Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PERIKLANAN DASAR

MEDIA LINI ATAS :

TELEVISI DAN RADIO

Disusun Oleh :

Mubarok Setya Nugroho (16027017)

Rizky Fadhila (16027023)

Desain Komunikasi Visual


Jurusan Seni Rupa
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Padang
2018
Prakata

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami haturkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Periklanan Dasar Media Lini Atas: Televisi dan Radio..

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Periklanan Dasar Media Lini
Atas: Televisi dan Radio ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Padang, 19 Maret 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Periklanan saat ini merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan
suatu produk atau brand. Periklanan memberikan peran penting dalam
mempertahankan eksistensi, kredibilitas, serta kelangsungan hidup sebuah
produk atau brand. Ditengah kemajuan zaman dan berkembangnya varietas
produk dan brand yang ada di pasaran, yang bahkan pada kasusnya, saat ini
banyak produk sejenis yang memiliki banyak kemiripan, dan pada celah itulah
periklanan mengambil peran penting dalam melakukan proses promosi melalui
iklan. Sesuai perkembangannya, iklan semakin hari semakin beragam, sehingga
terjadi pembagian-pembagian jenis media iklan, diantaranya adalah Media Lini
Atas dan Media Lini Bawah. Dan pada makalah ini, pemakalah akan membahas
mengenai Media Lini Atas, terkhusus Televisi dan Radio.

2. Tujuan
 Menambah pemahaman mata kuliah Periklanan Dasar
 Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Periklanan Dasar
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
1.1 Periklanan
Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang digunakan untuk
membujuk audiens (pemirsa, pembaca atau pendengar) untuk mengambil
beberapa tindakan sehubungan dengan produk, ide, atau layanan. Tujuan
dari disampaikannya iklan tersebut adalah mengarahkan perilaku konsument
terhadap suatu penawaran komersial ataupun mempersuasi seseorang dalam
melakukan sesuatu (seperti iklan politik/layanan masyarakat yang
nonkomersial).
1.2 Jenis Jenis Iklan
 Media Lini Atas (Above the Line)
Pemasaran atau marketing Above The Line (ATL) artinya
adalah pemasaran yang melakukan pemasaran produk / jasa dengan
menggunakan mass media. Media yang digunakan biasanya adalah
media televisi, radio, media cetak (koran, majalah, dll).
 Media Lini Bawah (Below the Line)
Below The Line (Media Lini Bawah) adalah segala aktifitas
marketing atau promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen
dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya
aware dengan produk kita, contohnya : program bonus/hadiah, event,
pembinaan konsumen dll.
2. Media Lini Atas : Televisi dan Radio
2.1 Televisi
a. Pengertian
Menurut Effendy, Televisi diartikan sebagai televisi siaran (television
broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-
ciri yang dimiliki komunikasi massa yaitu berlangsung satu arah,
komunikatornya terlembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya
menimbulkan keserempakan, dan komunikannya bersifat heterogen.
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi
sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang
monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan
gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio
("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan
sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan.” (wikipedia).
Dijual secara komersial sejak 1920-an, sejak saat itu televisi menjadi
barang yang lumrah, yakni sebagai pemenuhan akan hiburan, berita, serta
media periklanan.
Sistem Penyiaran Televisi :

 Sistem Microwave
Sistem microwave atau disebut system gelombang kecil.
Memiliki 3 komponen utama, yaitu :
 Stasiun pemancar pusat (TVRI Stasiun Pusat Jakarta atau stasiun
daerah)
 Stasiun Relai (system penyiaran pemancar ke pemancar yang
secara kontinu ke wilayah lain yang lebih jauh).
 Pesawat Penerima TV Rumahan.
 Sistem Satelit
Dengan Sistem Satelit, misalnya Palapa, gelombang dari
stasiun pusat dipantulkan oleh satelit sehingga hanya dibutuhkan satu
stasiun bumi untuk setiap kawasan yang memerlukan penerimaan
siaran TV.
 Sistem Kabel
Sistem kabel menyalurkan siaran TV dari stasiun relai ke
pelanggan lewat kabel serat optic. Sistem ini tercatat digunakan
pertama kali tahun 1949 di sebuah dusun dalam kawasan pegunungan
Appalachian, AS. Sistem kabel ini memang terutama digunakan untuk
memperbaiki penerimaan siaran di daerah yang berbukit tinggi di
sekitar pegunungan. Selanjutnya system TV ini diarahkan menjadi
siaran alternative dengan tekanan pada penyajian hiburan dan
informasi. Sistem inilah yang digunakan RCTI selama 2 tahun
penyiarannya.
Di AS,50% dari rumah tangga yang ada menikmati siaran TV
kabel.Mereka umumnya membayar iuran untuk berlangganan sebagai
reaksi atas membanjirnya siaran iklan di sejumlah stasiun TV
lainnya.jadi TV kabel umunya mengandalkan penerimaan dari iuran
dan tidak menyiarkan iklan. Contoh; MNC Vision, Trans Vision, dll.
 Sistem Hybrid
Sistem gabungan adalah system penyiaran TV yang menggabungkan
bentuk transmisi (system relai dan satelit) seperti yang dilakukan
TVRI.

b. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa


“Mass communication is the process whereby media organization
produce and transmit messages to large publics and the process by
wichthese messages are sought, used, and consumed by audience.” –
Little John, 1992:341.

Komunikasi massa menurut Rakhmat (2004 : 189) adalah jenis


komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronis sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Pada umumnya, komunikasi massa tidak menghasilkan feedback


(umpan balik) yang langsung tetapi bersifat pending (tertunda) dalam
waktu yang relative. Ciri-ciri massa antara lain adalah sebagai berikut :

 Jumlahnya besar
Sesuai dengan definisi komunikasi massa, massa memang sudah
seharusnya dalam jumlah besar, hal ini dikarenakan komunikasi
massa ditujukan untuk menyampaikan informasi secara luas dan
serempak.
 Antara Individu Tidak Ada Hubungan/Organisatoris
Maksudnya adalah massa bersifat heterogen.
 Memiliki Latar Belakang yang Berbeda-beda
Massa sudah sangat dipastikan memiliki latar belakang yang berbeda-
beda, mulai dari status sosial, agama, budaya, pekerjaan, relationship,
kecenderungan politik, Pendidikan, hingga suasana keluarga yang
berbeda. Hal ini yang kemudian membuat komunikator harus
mempertimbangkan berbagai aspek sebelum menyampaikan
informasi kepada massa.

Menurut Effendy, televisi merupakan salah satu dari media


komunikasi massa, memiliki 5 karakteristik :

 Berlangsung satu arah


 Komunikatornya melembaga
 Pesan Bersifat Umum
 Sasarannya menimbulkan keserempakan
 Komunikannya Heterogen

c. Pemasangan Iklan dalam Media Televisi

Sebagai salah satu media massa yang memiliki perkembangan yang


sangat pesat baik dalam teknologi mekanis, penyajian konten, dan system
penyiaran, televisi digadang-gadang sebagai media massa yang paling
popular dan terpercaya, hal ini dikarenakan televisi hampir selalu dijadikan
sebagai media validator dari sebuah informasi yang tersebar melalui media
lainnya. Namun, hal itu juga tidak serta merta menjadikan televisi sebagai
superior atau unggulan dalam pemilihan media untuk beriklan, hal ini
dikarenakan masing-masing media memiliki keunggulan serta kekurangan
masing-masing dalam keefisienannya.

Sebagai pembuat dan pengiklan, sudah seharusnya kita mempelajari


mengenai media televisi lebih dalam, hal ini dikarenakan ketika kita membuat
sebuah iklan, kita juga membutuhkan strategi-strategi agar iklan menjadi
efektif, hal tersebut bisa mempengaruhi durasi iklan, konten iklan, cara
penyampaian informasi dalam iklan, dan banyak aspek lainnya yang dapat
terpengaruh oleh pertimbangan-pertimbangan tersebut.
Ada banyak hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memilih televisi
sebagai media beriklan, diantaranya adalah :

 Karakteristik Stasiun Televisi


Stasiun televisi yang menyiarkan khusus berita, olahraga,
musik, film akan lebih menguntungkan advertiser, karena mereka bisa
memilih stasiun tv yang sesuai dengan market. Untuk stasiun yang
ber-rating tinggi, maka tv mematok biaya iklan cukup besar, sekitar
10-15 juta/30 detik penayangan. Beda lagi dengan tarif tv lokal, biaya
iklan tv hanya berkisar 50 ribu hingga 300 ribu, per spot atau sekalian
tayang dengan durasi sekitar 30 detik.
Contoh : TvOne, hanya menayangkan konten berita-berita saja. Iklan
yang muncul pun tidak sevariatif seperti TransTV atau Trans7, yang
didalamnya banyak hiburan-hiburan, sehingga banyak pengiklan Film
layer lebar pada stasiun tersebut.
 Rating Program Acara
Semakin tinggi rating acara, maka semakin mahal biaya yang
dibandrol untuk iklan tv, contohnya acata termehek-mehek di Trans
TV mematok harga iklan Rp. 5,5 juta per slot durasi 30 detik.
Untuk rating, hanya ada satu Lembaga Rating di dunia, yaitu Rating
Nielsen dari Nielsen Company.
Rating Nielsen adalah sistem pengukuran audien yang
dikembangkan oleh Robert F. Elder dan Louis F. Woodruff dan dijual
kepada Nielsen Company, dalam upaya menentukan ukuran audien
dan komposisi program televisi di Amerika Serikat. Nielsen Media
Research dibentuk oleh Arthur C. Nielsen, seorang analis pasar yang
mulai berkarier pada 1920an dengan analisis periklanan merek dan
mengembangkannya dalam analisis pasar radio pada 1930am,
dikumulasikan dalam rating program radio Nielsen, yang merupakan
ukuran untuk menyediakan statistik sebagai pasar acara radio. Rating
Nielsen pertama untuk program radio dirilis pada minggu pertama
Desember 1947. Mereka mengukur 20 program teratas dalam empat
bidang: total audien, rata-rata audien, audien kumulatif dan rumah per
dolar yang dijalankan untuk ukuran waktu.
Pada 1950, Nielsen beralih ke televisi, mengembahkan sistem
rating yang menggunakan metode yang ia dan perusahaannya
kembangkan untuk radio. Metode tersebut sejak itu menjadi sumber
utama informasi pengukuran audien dalam industri televisi di seluruh
dunia.
 Jenis Penyiaran Acara
Untuk acara yang disiarkan secara tunda atau langsung juga terdapat
perbedaan dalam biaya iklan tv yang dipasang. Untuk acara langsung,
biasanya dipatok lebih mahal dibandingkan dengan siaran tunda.
 Jam Penayangan
Pada trafik penonton yang ramai akan dipasang biaya iklan tv yang
lebih mahal dibandingkan jam tayang yang diperkirakan tidak ramai
penonton. Seputar Indonesia Pagi RCTI mematok Rp. 8 juta, untuk petang
Rp. 16 juta, sementara malam hanya Rp. 5 juta.
 Peletakkan Iklan
Letak antara iklan dan program acara juga mempengaruhi harga.
Iklan yang diputar setelah program acara berlangsung akan dianggap
sebagai posisi pasang iklan yang paling strategis sehingga dipasang harga
lebih mahal dibandingkan iklan yang dipasang di antara iklan lain. Hal ini
berkaitan dengan penonton yang suka mengganti channel siaran ketika iklan
berlangsung. Contoh : Dalam Program Televisi Lokal School Update di
Stasiun Riau Televisi. School Update merupakan program yang berisikan
mengenai berita dan informasi terbaru dari sekolah-sekolah yang ada di
Kota Pekanbaru. Dan pada kesempatan tersebut, Yayasan Al Huda yang
menaungi beberapa institusi Pendidikan seperti STIE Riau & Akbar
Pekanbaru, juga menaungi SMA Al-Huda mengambil kesempatan diantara
segmen/bilik rangkaian penayangan dengan memasang iklan diantaranya
iklan TVC, Testimony, super-impose, dan ad-lips. Itu merupakan contoh
peletakkan iklan yang tepat dan strategis, sehingga penjangkauan audience
lebih efektif daripada memasang pada segmen/bilik rangkaian program
yang lain, karena audience nya adalah civitas akademika di Kota Pekanbaru,
orang tua siswa, dan umum.

Setelah mempertimbangkan aspek-aspek diatas dengan cermat, barulah kita


bisa menentukan bentuk iklan seperti apa yang hendak kita tampilkan pada layar
televisi. Sehingga iklan yang kita buat tepat sasaran tanpa membuang anggaran
dana pembuatan iklan.
Meskipun televisi merupakan media audio visual, iklan di media televisi
tidak hanya berbatas pada iklan yang berbentuk visual saja, namun ada bentuk iklan
yang sifat nya verbal yang diucapkan. Berikut adalah bentuk-bentuk iklan secara
umum yang dapat dibuat untuk kebutuhan iklan di media televisi :

 Sponsorship
Iklan ini biasanya memiliki porsi yang besar dalam suatu rangakaian
penayangan program. Biasanya sponsorship memiliki beberapa golongan
atau beberapa peran, sebagai contoh, apabila Produk A memilih sebagai
sponsor penuh pada Program X, maka bagian atau peran Produk A dalam
Program X sangat besar, bahkan dalam beberapa kasus, sponshorship
mampu memberikan andil dalam konten dan mutu program tersebut.
Contoh : Program pencarian bakat tarik suara Indonesian Idol Season 2018,
Grab mengambil sponsorship penuh terhadap program tersebut, sehingga
pada OBB program tersebut, logo Grab memiliki porsi yang sama besarnya
dengan logo Indonesian Idol, dan operasi iklan Grab hampir hadir disetiap
segmen penayangan iklan.
 Partisipasi
Melalui iklan sepanjang 15,30 atau 60 detik iklan disisipkan diantara
satu atau beberapa acara. Pengiklanan dapat membeli waktu yang tersedia
baik atas acara yang tetap maupun tidak tetap. Pihak pengiklanan tidak
dapat mengontrol isi dan mutu program yang bersangkutan.waktu yang
tersedia untuk dipilih biasanya sudah habis dibeli oleh pengiklan besar.
Iklan ini biasanya bahkan tidak memiliki korelasi apa pun dengan program
tertentu, tetapi apabila slot iklan berdempetan dengan program yang
memiliki rating tinggi, biasanya akan menguntungkan pengiklan meskipun
tidak terkait.
 Barter
Iklan ini merupakan hal yang cukup sering terjadi pada saat ini, terkait
dengan banyaknya stasiun televisi yang diakuisisi oleh satu perusahaan
induk. Contohnya adalah MNC Group dan Transcorporation. Dua
perusahaan media raksasa tersebut biasanya saling mengiklankan anak
perusahannya satu sama lain, yang dalam hal ini terjadi timbal balik antar
pengiklan. Misalnya GTV menyebut RCTI dalam TVC-nya atau Super-
impose, dan kemudia RCTI menyebut GTV dalam TVC-nya atau pun
Super-impose.
 Public Service Announcement.
Iklan yang ditempatkan di tengah-tengah suatu acara. Iklan ini biasanya
dimuat atas permintaan pemerintah atau suatu LSM untuk menggalaang
solidaritas masyarakat atas suatu masalah.

Apabila ditinjau dari bentuk iklan secara umum, ada beberapa jenis operasi
iklan yang bisa diterapkan dalam bentuk tersebut, berikut adalah beberapa jenis
operasi iklan yang dapat dibuat :

 TVC (Tape Video Commercil)


TVC berisi materi spot iklan yang diberikan biro iklan kepada pihak stasiun
televisi untuk ditayangkan. Durasi dari TVC mulai 5, 15, 30,45,60 detik.
TVC ditayangkan pada saat commercial break program.
 Running Text
Merupakan informasi yang berbentuk tulisan, bergerak dari kanan ke kiri
pada bagian bawah televisi, hanya memiliki porsi visual yang kecil .
Biasanya berisi breaking news, promosi program (bentuk barter), dan lain-
lain.
 Opening Teaser
Pembuka dari sebuah program televisi.
 OBB (Opening Break Bumper) / CBB (Closing Break Bumper)
Peletakkan iklan pada sebelum dan setelah program.
 Super-Impose
Iklan yang diletakkan bertumpuk pada visual program, biasanya berupa
gambar atau animasi berukuran kecil yang diletakkan pada pojok kanan atau
kiri dalam tayangan. Biasanya lumayan mendapatkan perhatian dari
audience, karena iklan ini dapat dikategorikan sebagai noise dalam proses
terjadinya komunikasi.
 Bumper In/Out
Bumper In biasanya iklan berbentuk TVC pada saat commercial breaks
yang menandakan suatu program akan dimulai. Sedangkan Bumper Out
biasanya juga berbentuk TVC yang tampil pada saat commercial breaks.
 Ad-Lips
Iklan yang biasanya disampaikan oleh pembawa acara saat acara
berlangsung.
 Properties Endorsement
Iklan yang berupa keterangan mengenai apa yang dikenakan oleh pembawa
acara, dalam beberapa kasus diletakkan pada credit title, namun pada acara
yang bersifat entertaint, biasanya disertakan keterangan endorsement.
Contohnya adalah merk pakaian yang digunakan, make up artist, merk
make up, penata rambut, pengiring music, dan lain-lain.
 Caption
Keterangan suatu produk dalam layer televisi.
 Giant Mug Up
Iklan yang biasanya memanfaatkan property seperti patung/boneka maskot
suatu produk, mug yang bergambar logo suatu produk pada saat siaran
berlangsung.
 Built-in
Bersifat subliminal, dimana hanya audience yang jeli yang mampu
menangkap pesan yang disampaikan karena iklan tersembunyi dan seolah-
oleh memang menjadi bagian tubuh dari siaran tersebut, namun dipercaya
mampu memberikan efek terhadap perilaku konsumen.
 Testimony
Iklan yang berisi mengenai manfaat atau benefit dari penggunaan suatu
produk, biasanya menggunakan figure yang memiliki korelasi dengan
produk. Misalnya seorang kakek-kakek menjelaskan produk benefit dari
produk penguat tulang dan sendi, biasanya cukup ampuh, hal ini karena
melibatkan pengalaman orang yang mewakili segmentasinya (orang tua).
 Logo On Mic
Peletakkan logo perusahaan pada microphone.
 Credit Title
Penyematan iklan pada CT. Cenderung diabaikan, karena kebiasaan
pemirsa yang langsung mengganti program sebelum CT berakhir.
 Display Produk
Memasukkan display produk in-frame.

Pengiklan juga harus menentukan bagaimana menjadwal iklan dalam kurun


waktu tertentu. Untuk itu terdapat 2 pola iklan, yaitu :

 Berkesinambungan
Berarti melakukan penjadwalan yang merata sepanjang suatu periode.
 Berdenyut (Pulsing)
Membuat penjadwalan iklan secara tak merata disepanjang suatu periode.

Setelah memilih jenis operasi apa yang hendak dibuat, meski televisi
menjadi media yang popular, namun televisi seperti media lainnya yang memiliki
keunggulan dan kekurangannya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan media
televisi :

Kelebihan :
a. Efisiensi biaya. Salah satu keunggulan TV adalah kemampuan
menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas yang tidak terjangkau
oleh media lain. Sehingga meski tergolong cukup mahal, namun
sepertinya televisi cukup efisien dalam urusan anggaran pendanaan.
b. Dampak yang kuat. Keunggulan lainnya adalah kemampuan
menimbulkan dampak yang sangat kuat terhadap konsumen, dengan
tekanan pada 2 indera sekaligus; penglihatan dan pendengaran,
sehingga kemampuan mempersuasi audience untuk melakukan action
sangat tinggi.
c. Pengaruh yang kuat. Akhirnya TV mempunyai kemampuan yang kuat
untuk mempengaruhi (persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan
masyarakat meluangkan waktu di depan tv).
d. Kesan Realistik. Iklan televisi nampak lebih hidup dan nyata. Dengan
kelebihan ini, para pengiklan dapat memamerkan kelebihan atau
keunggulan produknya secara detil.
e. Masyarakat Lebih Tanggap. Karena disiarkan di rumah-rumah dalam
suasana yang santai atau rekreatif, maka audience lebih siap untuk
memberikan perhatian.
f. Repetisi. Karena diputar berulang kali, sehingga proses awareness
terhadap masyarakat menjadi lebih mudah.
g. Terkait Erat dengan Media Lain. Meski sesaat dan dianggap mudah
dilupakan, namun sebenarnya iklan media televisi biasanya hanya untuk
mengenalkan template atau identitas iklan baru, yang kemudian
dikembangkan dan digembor-gemborkan melalu media lain yang
biasanya lebih lengkap isinya.

Kekurangan :
a. Biaya yang besar. Biaya yang absolut untuk membiayai produksi,
termasuk juga biaya pembuatan film dan honorarium artis yang bisa
berjuta-juta. belum lagi penayangan yang beruang-ulang
b. Khalayak yang tidak selektif. Segmentasinya tidak setajam surat kabar
atau majalah.kemungkinannya besar untuk menjangkau pasar yang
tidak tepat.
c. Kesulitan teknis. Tidak luwes dalam pengaturan teknis.iklan iklan iklan
yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya,apalagi
menjelang jam-jam penayangannya.
d. Penyajian data secara terperinci tidak dapat dilakukan pada media
televisi.
e. Iklan dapat berubah sifatnya menjadi noise atau pengganggu
komunikasi lain yang terjadi apabila iklan tidak menarik atau
mengeluarkan suara yang mengganggu, dan bisa terjadi respon negatif
oleh audience dengan menghilangkan suara televisi, mengganti channel,
atau bahkan mematikan televisi. Hal ini tentunya tidak diinginkan oleh
pihak pengiklan.
f. Persiapan pembuatan iklan dan pembelian media memakan waktu yang
lama. Tidak dapat digunakan apabila ingin mengiklankan secara
mendadak.
g. Penggunaan model yang sama namun mengiklankan produk berbeda
atau bahkan tidak memiliki korelasi akan membingungkan audience.
Dan proses penciptaan brand akan menjadi sangat sulit.

2.2 Radio
a. Pengertian
Salah satu jenis media massa dengan metode satu arah dalam
menyampaikan pesan seperti informasi maupun hiburan kepada
masyarakat dengan jangkauan tertentu adalah radio. Dengan adanya
inovasi perkembangan pada radio yang dilakukan oleh James Maxwell,
perkembangan radio telah menjalani proses yang panjang hingga kini
menjadi media komunikasi massa seperti saat ini yang kita gunakan. Pada
tahun 1865, James Maxwell telah menemukan gelombang
elektromagnetis yang dapat digunakan pada radio dan televisi.
Radio (istilah secara umum) dalam kehidupan sehari-hari digunakan
sebagai sarana penyampai informasi. Suara yang kita dengar dari pesawat
radio merupakan perubahan bentuk energi elektromagnetik dari
gelombang radio yang ditangkap oleh pesawat radio, kemudian diubah
melalui loudspeaker (pengeras suara) menjadi energi bunyi sehinga bisa
kita dengar.

Jenis Stasiun Radio :


Stasiun- Stasiun pemancar radio dirancang menrut kriteria AM
(Amplitudo Modulation) dan FM.
• Radio AM
Stasiun pemancar radio AM memiliki keluwesan untuk berpindah pindah
pada tinggi sinyal elektromagnetis sehingga selama beroperasi di siang
hari menghasilkan gelombang yang mengikuti bumi yang disebut grown
waves. Malam hari stasiun radio AM melakukan transmisi gelombang
melalui angkasa atau awan yang disebut sky waves yang dipancarkan
kembali ke pesawat pesawat ke media tertentu.
• Radio FM
Radio FM berbeda dengan AM. pada radio FM, frekuensi disesuaikan
dengan kebutuhan sehingga menjadi constant, karena sinyal yang
dipancarkan radio FM mengikuti suatu garis datar,maka jarak maksimal
sinyal adalah 50 mil. Tetapi karena tonal pada radio FM cukup baik, maka
umumnya disenangi oleh golongan masyarakat menengah ke atas di
ibukota-ibukota besar. Sedangkan AM golongan menengah ke bawah.

Jenis Radio Menurut Bentuknya :


Ada beberapa jenis radio di Indonesia diantaranya adalah:
1. Radio publik / pemerintah, badan radio ini dimiliki dan dikuasai
secara tegas oleh pemerintah yang pengelolaannya diserahkan kepada
salah satu departemen. Pemerintah Indonesia misalnya, menempatkan
RRI pada Departemen Penerangan. RRI dikukuhkan dengan SK Menteri
Penerangan RI No.19 tahun 1968. Karena dimiliki dan dikuasi
pemerintah, maka radio siaran pemerintah melakukan operasinya dengan
menyandang misi pemerintah. Biayanya pun termasuk anggaran belanja
pemerintah. Perbedaan RRI dari radio siaran pemerintah pada umumnya,
adalah bahwa RRI mencari sumber biaya dari periklanan. Meskipun
begitu, pelaksanaannya tetap dibatasi dengan ketentuan yang berlaku
dalam hal aktivitas dan penggunaan hasil.
2. Radio Swasta, badan radio ini dimiliki peorangan dan sifatnya
komersil. Dengan lisensi pemerintah, biaya untuk kelangsungan hidupnya
diperoleh dari periklanan dan pensponsoran acara (sponsored program).
Di Amerika Serikat radio siaran swasta mempunyai jaringan yang luas,
seperti NBC, CNS, ABC dan MBS. sesuai dengan sistem pemerintahan
Amerika Serikat, badan radio siaran tersebut mempunyai kebebasan
sepenuhnya dalam arti kata tidak mengenal sensor. Ini tidak berarti bahwa
para pengelolanya tidak mengenal tanggung jawab nasoinal dan sosial.
Tanggung jawab mereka adalah pada kesadaran sendiri dan hati nurani
sendiri yang dengan sendirinya bertanggung jawab secara nasional dan
sosial.
3. Radio Komunitas, Radio Komunitas merupakan salah satu media
komunikasi massa yang bersifat audio, Istilah radio komunitas sendiri
adalah radio yang dibangun secara gotong royong oleh warga suatu
komunitas dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia di daerah
tersebut. Peralatan radio yang digunakan dalam model radio ini cenderung
sederhana dan tidak mahal, ini terkait dengan jangkauan siarannya yang
masih terbatas pada wilayah mereka sendiri (Masduki, 2003). Radio
komunitas dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan
oleh sebuah komunitas. Pelaksana penyiaran (seperti radio) komunitas
disebut sebagai lembaga penyiaran komunitas. Radio komunitas juga
sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif.
Intinya, radio komunitas adalah “dari, oleh, untuk dan tentang
komunitas”. Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun
2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998
yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai
otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan
radio komunitas di Indonesia menjadi makin kuat setelah disahkannya
Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.

4. Radio Berlangganan. Lembaga Penyiaran Berlangganan merupakan


lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang
usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan dan
wajib terlebih dahulu memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran
berlangganan. Lembaga Penyiaran Berlangganan memancarluaskan atau
menyalurkan materi siarannya secara khusus kepada pelanggan melalui
radio, televisi, multi-media, atau media informasi lainnya.

Jenis Radio Menurut Pendengarnya :


1. Talk Programs and News. Radio ini menampilkan siaran siaran yang
mendiskusikan berbagai topic. Musik hanya digunakan sebagai
seligan.kadang kadang
2. Music, Sport, News. Media ini menyiarkan music-music popular,
melaporkan siaran pandangan mata berbagai pertandingan olahraga, dan
reportase berita. Pendengarnya umumnya berusia di atas usia 35 tahun dan
lebih berpendidikan. Contoh : Radio One Jakarta
3. Ethnic. Di Amerika golongan ini berorientasi pada music negro yang
tengah popular di kalangan muda. Di Indonesia, radio sejenis berupa
siaran kedaerahan yang menurunkan wayang golek,wayang kulit,
sandiwara daerah, serta lagu lagu pop daerah dengan penyiaran berlogat
kedaerahan. Contoh : Bens Radio , Banten FM
4. Contemporary,siaran in sinonim dengan siaran siaran tangga lagu
seperti “American top 40”,rock and roll,jazz,music rakyat,dan lain
lain.siaran ini efektif bagi anak anak muda. Contoh : Prambors, Hardrock
FM, M97 FM
5. Popular Music, Dalam beberapa hal jenis ini sulit dibedakan dengan
contemporary, hanya saja tekanannya lebih ke music standar atau mood
music,film,atau short tunes.
6. Good Music. Radio ini menyiarkan music music serius, semiklasik
atau opera dan lainnya yang dinikmati oleh orang orang prefesional dan
berpendidikan tinggi. Contoh : Radio klasik FM Jakarta.
b. Radio sebagai Media Komunikasi Massa
Walaupun dengan kekurangan dan kelebihan pada radio, media
komunikasi ini diakui sebagai media massa yang dapat diandalkan karena
cukup efektif dalam menyampaikan pesan atau informasi selama radio
dapat bertahan adanya perkembangan zaman yang semakin pesat ini.
Dalam perkembangannya,radio sangat akrab dengan masyarakat
tradisional dan kaum muda.seorang tokoh di bidang ini, David Lerner
menyebutnya sebagai the passing of the traditional society.

Pada umumnya, komunikasi massa tidak menghasilkan feedback


(umpan balik) yang langsung tetapi bersifat pending (tertunda) dalam
waktu yang relative. Ciri-ciri massa antara lain adalah sebagai berikut :

 Jumlahnya besar
Sesuai dengan definisi komunikasi massa, massa memang sudah
seharusnya dalam jumlah besar, hal ini dikarenakan komunikasi
massa ditujukan untuk menyampaikan informasi secara luas dan
serempak.
 Antara Individu Tidak Ada Hubungan/Organisatoris
Maksudnya adalah massa bersifat heterogen.
 Memiliki Latar Belakang yang Berbeda-beda
Massa sudah sangat dipastikan memiliki latar belakang yang berbeda-
beda, mulai dari status sosial, agama, budaya, pekerjaan, relationship,
kecenderungan politik, Pendidikan, hingga suasana keluarga yang
berbeda. Hal ini yang kemudian membuat komunikator harus
mempertimbangkan berbagai aspek sebelum menyampaikan
informasi kepada massa.

c. Pemasangan Iklan dalam Media Radio


Meskipun perkembangan teknologi kian pesat, namun ternyata Radio
saat ini mampu mempertahankan eksistensinya ditengah munculnya era
Audio Visual seperti televisi, sampai saat ini, masih terdapat banyak
pendengar setia media berbasis suara ini. Hal ini diindikasikan dengan
menjamurnya jumlah radio-radio lokal yang ada di Kota-kota besar.
Bahkan hampir didalam suatu area coverage yang notabene berdekatan
bisa terdapat beberapa stasiun radio yang beroperasi, meskipun dengan
jarak transmisi sinyal yang rendah. Namun hal itu cukup membuktikan
bahwasanya ‘roh’ radio masih memiliki eksistensinya ditengah era audio
visual.
Disamping karena memiliki penggemar setia, eksistensi radio juga
didukung oleh banyaknya trend-trend yang berkembang dikalangan anak
muda, yakni menjadi penyiar radio. Yang faktanya hal itu mampu
mempersuasi lingkarannya untuk ikut menjadi pendengar radio juga
secara tidak langsung.
Dan berdasarkan hal diatas, kemudian Produk atau brand
lokal/nasional memanfaatkan momen banjir audience tersebut dengan
memasang iklan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-maisng
radio. Berikut adalah beberapa bentuk iklan yang biasanya ada pada
media Radio :
 Spot
Recorded, durasi 60 sec, disertai sound effect, suara talent
voice over yg renyah, sehingga bisa menciptakan theater of mind bagi
yg mendengarkan iklannya. Biasanya bertujuan untuk menciptakan
awareness. Informasi yang disampaikan lebih baik 1 atau 2 saja,
karena kalau terlalu banyak menjadi kurang efektif (pendengar malah
lupa apa infonya).

 Adlibs
Live, durasi 60 sec, dibacakan langsung oleh penyiar.
Biasanya rate adlibs lebih tinggi dibandingkan spot, dikarenakan
script yang sudah ada, dikreasikan bridgingnya oleh masing-masing
penyiar (bridging - bagaimana proses dari penyiar ngobrol, endingnya
bahas brand) - bagi beberapa radio script adlibs yang kami kirimkan
kadang di re-write untuk disesuaikan dengan gaya radio masing-
masing. Sifatnya lebih soft sell, karena lebih persuasif &
mengedukasi.
 Insert
Durasi 3 menit (kadang ada beberapa radio yg boleh sampai 5
menit), recorded/live. Untuk recorded, biasanya contentnya tips,
testimonial, time signal. Live biasanya berupa quiz, live phone
interview. Di beberapa radio, terkadang live report masuk ke insert
juga. Live report biasanya digunakan untuk promo event, saat D-day
reporter radio akan ke venue, melaporkan langsung (bisa berupa
laporan mata atau merujuk pada press release atau interview dengan
Brand Manager/Brand Ambassador). Time signal biasa dikenal saat
bulan Ramadhan (pengingat adzan Maghrib yg disertai spot produk),
namun konsep ini bisa saja dikreatifkan, contoh setiap jam 8 pagi akan
tayang iklannya "Eh udah jam 8! Jangan lupa sarapan bergizi dengan
Energen karena sarapan adalah important meal of the day! *tagline
produk*".

 Talkshow
Bincang santai durasi 60 min (di beberapa radio ada yang
durasi 30 min, bahkan ada juga yang menghilangkan radio dari rate
cardnya, ada juga yg mengadakan talkshow 1x seminggu). Konsep
lebih baik dibuat sekreatif mungkin, agar pendengar tidak bosan dan
'lari' pindah channel.
Di radio bisa juga built-in program/sponsorship program.
Konsep radio X digandeng dengan brand tertentu, yang benefitnya
biasanya pemutaran spot produk & brand mention (biasanya brand
mentionnya berkali-kali, karena promo program sudah ada
schedulenya dan schedulenya berbeda daripada schedule space
komersil).

Seperti media lini atas lainnya, radio dalam perkembangannya


memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan
kekurangan Radio.

Kelebihan :
a. Audience Selectivity.
Dibandingan dengan media lainnya, setiap radio siaran
mempunyai pendengaran yang spesifik. Jika tv dilihat oleh segala
lapisan masyarakat, maka setiap stasiun radio memiliki
pendengaran yang berbeda beda. Radio Prambors misalnya
mempunyai pendengar dari kalangan remaja. Di Jakarta yang
memiliki kelas social ekonomi menengah keatas dan cenderung
metropolis. Radio Ramaco memiliki pendengar generasi muda
yang sudah bekerja. Siarannya sangat membatasi kata,dan banyak
mendengarkan music. Sedangkan bens radio, radio kayu manis
lebih banyak kata, antara lain berupa dakwah dan memutar lagu
dangdut. Segmen penengaran kedua radio ini terdiri atas kalangan
menengah ke bawah.
b. Radio adalah media intrusive. Pendengar memerlukan upaya
khusus untuk tidak mendengarkan iklan. Biasanya pendengar
otomatis terekspos oleh iklan pada iklan tersebut disiarkan. Iklan
tersebut dapat hadir di tengah tengah siaran tana mengakibatkan
radio memiliki efektifitas untuk memutuskan atau menyela
perhatian konsumen dan menciptakan minat.dan ini menyebabkan
radio radio cocok digunakan sebagai alat pengenalan produk baru,
terutama produk yang tidak menjadi prioritas bagi calon pembeli.
c. Radio adalah alat yang murah. Umumnya tarif iklan radio
ditetapkan berdasarkan rating positionnya dengan demikian
terdapat perbedaan tarif yang mencolok antara top rated stations
dengan yang lainnya.namun demikian, bukan hanya rating
position yang menentukan tariff, daya beli segmen atau kualitas
segmen khalayak sasaran, skala pasar, dan share of audience pun
ikut menentukan.
d. Karena biaya penyiarannya relative lebih murah dibandingkan
dengan media lainnya, pengiklan dapat menyiarkan iklan tersebut
beberapa kali.
e. Imajinatif. Radio menawarkan peluang kreatif yang unik bagi
pengiklan karena tidak menyajikan gambar, radio bermain dalam
theater of the mind. Ini berarti pendengar membuat gambaran
sendiri sendiri dalam benaknya.
f. Radio bersifat mobile, Radio dapat dibawa ke mana saja orang
pergi. Di kota kota besar radio dibawa ke dalam mobil, radio dapat
dibawa ke mana saja orang pergi. Sedangkan di pedesaan radio
dapat dibawa kesawah menemani petani yang tengah membajak
sawah.

g. Menghanyutkan pendengar. Dalam radio, penyiar menyajikan


infleksi, emphasis, dan emosi. Beberapa tekanan pada kata kata
tertentu dengan menggunakan dialog, music, dan suara-suara
tertentu dapat menghanyutkan pendengar bagi prospek, dapat
membuat tertawa, mengerinyitkan dahi,mengulang kata kata
bersangkutan,atau menimbulkan rasa ingin tau

Kekurangan :

a. Lack of Picture. Pengiklan tidak dapat mendemonstrasikan


produknya di radio. Media buta ini akan menjadi masalah bagi
produk tertentu. Namun demikian teori persuasive mengatakan
bahwa radio lebih efektif daripada semata mata indera mata yang
sering digunakan media cetak.
b. Radio hanya menampilkan iklan sekelebat. Pendengar umumnya
tidak memiliki waktu untuk mencatat alamat,nomor
telepon,spesifikasiproduk,dan lain lain dari sesuatu yang
diiklankan.oleh karna itu pengulangan sangat penting dalam radio
iklan.
c. Radio bersifat terbagi.dalam suatu wilayah tertentu. Mungkin
dapat 20 sampai 30 menit stasiun yg dipilih oleh pengiklan.sifat
terbagi ini menyebabkan ketumpangtindihan dalam menjagkau
pasar.
d. Local area service. Karena peraturan pemerintah menetapkan
demikian, maka iklan pada radio harus disebar di beberapa daerah
yang kadang kadang tidak sessuai pola penyiarannya.
e. Pengiklan sulit memperoleh bukti bahwa stasiun radio telah
menyiarkan iklan sebanyak pesanan.ini berbeda dengan media
cetak yang memungkinkan pengiklan segera meminta nomor bukti
pemuatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/1027/8/BAB%20II.pdf
https://jurnal.usu.ac.id/flow/article/viewFile/12860/5581
http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/Fenomena-Parodi-dalam-Iklan-
Televisi-Indonesia.pdf
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/05-Burhan-Bungin.pdf
https://www.researchgate.net/publication/43330433_IKLAN_TELEVISI_DALAM_P
ERSEPSI_KOMUNIKAN
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13920/Bab%20II%20Tipus%2
0G2007-4.pdf;jsessionid=FE68F19B9BC807D335E6F62AAC59E0C0?sequence=9
http://sarifudin.com/penyiaran/index.php/siaran-televisi/2-iklan-televisi
http://www.serupedia.com/2015/02/ini-dia-tarif-iklan-di-televisi-dan.html
https://www.google.com/search?q=jenis+jenis+iklan+pada+radio&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b-ab#
https://pakarkomunikasi.com/4-jenis-jenis-radio

Anda mungkin juga menyukai