Anda di halaman 1dari 10

BAB I

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Angkutan kota atau biasa disingkat Angkot atau Angkota adalah sebuah
transportasi umum dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti bus yang
mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota
dapat berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja. Jenis
kendaraan yang digunakan adalah Mini Bus atau bus kecil. (Wikipedia).

Ditengah pesatnya pembangunan kota di Indonesia, standar kemajuan suatu


kota biasanya dinilai dari kelayakan infrastrukstur dan transportasi umum yang ada di
kota tersebut. Dibeberapa kota di Indonesia saat ini memiliki kendaraan umum yang
terbilang cukup beragam, diantara nya adalah bemo, andong, bus kota (busway), taxi,
ojek, angkutan kota (angkot) atau bahkan beberapa kota sudah memiliki fasilitas MRT
(Mass Rapid Transit) seperti di Jakarta.

Kota Padang selain dikenal sebagai kota asal dari Nasi Padang yang termasyhur,
ternyata memiliki banyak keunikan dalam banyak hal, salah satunya adalah pada
angkutan kota yang ada di kota ini. Angkutan umum Kota Padang memiliki keunikan
tersendiri dalam hal tampilan, baik interior maupun eksterior. Bahkan angkot ini cukup
termasyhur di Indonesia karena keunikan tampilan visualnya. Dalam
perkembangannya, visual yang tersaji sebagai citra atau tampilan angkot Padang kian
menguat dan dapat dikategorikan sebagai fenomena budaya berupa kreatifitas yang
muncul di tengah perkembangan Kota Padang hingga saat ini. Visual yang disajikan
pun cukup beragam, mulai dari logo komunitas, stiker, hingga iklan berbayar yang ada
disekujur badan angkutan ini.
1.2 Tujuan
Mengamati fenomena budaya berupa kreatifitas angkot di Kota Padang.
Mengamati peran visual sebagai metode media promosi.
Mengamati pengaruh sajian visual terhadap angkot di Kota Padang.
1.3 Manfaat
Memberikan wawasan pada peneliti terhadap proses kreatif driver angkot.
Memberikan pemahaman pentingnya peran visual dalam media promosi.
Memerikan pemahaman bahwa diferensiasi tampilan produk itu penting.
1.4 Metode Penelitian
Observasi
Mengamati secara langsung objek penelitian.
Wawancara
Peneliti dalam tulisan ini menyertakan hasil wawancara supir angkot,
penumpang, dan peneliti juga melakukan penarikan polling survey.
Partisipasi
Selain melakukan observasi dan wawancara, peneliti juga ikut berpartisipasi
dalam proses penelitian dengan turut serta menjadi penumpang angkutan
kota.
1.5 Narasumber
Boby. Driver angkot Padang. PT Poster 16 (Poster Anam Baleh).
Asep. Driver angkot Padang. PT Poster 16 (Poster Anam Baleh).
1.6 Topik Wawancara
Tampilan Visual interior dan eksterior angkot Padang.
1.7 Waktu dan Tempat Wawancara
Hari/Tanggal
Senin, 06 November 2017 Pk. 16.00 s/d selesai.
Tempat
Wawancara dilakukan didalam angkot.
BAB II

1. Hasil Wawancara dan Polling Survey


1.1 Narasumber Pertama
A. Identitas Narasumber
Nama : Boby.
12 tahun menjadi supir angkot Padang.
PT. Poster 16 (Poster Anam Baleh).
B. Pewawancara
Wawancara ini dilaksanakan oleh :
Pewawancara : Mubarok Setya Nugroho / 16027017
Notulen : Mubarok Setya Nugroho / 16027017
Dokumentasi : Mubarok Setya Nugroho / 16027017
C. Transkip Hasil Wawancara

P : Permisi bang, nama abang siapa bang?


N : Bobi
P : Kira-kira trend angkot didesain kayak gini tahun berapa ya bang?
N : Tahun 2000
P : Terus apa sih bang yang menyebabkan trend-trend stiker-stiker terus
desain-desain ini?
N : Ya lantaran gengsi juga, sama untuk narik penumpang juga
P : Oh jadi ini sebagai bentuk gengsi antara para driver angkot juga ya bang
dan pastinya menarik penumpang juga ya bang.
N : Iya betul.
P : Nah kan emang menarik penumpang, yang abang rasain sebelum
dimodifikasi dan setelah dimodifikasi ada perbedaan pendapatan ga bang?
N : Jauh banget, jauh.
P : Perbandingannya berapa tu bang?
N : 50:50 lah..
P : Oh jadi seandainya biasanya sebelum itu 100.000 setelah itu bisa 200.000
N : Ah iya bener tuh
P : Nah tadi kan aku udah muter-muter ni bang, angkotnya keren-keren. Ada
kebanggaan tersendiri ga sih bang kalo seandainya angkotnya bagus gitu?
N : Yaa pastilah
P : Jadi emang kayak gengsi masing-masing driver tergantung angkotnya ya
bang. Nah untuk angkot ini abang ngeluarin biaya berapa bang?
N : Kalo biaya itu tergantung sound system sama semua jok-nya. Ya totalnya
sekitar 30 juta lah.
P : Wow 30 juta.. Kaget juga dengernya. Emang berapa sih bang penghasilan
sebulan sampai bias membiayai sampai 30 juta?
N : Sebulan 3 juta lah
P : Sebulan 3 juta ya bang, berarti modifnya perlahan-perlahan gitu ya bang
ya. Oiya bang, biasanya ada ga sih penumpang yang protes sama sound nya
mungkin yang terlalu keras?
N : Ada
P : Oh biasanya ibu-ibu ya bang. Nah kan ini angkotnya full music nih bang,
lagu yang paling sering diputer apasih bang?
N : R&B sama house music
P : Oh R&B, house music sama yang terbaru yang bang ya?
N : Iya
P : Nah perkiraan abang, trend angkot kayak gini bakal lama ga sih bang?
N : Alhamdulillah ini udah berjalan 12 tahun. Kan ini ada Poster ni, abang
udah jalan 12 tahun.
P : Kalo ga salah kan ada komunitas tuh bang, apa aja komunitasnya tuh
bang?
N : Ada Poster, Bitch, Dusex, banyak sih..
P : Terus desainnya sama ya bang semua anggota poster? Kayak ada template
nya gitu?
N : Iya gaboleh beda.
P : Biasanya stikernya berapaan sih bang?
N : Kalo stiker semua sama kaca film nya sekitar Rp 1.500.000
P : Biasanya diganti berapa lama bang?
N : 1 kali 6 bulan
P : 1 kali 6 bulan, berarti kalo udah pudar diganti?
N : Engga, jadi kan kita pake kir, jadi kir nya diganti setiap 6 bulan. Dan
izinnya kan setiap 6 bulan, jadi kita wajib bongkar lagi stiker nya, kita kir
lagi, uji emisi, baru siap itu kita pasang lagi.
P : Biasanya kalo pasang stikernya berapa lama sih bang?
N : Ya tergantung si pemasangnya, kalo dia cepet sekitar 5 jam atau setengah
hari lah.
P : Lama juga ya bang. Nah ini kan diceperin sama dipasang stiker nih bang,
awalnya ada respon negatif ga sih bang dari pihak kepolisian?
N : Sering. Kalo ada Razia. Kemarin kena semua ini.
P : Oh Razia zebra ya bang?
N : Iya Razia zebra kemarin ini.
P : Terus gimana cara abang nanggapinnya bang?
N : Ya kalo memang nanti kita harus taatin pemerintah disuruh lepas ya kita
lepas, tapi kalo udah aman lagi, kita pasang lagi.. ha ha ha ha
P : Ha ha ha iya dipasa lagi.. Ohiya bang, ada yang pasang iklan ga bang?
N : Pasang iklan ada
P : Ada? Biasanya pasangnya disebelah mana ya bang?
N : Dipinggir-pinggir situ sih biasanya. (sambal menunjuk sisi samping
angkot)
P : Biasanya berapa biaya nya bang?
N : Kita biasanya 10.000/hari sih
P : Oooo perhari ya bang. Bang, kan tadi ada komunitas Poster tuh, nah kalo
seandainya driver nya mau pasang stiker sesuai keinginan sendiri boleh ga sih
bang?
N : Gaboleh.. Kalo luar gaboleh, tapi kalo dalem terserah. Jadi kalo bagian
luar sam cuttingnya itu gaboleh, harus sama.
P : Terakhir nih bang, emang bener ya kalo angkot yang ada stiker-stiker nya
gini narik penumpang anak-anak sekolah ya bang?
N : Iya ngaruh banget itu.
1.2 Narasumber Kedua (Penumpang)
A. Identitas Narasumber
Nama : Dinasty Simarmata
Pekerjaan : Mahasiswa DKV UNP
Umur : 20 tahun
B. Wawancara ini dilaksanakan oleh :
Pewawancara : Mubarok Setya Nugroho / 16027017
Notulen : Mubarok Setya Nugroho / 16027017
C. Transkrip Hasil Wawancara :

P : Dina, apa pendapat Dina tentang angkot Padang yang dimodifikasi?


N : Rame.
P : Terus lebih milih naik angkot yang modifikasi atau yang ga dimodifikasi
din?
N : Yang Sepi pokoknya.
P : Ngerasa terganggu ga sih sama sound system nya yang kuat banget?
N : Ga masalah sih, yang penting penumpangnya sepi.
P : Dibanding angkot di Medan, lebih keren angkot mana din?
N : Padang sih lebih keren.
P : Apa pendapat Dina tentang angkot Padang sebagai seorang mahasiswa
desain?
N : Rute nya kurang menjangkau banyak tempat sih. Kalo desainnya oke.
1.3 Hasil Polling Survey
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan Polling Survey dengen memanfaatkan
fasilitas jejaring sosial Instagram sebagai media survey. Peneliti mengajukan dua
pertanyaan kepada 7.167 Pengikut akun @unp2017 melalui fitur InstaStory,
menggunakan jajak pendapat. Pngikut akun @unp2017 memiliki rentang umur
antara 18-20 tahun, yakni sebagai salah satu segmen pengguna kendaraan umum
angkot di Padang
Pertanyaan pertama : Lebih suka angkot yang biasa saja atau angkot yang
dimodifikasi?
Berdasarkan pertanyaan pertama, didapati 526 responden dalam polling
ini. 251 diantaranya memilih angkot yang biasa saja. Dan 275 lainnya
memilih angkot yang dimodifikasi.
Pertanyaan Kedua : Lebih suka suasana angkot yang seperti apa?
Berdasarkan pertanyaan kedua, didapati 313 responden dalam polling ini.
121 diantaranya memilih full music. Dan 191 lainnya memilih angkot
yang memiliki suasana tenang.
2. Pembahasan

Berdasarkan data-data yang diperoleh oleh peneliti melalui metode observasi,


partisipasi, dan wawancara. Fenomena Budaya kreatifitas terhadap angkot Padang
merupakan suatu pembentukan budaya baru, dimana pengaruh antara stimulus akan seni
yang telah ada pada masyarakat Kota Padang umumnya dan pada pengemudi angkot secara
khusus sebelumnya mampu bersatu dengan seni yang bersifat baru dan berasal dari luar
budaya yang ada di Kota Padang. Dan kemudian muncul lah segala macam bentuk
kreatifitas visual angkot yang beragam. Tidak ada yang tahu pasti kapan dimulainya trend
angkot modifikasi ini dimulai, namun secara garis besar, trend ini dimulai pada awal tahun
2000-an, ada yang menyampaikan bahwa trend ini dimulai oleh angkot putih dengan rute
Labor-Tabing-Singgalang-Tunggul Hitam-Pasar Raya. Peneliti berpendapat, munculnya
trend ini mungkin saja dipengaruhi oleh masuknya era 4.0 atau era millennial, dimana pada
awal tahun 2000-an jaringan internet sudah mulai populer dikalangan masyarakat umum,
sehingga pada masa itu meski tak secepat sekarang, akses informasi dapat dikatakan sudah
cukup cepat, sehingga masyarakat dapat menyerap informasi yang berasal dari luar daerah
yang kemudian memungkinkan terjadinya akulturasi. Pada masa awal 2000-an juga musik
R&B yang sampai saat ini juga terbukti masih kerap diputar didalam angkot Padang.
Terlepas dari apa yang mempengaruhinya, peneliti dapat menarik hipotesis seperti itu
berdasarkan data waktu yang sesuai dengan awal mula munculnya trend desain angkot
Padang.

Alah limau dek mindalu, hilang pusako dek pancarian. Meski kita akrab dengan
pepatah itu yang berarti kebudayaan asli suatu bangsa dikalahkan oleh kebudayaan lain,
namun desain stiker angkot Padang merupakan salah satu contoh nyata perubahan budaya
yang ada di Kota Padang dengan budaya yang berasal dari luar Minangkabau. Hal ini yang
kemudian akrab kita sebut dengan sebutan modernisasi. Sebagai kota yang memiliki
budaya yang cukup kental, Kota Padang memiliki tantangan tersendiri akan modernisasi,
dimana budaya dan modernisasi harus mampu berjalan seiringan, karena modernisasi
sudah sewajarnya hadir ditengah-tengah masyarakat demi berkembangnya pola pikir
masyarakat dalam suatu daerah. Namun keberadaan modernisasi harus ditekan, bukan
ditiadakan. Hal ini menghindari rusaknya budaya local yang ada di suatu daerah.
Angkot Padang merupakan fenomena unik hasil akulturasi budaya lokal dan budaya
luar. Bahkan angkot Padang sangat termasyhur di Indonesia karena tampilannya yang tidak
biasa. Bahkan beberapa laman web termasuk forum diskusi online terbesar di Indonesia
ikut membahas mengenai visual angkot yang tidak biasa. Secara umum, angkot adalah
kendaraan umum yang biasanya digunakan oleh masyarakat kelas middle-end untuk
berpergian kemana-mana sebagai pemenuhan transportasi mereka, dan dibeberapa daerah
di Indonesia, angkot biasanya dikenal dengan tampilan yang polos, bahkan banyak yang
terkesan tidak terurus. Maka akan sangat wajar jika angkot Padang menjadi sorotan di
seluruh penjuru Indonesia karena tampilannya yang mirip mobil racing daripada angkutan
umum.

Memiliki tampilan yang unik, tentu saja ini tidak lepas dari bentuk kreatifitas para
supir angkot. Berdasarkan hasil wawancara, alasan mengapa mereka melakukan modifikasi
angkot ini adalah untuk menarik minat penumpang. Tidak diketahui pasti siapa yang
megajarkan ilmu Strategic Planning dan Consumer Insight, tapi sepertinya jiwa itu sudah
mandarah daging didalam diri mereka. Para Supir mulai memodifikasi kendaraan mereka
dengan modal yang tidak sedikit dan tidak sembarangan. Mengapa demikian? Hal ini
disampaikan oleh supir angkot bahwasanya mereka harus mengeluarkan dana sebesar Rp
1.500.000 untuk eksterior yang berupa stiker yang harus diganti berkala setiap 6 bulan
sekali, dikarenakan harus melalui proses uji emisi untuk kelayakan beroperasi. Sedangkan
untuk interior yang berupa jok, LCD, sound system, dan lain-lain para supir angkot mampu
mengeluarkan dana hingga kisaran Rp 30 Juta bahkan lebih. Selain sebagai bentuk promosi,
modifikasi angkot dilakukan demi memenuhi gengsi antar para pengemudi. Mereka
memiliki kebanggan tersendiri ketika angkot yang mereka kendarai dengan desain interior
dan eksterior yang terlihat apik. Desain yang dipasang di eksterior angkot pun tidak
sembarangan, para supir angkot memiliki aturan-aturan yang dikeluarkan oleh Perusahaan
pemilik angkot dan komunitas angkot mereka. Ada beberapa perusahaan dan komunitas
angkot di Padang, diantaranya adalah Bitch, Dusex, Poster Anam Baleh dan lain-lain.
Untuk Poster Anam Baleh, mereka memilih untuk mendesain eksterior mereka secara
seragam sebagai bentuk identitas, diferensiasi, dan solidaritas antar sesama anggota.
Masing-masing supir yang tergabung dalam Poster Anam Baleh bahkan tidak
diperbolehkan memasang stiker selain yang telah disepakati bersama. Selain desain stiker
yang ada, para supir angkot juga menyediakan space iklan. Peletakan space iklan pun
memenuhi kaidah-kaidah komunikasi, diletakkan di bagian angkot yang dapat dilihat
dengan mudah, eye level, dan jelas.

Dengan modifikasi yang demikian, angkot Padang mendapatkan banyak respon


yang beragam dari masyarakat umum, ada yang kontra dengan tampilan dan sound system
yang ada, tapi tidak sedikit yang pro terhadap tampilan visual yang ada saat ini.

Meski menjadi nilai daya Tarik pariwisata tersendiri di Kota Padang, sebenarnya
angkot Padang mengalami masalah terhadap perizinan modifikasi dari pihak Kepolisian,
hal ini terjadi ketika Operasi Zebra yang diadakan serempak seluruh Indonesia, angkot
Padang terjaring Razia dikarenakan mengubah beberapa bagian yang menyulitkan
identifikasi jenis kendaraan, dan keamanan. Mengenai hal itu, para supir angkot mengakali
masalah itu dengan mentaati pertauran sementara waktu, namun kembali melakukan
modifikasi.

Anda mungkin juga menyukai