Anda di halaman 1dari 2

Prolog

Rindu tertahan. Hari apa ini? setidaknya beberapa tahun terakhir aku sedikit tidak
peduli dengan apa pun tentang mengingat. Pemalas? Jelas bukan. Mungkin hanya sedikit Lelah
akan kenangan dan luka masa lalu. Ohiya, Aku Faris, Habib Al-Farisi, kiranya itulah nama
istimewa yang dihadiahkan kedua orangtua Ku kepada Ku genap 24 tahun lalu terhitung hari ini.
Yaaa.. Ini adalah hari ulang tahun ku. Ini hari bahagia? It should be.
Uim.. Uim..
Terdengar suara keponakan laki-laki aku yang memang sering nginap dirumah ku.
Biasanya dia langsung masuk dan selalu ngajakin adegan smack down. Dia emang lucu. Ohiya
Uim. Itu panggilan kesayangan semua keponakan ku untuk ku.
Ada apa dek..? Uim mager. Masuk aja Sambil menarik selimut lagi. Ini hari ulang
tahun ku. Dunia milik ku. Ya walaupun aku tahu, deadline desain logo dari client yang cerewet
nya naudzubillah adalah 2 hari lagi. Tapi aku gapeduli. Today is mine. So Its mager time.
` Gak mau ah. Uim keluar lah Masih sambal teriak dan gedor-gedor pintu kamar ku.
Iya bentar
Aku berjalan kearah pintu. Dan Dor! suara Meriam potongan kertas ala ulang tahun
abg pun meletup. Sontak aku lompat.
Selamat Ulang Tahun Uim!!! Yeeeeeee Kompak suara keluarga besar ku bersorak sorai
dengan bahagia. Memang setiap tahun selalu dirayakan seperti ini tapi aku selalu bahagia.
Seketika aku peluk Mamak ku, dia adalah ratu dari ratu dihatiku, wanita kesayangan ku, yang
selalu menganggap aku sebagai si kecil.
Mak, makasih yaaaa Tak terasa aku menangis seketika.
Iya.. Barakallah fii umrik ya, le. Semoga dilancarkan semua nya. Sehat selalu. Dikasih
kelancaran ngerjain project nya. Doa-doa nya diijabah gusti Allah. Dan semoga rajin keluar
rumah biar bias cepet ketemu jodoh Doa Mamak ku sambil mengelus rambut kepala ku yang
gondrong ini. Jodoh? Entahlah. Itu terdengar sangat mengganggu. Karena bayangan tentang Dia
masih terus menghantui.tapi aku harus tetap mengaamiinkan doa baik Mamak ku.
Aamiin, mak. Jodoh? Semoga cepat dateng yak Hahahaha. Mamak sama Bapak juga
harus sehat terus ya, Mamak harus liat aku akad Hahahaha Aku pandangin dua actor terhebat
dalam hidup ku. Sehancur apa pun aku, tak semua harus aku curahkan.
Cieee...CieeeCieee Uim Cieeeeee. Sorak kompak keluarga besar ku.
Tiup lilin. Potong kue. Dan semua ritual membosankan ulang tahun yang tetap sama
sejak aku kecil sudah berlalu. Semua kado keren dari keluarga ku sudah kubuka, semua
keperluan seorang desainer grafis, salah satunya 10 pack kopi sachet. Ya, itu sangat penting. Aku
bahagia hari ini, tapi sebenarnya ada yang kurang, satu hal yang masih aku tunggu. Biasanya ada
satu bingkisan sederhana dari seseorang yang masih menghantui hari-hari ku sedari mentari
memunculkan senyum pertama nya hingga bulan pamit untuk pergi. Itu Dia, mungkin Dia wanita
terakhir yang menarik perhatian ku. Ntah aku harus menaamiinkan hal itu atau menolaknya.
Le, ini ada titipan. Kalau emang yakin. Sudahlah. Ayo kita kesana. Mamak siapin
bumbu dulu untuk bakar ayam nanti malam ya. Mamak pun berbalik badan dan berjalan
menuju dapur.
Lengang. Hati ini gundah. Seberapa yakin diri ku. Seberapa kuat aku. Bingkisan dengan
dua surat yang diamplop nya tertempel stiker berwarna hijau ini sekarang berada ditangan ku.
Cukup dengan stiker itu pun sekarang aku tahu ini apa dan siapa pemilik awal surat ini. Semoga
ini masih baik dan akan tetap baik. Aku berjalan melangkah meninggalakn ruang keluarga,
dengan langkah gontai aku masuk kedalam kamar yang sering kuanggap studio desain kecil ku
ini. Aku tutup pintu ku, ini masalah ku dan masa lalu ku. Tak harus keluarga ku tau kalau tiba-
tiba air mata ku tercucur. Semogak tidak, harap ku.
Aku buka surat pertama, sudah terbuka. Setelah aku buka, hanya ada beberapa kalimat.
Assalamualaikum, Mak. Apa kabar? Semoga keluarga besar disana baik-baik
saja. Aamiin. Saya disini baik-baik saja kok, Mak. Masih di Karanganyar.
Sebentar lagi mondok saya selesai, Mak. Ohiya, Mak. Ini saya ada sedikit
surprise untuk Faris. Tapi saya ingin minta tolong agar memberikan surprise nya
diberikan tepat hari ulang tahun Faris saja, Mak. Hehehe.. Nama nya juga
surprise ya, Mak
Mak, izinkan saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada Mamak dan semua
keluarga besar disana. Saya tidak sanggup menyampaikan alasannya ke Mamak
karena saya sangat merasa bersalah. Semoga Mamak mengerti, Mak. Titip salam
buat Mas sama Mbak, sama adek-adek unyu juga ya, Mak.
Saya sayang Faris, Mak.
Assalamualaikum.
Karanganyar, 30 Januari 2015.

Deg! Seribu cabang prasangka mulai merasuki tiap celah neuron di otak ku. Apa ini?
Ditengah kalut nya pikiran ku akan prasangka aku masih mencoba berbaik sangka.
Ternyata peluh ku bagi mu, Peluh mu bagi ku. Tak ubahnya sia-sia semata~

Anda mungkin juga menyukai