Anda di halaman 1dari 15

KONSELING PRAKONSEPSI

Oleh:

M.Helridho Budiman 1210311012

Ahmad Giffar Danto Putra 1010313005

Preseptor:

Dr. Ferdinal Ferry, Sp.OG (K)

BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

Konseling pra konsepsi merupakan konseling atau penyuluhan yang diberikan

kepada pasangan subur yang dilakukan sebelum terjadinya kehamilan. Konseling ini

termasuk salah satu tindakan preventif dalam ilmu kedokteran obstetri. Resiko cacat

mayor (dengan atau tanpa kelainan kromosom) pada populasi umum kira-kira 3 %.

Seorang wanita baru menyadari bahwa dirinya hamil setelah terlambat haid sekitar 1

atau 2 minggu. Sedangkan organogenesis janin mulai terjadi 17 hari setelah

fertilisasi. Oleh karena itu, konseling pra kehamilan ini sangat bermanfaat untuk

memberikan informasi dan nasehat kepada pasangan usia subur untuk

mempersiapkan lingkungan yang optimal bagi perkembangan janin, serta dapat

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan. Seorang wanita yang

mengikuti konseling pra konsepsi akan diberi nasehat mengenai risiko yang ada pada

dirinya dan diberikan suatu strategi untuk mengurangi pengaruh patologis yang

diketahui berdasarkan riwayat keluarga serta medis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Konseling pra konsepsi merupakan serangkaian intervensi yang ditujukan

untuk menemukan dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan social terkait

kesehatan wanita sebelum kehamilan melalui pencegahan dan penatalaksanaan.

(Center for Disease Control and Prevention).

2.2 Tujuan

Konseling pra kehamilan bertujuan untuk dapat memperbaiki hasil akhir

kehamilan. Tujuan konseling pra konsepsi menurut CDC:

1. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku pria dan wanita yang

berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

2. Memastikan bahwa semua wanita usia subur menerima layanan perawatan

konsepsi, antara lain penapisan risiko, promosi kesehatan, dan intervensi

agar wanita dapat memasuki kehamilan dengan kesehatan yang optimal.

3. Mengurangi risiko yang diindikasikan oleh adanya penyimpangan pada

hasil akhir kehamilan sebelumnya melalui mencegah dan memperkecil

berulangnya penyimpangan tersebut.

4. Mengurangi kelainan pada kehamilan yang menyimpang.

2.3 Pemeriksaan

Hal-hal yang dilakukan pada kunjungan konseling pra konsepsi, antara lain:

1. Anamnesis

Yang perlu ditanyakan dalam anamnesis:


a. Identitas pasien dan suami

Identitas meliputi nama, usia, pekerjaan, agama, dan alamat lengkap

b. Riwayat menstruasi

Ditanyakan mengenai usia saat menarche, menstruasi teratur atau

tidak, lamanya terjadi menstruasi dalam satu siklus, banyak darah per

hari, nyeri saat menstruasi

c. Riwayat perkawinan

Perlu ditanyakan mengenai perkawinan yang ke berapa, berapa lama

telah menikah

d. Riwayat kehamilan sebelumnya

Ditanyakan mengenai riwayat perdarahan pada kehamilan

sebelumnya, riwayat mual muntah, dan keluhan lain yang menyertai

e. Riwayat persalinan sebelumnya

Persalinan sebelumnya dengan cara per vaginam atau tidak, cukup

bulan atau tidak, terdapat penyulit atau tidak, dibantu persalinan oleh

dokter atau paramedic

f. Riwayat nifas sebelumnya

Nifas sebelumnya disertai demam atau tidak, terdapat perdarahan atau

tidak, serta ditanyakan mengenai riwayat pemberian ASI sebelumnya

g. Riwayat anak lahir

Ditanyakan jenis kelamin dan berat badan saat lahir


h. Riwayat penyakit keluarga

Ditanyakan mengenai riwayat penyakit keluarga seperti diabetes

mellitus, kelainan genetik, dan penyakit menular

i. Riwayat kontrasepsi

Riwayat pemakaina kontrasepsi sebelumnya, jenis serta lama

pemakaian

2. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan darah lengkap dapat menyingkirkan adanya anemia yang

diturunkan. Pemeriksaan HIV dan konseling HIV yang dilakukan atas

kesadaran pasien.

b. Pemeriksaan Toxoplasma

Pemeriksaan ini dipertimbangkan pada wanita dengan riwayat

memelihara kucing. Pemeriksaan Toxoplasma untuk menilai status

antibodi sebelum konsepsi.

c. Pemeriksaan Rubella, Varicella, dan Hepatitis B

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan vaksinasi yang akan

diberikan pada pra kehamilan

d. Pada wanita dengan penyakit jantung sianotik dapat dilakukan

pemeriksaan beberapa faktor seperti hemoglobin dan saturasi oksigen

arteri
e. Pemeriksaan lain dapat dilakukan untuk menilai wanita dengan

beberapa penyakit kronik, seperti pada penyakit ginjal, penyakit

kardiovaskular, dan diabetes mellitus.

2.4 Penilaian untuk menyelesaikan masalah

1. Riwayat reproduksi

Adanya catatan mengenai riwayat menstruasi dapat digunakan untuk menilai

tingkat penegtahuan ibu tentang fisiologi menstruasi dan dapat digunakan

untuk merencanakan kehamilan

Diagnosa dan penatalaksanaan kelainan seperti malformasi uterus dan

penyakit autoimun ibu dapat mengurangi risiko terjadinya abortus berulang

2. Riwayat keluarga

Konseling riwayat keluarga dapat mengungkap risiko penyakit yang dapat

diturunkan secara genetik. Pada beberapa kasus konseling genetik dapat

mengarah pada keputusan untuk tidak meneruskan kehamilan atau

menggunakan teknologi bantuan reproduksi yang dapat meminimalkan risiko.

Skrining karier berdasarkan riwayat keluarga atau latar belakang etnis dari

pasangan sangat penting dalam konseling sebelum terjadinya kelainan pada

kehamilan. Pengetahuan tentang status karier juga membantu pasangan untuk

mengambil keputusan tentang kehamilan serta merencanakan pemeriksaan

yang diperlukan bila terjadi kehamilan.


2.5 Skrining Faktor Risiko

1. Skrining penyakit infeksi

a. Wanita tanpa imunitas terhadap rubella dapat dikenali melalui skrining

pra konsepsi dan sindrom rubella kongenital dapat dicegah dengan

vaksinasi

b. Skrining universal bagi wanita hamil untuk virus Hepatitis B (HBV)

telah direkomendasikan oleh CDC sejak tahun 1988. Wanita dengan

risiko social atau memiliki pekerjaan dengan riwayat terpapar

Hepatitis B harus diberi penyuluhan serta diberikan vaksinasi

c. Pasien yeng berisiko terhadpa tuberkulosis harus diperiksa bila riwayat

vaksinasi BCG tidak sesuai dengan pedoman untuk skrining atau

pencegahan

d. Skrining CMV harus ditawarkan sebelum konsepsi untuk wanita yang

bekerja di ICU, fasilitas perawatan anak, atau unit dialisa darah

e. igG Parvovirus dapat ditawarkan sebelum konsepsi kepada guru dan

pekerja pengasuh anak

f. Toksoplasmosis sering dihubungkan dengan pemilik kucing. Skrining

toksoplasmosis rutin untuk menentukan status antibodi sebelum

konsepsi. Pemeriksaan rutin terhadap wanita hamil yang tidak

diketahui memiliki faktor risiko tidak dianjurkan

g. Skrining untuk antibodi varisela dilakukan untuk mengetahui riwayat

menderita varisela. Vaksin virus varisela zoster dianjurkan untuk

semua orang dewasa non imun.


h. Skrining dan pemeriksaan HIV harus ditawarkan secara rahasia dan

sukarela kepada semua wanita

i. Pemeriksaan untuk Neiesseria Gonorea, Chlamidia trachomatis dan

Treponema pallidum sering dilakukan secara rutin untuk pasien yang

aktif secara seksual.

2. Penilaian pemaparan obat

Penilaian terhadap pemaparan dengan obat baik yang dibeli bebas

maupun yang melalui resep, Penggunaan obat harus dipastikan dan

diberikan keterangan tentang pilihan obat yang paling aman.

3. Penilaian kandungan zat gizi

a. Wanita dengan riwayat anoreksia atau bulimia akan mendapatkan

keuntungan dengan konseling nutrisi dan psikologi sebelum konsepsi.

b. Kebiasaan makan seperti pika, suatu gangguan makan, dan pemakaian

suplementasi megavitamin harus dibicarakan. Penggunaan suplemen

multivitamin yang berlebihan yang mengandung vitamin A harus

dihindari karena diperkirakan diet intake vitamin A bagi banyak

wanita di Amerika sudah cukup. Vitamin bersifat teratogenik pada

manusia pada dosis 20.000-50.000 IU per hari, menimbulkan

malformasi janin seperti yang terlihat dengan pemakaian isotretinoin,

suatu derivat sintesis vitamin A.

c. Konsumsi asam folat peri konsepsi mengurangi risiko defek tabung

saraf (NTDs). Badan pelayanan kesehatan masyarakat Amerika

Serikat merekomendasikan pemakaian suplementasi 0,4 mg asam folat


perhari bagi semua wanita yang akan hamil, kecuali adanya

kontraindikasi karena anemia pernisiosa, wanita yang sebelumnya

melahirkan anak dengan defek tabung saraf harus mengkonsumsi 4

mg asam folat per hari.

2.6 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penilaian prakonsepsi

1. Riwayat Reproduksi

Informasi didapat pada saat kunjungan rutin prakehamilan melalui

pembagian kuesioner.

Adanya infertilitas, abortus, kehamilan ektopik, kematian janin

berulang.

Apakah keluarga terdekat ada yang mengalami abortus berulang, atau

adanya kelainan susunan kromosom

Pemakaian teknologi reproduksi untuk menjadi hamil, contohnya

penyuntikkan sperma intrasitoplasma (intra cytoplasmic sperm

injection / ICSI) berkaitan dengan adanya penyulit tertentu

Demikian pula dengan faktor resiko persalinan prematur rekuren,

preeklampsia, dan seksio sesarea berulang.


2. Riwayat pemakaian alkohol, dan merokok

Retardasi mental yang berhubungan dengan alkohol saat ini

merupakan satu satunya sindroma retardasi mental yang diatasi

dengan pencegahan primer

Pecandu alkohol dapat diidentifikasi dengan kuesioner berupa

rangkaian dari empat pertanyaan mengenai : adanya toleransi terhadap

alkohol, rasa terganggu mengenai kebiasaan minum, usaha untuk

mengurangi, dan riwayat minum di pagi hari

Merokok meningkatkan resiko persalinan premature, restriksi

pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah serta attention deficit

hyperactivity disorder / ADHD serta masalah prilaku dan belajar saat

anak mencapai usia sekolah

3. Riwayat Sosial

Usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan

Kehamilan usia 15 19 tahun resiko anemia dan janin dengan

pertumbuhan terhambat, persalinan premature, dan angka kematian

bayi lebih tinggi sering tidak direncanakan sehingga tidak ada

konseling

Remaja masih tumbuh dan berkembang sehingga butuh kalori yang

lebih besar daripada wanita yang lebih tua berat badan sering

kurang.
Kehamilan usia > 35 tahun saat ini 10% dengan penyulit obstetri

dan meningkatkan morbiditas dan mortilitas perinatal

Merokok juga meningkatkan resiko penyulit kehamilan yang berkaitan

dengan insufisiensi vascular, seperti insufisiensi uteroplasenta dan

solusio plasenta

Konseling kurangi / bahkan hentikan merokok prakehamilan

4. Riwayat pemakaian obat obatan terlarang

Opium mempunyai efek neonatus withdrawal : tangisan bayi high

piched, tidak mau menyusui, tremor, bayi iritabel, mengantuk, muntah,

diare dan kadang kadang kejang. Resiko penularan HIV dan

hepatitis pada penggunaan jarum bersama

Penggunaan kokain mempunyai efek pada ibu termasuk

vasokonstriksi, disamping efek kardiotoksik. Komplikasi terhadap

kehamilan : abortus spontan, IUFD, PROM, kelahiran preterm, IUGR,

dan solusio plasenta. Bersifat teratogenik : mikrosefal, defek batang

tubuh, malformasi traktus genitourinari. Resiko abnormalitas

neurobehavior dan orientasi.

Penggunaan amfetamin berhubungan dengan berkurangnya lingkar

kepala janin dan meningkatnya resiko solusio plasenta, IUGR dan

IUFD, namun tidak ada bukti berefek teratogen.


5. Riwayat mengalami kekerasan dalam rumah tangga

Riwayat kekerasan dalam RT berhubungan dengan pasangan pecandu

alkohol/obat, menganggur, dan memiliki latar belakang pendidikan atau

pendapatan yang rendah serta riwayat pernah dipenjara.

6. Imunitas

Konseling prakehamilan penilaian atas imunitas terhadap rubella

dan hepatitis B.

Vaksin : tetanus toksoid, bakteri atau virus mati (influenza,

pneumokokus, hepatitis B, meningokokus, rabies), atau virus hidup

yang sudah dilemahkan (campak, gondongan, polio, rubela, cacar air,

demam kuning).

Pemberian vaksin hidup selama kehamilan tidak dianjurkan dan

idealnya diberikan paling sedikit 3 bulan sebelum kehamilan

7. Riwayat pajanan lingkungan

Pajanan lingkungan mencakup organisme infeksius, seperti : perawat

NICU, perawat unit dialisis mungkin terpajan sitomegalovirus atau

virus sintitial traktus respiratorius dan petugas penitipan anak dan guru

di sekolah mungkin terpajan parvovirus dan rubella.

Pekerja industri yang hamil mungkin terpajan zat zat kimia seperti

logam berat atau pelarut organik.


Konseling pajanan lingkungan hindari pajanan tersebut sebelum

dan selama kehamilan

8. Riwayat makanan dan gizi

Kebiasaan makan seperti Pika : untuk es, tepung kanji, atau lumpur dan

kotoran sering dikaitkan dengan anemia.

Kebiasaan makan seperti diet vegetarian memperlihatkan defisiensi

protein, tetapi dapat dikoreksi dengan meningkatkan konsumsi telur dan

keju.

Konsumsi vitamin A tidak dianjurkan karena mempunyai efek teratogenik

terhadap manusia pada dosis 20.000 50.000 IU per hari, diantaranya

malformasi janin.

Obesitas berhubungan dengan penyulit seperti hipertensi, preeklampsia,

DM gestasional, tromboflebitis, kelainan persalinan, kehamilan post

matur, seksio sesarea dan penyulit operasi.

Defisiensi gizi seperti anoreksia dan bullimia meningkatkan resiko

timbulnya masalah terkait misalnya gangguan elektrolit, aritmia jantung,

dan kelainan saluran cerna.


DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham GF, Gant FN, Leveno JK dkk, Williams Obstetrics, Twenty-second

Edition, 2005.

2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi ke-1, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2001

3. Duenhoelter HJ, Greenhill's Office Ginecology, Tenth Edition, Obstetrics and

Gynaecology of Washington, EGC 2000

4. Hacker FN, Moore GJ, Essential of Obstetrics and Gynecology. Second Edition,

Hipocrates, 2006

5. Llewellyn D, Jones. Fundamental of Obstetrics and Gynaecology, Third Edition,

Faber and Faber, London 1982

6. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Ilmu Kandungan, Edisi Kedua, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Bina Pustaka Jakarta, 1999

7.Brandon J., Md. Bankowski Amy E., MD Hearne , Nicholas C., MD Lambrou. The

Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics 2nd edition. The Johns Hopkins

University Department (Producer) By Lippincott Williams & Wilkins Publishers,May

2002

8.Gabbe. Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 4th ed., Copyright

Churchill Livingstone, Inc, 2002

9. James R, Md. Scott, Ronald S., Md. Gibbs, Beth Y., Md. Karlan, Arthur F., Md.

Haney. Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed: N. Danforth By Lippincott

Williams & Wilkins Publishers ,August ,2003


10. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran, Bandung

11. Wayne R. Cohen Sheldon H. Cherry Irwin R. Merkatz. Cherry & Merkatz's

Complications of Pregnancy 5th edition: by) By Lippincott, Williams & Wilkins

January, 2000

12. Pritchard AJ, MacDonald CP, Gant FN. Williams Obstetrics. Seventeenth

Edition. Appleton Century Crofts, 1984. 243-254

13. Alan H. DeCherney and Lauren Nathan. Current Obstetric & Gynecologic

Diagnosis & Treatment, Ninth Editionby The McGraw-Hill Companies, Inc, 2003

Anda mungkin juga menyukai