PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan
pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk
dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial
secara baik dan benar, dan bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian dari Ejaan ?
b. Bagaimana Fungsi dari Ejaan ?
c. Bagaimana sejarah perkembangan Ejaan ?
d. Apa saja ruang lingkup Ejaan ?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk memahami pengertian dari Ejaan.
b. Untuk memahami Fungsi dari Ejaan.
c. Untuk memahami sejarah perkembangan Ejaan.
d. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat
akhiran –an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka
turunan dari bahasa lisan. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin
untuk bahasa melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.
2
1. Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang
menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan,
ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut antara
lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :
a. Huruf y ditulis dengan j.
Misalnya :
Sayang Sajang
Yakin Jakin
3
Saya Saja
Umum Oemoem
Sempurna Sempoerna
Surat Soerat
c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda
koma diatas..
Misalnya :
Rakyat Ra’yat
Bapak Bapa’
Makmur Ma’moer
Jakarta Djakarta
Raja Radja
Jangan Djangan
4
e. Huruf c ditulis dengan tj.
Misalnya :
Pacar Patjar
Cara Tjara
Curang Tjurang
Khawatir Chawatir
Akhir Achir
Khazanah Chazanah
5
Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi,
maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga dengan Ejaan
Suwandi. Ejaan Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari
Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah, tahun
1938.
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan
ejaan Ophusyen dapat diperhatikan dalam uraian di bawah ini:
a. Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan
dengan u dalam Ejaan Republik.
b. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan van Ophusyen diganti
dengan k dalam Ejaan Republik.
c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan
Republik.
d. Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak
dibedakan.
e. Tanda trema (“) dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan
dalam Ejaan Republik.
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini
diberi beberapa contoh.
Oemoer Umum
Koeboer Kubur
Ma’loem Maklum
6
3. Ejaan Pembaharuan (1957)
Santai Santay
Gulai Gulay
Harimau Harimaw
Kalau Kalaw
Ambai Ambay
7
Pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia dan Melayu
(Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing berperanan
sebagi ketua perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang
kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara
lain:
8
EYD Ejaan Baru
Remaja Remadja
Jalan Djalan
Perjaka Perdjaka
Cakap Tjakap
Baca Batja
Cipta Tjipta
Sunyi Sunji
Nyala Njala
Bunyi Bunji
9
Misalnya :
Syarat Sjarat
Isyarat Isjarat
Syukur Sjukur
Takhta Tachta
Makhluk Machluk
Ikhlas Ichlas
10
a. Perubahan Huruf
Djika Jika
Tjakap Cakap
Njata Nyata
Sjarat Syarat
Achir Akhir
Supaja Supaya
Misalnya:
A. Khilaf
B. Fisik
C. Valuta
D. Universitas
E. Zakat
F. Khazanah
11
unsur yang menyertainya, sedangkan di- sebagai kata depan ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Dicuci Di kantor
Dibelikan Di sekolah
Dicium Di samping
Misalnya:
Anak-anak, bukan anak2
Bermain-main, bukan bermain2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
12
Pada tahun 1938, pada Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo,
disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinternasionalkan. Pada tahun
1947 Soewandi, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan pada masa
itu, menetapkan dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No.
264/Bhg.A bahwa perubahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud
membuat ejaan yang berlaku menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh
masyarakat diberi julukan Ejaan Republik.
13
kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
14
2. Penulisan Huruf
Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
Huruf kapital digunakan sebagai:
a. huruf pertama awal kalimat
b. huruf pertama petikan langsung
d. huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang
e. huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
f. huruf pertama nama orang
3. Penulisan Kata
1.1 Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
Penulisan kata turunan:
a. imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar.
b. kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikutinya.
c. kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan
kata tersebut.
d. kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur
kombinasi.
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka
antara keduanya diberi tanda hubung. Jika jika kata maha diikuti
kata esa dan selainkata dasar sebagai unsur gabungan, maka ditulis
terpisah. Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan kata hubung.
15
1.2 Penulisan gabungan kata.
a. Kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
b. Istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi
tanda hubung.
c. Kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya. Kata si dan sang ditulis terpisah dengan
kata yang mengikutinya.
1.3 Penulisan partikel
a. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
b. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
1.4 Penulisan singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.
b. Singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik,
misalnya: bpk, pt, ktp, sltp.
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
titik, misalnya : dkk.
d. Singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
e. akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan hruruf kapital.
f. Akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis
dengan huruf awal huruf kapital, misalnya: angkatan bersenjata ri
(akabri).
g. akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan
suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
1.5 Penulisan angka lambang bilangan:
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
16
b. Angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan
waktu, mata uang, nomor jalan.
c. Penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan).
d. Penulisan kata bilangan tingkat.
e. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan
angka atau dengan ejaan.
f. Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja
sebagian supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.
g. Bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada
dokumen resmi.
h. Bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya
harus tepat.
1.6 Penulisan Unsur Serapan
Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia dan relatif konsisten. Untuk menyerap bahasa arab, kita harus
memperhatikan:
a. Unsur mad (panjang) ditiadakan.
b. Konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya
diadaptasi dengan fonem yang berdekatan dengan fonem bahasa
indonesia baik lafal maupunejaannya, seperti: rizq(rezeki). Jika tidak,
maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan huruf miring.
1.5 Pemakaian Tanda Baca
17
h. Tanda kurung ((…))
i. Tanda garis miring ( / )
a. Suku kata yang berupa satu vocal tidak ditempatkan pada ujung
baris atau pangkal baris
(Salah) : ….memenuh-
(Salah) : …”fungsi…”
3. Penulisan Kata
a. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
b. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh : (Benar) : antarbudaya
(Salah) : antar budaya
18
dengan jenis kata depan lain seperti kata pada, dari, oleh yang ditulis
terpisah dari kata berikutnya, kecuali kata
depan kepada dan daripada yang ditulis serangkai.
5. Partikel pun
Contoh :
(Salah) : D.P.R
7. Tanda Baca
19
a. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul suatu karangan (seperti judul
buku, bab, bagian-bagian bab) ilustrasi, dan tabel.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimatnya.
BAB III
PENUTUP
20
A. Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
a) Pemakaian Huruf
b) Penulisan Huruf
c) Penulisan Kata
d) Penulisan Unsur Serapan
e) Pemakaian Tanda Baca
B. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu
mengingatkan kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar.Karena bagaimanapun bahasa memiliki
peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa
21
ini.Dengan mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses
pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa Indonesia akan menjadi
lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang disempurnakan dengan sungguh
agar dapat dimengerti.
22
DAFTAR PUSTAKA
Academica.2015. Luqman Saputra. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.Jakarta.
Https://manhijismd.wordpress.com/2009/11/29/dari-ejaan-van-ophuijsen-hingga-eyd.
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan.
Cetakan ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan.
Jakarta. :KawanPustaka
Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di
Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
Depdikbud. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Hi-Fest Publishing.
Tim Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Balai Pustaka.
23