Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS PATOLOGI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N UMUR 40 TAHUN

MINGGU DENGAN GRANDEMULTIPARA DI KELURAHAN MONGGONAO

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MPUNDA TAHUN 2022

Oleh :

SYAMSIAH

062401S19040

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

AKADEMIK HARAPAN BUNDA BIMA

TAHUN 2021 / 2022

1
BAB I
PENDAHUULUAN

A. Latar Belakang

Grandemultipara merupakan salah satu faktor resiko tinggi

kehamilan, grandemultipara biasanya diartikan sebagai seorang wanita yang

mempunyai lebih dari 4 anak (Manuaba, 2013). Menurut (Nugroho & Utama

2014) seorang wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 5 kali atau

lebih, lebih mungkin mengalami: Kontraksi yang lemah saat persalinan

(karena otot rahimnya lemah), Perdarahan setelah persalinan, Persalinan

yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina

yang berat, Plasenta Previa (Plasenta letak rendah) Wanita yang berusia 35

tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi, diabetes dan

fibroid dalam Rahim serta lebih rentan terhadap gangguan persalinan. Usia

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 - 35 tahu. Kehamilan

padausia 35 tahun atau lebih beresiko.

Jumlah kematian Ibu di Indonesia berdasarkan profil kesehatan tahun

2019 terdapat 4.221 Ibu meninggal. Kematian ibu yang terjadi akibat

perdarahan sebanyak 1.280 orang, akibat hipertensi dalam kehamilan

sebanyak 1.066 orang, akibat infeksi sebanyak 207 orang, gangguan sistem

peredaran darah sebanyak 200 orang, gangguan metabolik sebanyak 157

orang dan lain – lain sebanyak 1.311 kematian.

World Health Organization (WHO) tahun 2018 mencatat sekitar

830 wanita meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang terkait

2
dengan kehamilan maupun persalinan, dan sebanyak 99 %

diantaranya terdapat di Negara berkembang (Prawirohardjo, 2012).

Angka Kematian Ibu (AKI) Pada tahun 2015 di negara berkembang

mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan di negara

maju yang hanya mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian

kematian ibu dapat terjadi secara langsung disebabkan oleh komplikasi-

komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, atau dikarenakan sebab

tidak langsung seperti penyakit jantung, kanker dan sebagainya

(WHO,2018).

SDGs ( Sustainable Development Goals ) tahun 2015 mencatat

sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidu. Jika dibandingkn dengan Negara

di ASEAN angka kematian ibu di Indonesia jauh lebih tinggi seperti

Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000

kelahiran hidup serta Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data badan kesehatan dunia World Health Organization

(WHO) Prevelensi grandemultipara pada ibu hamil secara global 35-

37%,dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan

pada trimester pertama dan trimester kedua kehamilan.WHO juga

mencatat 40% keamtian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan

kekurangan energy kronis. Kejadian kekurangan energy kronis dinegara

Negara berkembang seperti Bangladesh,india, Indonesia, Myanmar, sri

langka, dan Thailand adalah 15-47%yaitu dengan BMI <18,5%. Adapun

3
Negara yang mempuyai kejadian yang tertinggi adalah Bangladesh yaitu

47% sedangkan Indonesia merupakan urutan keempat terbesar setelah

india dengan prevalensi 35,5%, dan yang paling rendah adalah Thailand

dengan prevalensi 15,25%. (world health organization,2018).

Target SDGs ( Sustainable Development Goals ) yaitu pada tahun

2030 mengurangi Angka Kematian Ibu hingga dibawah 70 per 100.000

Kelahiran Hidup dan mengakihiri kematian bayi dan balita yang dapat

dicegah dengan menurunkana Angka Kematian Neonatal hingga 12 per

1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita25 per 1000 kelahiran

hidup.

Jumlah Kasus Kematian Ibu di Provinsi Nusa Tenggara Barat

pada tahun 2015 sampai 2017 mengalami penurunan sebanyak 32 orang

namun pada tahun 2018, AKI melonjak naik sampai hampir 100 kasus

kematian. Kasus kematian yang terjadi pada tahun 2018 yang paling

banyak diakibatkan oleh hipertensi dalam kehamilan, lalu susul oleh

perdarahan, gangguan sistem peredaran darah, infeksi, dan terakhir

gangguan metabolik ( dinas kesehatan, 2018 ).

Jumlah Kematian Bayi pada tahun 2017 sebesar 19 kasus dan

mengalami peningkatan pada tahun 2018 mancapai 23 kasus ( profil

Kesehatan Provinsi NTB,2018 ). Data yang didapatkan dari Dinas

Kesehatan (2020 ) Kota Bima, Angka Kematian Bayi ( AKB ) terus

meningkat dari tahun ketahun didapatkan data dari tahun 2018 sebanyak

4
87. Angka Kematian Bayi sementara itu, Angka Kematian Ibu ( AKI )

juga terus meningkat.

Sebagian besar Ibu GrandeMultipara dari keluarga miskin, pekerja

keras, kelelahan dan kekurangan makanan. Mereka biasanya mengalami

anemia, kekurangan vitamin dan protein serta kekurangan kalsium yang

sangat cepat disebabkan proses kehamilan dan laktasi. ( Rao 2010 ).

Dampak yang dapat dialami oleh GrandeMultipara dalam

kehamilan terutama antepartu adalah anemia ( terutama bila jarak

kehamilan kurang dari 1 tshun ), Obesitas, hipertensi dan plasenta previa.

Komplikasi inpartum dan pascapartum adalah presentasi abnormal,

persalinan dan perlahiran yang dapat dipercepat, distosia persalinana

karena tonus otot yang buruk, bayi besar pada masa kehamilan dan

perdarahan pasca partum. Ibu grande multipara yang megalami

kompikasi anemia 59 %, perdarahan 11 %, mal presentasi 4 %, prolapse

3 %, pregnancy induced 21 % dan preeklamsi 2 %. ( Morgan dan

Hamilton 2009 ).

Program Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat sudah

melakukan upaya pencegahan dengan pedoma pelaksanaan program

Generasi Emas NTB ( GEN 2025 )merupakan program yang

diluncurkan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam upaya

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Nusa Tenggara Barat yang

cukup tinggi. Program GEN ini merupakan kegiatan pendampingan ibu

mulai dinyatakan hamil sampai masa nifas selesai bahkan bila

5
memungkinkan dimulai sejak persiapan calon ibu sehingga mengarah

pada pendampingan kesehatan keluarga. Diharapkan dengan metode

GEN ini, AKI di Nusa Tenggara Barat pada umunya dan Kota Bima

pada khususnya dapat diturunkan. Dan Petugas Kesehatan diharapkan

mampu mengidentifikasi dan melakukan penanganan risiko tinggi dan

meningkatkan status kesehatan wanita sehingga program Pemerintah

NTB dalam upaya penurunan AKI tahun 2025 berhasil.

Bentuk kegiatan perencanaan persalinan pencegahan komplikasi

( P4K ). Menindak lanjuti hasil penemuan ibu hamil baru untuk

dilakukan P4K, memberikan konseling tentang persiapan persalinan

kepada keluarga, melakukan surveilens terhadap ibu hamil yang beresiko

serta melakukan kunjungan nifas untuk pemeriksaan kesehatan dan

penggunaan KB, ASI dan pemantauan kesehatan Bayi.

Berdasarkan data diatas penulis tertarik melakukan asuhan

kebidanan secara komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny.N G6 P5 A0 H5 dengan Grandemultipara di

Puskesmas Mpunda Kota Bima Tahun 2022.

B. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ny. N dengan

6
Grandemultipara secara komprehensif di kelurahan monggonao

wilayah kerja Puskesmas Mpunda Kecamatan Mpunda Kota Bima

Tahun 2022 dengan menerapkan managemen Asuhan Kebidanan 7

langkah varney dan SOAP.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan penulis mampu :

a. Mengumpulkan data dasar secara subjektif dan objektif pada

Ny.N dengan Grandemultipara secara komprehensif di kelurahan

monggonao wilayah kerja Puskesmas Mpunda Kecamatan

Mpunda Kota Bima Tahun 2022.

b. Menginterpretasikan data dari hasil pengkajian sehingga dapat

merumuskan diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan pada

ibu hamil, bersalin, nifas pada Ny.N dengan faktor resiko

Grandemultipara.

c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu

hamil, bersalin dan nifas khususnya pada Ny. N dengan faktor

resiko Grandemultipara.

d. Antisipasi tindakan penanganan segera, untuk melakukan

kolabrasi pada Ny. N dengan Grandemultipara.

e. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada Ny.N dengan

faktor resiko Grandemultipara.

7
f. Melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat pada

Ny.N dengan faktor resiko Grandemultipara.

g. Mengevaluasi hasil setelah melakukan tindakan pada Ny.K

dengan faktor resiko Grandemultipara.

C. Manfaat Penulis

1. Manfaat Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan

Diharapkan Laporan Kasus ini dapat memberikan informasi atau

tambahan referensi bagi tenaga kesehatan terkait Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada kasus Grandemultipara.

2. Manfaat Bagi Institusi

Diharapkan dapat menambah referensi terkait Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada kasus Grandemultipara.

3. Manfaat Bagi penulis

Diharapkan penulis dapat meningkatkan wawasan dan keilmuannya

dibidang kesehatan, dan menambah keterampilan.

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

masyarakat tentang kehamilan dan factor resiko kehamilan serta

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan

8
kehamilan rutin, bersalin dan nifas di pelayanan kesehatan untuk

menurunkan Angka \

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

D. Gambaran Kasus

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “N” umur 40 tahun dilakukan


di wilayah kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima mulai dari tanggal 10 Januari
sampai dengan bulan februari tahun 2022. Adapun rangkaian pelaksanaan
asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “N” dimulai dengan pelayanan
asuhan kebidanan kehamilan normal dilakukan sebanyak 3 kali kunjungan,
yaitu kunjungan pertama pada tanggal 10 Januari tahun 2022 dilakukan
dikelurahan monggonao Rt 05/Rw 02 Mpunda Kota Bima dan hasil
pemeriksaan pada ibu hamil, adalah TTV, TD: 110/70MmHg, N: 75x/menit,
S: 36,5ºC, RR: 22X/menit, LILA: 26cm.. Kemudian kunjungan kedua tanggal
(17-01-2022) yang beralamatkan di monggonao Rt 05/Rw 02 Mpunda Kota
Bima dan hasil pemeriksaan adalah adalah TTV, TD: 100/70MmHg, N:
75x/menit, S: 36,5ºC, RR: 20X/menit, LILA: 26 cm , dan kunjungan ketiga
tanggal (24-01-2022) dilakukan di rumah Ny. “N” yang beralamatkan di
manggemaci Rt 05/Rw 02 Mpunda Kota Bima dan hasil pemeriksaan adalah
adalah TTV, TD: 110/70MmHg, N: 75x/menit, S: 36,5ºC, RR: 22X/menit,
LILA: 26 cm. Sebelum dilakukan pengkajian kasus, Ny.“N” sudah melakukan
kunjungan ANC sebanyak 6 kali di Puskesmas Mpunda kota Bima.

Selanjutnya dilakukan asuhan kebidanan persalinan normal dimana proses

persalinan Ny.“N” berlangsung di ruang bersalin Polindes Monggonao pada

tanggal 30 juni tahun 2022 dengan jenis persalinan spontan dan ditolong oleh

bidan dilanjutkan dengan pemantauan Bayi Baru Lahir (BBL). Asuhan kebidanan

masa nifas dimulai dengan pemantauan 2 jam postpartum dan dilanjutkan sampai

9
6 jam postpartum. Selanjutnya dilakukan kunjungan nifas sebanyak 4 kali

bersamaan dengan kunjungan neonatus di rumah pasien sebanyak 3 kali yaitu

kunjungan nifas dan neonatus hari ke-2 pada tanggal 2 juli 2022, kunjungan nifas

dan neonatus hari ke-6 dilakukan pada tanggal 6 juli 2022, selanjutnya

kunjungan nifas dan neonatus hari ke-14 dilakukan pada tanggal 14 juli tahun

2022, selanjutnya kunjungan nifas dan neonatus hari ke- 42 dillakukan pada

tanggal 11 agustus tahun 2022.

Kemudian yang terakhir dilakukan asuhan kebidanan Keluarga Berencana

(KB) dimana berdasarkan hasil diskusi ibu dan suami, ibu memutuskan untuk

menggunakan Metode Amenore Laktasi (MAL) sampai ibu selesai memberikan

ASI eksklusif pada bayinya atau sampai bayinya berusia 6 bulan. setelah itu, ibu

berencana untuk menggunakan KB suntik 3 bulanan. Selama dilakukannya

pemberian asuhan komprehensif, Ny.”N” cukup kooperatif dan tidak ditemukan

adanya masalah atau hambatan yang berarti, adapun keluhan-keluhan yang

dirasakan oleh ibu telah teratasi sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut.

E. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

Agustus tahun 2022. Pengkajian kasus dilakukan dengan menerapkan asuhan

kebidanan yang dimulai pada tanggal:

1) 11 Januari 2022 (UK 15 Minggu) : Pemeriksaan kehamilan pertama

bertempat di rumah pasien RT 07/RW 08 Manggemaci

10
2) 17 Januari 2022 (UK 16 Minggu) : Pemeriksaan kehamilan kedua bertempat

di rumah pasien RT 07/RW 08 Manggemaci

3) 24 januari 2022 (UK 17 Minggu) : Pemeriksaan kehamilan ketiga bertempat

di rumah pasien RT 07/RW 08 Manggemaci

4) 30 juni 2022 (UK 40Minggu) : Pertolongan persalinan bertempat di Ruang

bersalin Polindes monggonao.

5) 30 juni 2022 : pemeriksaan Bayi Baru Lahir di Puskesmas Mpunda

6) 30 juni 2022 : Kunjungan nifas 2-6 jam bertempat di Ruang Nifas Polindes

Mpunda.

7) 2 juli 2022 : Kunjungan nifas hari ke-2 dan kunjungan neonatus bertempat

di rumah pasien RT 05 /RW 02 Monggonao

8) 6 juli 2022 : Kunjungan nifas hari ke-6 dan kunjungan neonatus bertempat di

rumah pasien RT 05/RW 02 Monggonao

9) 14 juli 2022 : Kunjungan nifas hari ke-14 dan kunjungan neonatus bertempat

di rumah pasien RT 05/RW 02 monggonao

10) 11 agustus 2022 : kunjungan nifas hari ke – 42 dan kunjungan neonatus

bertempat di rumah pasien RT 05 /02 Monggonao

11
12

Anda mungkin juga menyukai