Anda di halaman 1dari 29

1

Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang


distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis
yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
aspek morfologi yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis dan
aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca. Keraf mengatakan
bahwa ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-
lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa. Adapun menurut KBBI
ejaan ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah
seperangkat kaidah tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan
tanda baca.
Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang
pernah berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.
1. Ejaan van Ophuysen
2. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Sebagaimana yang telah umum diketahui, Ejaan van Ophuysen -- sesuai
dengan namanya -- diprakarsai oleh Ch. A. van Ophuysen, seorang berkebangsaan
Belanda. Ejaan ini mulai diberlakukan sejak 1901 hingga munculnya Ejaan
Soewandi. Ejaan van Ophuysen ini merupakan ejaan yang pertama kali berlaku
dalam bahasa Indonesia yang ketika itu masih bernama bahasa Melayu.
Sebelum ada ejaan tersebut, para penulis menggunakan aturan sendiri-
sendiri di dalam menuliskan huruf, kata, atau kalimat. Oleh karena itu, dapat
dipahami jika tulisan mereka cukup bervariasi. Akibatnya, tulisan-tulisan mereka
itu sering sulit dipahami. Kenyataan itu terjadi karena belum ada ejaan yang
dapat dipakai sebagai pedoman dalam penulisan. Dengan demikian, ditetapkannya
Ejaan van Ophuyson merupakan hal yang sangat bermanfaat pada masa itu.
Setelah negara kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan
diproklamasikan menjadi negara yang berdaulat, para ahli bahasa merasa perlu
menyusun ejaan lagi karena tidak puas dengan ejaan yang sudah ada. Ejaan baru
yang disusun itu selesai pada tahun 1947, dan pada tanggal 19 Maret tahun itu
juga diresmikan oleh Mr. Soewandi selaku Menteri PP&K (Pendidikan,
Pengajaran, dan Kebudayaan). Ejaan baru itu disebut Ejaan Republik dan dikenal
juga dengan nama Ejaan Soewandi.
2

Sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, kian hari


dirasakan bahwa Ejaan Soewandi perlu lebih disempurnakan lagi. Karena itu,
dibentuklah tim untuk menyempurnakan ejaan tersebut. Pada tahun 1972 ejaan itu
selesai dan pemakaiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16
Agustus 1972 dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

A. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf, yaitu:

Huruf Huruf
Dibaca Dibaca
Abjad Abjad
Aa a Nn en
Bb be Oo o
Cc ce Pp pe
Dd de Qq ki
Ee e Rr er
Ff ef Ss es
Gg ge Tt te
Hh ha Uu u
Ii i Vv ve
Jj je Ww we
Kk ka Xx eks
Ll el Yy ye
Mm em Zz zet

2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u.

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Vokal Di Awal Di Tengan Di Akhir
A azrar Hani Ifa
e* enak petak sore
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi wahyu
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
terdiri atas 21 huruf, yaitu:
3

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Konsonan Di Awal Di Tengan Di Akhir
B bahasa sebut Adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafir maaf
g guna tiga balig
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa sesak
- rakyat* bapak*
l lekas alas kesal
m maka kami diam
n nama anak daun
p pasang apa siap
q** Quran furqan -
r raih bara putar
s sampai asli lemas
t tali mata rapat
v varia lava -
w wanita hawa -
x** xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim Juz

* Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah.


** Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Diftong Di Awal Di Tengan Di Akhir
Ai ain Syaitan Pandai
au aula saudara harimau
oi - boikot amboi

5. Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

Gabungan Contoh pemakaian dalam kata


4

Huruf
Di Awal Di Tengan Di Akhir
Konsonan
Kh khusus akhir Tarikh
ng ngilu bangun senang
ny nyata hanyut -
sy syarat isyarat Arasy
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf
demi huruf dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia, seperti:

Singkatan Dibaca Bukan Dibaca


ABC a-be-ce ei-bi-si
BBC be-be-ce bi-bi-si
ICCU i-ce-ce-u ai-si-si-yu
LCD el-ce-de el-si-di
IUD i-u-de ai-yu-di
LCC el-ce-ce el-si-si
LPG el-pe-ge el-pi-ji
YMCA ye-em-ce-a wai-em-si-ei
MTQ em-te-ki em-te-kyu
TV te-ve ti-vi

6. Pemenggalan Kata pada Kata Dasar


Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar
sebagai berikut:
a. Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contoh:
Ma-in Sa-at
b. Jika di tengah kata ada dua buah huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua konsonan itu.
Contoh:
Pan-dai Cap-lok
Swas-ta Ap-ril
c. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih,
pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk
ng) dengan huruf konsonan yang kedua.
Contoh:
In-stru-men in-tra
Bang-krut ben-trok
d. Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, serta
partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat
dipenggal pada pergantian baris.
Contoh:
Lapa-ngan beri-kan
5

Mem-bangun pergi-lah
e. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di
antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan
kaidah a, b, c, dan d diatas.
Contoh:
Biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
Kilogram kilo-gram ki-lo-gram
Pascapanen pasca-panen pas-ca-pa-nen

7. Penulisan Nama Diri


Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan dan sebagainya)
disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali
jika ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi
adat, hukum atau sejarah.
a. Penulisan nama diri
Contoh:
Sungai Walanae
Gunung Bawakaraeng
Jalan Sultan Alauddin
b. Penulisan nama diri dengan pertimbangan khusus
Contoh:
Universitas Gadjah Mada
Husni Djamaluddin
NV Hadji Kalla
Dji Sam Soe
Tjahaja Satoe Lima

B. Penulisan Huruf
1. Huruf Kapital atau Huruf Besar
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan terdapat lima belas kaidah penulisan huruf kapital. Berikut
ini disajikan beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan
yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama
Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Alloh SWT atas rahmat-Ku
Nabi Muhammad SAW dengan kuasa-Nya
Al Quran dengan izin-Mu
6

Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk
menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
Contoh:
Ia diangkat menjadi imam masjid dikampungnya.
Saya akan mengikuti misa digereja itu.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Sultan Hasanuddin
Andi Pangeran Pettarani
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Benar Salah
ayahnya menunaikan Ayahnya menunaikan
ibadah haji Ibadah Haji
sebagai seorang sultan Sebagai seorang Sultan
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang , nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Gubernur Syahrul Yasin Limpo
Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya
untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan)
Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkeliling di
daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang
dipimpinnya.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Jawa
bahasa Mandar
Perhatikan penulisan berikut:
mengindonesiakan kata-kata asing
keinggris-inggrisan
7

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:

Benar Salah
tahun Hijriah Tahun Hijriah
tahun Masehi Tahun Masehi
bulan Agustus Bulan Agustus
Perang Diponegoro perang Diponegoro
Proklamasi Kemerdekaan proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia republik Indonesia

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh:

Benar Salah
Teluk Bone teluk Bone
Gunung Bawakaraeng gunung Bawakaraeng
Danau Tempe danau Tempe
Selat Selayar selat Selayar
Sungai Jeneberang sungai Jeneberang
Asia Tenggara asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut:
Ia berlayar sampai ke teluk.
Jangan mandi di danau yang kotor.
Mereka menyeberangi selat yang dangkal.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional
Dewan Perwakilan Rakyat
Undang-Undang Dasar
Perhatikan penulisan berikut:
Benar
Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat.
Salah
Dia menjadi pegawai di salah satu Departemen.
Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penghubung
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh:
8

Kapan Bapak berangkat?


Apakah itu, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Bu Hanifah?
Perhatikan penulisan berikut:
Benar
Kami sedang menunggu Bu Guru.
Rumah Pak Guru terlekat di tengah-tengah kota.
Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.
Salah
Dia menjadi pegawai di salah satu Departemen.
Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat.
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh:
Benar
Tahukah Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
Salah
Tahukah anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran anda?
2. Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau
ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dinyatakan untuk (1)
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf , bagian kata, atau
kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan
asing, kecuali kata yang telah disesuaika ejaannya.
Contoh:
Sudahkah Anda membaca buku I La Galigo?
Majalah Dunia Pendidikan sangat digemari oleh guru.
Harian Fajar dapat merebut hati pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Carcinia Mangostana

C. Penulisan Kata
Penulisan kata yang masih perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Ibu percaya bahwa engkau bisa
Kantor pajak penuh sesak
Buku itu sangat tebal
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
9

Contoh:
Dikelola Penetapan
Menengok Mempermainkan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
Bertepuk tangan Garis bawahi
Sebar luaskan
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Menggarisbawahi Menyebarluaskan
Dilipatgandakan Penghancurleburan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasa,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Adipati Mahasiswa
Aerodinamika Mancanegara
Antarkota Narapidana
Audiogram Nonkolaborasi
Pancasila Bikarbonat
Biokimia Paripurna
Dasawarsa Poligami
Pramugari Dekameter
Prasangka Reinkarnasi
3. Bentuk Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung (-).
Contoh:
Anak-anak buku-buku
Hati-hati huru-hara
Biri-biri lauk-pauk
Mondar-mandir porak-poranda
Kuda-kuda sayur-mayur
Ramah-tamah tukar-menukar
Kupu-kupu tukar-menukar
Laba-laba terus-menerus
Mata-mata sia-sia
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contoh:
Duta besar mata pelajaran
Orang tua simpang empat
Kambing hitam meja tulis
10

Persegi panjang rumah sakit umum


b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh:
Ibu-bapak kami anak-istri saya
c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai
Contoh:
Acapkali manakala
Adakalanya manasuka
Akhirulkalam mangkubumi
Alhamdulillah astagfirullah
Olahraga bagaimana
Padahal barangkali
Beasiswa peribahasa
Belasungkawa bismillah
Radioaktif saputangan
Daripada saripati
Kacamata sukarela
5. Kata Ganti -ku, kau-, -mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan kata -ku, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
6. Kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap
sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam semalam di sini.
Di mana Siti sekarang.
Mereka ada di rumah.
Mari kita berangkat ke pasar.
Catatan: kata-kata yang dicetak miring dibawah ini ditulis serangkai.
Contoh:
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu.
7. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
11

Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.


8. Partikel
a. Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Bacalah buku itu baik-baik.
Makassar adalah tempat yang indah.
Siapakah gerangan dia?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Jika ibu pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan: kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun,
andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun,
meskipun, seklipun, sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai.
Contoh:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

Contoh:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000.00 per helai.
9. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih.
1) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat,
atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
A.S. Kramawijaya
Suman Hs.
M. Rais
Sukanto S.A.
M.B.A. master of business administration
M.Sc. master of science
S.E. sarjana ekonomi
Bpk. bapak
2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas
huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan
tanda titik.
Contoh:
DRP Dewan Perwakilan Rakyat
12

PGRI Persatuan Guru Rakyat Indonesia


GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara
KTP Kartu Tanda Penduduk
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu
tanda titik.
Contoh:
dll. Dan lain-lain
dsb. Dan sebagainya
dst. Dan seterusnya
hlm. Halaman
sda. Sama dengan atas
Yth. Yang terhormat

Tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
4) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
Cu kuprum
TNT trinitrotoluen
kVA kilovolt-ampere
kg kilogram
Rp rupiah
b. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
SIM Surat Izin Mengemudi
2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf
kapital
Contoh:
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani Kongres Wanita Indonesia
13

3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu pemilihan umum
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali

Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

Dalam EYD bahasa Indonesia, penulisan angka dan bilangan diatur


sebagai berikut:
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di
dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi : I, II, III, IV,V

b. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas,


dan isi, (ii) satuan waktu , (iii) nilai uang, dan (iv) kualitas, seperti 2,5
kilogram, 72 meter persegi.
Contoh kesalahan:Pada tahun ini PLN kembali merugi sekitar Rp2
(dua) miliar.

c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,


apartemen, atau kamar pada alamat.
Contoh Kesalahan: Mereka tinggal di Jalan Kalimantan lima
No. Empat ratus dua puluh tujuh, Jakarta Timur, Jakarta.

d. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat


kitab suci.
Contoh Kesalahan: Kedudukan guru sebagai tenaga profesional
dapat dilihat dalam UU Guru dan Dosen Bab dua Pasal tiga Ayat satu.

e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:


1). Bilangan utuh, seperti 12, 83, 234 ditulis dengan huruf, yakni dua
belas, delapan puluh tiga, dua ratus tiga puluh empat ( Lazim
digunakan untuk dokumen penting).
1
2). Bilangan pecahan seperti 2 ditulis setengah, dll.

Contoh Kesalahan: Bapak itu memberikan dua puluh lembar


baju baru kepada pengemis.
14

f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara


berikut.
Contoh kesalahan:Kita harus membaca Bab II Undang-Undang Guru
dan Dosen itu secara keseluruhan.

g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran- an mengikuti


cara yang berikut ( lihat juga keterangan tentang tanda hubung).
Contoh Kesalahan: Menjelang Idul Fitri kemarin kami selalu
mendapatkan dua ratus lembar uang 5000-an
.
h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai
secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh kesalahan:Gubernur telah mengirimkan sepuluh tenda pleton,
dua ratus tenda tempat tidur, dan lima puluh ton makanan.

i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Contoh kesalahan:2000 kubik kayu berhasil diamankan petugas.

j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja


sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Contoh kesalahan:Penduduk Jawa Timur berjumlah sekitar 35 ( tiga
puluh lima) juta orang.

k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam
teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Contoh Kesalahan: Perpustakaan universitas telah berlangganan
78 ( tujuh puluh delapan) judul jurnal ilmiah.
l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya
harus tepat.
Contoh kesalahan:Saya telah menerima uang sebanyak
Rp15.000.000,00 (Lima belas juta rupiaah) untuk pembelian dua unit
komputer.

PEMAKAIAN TANDA BACA

A. Tanda Titik (.)


15

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan


atau seruan.
Contoh : Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak
satu ketukan.

2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.


Contoh: Irawan S. Gatot
George W. Bush

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak


dipergunakan.

Contoh: Anthony Tumiwa

3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,


pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel),
Bpk. (bapak).

4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang


sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl.
(tanggal).

5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, dan detik


yang menunjukan waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (Pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatanya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan


atau kelipatan yang tidak menunjukan jumlah.
Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak
tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
8. Tanda titik tidak dipakai singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan,badan atau organisasi, serta
nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
16

Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)


SIM (Surat Izin Mengemudi)

PT (Perseroan Terbatas)

9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia,


satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh: Cu (tembaga), 53 cm, 1 (liter), Rp350,00.

10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan
kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh: Latar Belakang Pembentukan, Sistem Acara, Lihat
Pula

B. Tanda Koma (,)


1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Penggunaan yang salah : Saya membeli udang, kepiting dan
ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya, yang didahului oleh kata
seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

3. a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari


induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya.
Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat


dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi
induk kalimat.
Contoh: Sata tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.

Jadi, saya tidak jadi datang.


17

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah,


aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: O, begitu
Wah, bukan main.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari


bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, Saya sedih sekali.

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-
bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat
dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Medan, 18 Juni 1984

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang


dibalik susunanya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5
dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

9. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan


kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia.
(Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Ronto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 33,5 m ; Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: Pengurus wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir denagan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh: Di mana Rex tinggal? tanya Stepheen.

C. Tanda Titik Koma (;)


18

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-


bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.

2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat


yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamanya dikebun; ibu sibuk bekerja
di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional;
saya sendiri sedang asyik menulis laporan makalah bahasa
Indonesia.

D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap


bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga:
kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan
Ekonomi Perusahaan.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang


memerlukan pemerian.
Contoh: Ketua : Supiyan Sauri
Wakil Ketua : Septian
Sekretaris : Kurnia Sari
Bendahara : Maharani

3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan.
Contoh: Borgx : Jangan lupa perbaiki halaman bantuan
Wikipedia!
Rex: Siap, Boss!

4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halama, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau (iii)
di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh: Tempo, I (1971), 34:7

Surah Yasin:9

5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka


banding).
19

Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1

6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian


itu merupakan perlengkapan yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

E. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.


Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan


pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks
karangan.

2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu


dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973

3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan


bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi
Istri-perwira yang ramah dengan istri
perwira-yang ramah

4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata


berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan
angka, (c) angka dengan - an, (d) singkatan berhuruf kapital
dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh: se-Indonesia, hadiah ke-2, tahun 50-an, ber-SMA,
sinar-X

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa


Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh: di-charter, pen-tackle-a

F. Tanda Pisah(-, )

1. a. Tanda pisah em () membatasi penyisipan kata atau kalimat


yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi
Wikipedia terbesar.
20

b. Tanda pisah em () menegaskan adanya posisi atau


keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh: Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian,
dan kini juga pembelahan atomtelah mengubah konsepsi
kita tentang alam semesta.
2. a. Tanda pisah en () dipakai di antara dua bilangan atau tanggal
yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang
berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh: 19191921, MedanJakarta, 1013 Desember 1999.

b. Tanda pisah en () tidak dipakai bersama perkataan dari dan


antara, atau bersama tanda kurang ().
Contoh: dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 4565
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 14921499 ,4
sampai 6 C, bukan 46 C

G. Pemakaian Tanda Elipsis (...)


Dalam EYD bahasa Indonesia, pemakaian tanda elipsis (...)
diantara sebagai berikut: (a) tanda elipsis dipakai dalam kalimat
yang terputus-putus; (b) tanda elipsis smenunjukkan bahwa dalam
suatu kalimat atau bagian naskah yang dihilangkan. Aturan
pemakaian tanda elipsis (...) itu dijelaskan satu per satu berikut ini.

Ketentuan dalam penggunaan tanda baca Elipsis (...)

1. Dalam penulisannya, didahului dan diikuti dengan spasi.


2. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu
dipakai 4 tanda titik;sedangkan 3 tanda titik untuk menandai
penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai akhir
kalimat.
3. Tanda elipsis (...) pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.
Berikut adalah contoh penerapan penggunaan tanda elipsis (...) :

a. Dalam kalimat yang terputus


Contoh penulisan yang benar
Kalau begitu ..., marilah kita laksanakan.
Jika Saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan
segera kami lakukan.

Contoh penulisan yang salah


Kalau begitu ......., marilah kita laksanakan.
21

Jika Saudara setuju dengan harga itu ........, pembayarannya


akan segera kami lakukan.

b. Menunjukkan suatu kalimat atau naskah ada yang dihilangkan.


Contoh penulisan yang benar
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Pengetahuan dan pengalaman kita ... masih sangat terbatas.

Contoh penulisan yang salah


Sebab-sebab kemerosotan .... akan diteliti lebih lanjut.
Pengetahuan dan pengalaman kita ....... masih sangat terbatas.

H. Pemakaian Tanda Tanya (?)

Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa


Indonesia, pemakaian tanda tanya memiliki ketentuan yang diatur
sebagai berikut:
1. Dipakai pada akhir kalimat tanya.
2. Dipakai dalam tanda kurung untuk menanyakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.

Berikut adalah contoh penerapan penggunaan tanda tanya (?):


a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh penulisan yang benar
Apakah Firdaus MT menang dalam pemilihan Walikota
Pekanbaru pada 15 februari lalu?
Apakah benar kabupaten Kampar meraih nilai ujian nasional
tingkat SMP tertinggi di Provinsi Riau pada tahun 2013?
Contoh penulisan yang salah
Apakah Firdaus MT menang dalam pemilihan Walikota
Pekanbaru pada 15 februari lalu.
Apakah benar kabupaten Kampar meraih nilai ujian nasional
tingkat SMP tertinggi di Provinsi Riau pada tahun 2013.

b. Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menanyakan


bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Contoh penulisan yang benar
22

Dalam karirnya, lelaki paruh baya itu diperkirakan memperoleh


kekayaan sebesar Rp 1 Triliun pertama nya pada tahun ke 23 (?)
setelah perusahaannya resmi dibuku 35 tahun lalu.
Contoh penulisan yang salah
Dalam karirnya, lelaki paruh baya itu diperkirakan memperoleh
kekayaan sebesar Rp 1 Triliun pertama nya pada tahun ke 23
(???) setelah perusahaannya resmi dibuku 35 tahun lalu.

I. Pemakaian Tanda Seru (!)

Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa


Indonesia, pemakaian tanda seru digunakan pada ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kseungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Berikut adalah contoh penggunaan tanda seru sesuai dengan EYD:
Contoh penulisan yang benar

Beri hormat!

Siap laksanakan!

Contoh penulisan yang salah

Beri hormat.

Siap laksanakan.

J. Pemakaian Tanda Kurung ((...))

Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa


Indonesia, pemakaian tanda kurung memiliki ketentuan sebagai
berikut:
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya
dalam teks dapat dihilangkan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu
urutan keterangan.

Berikut adalah contoh pemakaian tanda kurung sesuai


dengan ketentuan diatas:
23

Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau


penjelasan.
Contoh penulisan yang benar
Pada pekan lalu (12/1), Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) melakukan penyidikan pada Dahlan Iskan terkait
penggunaan dana dalam proses produksi mobil listrik.

Contoh penulisan yang salah

Pada pekan lalu (12/1), Komisi Pemberantasan


Korupsi/KPK melakukan penyidikan pada Dahlan Iskan
terkait penggunaan dana dalam proses produksi mobil
listrik.

Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang


bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh penulisan yang benar
Lalu apa yang akan terjadi terhadap rezim pemerintahan ini?
(baca kelanjutannya pada halaman 10).

Contoh penulisan yang salah

Lalu apa yang akan terjadi terhadap rezim pemerintahan ini?


<baca kelanjutannya pada halaman 10>.

Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya


dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh penulisan yang benar
Lomba balap sepeda itu akan dimulai dari (kota) Padang dan
berakhir di (kota) Bukittinggi.
Contoh penulisan yang salah
Lomba balap sepeda itu akan dimulai dari <kota> Padang
dan berakhir di <kota> Bukittinggi.

Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci


satu urutan keterangan
Contoh penulisan yang benar
Demi keamanan dan kenyamanan bersama, masing-masing
peserta diwajibkan membawa (1) Obat-obatan sesuai
penyakit yang dialami, (2) Senter, (3) Jaket, (4) dll.
Contoh penulisan yang salah
Demi keamanan dan kenyamanan bersama, masing-masing
peserta diwajibkan membawa 1) Obat-obatan sesuai
penyakit yang dialami, 2) Senter, 3) Jaket, 4) dll.
24

K. Pemakaian Tanda Kurung Siku ([])

Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Bahasa


Indonesia, pemakaian tanda kurung siku memiliki ketentuan
sebagai berikut:
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang ditulis orang lain.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Berikut adalah contoh pemakaian tanda kurung siku sesuai
dengan ketentuan diatas:

a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata


sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang ditulis orang lain.
Contoh penulisan yang benar
Jika ditata, Pantai Panjang Bengkulu akan lebih bagus
dari[pada] Pantai Kuta Bali.
Komputer itu telah kami berikan [ke]pada karyawan kantor.
Contoh penulisan yang salah
Jika ditata, Pantai Panjang Bengkulu akan lebih bagus dari
(pada) Pantai Kuta Bali.
Komputer itu telah kami berikan (ke) pada karyawan kantor.

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas


yang sudah bertanda kurung.
Contoh penulisan yang benar
Persoalan buku paket ini (seperti masalah pembelian [lihat
kompas, 29 Juni 2012] yang bernuansa korupsi) telah
disampaikan kepada DPR.
Contoh penulisan yang salah
Persoalan buku paket ini (seperti masalah pembelian (lihat
kompas, 29 Juni 2012) yang bernuansa korupsi) telah
disampaikan kepada DPR.

L. Pemakaian Tanda Petik ()


Dalam EYD Bahasa Indonesia, pemakaian tanda petik
() memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Tanda petik mengapit langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tulis lain.
25

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Berikut adalah contoh pemakaian tanda petik sesuai dengan
ketentuan diatas:

a. Tanda petik mengapit langsung yang berasal dari pembicaraan


dan naskah atau bahan tulis lain.
Contoh penulisan yang benar
Mengapa bis ini begitu lambat sekali? keluh pria paruh baya
yang berdiri di samping ku.
Contoh penulisan yang benar
Mengapa bis ini begitu lambat sekali? kata pria paruh baya
yang berdiri di samping ku.

b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Contoh penulisan yang benar
Bacalah bab Kesabaran Tiada Batas dalam novel berjudul
Tentang Kamu karya Tere Liye.
Contoh penulisan yang salah
Bacalah bab Kesabaran Tiada Batas dalam novel berjudul
Tentang Kamu karya Tere Liye.

c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau


kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh penulisan yang benar
Tersangka pencurian sepeda motor itu menjadi bulan-bulanan
warga setempat sebelum polisi tiba di lokasi kejadian.
Contoh penulisan yang salah
Tersangka pencurian sepeda motor itu menjadi bulan-bulanan
warga setempat sebelum polisi tiba di lokasi kejadian.

d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri


petikan langsung.
Contoh penulisan yang benar
26

Adik ku merintih, Kak, perut ku sakit. Aku lapar, kak!


Contoh penulisan yang salah
Adik ku merintih, Kak, perut ku sakit. Aku lapar, kak!

e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di


belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khususpada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Contoh penulisan yang benar
Bung Naldi sering kami panggil dengan Agus yakni
singkatan dari agak gundul sedikit.
Siapa saja, baik yang muda maupun yang tua, selalu memanggil
dia abang.
Contoh penulisan yang salah
Bung Naldi sering kami panggil dengan Agus yakni singkatan
dari agak gundul sedikit.
Siapa saja, baik yang muda maupun yang tua, selalu memanggil
dia abang.

M. Pemakaian Tanda Petik Tunggal ()

Dalam EYD Bahasa Indonesia, pemakaian tanda petik


tunggal memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun didalam
petikan lain.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata ungkapan asing.
Berikut adalah contoh pemakaian tanda petik tunggal sesuai
dengan ketentuan diatas:

a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun didalam


petikan lain.
Contoh penulisan yang benar
Kata manajer itu, Kalau kita rajin merawatkomunikasi,
perbedaan pendapat tidak akan menjadi konflik.
Contoh penulisan yang salah
Kata manajer itu, Kalau kita rajin merawatkomunikasi,
perbedaan pendapat tidak akan menjadi konflik.

b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau


penjelasan kata ungkapan asing.
Contoh penulisan yang benar
27

Karena sudah menjadi pejabat negara, Anda harus memahami


beberapa istilah penting seperti ad interim sementara, ex
officio karena jabatan, dan de facto menurut kenyataan yang
sesungguhnya.
Contoh penulisan yang salah
Karena sudah menjadi pejabat negara, Anda harus memahami
beberapa istilah penting seperti ad interim sementara, ex
officio karena jabatan, dan de facto menurut kenyataan yang
sesungguhnya.

N. Penulisan Tanda Garis Miring (/)


Dalam EYD bahasa Indonesia, pemakaian tanda garis
miring memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun.
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau
atau tiap.
Berikut adalah contoh pemakaian tanda garis miring sesuai
dengan ketentuan diatas:

a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor


pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun.

Contohnya penulisan yang benar


Surat itu bernomor 027/PS/2011
Contohnya penulisan yang salah
Surat itu bernomor 027-PS-2011

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau


atau tiap.
Contohnya penulisan yang benar
Diharapkan kepada Bapak/Ibu agar dapat mengantri dengan
tertib.
Contohnya penulisan yang salah
Diharapkan kepada Bapak-Ibu agar dapat mengantri dengan
tertib.
28

O. Pemakaian Tanda Penyingkat atau Apostrof ()

Dalam EYD bahasa Indonesia, tanda penyingkat atau


apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Contoh penulisannya yang benar

Ayahku kan datang malam ini.

Dia tlah pergi dann tak kembali lagi.

Contoh penulisannya yang benar

Ayahku kan datang malam ini.

Dia tlah pergi dann tak kembali lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ermanto, Emidar. 2014. Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Padang : UNP PRESS

Rijal, Syamsul dkk. 2008. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Provinsi


Sulawesi Selatan. Makassar: Departemen Pendidikan Nasional Pusat
Bahasa Balai Bahasa Ujung Pandang.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sumber Online:

Luk.tsipil.ugm.ac.id/ta/Suwardjono/EYD.pdf
29

Anda mungkin juga menyukai