pertama pada kehamilan 20 minggu,

kedua pada umur kehamilan 24 minggu.

c. Riwayat ginekologi;

Tidak ada riwayat infertilitas dan infeksi alat reproduksi.

d. Riwayat KB.

Ibu mengatakan menggunakan akseptor KB suntik 3 bulan selama 2 tahun.

1.2.1.5 Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

Ham TP JP Penolong UK JK BB PB AS Penya

il ke I kit

1 2015 Normal Bidan Aterm L 3000 48 + Tidak

Gr cm ada

2 2017 Normal Bidan Aterm L 3200 49 + Tidak

gram cm ada

3 2018 Abortus

4 Kehamilan sekarang

1.2.1.6 Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar

a. Pola nutrisi

1. Kebiasan selama hamil

1.1 Pola makan ibu baik, mengkomsumsi nasi, sayur, ikan, telur, dan buah

39
1.2 Frekuensi : 3x sehari

1.3 Kebutuhan minuman/cairan: 7-8 gelas/hari selama hamil.

1.4 Pantangan makanan : ibu mengatakan tidak ada pantangan makan apapun.

2. Selama inpartu

2.1 Nafsu makan dan minuman ibu berkurang karena rasa sakit yang dialaminya.

b. Pola eliminasi BAK dan BAB

1. Frekuensi BAB

Frekuensi : 1x sehari

Warna dan konsistensi : Kuning dan lunak

Perubahan memasuki persalinan : Ibu belum BAB

2. Kebiasaan BAK

Frekuensi : 4-5 x sehari

Warna dan bau : Kuning jernih / khas amoniak

Perubahan memasuki persalinan : Ibu sudah BAK

e. Personal hygiene

Selama masa kehamilan:

1. Mandi 2x sehari pagi dan sore dengan menggunakan sabun mandi

2. Keramas 3x seminggu menggunakan shampo

3. Menggosok gigi 2x sehari setiap mandi

4. Genatalia dibersihkan setiap kali BAB dan BAK

5. Kuku tangan dan kaki selalu dipotong jika sudah panjang

6. Perubahan memasuki persalinan :

6.1 Ibu belum mandi.

40
6.2 Genetalia kurang bersih karena terdapat pengeluaran cairan berbau

amis.

1.2.1.7 Pola istirahat/lidur

a. Kebiasaan

Tidur siang: 13.00 - 14.00 wita

Tidur malam : 22.00 – 05.30 wita

b. Perubahan memasuki persalinan : Ibu istirahat jika nyeri berkurang.

1.2.1.8 Data psikologis

Ibu mengatakan cemas dengan hal yang terjadi pada dirinya.

1.2.1.9 Riwayat Sosial Budaya

a. Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung

kelahiran bayinya.

1.3 Data Obyektif

1.3.1 Pemeriksaan Fisik ( umum)

13.1.1 Kesadaran : composmentis

13.12 Tanda – tanda—vital--

a TD : 110/70----mmhg

b. Nadi--- : 70x/ menit----

c. Suhu---- : 36,5oc

d. Pernapasan : 20x/menit----

1.3.1.3 Kepala : Keadaan rambut lurus, panjang, hitam, rambut tidak rontok,

tidak berketombe dan tidak terdapat benjolan disekitar kepala.

41
1.3.1.4 Wajah : Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan jika terjadi his, tidak

ada cloasma gravidarum dan oedema.

1.3.1.5 Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak pucat, dan sklera

tidak ikterus, dan penglihatan baik.

13.1.6 Hidung : Lubang hidung simetris kiri dan kanan dan tidak ada pengeluaran

secret.

1.3.1.7 Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan mulut dan gigi tampak bersih.

1.3.1.9 leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.

1.3.1.10 payudara : simetris kiri dan kanan putting susu menonjol, tidak ada

benjolan disekitar payudara dan belum ada pengeluaran

kolostrum ketika putting susu dipencet.

1.3.1.11 Abdomen : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tampak striae alba

dan linea nigra, tonus otot perut tampak tidak tegang.

a. leopold I : TFU 3 jari dibawah prosesus xyphoideus atau 34 cm

b. leopold II : Pada palpasi, teraba keras, Panjang dan ada tahanan di sisi kanan

perut ibu.

c. leopold III : Pada Leopold III. Teraba bulat, keras dan melenting

menandakan presentase kepala.

d. leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas pinggal

e. Auskultasi : DJJ terdengar jelas, teratur dengan frekuensi 135x/menit dibagian

perut sebelah kanan ibu.

f .TBJ : (34-11) 23 x 15s = 3.565

42
1.3.1.12 Genetalia : tidak ada varises dan oedema, pengeluaran cairan ketuban,

jernih dan bau khas amis, pemeriksaan dalam pada jam 08.00

wita ditemukan.

1.) Vulva / vagina : Elastis

2) Portio : lunak

3) Pembukaan : 2 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) Posisi UUK : Kiri depan

7) moulase : tidak ada

8) Penurunan : HI

9) Kesan panggul : normal

10) Pelepasan : air-air sedikit keruh dan

amis.

1.3.1.13 Ekstremitas :

b. Kaki simetris kiri dan kanan.

c. Tidak ada oedema dan varises pada ekstremitas.

1.31.14 Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan USG : Letak kepala, Janin tunggal, DJJ (+), ketuban (-).

43
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

GIV PII AI Umur kehamilan 39 minggu 4 hari, intrauterine, tunggal, hidup,

punggung kanan. presentase kepala, kepala sudah masuk PAP, keadaan umum ibu

dan janin baik, inpartu kala I fase laten dengan masalah ketuban pecah dini.

1. GIV PII AI

Dasar

DS : Ibu mengatakan hamil yang ke-4, dan pernah mengalami keguguran 1 kali

sebelumnya.

DO :

a. Tonus otot perut tidak tegang

b. Tampak striae alba dan linea nigra

Analisis dan interpretasi

1. Ibu mengatakan hamil yang ke-4 kalinya, pernah keguguran 1 kali, dan

pada pemeriksaan tonus otot perut tampak tidak tegang karena sudah

pernah mengalami peregangan sebelumnya.

2. Tampak adanya linea nigra karena adanya pengaruh dari peningkatan

Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang dihasilkan oleh lobus

anterior hipofisis (Dartiwen & Nurhayati, Y. 2019).

2. Umur Kehamilan 39 Minggu 4 hari

Dasar:

DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 21-11-2019

DO

a. Tanggal Kunjungan : 27-08-2020

44
b. TP : 28-08-2020

c. TFU : 3 jari dibawah processus xyphoideus (px)

Analisis dan interpretasi

1. Di lihat dari HPHT 21-111-2019 Sampai tanggal kunjungan 27-08-2020 umur

kehamilan adalah 39 minggu 4 hari

2. Pada palpasi abdomen, TFU didapatkan 3 jari dibawah prosesus xyphoideus

yang menandakan bahwa umur kehamilan sekitar 40 minggu (Dartiwen dan

Nurhayati, Y. 2019).

3. Kehamilan Intra Uterine

Dasar :

DS : Ibu mengatakan sejak amenorea tidak pemah merasakan nyeri perut

hebat.

DO : .Auskultasi DJJ (+): 135x/mnit

Analisis dan interpretasi

Merasakan-nyeri tekan yang—hebat--selama kehamilan dan saat

pemeriksaan abdomen ibu--tidak--nyeri, ini menandakan kehamilan ibu

merupakan kehamilan intra uterin, serta didukung pula dengan adanya

pembesaran perut (Dartiwen dan Nurhayati, Y. 2019).

4. Kehamilan Tunggal

Dasar:

DS : Ibu mengatakan pergerakan janin dirasakan pada area abdomen sebelah kiri

DO: - DJJ terdengar pada sisi kanan perut ibu frekuensi 135x/menit.

- Pada pemeriksaan leopol II hanya teraba 2 bagian besar janin.

45
Analisis dan interprestasi

Pada pemeriksaan Leopold II hanya teraba dua bagian terbesar janin yaitu

bokong dan kepala serta pada auskultasi DJJ terdengar pada salah satu sisi perut

ibu yaitu kuadran kanan bawah perut ibu. (Dartiwen dan Nurhayati, Y. 2019).

5. Janin Hidup

Dasar

DS : Ibu mengatakan janin bergerak sejak umur kehamilan 20 minggu sampai

sekarang.

DO--: : DJJ---terdengar---135x/menit.

Analisis dan interpretasi

pergerakan janin dan terdengarnya---DJJ menandakan bahwa janin--dalam

keadaan-- hidup. (Dartiwen Nurhayati, Y. 2019).

6. Punggung Kanan

Dasar

DS : Ibu mengatakan janin bergerak pada perut sebelah kiri.

DO : Pada leopold II : Teraba punggung janin disebelah kanan perut ibu.

Analisis dan interpretasi

Pada leopold II teraba tahanan yang paling banyak dan teraba datar disebelah

kanan perut ibu dan pada sebelah kanan teraba bagian-hagian kecil janin dan janin

sering bergerak pada sebelah kiri perut ibu. Menandakan punggung janin berada

pada sebelah kanan perut ibu. (Dartiwen & Nurhayati, Y. 2019).

46
7. Presentase Kepala

Dasar :

DS :-

DO

a. Leopold III : Teraba kepala pada bagian terendah dari janin.

Analisis dan interprestasi

Pada pemeriksaan Leopold III, Teraba bulat, keras dan melenting pada

bagian terendah janin, itu menandakan bahwa bagian terendah janin adalah

kepala. (Dartiwen dan Nurhayati, Y. 2019).

8. Kepala sudah masuk PAP

Dasar :

DS :-

DO : Leopold IV kepala sudah masuk pintu atas panggul (divergen

Analisis dan interprestasi

Pada pemeriksaan Leopold IV, kedua jari-jari tidak saling bertemu yang

menandakan bahwa bagian terbawah dari kepala janin masuk ke dalam rongga

panggul. (Dartiwen dan Nurhayati, Y. 2019).

9. Keadaan--ibu--baik dan---janin baik

Dasar :

DS-- : - Kesadaran ---composmentis.

DO:

a. TTV--Ibu--dalam batas--normal:

Auskultasi DJJ jelas teratur, frekuensi 135x/menit.

47
Analisis dan interprestasi

TTV-- dan keadaan fisik ibu berkomunikasi---dengan---baik, DJJ---(+)

dan merasakan pergerakan janin menandakan ibu dan janin dalam keadaan baik.

(Dartiwen dan Nurhayati, Y. 2019).

10. Inpartu kala 1 fase laten dengan KPD

Dasar :

DS:

a. Ibu mengatakan keluar air dari jalan Lahir sejak 27-08-2020 jam 24.00 WITA.

b. Ibu mengatakan merasakan pegal-pegal pada pinggang.

DO :

a. GIV PII AI, Usia gestasi 39 minggu 4 hari

b. Pada VT : pembukaan serviks 2 cm pada jam 08.00 wita

1.) Vulva / vagina : Elastis

2) Portio : lunak

3) Pembukaan : 2 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) Posisi UUK : Kiri depan

7) moulase : tidak ada

8) Penurunan : HI

9) Kesan panggul : normal

10) Pelepasan : air-air sedikit keruh dan amis.

48
Analisis dan interprestasi

Ketuban pecah dini merupakan keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia

yang terjadi dalam kolagen matriks ekstra selular amnion, korion, dan apoptosis

membran janin (Jannah, 2018).

LANGKAH--III.---IDENTIFIKASI—DIAGNOSA---MASALAH--

POTENSIAL

Dasar

DS : Ibu mengatakan keluar air-air dari jalan lahir sejak tanggal 27-08-2020 jam

Jam 24.00 wita.

DO :

a. Ada pelepasan air-air divulva

b. Pada VT: pembukaan serviks 2 cm. Pada jam 08.00 wita

1.) Vulva / vagina : Elastis

2) Portio : lunak

3) Pembukaan : 2 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) Posisi UUK : Kiri depan

7) moulase : tidak ada

8) Penurunan : HI

9) Kesan panggul : normal

10) Pelepasan : air-air sedikit keruh dan amis.

49
Analisis dan interprestasi

yaitu infeksi intrapartal dalam persalinan, infeksi puerperalis. Sedangkan—

pada---janin—adalah--prematuritas,--respiratory—distress--syndrome,--sepsis—

hal—ini—menyebab—morbiditas—dan—mortalitas--perinatal (Marnik)

LANGKAH--IV. TINDAKAN-- KOLABORASI

Kolaborasi---dengan spesialis kandungan Obgyn tentang penanganan ketuban

pecah dini dan pemberian obat-obatan antibiotik dan vitamin

Bidan : Antisipasi tindakan segera, yaitu observasi kemajuan dilatasi serviks

setiap 4 jam sekali atau <4 jam bila pembukaan lengkap, observasi TTV,

kontraksi uterus dan DJJ.

Dokter : Menganjurkan pasang infuse RL + Induksi oxytosin drip ½ cc dengan

tetesan pertama 8 tpm dan dinaikkan 4 tetes setiap 30 menit sekali sampai

tetesan maksimal 40 tpm dan terapi gentacymin 80 mg tab 1x1/hari.

LANGKAH V. RENCANA ASUHAN

1. Tujuan

1.1. Kala I fase aktif berlangsung normal

1.2. Kondisi ibu dan janin tetap dalam batas normal

1.3. Ibu mendapat dukungan psikologis dari keluarga dan petugas.

1.4. Ibu dapat beradaptasi terhadap keluhan yang dirasakan

2. Kriteria keberhasilan

2.1. TTV ibu dalam batas normal

2.2. Tidak terjadi gawat janin

2.3. Kontraksi terus adekuat 4-5 x dalam 10 menit,durasi > 40 detik

50
2.4. DJJ kuat dan teratur 120-160x/menit.

3. Rencana tindakan

Tanggal 27-08-2020. pukul : 08.00 wita

3.1 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

Rasional: Dengan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan Ibu dapat

mengerti dan mau memberikan informasi yang dibutuhakan.

3.2 Minta ibu untuk atau keluarga untuk menandatangani informed consent untuk

tindakan medis selanjutnya.

Rasional : informed consent bertujuan untuk tindakan yang akan dilakukan

dan antisipasi terjadi penyimpangan dan sebagai dokumentasi

bidan sebagai persetujuan

3.3 Observasi tanda tanda vital ibu

Rasional : Tanda- tanda vital merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui keadaan ibu baik atau buruk.

3.4. Pasang infus RL + Induksi oxytosin drip ½


cc dengan tetesan pertama 8 tpm

dan dinaikkan 4 tetes setiap 30 menit sekali sampai tetesan maksimal 40 tpm

Rasional : pemberian infuse IV dapat mempertahankan kondisi keadaan

umum ibu dan janin.

3.5 Lakukan kolaborasi dengan dr obgyn untuk pemberian terapi obat

Rasional : Berkolaborasi dengan dr.obgyn dapat mengetahui terapi obat apa

saja yang cocok untuk indikasi pasien.

3.6. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang dirasa nyaman oleh ibu, dan ibu

Tidak dianjurkan untuk jalan-jalan dan turun dari tempat tidur.

51
Rasional :

a. Tidur miring salah satu sisi dapat meningkatkan oksigenasi janin karena

tidur miring dapat mencega penekenan vena kava inferior olch ulerus yang

membesar yang dapat mengurangi suplai darah dari ibu ke janin yang juga

mempengaruhi output jantung

b. Ketuban sudah pecah dan penurunan kepala Hl dengan ibu berjalan-jalan

dapat terjadi penumbungan bagian- bagian terkecil dari janin sehingga dapat

menghambat proses persalinan.

3.7. Anjurkan ibu untuk berkemih sesering mungkin

Rasional :

Kandung kemih yang penuh dapat menekan majunya kepala dan juga dapat

memberikan perasaan tidak nyaman.

3.8 Anjurkan ibu untuk makan dan minum

Rasional : makan dan minum darat mencegah dehidrasi dan kelelahan serta

memberi kekuatan saat mengedan dalam proses persalinan

3.9 Observasi pembukaan/dilatasi serviks setiap 4 jam atau <4 jam bila ada

indikasi (meningkatnya frekuensi, durasi serta intensitas kontraksi dan ada

tanda gejala kala II).

Rasional : untuk memantau kemajuan pembukaan serviks.

3.10 Anjurkan ibu untuk relaksasi/pengaturan nafas panjang

Rasional : Pada saat kontraksi terjadi ketegangan yang hebat, yang dapat

berkurang jika dilakukan pengaturan nafas terutama pada saat

pemgeluran nafas dari mulut.

52
3.11 Observasi His dan DJJ setiap 30 menit

Rasional : Untuk mengetahui kemajuan persalinan darn keadaan janin.

3.12 Mempersiapkan alat dan bahan serta obat-obatan

Rasional : untuk memudahkan tindakan menolong persalinan.

3.13 Lakukan vulva hygiene dengan kapas DTT

Rasional: Untuk mencegah kuman pathogen masuk kedalam jalan lahir.

3.14 Lakukan tindakan persalinan sesuai prosedur persalinan normal

Rasional : Melakukan pertolongan sesuai prosedur persalinan agar

pertolongan yang diberikan dapat berlangsung normal.

3.15. Lakukan tindakan pengeluaran plasenta sesuai manajemen aktif kala III

Rasional : Melakukan tindakan pengeluaran plascnta sesuai manajemen aktif

kala III agar tindakan berjalan lancar.

3.16 Lakukan penjahitan laserasi perineum sesuai derajat ruptur perineum

Rasional : Melakukan penjahitan laserasi untuk mencegah terjadinya

Perdarahan.

3.17 Lakukan asuhan pada bayi baru lahir

Rasional : Dengan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dapat mencegah

kemungkinan yang membahayakan terjadi pada bayi baru lahir.

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 27-08-2020

1. Memberitahukan pasien dan keluarga prosedur yang---akan--dilaksanakan.

53
2. meminta pasien untuk atau keluarga untuk menandatangani informed consent

untuk tindakan medis selanjutnya

3. Mengobservasi tanda- tanda vital ibu.

4. Memasang infus RL + Induksi oxytosin drip ½ cc dengan tetesan pertama 8 tpm

dan dinaikkan 4 tetes setiap 30 menit sekali sampai tetesan maksimal 40 tpm

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi obat

Berupa Gentamycin 80 mg tab 1x1/hari.

6. Memberitahu pasien mencari posisi nyaman, ibu tidak dianjurkan untuk jalan-

jalan dan turun dari tempat tidur.

7. Menganjurkan ibu untuk berkemih sesering mungkin.

8. Menganjurkan ibu makan dan minum saat tidak ada his.

9. Observasi pembukaan/dilatasi serviks setiap 4 jam atau <4 jam bila ada indikasi

(meningkatnya frekuensi, durasi serta intensitas kontraksi dan ada tanda gejala

kala II).

10. Menganjurkan ibu relaksasi atau pengaturan nafas panjang.

11. Mengobservasi his dan djj setiap 30 menit

12. mempersiapkan alat bahan dan obat-obatan.

a. Persiapan Penolong

- Celemek

- Sepatu boot

- Masker

- Penutup kepala

- Kacamata

54
- Handuk bersih

b. Persiapan ibu dan bayi

- 1 buah handuk kering dan bersih

- Alas bokong

- 1 buah selimut

- 1 sarung bersih dan kering

- Pakaian ibu

- Pakaian dan topi bayi

- Softex/pembalut

- 2 buah washlap

c. Partus set dan alat steril lainnya

- 2 klem kocher

- Gunting tali pusat

- Penjepit/benang tali pusat

- Gunting episiotomy

- ½
kocher

- 3 sarung tangan steril

- Kasa 5 buah

- Kateter nelaton

- Tabung suntik

- Kapas DTT

d. Hecting set

55
- Tabung suntik

- 1 pinset anatomi dan 1 pinset sirurgi

- Nadpoolder

- Benang catgut

- Jarum

- 1 pasang handscoon steril

e. Peralatan tidak steril

- Tensimeter

- Thermometer

- Deele/penghisap lendir

- Dopler/leenec

- 2 Nierbeken

- Tempat plasenta

- Tempat sampah kering dan basah

- Wadah larutan clorin

- Wadah larutan DTT

- Timbangan bayi

- Pita ukur

f. Obat-obatan

- Oksitosin 2 ampul

- Lidokain

- Cairan infuse RL

56
- Infus set

- Vitamin K

- Salep mata

13. Melakukan vulva hygene dengan menggunakan kapas

14. Melakukan pertolongan persalinan sesuai prosedur.

15. Melakukan tindakan pengeluaran plasenta sesuai manajemen aktif kala II

16. Melakukan penjahitan laserasi perineum sesuai derajat robekan.

17. Melakukan asuhan pada bayi baru lahir.

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal : 28-08-2020, jam 09.00 wita

1. Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia untuk ditangani.

2. Ibu telah menandatangani informed consent untuk persetujuan tindakan medis

selanjutnya.

3. Keadaan umum ibu baik, dan tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu

Jam 08.00 : TD: 110/70 mmhg, N 70x/menit--, S:--- 36,5oc, P: 20x/menit---

Jam 12.00 : TD : 110/80 mmHg, N : 70x/menit, S : 36,5oc, P : 18x/menit

Jam 16.00 : TD : 120/80 mmHg, N : 75x/menit, S : 37oc, p : 18x/menit

4. Infus telah terpasang dengan cairan RL ditangan kiri ibu dengan drip oxytocin

8 tetesan pertama setiap 30 menit + 4 tetes hingga his adekuat maksimal 40

tetes.

Jam 8.00 – 9.00 – 10.00 – 11.00 – 12.00 – 13.00 –


08.30 9.30 10.30 11.30 12.30 13.20

57
Tetesan 8 12 16 20 24 28 32 32 32 32 32 32
tp tp tp tp tp tp tp tp tp tp tp tpm
m m m m m m m m m m m

Jam 14.00 – 14.30 15.00 – 15.30 16.00 – 16.30 17.00 –17.30 18.
00
tetesan 32 32 32 32 32 32 32 32 32
tpm tpm tpm tpm Tpm tpm tpm tpm tpm

5. Obat telah diberikan dan telah diminum oleh ibu.

6. Ibu merasa nyaman dengan berbaring miring kiri.

7. Ibu berkemih sesering mungkin.

8. ibu telah makan dan minum dengan porsi sedikit

9. Dilakukan observasi pembukaan serviks setiap 4 jam atau saat ada indikasi.

Pembukaan lengkap pada pukul 17.30 wita.

10. Ibu mengatur nafas bila ada his.

11. kontraksi--- uterus, durasi, dan---DJJ frekuensi 135 kali/menit.

12. Semua alat, bahan dan obat telah disiapkan.

13. Telah dilakukan vulva hygiene

14. Persalinan berlangsung normal pada pukul 18.00 wita, ibu melahirkan secara

spontan bayi lahir perempuan dengan LBK, BB 3000 gram dan panjang 49 cm

langsung menangis spontan dengan apgar score 8/9.

15. Plasenta lahir spontan pada pukul 18.10 wita dengan kotiledon dan selaput

utuh.

16. Heating pada ruptur perenium telah dilakukan.

58
17. Asuhan pada bayi baru lahir telah dilakukan.

59
PENDOKUMENTASIAN---HASIL---ASUHAN---KEBIDANAN

SOAP

TANGGAL--- 27-08-2020

No Register : 03/31/64

Tanggal / Jam masuk : 27-08-2020, jam 00.00 wita

Tanggal / jam pengkajian : 27-08-2020, jam 08.00 wita

SUBYEKTIF (S)

1. Ibu hamil ke4 dan abortus 1 kali.

2. HPHT 21-11- 2020

3. Ibu mengatakan keluar air-air jernih dari jalan lahir yang bau amis dan pegal-

pegal pada punggung sejak tanggal 27-08-2020 jam 24.00 wita

4. Tidak ada riwayat penyakit menular

5. Ibu mngatakan tidak ada riwayat alergi obat maupun makanan.

OBYEKTIF (O)

1. Keadaan umum : ibu baik

2. Kesadaran : composmentis

3. Tanda tanda vital ibu

Tekanan darah : 110/70 mmhg

Nadi : 70x/ menit

Suhu : 36,5C

Pernapasan : 20x/menit

4. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tampak striae alba dan linea nigra,

tonus otot perut tidak tegang, dan tidak terdapat luka bekas operasi.

60
a. leopold I : TFU 3 jari dibawah procesus xyphoideus

b. leopold II : Punggung kanan

c. leopold III : Presentase kepala

d. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas pinggul

e. Auskultasi : DJJ terdengar jelas teratur dengan frekuensi 135x/menit di sebelah

kanan perut ibu.

5. Kontraksi uterus kuat dan sering dengan frekuensi---4-5---kali tiap 10--menit

dengan—durasi--- 45-50--detik

6. VT dilakukan pada tanggal 27-08-2020

Pemeriksan pertama pada jam 08.00 wita

1. Vulva / vagina : elastis

2) Portio : lunak

3) Pembukaan : 2 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) UUK : Kiri depan

7) Moulase : tidak ada

8) Penurunan : hodge I

9) Kesan panggul : normal

10) pelepasan : air-air sedikit keruh dan bau amis.

Pemeriksan kedua pada jam 12.00 wita

1) Vulva / vagina : elastis

2) Portio : menipis

61
3) Pembukaan : 5 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) UUK : kiri depan

7) Moulase : tidak ada

8) Penurunan : hodge II

9) Kesan panggul : normal

10) pelepasan : air-air sedikit keruh dan bau amis

Pemeriksan ketiga pada jam 16.00 wita

1) Vulva / vagina : elastis

2) Portio : menipis

3) Pembukaan : 8 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) UUK : Kiri depan

7) Penumbungan : tidak ada

8) Penurunan : hodge III

9) Kesan panggul : normal

10) pelepasan : lendir dan darah

Pemeriksan keempat pada jam 17.30 wita

1) Vulva / vagina : elastis

2) Portio : melesap

3) Pembukaan : 10 cm

62
4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) UUK : Kiri depan

7) Moulase : tidak ada

8) Penurunan : hodge IV

9) Kesan panggul : normal

10) Pelepasan : lendir dan darah

ASESSMENT (A)

GIV PII AI Umur kehamilan 39 minggu 4 hari, intrauterine, janin tunggal, hidup,

punggung kanan, presentase kepala, kepala sudah masuk PAP, keadaan umum ibu

dan janin baik, inpartu kala I fase laten dengan masalah ketuban pecah dini.

PLANNING (P)

Tanggal : 27 -08-2020, jam 08.00 wita

1. Memberitahukan kepada ibu---tindakan yang--akan--dilakukan.

Hasil---: ibu sudah mengetahui dan-- mau mengikuti prosedur

2. Meminta pasien atau keluarga untuk menandatangani informed consent untuk

tindakan medis selanjutnya.

Hasil : Suami dari pasien telah menandatangani informed consent.

3. Mengobservasi tanda- tanda vital ibu dan janin: TD, nadi, pernapasan, suhu

dan DJJ.

Hasil : Jam 08.00 : TD:-- 110/70 mmhg--,---N 70x/menit---, S:-- 36,5oc,

P--: 20x/menit---

Jam 12.00 : TD : 110/80 mmHg, N : 70x/menit, S : 36,5oc, P : 18x/menit

63
Jam 16.00 : TD : 120/80 mmHg, N : 75x/menit, S : 37oc, p : 18x/menit

Memberikan infuse RL + oxytocin 8 tetes/menit setiap 30 menit+ 4 tetes

sampai his adekuat (4x/10 menit durasi > 40 detik).

Hasil : infus telah dipasang dengan RL+ oxytocin 8 tetes/menit setiap 30

menit ditambah 4 tetes sampai maksimal 40 tpm.

4. kerjasama dengan--dokter obgyn pemberian---obat gentamycin 80 mg tab

1x1/hai.

Hasil : obat telah diberikan dan sudah diminum sesuai anjuran dokter.

5. Memberitahu ibu untuk mencari posisi nyaman dan tidak boleh berjalan

Hasil: ibu telah mengambil posisi yang menurutnya aman, dan mau mengikuti

anjuran bidan untuk tidak jalan-jalan.

6. Menganjurkan ibu untuk berkemih sesering mungkin.

Hasil : ibu mau melakukan anjuran yang dianjurkan oleh bidan

7. Menganjurkan ibu makan dan minum saat tidak ada his

Hasil : ibu telah makan dan minum dengan porsi sedikit

8. Observasi pembukaan setiap---4—jam--

Hasil :

1) Vulva / vagina : elastis

2) Portio : lunak

3) Pembukaan : 2 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) UUK : Kiri depan

64
7) Moulase : tidak ada

8) Penurunan : hodge I

9) Kesan panggul : normal

10) pelepasan : air-air sedikit keruh dan bau amis.

Pemeriksan kedua pada jam 12.00 wita

1) Vulva / vagina : elastis

2) Portio : menipis

3) Pembukaan : 5 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) UUK : kiri depan

7) Moulase : tidak ada

8) Penurunan : hodge II

9) Kesan panggul : normal

10) pelepasan : air-air sedikit keruh dan bau amis

Pemeriksan ketiga pada jam 16.00 wita

1) Vulva / vagina : elastis

2) Portio : menipis

3) Pembukaan : 8 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) UUK : Kiri depan

7) Penumbungan : tidak ada

65
8) Penurunan : hodge III

9) Kesan panggul : normal

10) pelepasan : lendir dan darah

Pemeriksan keempat pada jam 17.30 wita

1) Vulva / vagina : elastis

2) Portio : melesap

3) Pembukaan : 10 cm

4) Ketuban : (-)

5) Presentasi : kepala

6) UUK : Kiri depan

7) Moulase : tidak ada

8) Penurunan : hodge IV

9) Kesan panggul : normal

10) Pelepasan : lendir dan darah

9. Menganjurkan ibu relaksasi atau pengaturan nafas panjang

10. Memeriksa his dan DJJ setiap--30--menit.

Hasil :

Jam frekuensi Durasi Kekuatan DJJ Nadi

08.30 ii 25” 28” L 125x/menit 70x/i

09.00 ii 28” 28” L 125x/menit 70x/i

09.30 iii 30” 30” 30” L 128x/menit 70x/i

10.00 iii 30” 30” 30” L 128x/menit 75x/i

10.30 iii 35” 35” 35” L 129x/menit 75x/i

66
11.00 iiii 35” 35” 35”35” L 130x/menit 75x/i

11.30 iii 40”40”40”40” L 135xmenit 75x/i

12.00 iii 40” 40” 40” 40” S 135x/menit 70x/i

12.30 iiii 40” 40” 40” 40” S 134x/menit 70x/i

13.00 iiii 40” 40” 40” 40” S 137x/menit 73x/i

13.30 iiii “40” 40” 40”40” S 137x/menit 73x/i

74x/i
14.00 iiii 40” 41” 40” 40” S 138x/menit
74x/i
14.30 iiii 40” 40” 40” 41” S 139x/menit
75x/i
15.00 iiii 42” 42” 42” 43” K 139x/menit
75x/i
15.30 iiii 43” 43” 45” 45 K 140x/menit
75x/i
16.00 iiii 45” 45” 45” 45” K 140x/menit
80x/i
16.30 iiii 50” 50” 50” 50” K 137x/menit
80x/i
17.00 iiiii 50”50”50”50”50 K 137x/menit
80x/i
17.30 iiiii 50”50”50”50”50 K 136x/menit
80x/i
18.00 iiiii 50”50”50”50”50 K 135x/menit

11. Mempersiapkan alat bahan dan obat.

Hasil-- : telah disiapkan.

12. Melakukan vulva hygene dengan menggunakan kapas.

Hasil : vulva dan vagina telah dibersihkan dengan kapas DTT

67
13. Melakukan pertolongan persalinan sesuai prosedur

Hasil : persalinan berlangsung normal. dimana ibu telah melahirkan

Pervaginam secara spontan, LBK, jam 18.00 wita bayi lahir perempuan

dengan BB 3000 gram dan PB 49 cm langsung menangis spontan dengan A/S

8/9

15. Melakukan tindakan pengeluaran plasenta sesuai manajemen aktif kala 1II

Hasil : jam 18.10 wita plasenta telah lahir secara spontan dengan kotiledon

dan selaput lengkap.

16. Melakukan penjahitan laserasi perineum sesuai derajat laserasi

Hasil : rupture perenium derajat 2 dengan teknik jelujur dengan anastesi

lidokain 1 ampul.

17. Melakukan asuhan pada bayi baru lahir

Hasil : bayi telah ditimbang dengan BBL 3000 gram, PBL 49 cm, telah

disuntik vit. K 0,05 cc, hepatitis B nol dengan dosis 0,5 cc, serta permberian

salep mata antibiotik profilaksis, serta telah melakukan inisiasi menyusui dini

( IMD).

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

68
SOAP

TANGGAL 28-08-2020

No. Register : 03/31/64

Tanggal /jam masuk : 27-08-2020. 00.00 wita

Tanggal / jam pengkajian : 28-08-2020, jam 08.30 wita

SUBYEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan masih terasa nyeri pada luka bekas jahitan perineum.

2. Ibu mengatakan sudah BAK dan BAB.

OBYEKTIF (O)

1. Keadaan umum : ibu baik

2. Kesadaran : composmentis

3. Tanda-tanda vital normal

- TD : 120/80 mmHg - Nadi : 78 kali/menit

- Pernapasan : 19 kali/menit--- - Suhu : 37oc

4. Pengeluaran---lochea.....

ASSESMENT (A)

Post partum hari ke-II

PLANNING (P)

Tanggal : 28-08-2020, jam : 08.40 wita

1.Melakukan observasi kontraksi uterus

Hasil : kontraksi uterus ibu baik

2. Melakukan observasi TTV

Hasil : TTV dalam batas normal

69
3. Memantau kemungkinan tanda infeksi-- pada bekas

Jahitan---perenium.

Hasil--: ---tidak ditemukan infeksi

4. Memantau pengeluaran lochea

Hasil : pengeluaran pervaginam berupa lochea rubra

5. Memberikakan pelayanan, perhatian dan kenyamanan untuk ibu agar

membantu penyembuhan ibu.

Hasil : memberikan pelayanan terbaik,melakukan pendekatan terhadap pasien,

memberikan dukungan moral dan berdoa agar menjadi penyemangat bagi ibu.

6. Aff infus

Hasil : infuse pada tangan kiri ibu telah dilepas.

7. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan personal hygienenya dan

mengkonsumsi makanan bergizi.

Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran bidan.

8. melanjutkan hasil kolaborasi pemberian obat.

Hasil :

a. Asam mefenamat 500 mg 3x1

b. Amoxilin 3x1

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

70
SOAP

TANGGAL 29-08-2020

No. Register : 03/31/64

Tanggal /jam masuk : 27-08-2020. 00.00 wita

Tanggal / jam pengkajian : 29-08-2020, jam 09.30 wita

Hari ke-III

SUBYEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan keadaanya sudah jauh lebih membaik

2. Ibu---mengatakan---pengeluaran---ASI nya---sudah mulai lancar

OBYEKTIF (O)

1. KU baik

2. Kesadaran---composmentis--

3. TTV ibu :

a. TD:--120/80----mmhg

b. N: ---80x/menit----

c---.S: 36,9C

d. P: 24x/menit

4. Infuse sudah tidak terpasang lagi di tangan ibu

6. Sudah---makan---makanan dan---minuman yang bergizi---seimbang

7. Terdapat----pengeluaran---lochea---

ASSESMENT---- (A)---

Post----partum----hari---ke- III

PLANNING ---- (P)---

71
Tanggal---- 29-08-2020, jam : 09.40 wita

1. Melakukan observasi kontraksi uterus

Hasil : Kontraksi uterus ibu baik

2. Melakukan observasi TTV

Hasil :

TD ----: 120/80---mmhg----

N--- : 78x/ menit----

S----: 37oc

P---- : 20x/menit

3. Memantau----pengeluaran---lochea.

Hasil : pengeluaran pervaginam berupa lochea rubra

4. Menganjurkan---ibu---menjaga---kkebersihan—personal—hygiene---dan---

mengkonsumsi---makanan---bergizi.

Hasil--- : ibu---bersedia---melakukan---anjuran---bidan.

5. Ibu---sudah---diperbolehkan---pulang---kerumah.

Hasil--- : ibu---dan---keluarga---merasa--- senang---bisa---segera---pulang---

kerumahnya---yang---menandakan---keadaan---kesehatannya----sudah---

membaik---

6.----Menganjurkan----ibu---melakukan---kunjungan---ulang--

Hasil : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang dan segera datang kerumah sakit

bila ada keluhan.

7. Melanjutkan hasil kolaborasi pemberian obat

a. paracetamol 500 mg 3x1

72
c. Amoxcilin 3x1 mg

Hasil : obat telah diberikan pada ibu dan sadah diminum sesuai anjuran dokter

8. Melakukan pendokumentasian asuhan yang telah diberikan

Hasil : telah dilakukan pendokumentasian asuhan yang diberikan

BAB V

73
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan studi kasus

dengan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. "A" kehamilan 39

minggu 4 hari dengan ketuban pecah dini telah di laksanakan pada tanggal 14

Agustus sd 29 Agustus 2020 di RSU Aliyah I Kota Kendari.

Pembahasan ini dimaksud agar dapat diambil suatu kesimpulan dan

pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga data

digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang efektif

dan efisien khususnya pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.

Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alasan nyata dengan

pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah.

A. Identifikasi Data Dasar

Identifikasi data dasar merupakan langkah awal dari manajemen

kebidanan, langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam

mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

Identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan pengelolahan.

Pada tahap identifikasi data dasar, Penulis tidak menemukan hambatan

yang berarti, karena pada saat pengumpulan data, pada Ny. "A" maupun

keluarganya serta bidan dan dokter yang ada di ruangan dapat memberikan

informasi secara terbuka sehingga memudahkan Penulis untuk memperoleh data.

Data yang diinginkan sesuai dengan permasalahan yang akan diangkat.

74
Data yang diambil oleh Penulis dilakukan secara terfokus pada masalah

yang dialami Ny. "A".

Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa Ketuban pecah dini merupakan

keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Pecahnya selaput ketuban

berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matriks

ekstra selular amnion, korion, dan apoptosis membran janin (Jannah, 2018).

Pada Ny. "A” pada saat pengkajian didapatkan data antara lain Kehamilan

39 minggu 4 hari dengan keluhan keluarnya air-air dari jalan lahir, yang berwarna

jernih, berbau amis dan pegal-pegal pada bagian punggung, dari pemeriksaan

dalam ditemukan pembukaan 2 cm, dan ketuban negatif (-) kering yang

menandakan ibu tersebut mengalami ketuban pecah dini.

Dengan demikian apa yang dijelaskan dalam tinjauan pustaka dengan studi

kasus Ny "A", tampak adanya kesamaan yaitu didapatkan adanya gejala utama

yaitu : ketuban pecah dini.

B. Identifikasi Diagnosa Masalah Aktual

Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang diputuskan

berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisn-analisa dasar. Dalam

menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan professional sebagai data

dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus

berlandasan ancaman keselamatan hidup klien.

Dalam tinjauan asuhan kebidanan setelah pengumpulan data, maka di

kembangkan kedalam identifikasi data yang spesifik mengenai masalah atau

diagnosa. Masalah aktual merupakan masalah yang nampak nyata yang dapat

75
diambil melalui data subjektif dan data objektif. Pada tinjauan pustaka dikatakan

bahwa diagnosis KPD ditegakkan berdasarkan adanya tanda-tanda utama yaitu

ketuban negatif pada pembukaan 2 cm pada kala I fase laten. Pada kasus Ny "A"

diperoleh diagnose masalah aktual yang didapatkan yaitu GIV PII AI Umur

kehamilan 39 minggu 4 hari, intra uterine, tunggal, hidup, punggung kanan.

presentase kepala, kepala sudah masuk PAP, keadaan---umum---ibu---dan---

janin---bak,---inpartu---kala—I—fase—aktif—dengan---KPD.--

Dengan---demikian---diagnosa/masalah---aktual---yang---telah---di

identifikasi----pada---- Ny. "A”—dengan—kasus—ketuban---pecah---dini----

menunjukkan---tidak----ada---kesenjangan---antara---teori---dan---praktik-

C. ----Identifikasi---- Diagnosa Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang terbaru. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, pencegahan bila memungkinkan, menunggu sambil

mengamati dan bersiap-siap bila hal tersebut benar-benar terjadi.

Pada tinjauan manajemen asuhan kebidanan mengidentifikasi masalah

potensial yang mungkin akan terjadi pada Ny. "A" berdasarkan pengumpulan

data, pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat kemudian dievalasi

apakah terdapat kondisi yang tidak normal, dan apabila tidak mendapatkan

penanganan segera dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga

mengancam kehidupan Ny. "A" dari tinjauan pustaka ketuban pecah dini yang

tidak ditangani segera akan menimbulkan infeksi baik pada ibu maupun pada

janin.

76
D. Tindakan Segera / Kolaborasi

Menentukan intervensi yang harus langsung segera dilakukan oleh bidan

atau dokter. Hal ini terjadi pada penderita kegawat daruratan, kolaborasi dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan lebih ahli sesuai keadaan klien. Dalam kasus

ini Penulis melakukan perlunya tindakan segera atau kolaborasi karena adanya

diagnosa atau masalah yang memerlukan tindakan segera.

E. Rencana Asuhan Kebidanan

Pada rencana manajemen asuhan kebidanan perencanaan adalah proses

penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang

didapatkan dan antisipasi diagnosa dan masalah potensial yang akan mungkin

terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan masalah yang telah ditemukan.

Pada tinjauan pustaka, perencanaan tindakan pada ibu bersalin dengan ketuban

pecah dini adalah memantau kala I fase aktif agar berlangsung normal, memantau

kondisi ibu dan janin tetap dalam batas normal, memberi support psikologis serta

menjelaskan agar ibu dapat beradaptasi dengan keluhan yang ia rasakan.

Pada langkah ini Penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan praktik dilahan.

F. Implementasi

Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerjasama

dengan tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan

langsung ataupun tindakan konsultasi maupun kolaborasi, implementasi yang

efisiensi akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta meningkatkan kualitas

pelayanan pada klien.

77
Pada tinjauan manajemen asuhan kebidanan, pelaksanaannya mengacu

pada penyusunan rencana asuhan yang telah ditetapkan dengan mengadakan kerja

sama antara petugas kesehatan lain dan atas persetujuan dari Ny. "A". Pada tahap

pelaksanaan, Penulis melaksanakan sesuai dengan rencana asuhan. Hal ini sesuai

dengan penerapan di lahan praktik pada tinjauan dan studi kasus ketuban pecah

dini tidak menimbulkan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan studi kasus pada

Ny. "A" yang didapatkan di lahan praktik.

G. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan

kebidanan yaitu merupakan penilaian terakhir tingkat keberhasilan asuhan yang

diberikan kepada klien dangan berpedoman pada masalah yang telah ditetapkan

sebelumnya. Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini didapatkan hasil

keadaan umum ibu dan janin baik, proses persalinan beringsung normal, tidak

terdapat adanya infeksi, serta sudah mendapatkan terapi obat, dan ibu sudah

diperbolehkan pulang kerumah

Dengan demikian pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny. “A" di

lahan praktek secara garis besar nampak adanya persamaan karena masalah

sebagian teratasi dengan baik.

78
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dalam proses Studi Kasus

Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah

Sakit Umum Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020 dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Pengkajian

1.1 Data Subjektif

Pada kasus Ny.A didapatkan data subjektif mengatakan keluar air-air dari

jalan lahir jam 12.00 wita disertai nyeri pada perut bagian bawah. Ibu----

mengatakan---- hamil---- yang---- ke-4---- dan---- pernah---- keguguran----1--

kali----.HPHT---21-11-2019---dan----hamil----39----minggu----4----hari.

Tanda-tanda----persalinan----yaitu----kekuatan----his----semakin----sering----

terjadi---dan—teratur--dengan----jarak---kontraksi---- yang---semakin---

pendek----.

1.2 Data Obyektif

Pada kasus Ny.A data objektif yaitu GIVPIIAI umur kehamilan 39

minggu 4 hari, keadaan umum ibu baik,kesadaran composmentis, kontraksi 2

kali dalam 10 menit durasi 20 detik, Leopold----I----TFU----3----jari----

bawah----processus xyphoideus pada---fundus----teraba----bokong----1----

bagian---besar----, Leopold---II---teraba---keras----.---memanjang---dan---

79
ada---tahan---menandakan----punggung----kanan----dan----pada----sisi--------

kiri---perut----ibu---teraba---bagian-bagian---terkecil---janin----Leopold----

III---teraba----satu---kepala---- janin----(presentase kepala)---5/5----, Leopold

IV bagian terbawah janin sudah masuk PAP (Divergen). Hasil pemeriksaan

dalam pembukaan 2 cm, porsio lunak dan tipis, ketuban negative, presentase

belakang kepala, posisi UUK kiri depan, penurunan Hodge I.

2. Interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan GIV PII AI, Masa gestasi 39

minggu 4 hari , intrauterine, tunggal, hidup, punggung kanan. presentase

kepala, kepala sudah masuk PAP, keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu

kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini.

3. Diagnosa potensial dari kasus Ny. "A" adalah potensial terjadinya infeksi

4. Tindakan kolaborasi pada kasus Ny. "A adalah kolaborasi dengan dokter

SPOG untuk tindakan selanjutnya pemasangan infuse RL + Induksi oxytosin

drip ½ dengan tetesan pertama 8 tpm dinaikkan 4 tetes tiap 30 menit sekali

sampai maksimal 40 tpm dan terapi obat gentamycin 80mg 1x1/hari.

5. Rencana tindakan yang diberikan adalah observasi pembukaan dilatasi serviks

setiap 4 jam atau <4 jam bila ada indikasi (meningkatnya frekuensi, durasi

serta intensitas kontraksi dan ada tanda gejala kala II). Dan observasi TTV,

kontraksi uterus, DJJ, merencanakan kolaborasi dengan dokter Obgyn untuk

pemasangan infuse RL + Induksi oxytosin drip ½ dengan tetesan pertama 8 tpm

dinaikkan 4 tetes tiap 30 menit sekali sampai maksimal 40 tpm dan terapi obat

gentamycin 80mg 1x1/hari.

6. Pelaksanaan pada kasus Ny.A dilakukan sesuai rencana asuhan yaitu :

80
Memberitahukan pada ibu dan keluarga tindakan atau prosedur yang akan

dilakukan, Mengobservasi tanda- tanda vital ibu dan janin, meminta ibu untuk

atau keluarga untuk menandatangani informed consent untuk tindakan medis

selanjutnya, Memasang infus RL + Induksi oxytosin drip ½


cc dengan tetesan

pertama 8 tpm dan dinaikkan 4 tetes setiap 30 menit sekali sampai tetesan

maksimal 40 tpm, Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman dan

ibu tidak dianjurkan untuk jalan-jalan dan turun dari tempat tidur,

Menganjurkan ibu untuk berkemih sesering mungkin, observasi

pembukaan/dilatasi serviks setiap 4 jam atau <4 jam bila ada indikasi

(meningkatnya frekuensi, durasi serta intensitas kontraksi dan ada tanda gejala

kala II) dan observasi TTV, Menganjurkan ibu relaksasi atau pengaturan nafas

panjang, Mengobservasi his dan djj setiap 30 menit, Melakukan vulva hygene

dengan menggunakan kapas, Melakukan pertolongan persalinan sesuai

prosedur, Melakukan tindakan pengeluaran plasenta sesuai manajemen aktif

kala II, Melakukan penjahitan laserasi perineum sesuai derajat robekan,

Melakukan asuhan pada bayi baru lahir, Melakukan kolaborasi dengan dokter

obgyn untuk pemberian terapi obat berupa gentacymin 80 mg 1x1/hari.

7. Pada kasus Ny.A evaluasi didapatkan hasil pembukaan 2 cm, porsio lunak,

ketuban negative, presentase kepala, molase tidak teraba, UUK kiri depan,

penurunan Hodge I dan kesan panggul normal. Keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, tekanan 110/70 mmHg, nadi 70 x/menit, suhu 36,5oc,

pernafasan 20 x/menit, kontraksi uterus 2 kali dalam 10 menit durasi 20 detik,

DJJ 135x/menit, telah diberikan sesuai anjuran dokter infus RL + Induksi

81
oxytosin drip ½
cc dengan tetesan pertama 8 tpm dan dinaikkan 4 tetes setiap

30 menit sekali sampai tetesan maksimal 40 tpm dan gentamycin 80 mg tab

1x1/hari.

Berdasarkan judul pada kasus Ny.A Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada

Ibu Brsalin dengan Ketuban Pecah Dini dilakukan penelitian sampai

pembukaan lengkap pada pukul 17.30 dengan drips oxy 32 tpm.

Dari penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan pada kasus Ny.A tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Penulis dapat mengemukakan

beberapa saran antara lain

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan setiap institusi dapat meningkatkan pengembangkan metode

pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan dalam memecahkan masalah.

Mengingat metode tersebut sangat bermanfaat dalam membina petugas

kesehatan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan

professional.

2. Bagi Penulis

Diharapkan hagi Penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalamaan nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

dengan ketuban pecah dini.

82
3. Bagi Instansi Rumah Sakit

Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus persalinan

potologis, baik dari segi prasarana maupun dari segi kinerja dari tenaga

kesehatan yang ada di rumah sakit.

83

Anda mungkin juga menyukai